Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. HB (HEMOGLOBIN)

Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah


merah) dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan
warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.

 Prinsip : Hb darah dirubah menjadi asam hematin


dengan pertolongan larutan HCl lalu kadar asam hematin ini
diukur dengan membandingkan warna dengan warna standart
secara visual
 Tujuan : untuk memeriks kemungkinan anemia dan
terjadi komplikasi.
 Alat dan bahan :
1.Haemometer set terdiri dari :
a. Tabung pengukur2
b. tabung standar warnaPipet Hb dengan pipa karetnya
c. Pipet HCl
d. Batang pengadukBotol tempat HCl dan aquadest
e. Sikat pembersih
f. Perlak kecil dan pengalas
g. Kapas alkohol 70%
h. Jarum/Lancet
i. Handscoon steril
j. Kapas keringBengkok

 Prosedur kerja :
1. Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam
tabung pengencer sampai pada angka
2. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah
prosedur pemeriksaan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien
4. Mencuci tangan
5. Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien
yang akan diambil darahnya
6. Menyiapkan bengkok
7. Memakai handscoon steril
8. Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian
jari tangan dengan cara memijat
9. Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya
dengan alkohol
10.Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai
darah keluar
11.Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas
kering
12.Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm,
jangan sammpai ada gelembung udara yang sampai ikut
terhisap
13.Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan
menggunakan kapas kering
14.Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer
yang sudah berisi HCl
15.0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah
mengenai dinding tabung
16.Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen
pipet Hb di bilas dengan jalan meniup dan menyedotnya.
17.Tunggu sampai 1 menit
18.Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali
penambahan warna dari larutan asam hematin yang terjadi,
bandingkan dengan warna dari larutan standar
19.Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan
aquadest dihentikan dan kadar Hb dibaca skala itu dengan
satuan pembacaan gr %
20.Mengambil perlak dan pengalas, merapikan alat-alat
21.Melepaskan handscoon
22.Mencuci tangan

Nilai normal Hb :

Wanita 12-16 gr/dL


Pria 14-18 gr/dL
Anak 10-16 gr/dL
Bayi baru lahir 12-24gr/dL
Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal,
dan pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan.
Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti
antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat
antiradang).

Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru


obstruktif menahun (COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar.
Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis
obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit

2. ERITROSIT

Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu
erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung. Eritrosit
adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa
oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari
sebelum akhirnya dihancurkan. Pada orang yang tinggal di dataran
tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung memiliki
sel darah merah lebih banyak.

Nilai normal eritrosit :

Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3


Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3

 Prinsip : Darah diencerkan serta dicat dengan


suatu larutan Hayem lalu sel selnya dihitung dalam kamar
penghitung dibawah mikroskop
 Tujuan : Untuk menetahui kualitas darah dalam
tubuh.
 Dasar : Darah EDTA atau heparin disentrifuge,
sel-sel eritrositnya akan dimampatkan. Tingginya kolom
eritrosit diukur dinyatakan dalam % darah tersebut

 Alat :
1. tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm,
2. diameter 1 mm.
3. Ada yang berisi heparin (khusus untuk darah kapiler) dan
4. ada yang tidak berisi antikoagulan (untuk darah
antikoagulan, misalnya darah EDTA)
5. lampu spiritus / malam untuk menutup salah satu ujung
tabung hematokrit
6. sentrifuge yang dapat memutar > 16.000 rpm
7. skala pembaca mikrohematokrit

 Cara kerja :
1. lakukan pengambilan darah
2. kailerisi tabung kapiler dengan darah sampai 3/4 tabung
3. sumbat dengan malam ujung tabung yang ada darahnya
atau bakar ujung tabung yang tidak ada darahnya
(tabung yang kosong) dengan lampu spiritus, hingga
benar-benar tertutup.
4. sentrifuge dengan kecepatan 16.000 rpm selama 5 menit
5. baca dengan skala hematokrit panjang kolom merah bila
tidak mempunyai skala Ht dipakai perhitungan

3. LED ( Laju Endap Darah )

LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah


merah) dan menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya
antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan
sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit,
terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid (rematik),
dan TBC.

Anak 33 -38%
Pria dewasa 40 – 48 %
Wanita dewasa 37 – 43 %

Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik


(menyeluruh), trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis,
kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung
kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina
pektoris (serangan jantung).Selain itu penurunan LED juga dapat
disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine,
etambutol.

 Prinsip : Darah vena dengan antikoagulan tertentu


dimasukan kedalam tabung tertentu dan dicatat kecepatan
pengendapan dari eritrosit eritrosit
 Alat dan bahan :

1. Rak LED
2. Tabung Westergreen
3. Pipet Westergreen
4. NaCl 0.85 % 4 : 1
5. Natrium sitrat 3,2 %
6. EDTA
7. Darah 2 ml

 Prosedur kerja :

 Cara kerja : Metode Westergreen :

a. Untuk melakukan pemeriksaan LED cara Westergreen


diperlukan sampel darah citrat 4 : 1 (4 bagian darah vena + 1
bagian natrium sitrat 3,8 % ) atau darah EDTA yang diencerkan
dengan NaCl 0.85 % 4 : 1 (4 bagian darah EDTA + 1 bagian NaCl
0.85%). Homogenisasi sampel sebelum diperiksa.
b. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala
0.
c. Tabung diletakkan pada rak dengan posisi tegak lurus, jauhkan
dari getaran maupun sinar matahari langsung.
d. Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan
eritrosit.

 Nilai Rujukan :
1. Metode Westergreen :

 Pria : 0 – 15 mm/jam
 Wanita : 0 – 20 mm/jam

4. Golongan Darah ABO dan Rhesus

penetapan golongan darah ABO adalah salah satu cara


penetapan golongan darah berdasarkan identifikasi adanya antigen
(aglutinogen) A dan B pada permukaan sel darah merah.
pemeriksaan ini penting sebagai pemeriksaan awal sebelum
dilakukan tranfuse darah untuk mencocokkan darah donor dengan
darh pasien supaya tidak terjadi reaksi transfusi.

penetapan golongan darah ABO adalah salah satu cara


penetapan golongan darah berdasarkan identifikasi adanya antigen
(aglutinogen) A dan B pada permukaan sel darah merah.
pemeriksaan ini penting sebagai pemeriksaan awal sebelum
dilakukan tranfuse darah untuk mencocokkan darah donor dengan
darh pasien supaya tidak terjadi reaksi transfusi.

 Prinsip : Darah vena dengan antikoagulan tertentu


dimasukan kedalam tabung tertentu dan dicatat
kecepatan pengendapan dari eritrosit eritrosit

 Alat dan bahan:


a. serum anti-A dan anti-B (anti-AB boleh ada, boleh tidak)
b. 1 buah object glass
c. blood lancet
d. lancing device
e. kapas steril dengan alkohol 70%
f. lidi bersih
g. Nierbeken
h. tempat buang sampah medis (blood lancet yang sudah
terpakai)
i. Handscoon

 Prosedur kerja
a. Perkenalkan diri
b. Terangkan kepada pasien tentag tujuan penetapan
golongan darah dan prosedur yang akan dilakukan.
c. Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan.
d. Lakukan tindakan asepsis
e. Letakkan serum anti-A dan anti-B pada kaca object
f. Pasang blood lancet pada lancing device
g. Disinfeksi salah satu ujung jari pasien dengan kapas
alkohol 70%
h. Tusuklah ujung jari pasien dengan blood lancet dengan
benar
i. Buang tetes darah pertama
j. Letakkan tetes darah kedua disamping anti-A dan
letakkan tetes darah ketiga disamping serum anti-B.
k. Campurkan darah sengan serum anti-A dengan salah
satu ujung lidi sampai merata, dan campur darah yang
satu lagi dengan serum anti-B dengan ujung lidi yang
satu lagi.
l. Goyangkan kaca objek dengan membuat gerakan
lingkaran lebih kurang 1 menit
m. Perhatikan terbentuknya aglutinasi setelah 2 menit.
interpretasikan hasil
 gol. darah A : aglutinasi dengan serum anti-A,
dengan (anti-B tidak)
 gol. darah B : aglutinasi dengan serum anti-B,
dengan (anti-A tidak)
 gol. darah AB : aglutinasi dengan serum anti-A dan
anti-B
 gol. darah O : tidak terjadi aglutinasi dengan kedua
serum.
5. Leukosit

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan


hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Nilai normal :

Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3


Bayi/anak 9000 – 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis)


menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut,misalnya
pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak),
apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain.
Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin,
prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin,
kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.

Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi


pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain.
Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen
(parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika
(penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti
infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).

 Prinsip : Darah diencerkan dalam pipet Leukosit,


kemudian dimasukan ke dalam kamar Hitung. Jumlah
leukosit dihitung dalam volume tersebut dengan
menggunakan Factor konversi jumlah leukosit per µl
darah dapat diperhitungkan.
 Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan tubuh
melawan Infeksi
 Alat & bahan:

a. Pipet Thoma Leukosit


b. Kamar hitung Improved Neubauer.
c. Cawan petri berisi kapas basah
d. Larutan turk
 Prosedur kerja:

a. Isaplah darah (kapiler,EDTA,Oxalat) dengan pipet


Leukosit sampai garis tanda 0,5 tepat.Hapuslah
kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
b. Masukan ujung pipet kedalam lar. Turk sambil
menahan darah pada garis tadi. Pipet dipegang
dengan sudut 45° dan lar. Turk diisap perlahan sampai
garis tanda 11. Jangan sampai ada gelembung udara.
c. Angkat pipet dari cairan; tutup ujung pipet dengan
ujung jari lalu lepaskan karet penghisap. Kocok pipet
itu selama 3 menit.
d. Buang cairan dari pipet 3-4 tetes dan segera
sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30° pada
permukaan kamar hitung dengan menyinggung
pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi
cairan dengan daya kapilernya.
e. Biarkan kamar hitung itu 2-3 menit pada cawan petri
yang telah berisi kapas basah supaya leukosit
mengendap.
f. Hitung jumlah leukosit dengan menggunakan objectif
kecil 10x/40x pada 4 bidang besar.

Pengenceran yang terjadi ialah20x. jumlah sel yang sudah


dihitung dalam 4 bidang besar itu dibagi 4 menunjukan jumlah sel
leukosit dalam 0,1 µl. kalikan itu dengan 10 (tinggi) dan 20
(pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam 1 µl darah.
Rumus : Σ leukosit = N x 50

6. Trombosit

Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam


proses menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.

Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel)


berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan perm- bekuan darah.
Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel
darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.
Modifikasi metode fase-kontras dengan plasma darah

Metodenya sama seperti fase-kontras tetapi sebagai pengganti


pengenceran dipakai plasma. Darah dibiarkan pada suhu kamar
sampai tampak beberapa mm plasma. Selanjutnya plasma diencerkan
dengan larutan pengencer dan dihitung trombosit dengan kamar
hitung seperti pada metode fase-kontras.

a. Metode tidak langsung

Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan


pewarna Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung
pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata dan
tidak saling tumpang tindih.

Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu


jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan
jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang
tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung
jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung eritrosit.

Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang


menggunakan sediaan apus dilakukan dalam 10 lpmi x 2000 atau 20
lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik untuk
populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis). Korelasinya
dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat. Sedangkan
untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah
100.000 per mmk, penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10 lpmi
x 2000 karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik. Korelasi
dengan metode lain cukup erat.

b. Hitung Trombosit Otomatis

Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung


hitung trombosit selain hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian
besar alat menghitung trombosit dan eritrosit bersama-sama, namun
keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang lebih kecil
dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung
sebagai eritrosit. Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan
terhadap lebih banyak trombosit. Teknik ini dapat mengalami
kesalahan apabila jumlah lekosit lebih dari 100.000/mmk, apabila
terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer
berisi partikel-partikel eksogen, apabila sampel sudah terlalu lama
didiamkan sewaktu pemrosesan atau apabila trombosit saling
melekat.

7. Waktu perdarahan

Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar


trombosit, dilakukan dengan adanya indikasi (tanda-tanda) riwayat
mudahnya perdarahan dalam keiuarga.

Nilai normal :

dengan Metode Ivy 3-7 menit


dengan Metode Duke 1-3 menit

Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita


trombositopeni (rendahnya kadar trombosit hingga 50.000 mg/dl),
ketidaknormalan fungsi trombosit, ketidaknormalan pembuluh darah,
penyakit hati tingkat berat, anemia aplastik, kekurangan faktor
pembekuan darah, dan leukemia. Selain itu perpanjangan waktu
perdarahan juga dapat disebabkan oleh obat misalnya salisilat (obat
kulit untuk anti jamur), obat antikoagulan warfarin (anti
penggumpalan darah), dextran, dan Iain-Iain.

 Prinsip : Mengukur waktu yang dibutuhkan


pembuluh darah dan sistem hemostasis untuk
menghentikan pendarahan buatan
 Tujuan :Untuk mengetahui lamanya waktu yang
dibutuhkan untuk darah membeku.
 Alat & bahan :

a. Blood Lancet
b. Kertas Saring
c. Stopwatch
d. Kapas alkohol

 Prosedur kerja :

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Bersihkan ujung daun telinga dengan kapas alcohol
70%
c. Tusuk pinggir anak daun telinga dengan blood lancet
sedalam 2 mm
d. Jika terlihat darah mulai keluar, jalankan stopwatch
e. Hapus darah yang pertama keluar
f. Hisap darah yang keluar dengan kertas saring setiap
30 detik (tapi jangan sampai mengenai telinga)
g. Hentikan stopwatch sampai darah tidak keluar lagi dan
catat waktunya

8. Waktu Pembekuan Darah

Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama


diperlukan waktu untuk proses pembekuan darah. Hal ini untuk
memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti
pembekuan darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal,
maka potensial terjadi perdarahan.Normalnya darah membeku
dalam 4 – 8 menit (Metode Lee White). Penurunan masa pembekuan
terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli
pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis
(obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal
jika ada pembengkakan). Perpanjangan masa pembekuan terjadi
pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan darah,
leukemia, gagal jantung kongestif.
 Prinsip : Dengan pemeriksaan waktu pembekuan
dapat dilihat adanya kelainan / kekurangan dari faktor
intrinsik
 Alat & bahan :

a. Darah
b. Spuit 0,5 cc
c. Stopwatch
 Prosedur kerja:

a. Lakukan pengisian vena dengan spuit 0,5 cc


b. Darah diletakkan pada kaca objek dan hidupkan
stopwatch
c. Tiap 30 detik darah diangkat dengan lidi sampai
terjadi pembekuan yang ditandai dengan adanya
benang fibrin
d. Catat waktu terjadinya membekuan yang ditandai
adanya benang fibrin
e. Catat waktu terjadinya pembekuan, hasilnya
dinyatakan dengan menit nilai normal 2-6 menit

9. Test kehamilan

Deteksi kehamilan dengan mengukur beta-HCG urin


diantaranya adalah dengan metode strip. Metode strip berdasarkan
reaksi pembentukan kompleks antigen-antibody (immunoassay).
Metode strip lebih sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip
ini yang lazim dilakukan karena selain lebih sensitif juga lebih praktis.

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG


sebagai antigen dan anti HCG sebagai antibodi bersifat spesifik.
Antibodi akan mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut
epitop. Antibodi poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu
antigen melalui ikatan dengan epitop yang bervariasi karena berasal
dari sel B yang berbeda-beda. Sedangkan antibodi monoklonal lebih
spesifik mengenali antigen pada satu epitop tertentu karena berasal
dari satu sel B yang dibiakan.

 Prinsip : Urin hamil: HCG dan antibodi HCG


 Tujuan : Untuk mengetahui ada atau tidaknya
hormone HCG (Human Chorionic Gonadtropine) dalam
tubuh.
 Alat & bahan :
a. Urine ibu hamil (sempel A)
b. Tes peck
 Prosedur kerja :

a. Masukkan urin ke dalam tabung


b. Kemudian masukkan test pack ke dalam tabung yang berisi
urin sampai batas maksimal yang tertera di test pack selama
3 menit
c. Kemudian lihat perubahan warna garis yang terjadi pada
test pack.

 Interpretasi Hasil :
a. Positif (+) ditandai dengan munculnya dua garis dua pada
test pack (daerah control dan test)
b. Negatif (⎼) jika terdapat satu garis pada daerah control

10. Proteinuria
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur
C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino
yang digunakan untuk membangun struktur tubuh. Selain itu protein
juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi
energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka
ragam, dituangkan dalam berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air,
beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa perlakuan
lainnya

 Prinsip : Protein + asam sulfosalisilat jadi


menggendap
 Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein
didalam urine
 Alat & bahan :
a. Kaca obyek, pipet, pengaduk
b. Antibodi HCG serum, HCG-lateks (antigen)

 Prosedur kerja :
a. 1 tetes urine + 1 tetes anti serum → pada kaca obyek
→aduk
b. Tambah 1 tetes antigen → goyang → baca

11. Reduksi urine

 Prinsip : glukosa dapat mereduksi ion cupri dalam


larutan alkalis → terjadi perubahan warna dari hijau
→ merah
 Tujuan : menentukan adanya glukose dalam urine
 Persiapan px : dilarang minum obat vit.C, salisilat,
sterptomisin → memberi hasil positif palsu
 Alat yang digunakan :
1. Tabung reaksi
2. Pipet
3. Lampu spirtus
4. Penjepit tabung
5. Reagen : fehling, Benedict

 Prosedur kerja : Cara pemeriksaan (Metode Benedict)


a. Masukkan 2,5 cc reagen Benedict kedalam tabung reaksi
b. Tambah urine 4 tetesw
c. Panaskan dalam air mendidih 5 menit atau dengan api
spirtus 2 menit, jaga jangan sampai mendidih
d. Angkat tabung dan baca hasilnya

12. Pap Smear

Pemeriksaan Pap Smear test merupakan suatu test yang aman


dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk
mendeteksi kelainan- kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim.
Pemeriksaan Pap Smear test dapat dilakukan di Rumah Sakit
Pemerintah atau laboratorium swasta, dengan harga yang cukup
terjangkau. Bila hasil Pap Test ternyata positif, maka harus
dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsy terarah dan patologi. Pap
Smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim, walaupun masih
ada tingkat pra kanker (stadium dini), sehingga bisa memberikan
harapan kesembuhan 100%. Pap smear sebagai alat diagnosis dini
kanker serviks telah dilakuka sejak tiga dasa warsa terakhir. Di
negera-negara maju, pap smear telah terbukti menurunkan kejadian
kanker serviks invasif 46-76% dan metalitas kanker serviks 50-60%

 Prinsip : Perubahan warna pada kertas lakmus bila


dalam keadaan keasaman tertentu
 Tujuan : Menemukan sel abnormal atau sel yang
dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi
HPV.
 Alat & bahan:
a. Formulir konsultasi sitologi.
b. Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush
c. Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan
tanda/label.
d. Spekulum cocor bebek (gravels) kering.
e. Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %.
f. hand scoon steril
g. korentang
h. Kupet
i. Bengkok
j. Lampu sorot
k. Jely pelumas
 Prosedur kerja :
a. Siapkan alat.
b. Perkenalkan diri dan lakukan inform konsen.
c. Sebelum memulai prosedur, pastikan bahwa label
wadah specimen diisi, pastikan bahwa preparat
diberi label yang menulis tanggal dan nama serta
nomor identitas wanita.
d. Cuci tangan di air mengalir dengan 7 langkah.
e. Gunakan handscoon steril yang diambil dengan
korentang.
f. Minta pasien untuk memposisikan diri secara
litotomi.
g. Lakukan vulva higien
h. Lumasi spekulum dengan jeli agar mudah di
masukan.
i. Masukan spekulum secara perlahan hingga batasnya
kemudian putar 90 derajat.
j. Buka spekulum
k. Cari porsio kemudian masukan stobrush di bagian
endoserviks

Anda mungkin juga menyukai