Anda di halaman 1dari 27

DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………..........…...........……...……..……i
KATA PENGANTAR…...…….............……………...........……….....……..….. ii
DAFTAR ISI………………...…………..........………............………...….……..iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………....................……..................…….1
1.2 Rumusan Masalah……………………………......................…....................…2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan……………………….………......…....…...….2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kurikulum 2013.................…………………….…............……....3
2.2 Landasan Filosofis kurikulum 2013...................................................................6
2.3 Aliran Filsafat yang berperan dalam pengembangan kurikulum.......................7
2.4 Perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP...............................................................9
2.5 Bagimana Kurikulum 2013 SD/MI.................................................................11
2.6 Kelebihan, Kekurangan, dan persamaan kurikulum 2013...............................14
2.7 Implikasi kurikulum 2013 SD/MI....................................................................16

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………....………..……..................…......……....19
3.2 Saran………………………………...……………............................……......20

DAFTAR PUSTAKA……………………..…….....…...........………….…….....21

LAMPIRAN..........................................................................................................23

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan.


Pendidikan atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum
adalah salah satu komponen dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum
proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan
tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada
masyarakat.

Untuk mencapai tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka


para pengembang kurikulum terus berbenah dan melakukan evaluasi
terhadap kurikulum yang diberlakukan. Sebagaimana yang akan dibahas di
makalah ini, kurikulum 2013 merupakan hasil pengembangan dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan( KTSP ). Kurikulum ini bertujuan
tidak lain untuk lebih memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat
ini.

Kurikulum 2013 ini adalah kurikulum terbaru yang


implementasinya baru dimulai di lapangan mulai tahun 2013 ini. Karena
kurikulum ini masih sangat baru, maka sosialisasi pada masyarakat pun
juga masih sedang berjalan sekarang ini Tidak bisa dipungkiri bahwa
perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.
Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan
harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum.
Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan
berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak
yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dalam Makalah ini memaparkan beberapa rumusan masalah yang


ada diantaranya :

1. Apakah pengertian kurikulum 2013 itu?


2. Apa landasan filosofisnya?
3. Apa aliran aliran filsafat yang berperan penting dalam
pengembangan kuikulum?
4. Apa perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP?
5. Bagaimana kurikulum 2013 di SD/MI?
6. Apa kelebihan, kelemahan dan kesamaan kurikulum 2013?
7. Bagaimanakah implikasi kurikulum 2013 bagi guru
SD/MI?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas filsafat pendidikan yang


bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang Kurikulum 2013
SD/SEDERAJAT. Dan memberikan pengetahuan tentang permasalahan
dana manfaaat Kurikulum 2013 SD/SEDERAJAT kepada pembaca
Diantaranya:

1. Untuk mendeskripsikan tentang kurikulum 2013.


2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi landasan
filosofisnya?
3. mengetahui aliran aliran filsafat yang berperan penting
dalam pengembangan kuikulum
4. Untuk mengetahahui perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP
5. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum 2013 di SD/MI
6. Untuk mengetahui kelemahan, kelebihan dan kesamaan
kurikulum 2013
7. untuk mengetahui pengimplikasian kurikulum 2013 bagi
guru SD/MI?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh


Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk
pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada
dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20
tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun


ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-
sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014,
Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I dan IV
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’iyah (SD/MI), Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
(SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan
Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan
Kelas XII.

Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru


dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan
perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.

3
Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas
SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru
Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP, dan guru Kelas X
SMA/SMK. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK
dan PMP telah menyiapkan 14 Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
2013, sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul
ini diharapkan dapat membantu semua pihak menjalankan tugas dalam
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum


merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya potensi peserta didik. Jadi tidak dapat
disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengaraakan
peserta didik menjadi:

1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah.

2. Manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan

Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari Pengembangan


Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
atau Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan memberikan otonomi penuh kepada lembaga sekolah itu
sendiri untuk mengembangkan kurikulumnya sesuai kemampuan dan
kesanggupan masing-masing. Sedangkan kurikulum 2013 mencoba
kembali pada masa pemerintahan Mbah Harto, yaitu kurikulum
dikendalikan oleh pemerintah atau bersentral pada pemerintah. Jadi, guru
tidak disibukkan lagi dengan tugas harus membuat silabus dan RPP,

4
karena guru harus lebih berfokus pada bagaimna proses pembelajaran dan
transformasi ilmu bisa maksimal.

Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter


harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk komponen-
komponen sistem pendidikan itu sendiri. Pendidikan karakter dalam
kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh dan seimbang, sesuai dengan standart
kompetensi pada setiap jenjang pendidikan.

5
Pembahasan materi

Untuk mengetahui filsafat apa yang di anut oleh kurikulum 2013,


ada baiknya di kaji dan dipahami terlebih dahulu apa saja aliran-aliran
filsafat pembentuk kurikulum. Pemahamam yang baik akan aliran – aliran
filsafat akan memudahkan kita menarik benng merah tentang aliran filsafat
apa yang di anut oleh Kurikulum 2013.

2.2 LANDASAN FILOSOFIS KURIKULUM 2013

Landasan Filosofis, yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas,


hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik
tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut
berimplikasi pada rumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau
materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik
dan peranan pendidikan

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah


pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam,
analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina
dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai
rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di
sekolah.

Untuk mempermudah pemahaman tentang aliran apa yang dianut


oleh kurikulum 2013 akan di tinjau landasan filosofis kurikulum 2013
berdasarkan Buku dokumen kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh
Kemdikbud RI tahun 2012.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk

6
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi
mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang
demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya
bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa
mendatang.

2.3 Aliran Filsafat yang berperan dalam pengembangan kurikulum


Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan
kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan
pada berbagai aliran filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme,
eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran–aliran
filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada
pemikiran Ella Yulaelawati, di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari
masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan
kurikulum.
1. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan,
kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak
sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang
memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut
faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran
universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih
berorientasi ke masa lalu.

2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan


pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar
dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika,
sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar
substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.
Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih
berorientasi pada masa lalu.

7
3. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber
pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami
kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini
mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa
pengalaman itu ?

4. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan


individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar
dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi
pengembangan belajar peserta didik aktif.

5. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran


progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa
depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang
perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan
mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah,
dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada
hasil belajar dari pada proses.

Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme


merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model
Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme
memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan
Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan
dalampengembangan Model Kurikulum Interaksional.

Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang membahas


segala dalam alam ini, epistemologi yang membahas
kebenaran, akseologi yang membahas nilai. Aliran-aliran filsafat yang
kita kenal bertolak belakang dari pandangan yang berbeda kedalam tiga
hal ini.

Filsafat membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh


manusia termasuk masalah-masalah pendidikan yang disebut filsafat
pendidikan. Walaupun dilihat sepintas, filsafat pendidikan hanya
merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan

8
masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya yaitu antara filsafat
dan filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat.

Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan


keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan
kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif
untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai
kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini,
pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai
terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan
lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.

2.4 Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran


2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013
diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru
tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum
2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP.

Perbedaan kurikulum 2013 untuk sekolah dasar adalah:

a. Tematik Integratif
Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan
pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses
belajar berdasarkan temauntuk kemudian dikombinasikan dengan
mata pelajaran lainnya.

b. Pramuka sebagai Ekstra Kurikuler Wajib


Dalam kurikulum 2013, pramuka merupakan ekstra
kurikuler wajib dan itu diatur dalam undang-undang. Pramuka ini
menjadi ekstra kurikuler wajib pada satuan pendidikan dasar dan

9
menengah, untuk berbagai jenjang pendidikan. Untuk
meningkatkan layanan secara profesional, maka dalam
implementasi pramuka kemendikbud bekerjasama dengan
kemenpora.

c. Bahasa Ingggris Hanya Ekskul

Sebelumnya terjadi polemik mengenai bahasa Inggris di


SD, yaitu bahasa Inggris akan dihapus dari kurikulum. Rencana
penghapusan ini didasari oleh kekhawatiran akan membebani
siswa dan memprioritaskan terhadap penguasaan bahasa Indonesia.
Ternyata, dalam kurikulum 2013 ini, bahasa Inggris menjadi ekstra
kurikuler bersama PMR, UKS, dan Pramuka.

d. Belajar di Sekolah Lebih Lama


Penambahan jam pelajaran merupakan isi dari perubahan
kurikulum baru yang mulai diterapkan bulan Juli 2013 untuk anak-
anak SD.

Itulah beberapa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun


kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013
dan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum
2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada
hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai
esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses
(PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi
masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan
ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan
pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan
tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

10
2.5 Kurikulum 2013 SD/MI (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah) “KI dan
KD”
A. Kompetensi Inti ( KI )
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau
operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus
menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard
skills dan softskills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi
(organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur
pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten
yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran
dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda
dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga
terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang
saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan
(Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan
(Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti
4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar

11
dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung
(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan
(Kompetensi Inti 4).

B. Kompetensi Dasar ( KD )
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi
tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk
menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi
hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran
dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan
menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresifisme atau pun
humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah
eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka
nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang
akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosof
iesensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup
mata pelajaran: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan

12
Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya
dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

C. Pembelajaran Tematik Integratif


Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran
tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu
integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses
pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.
Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik
tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian
pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta
didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih


berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II,
dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial
terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya
dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Di sinilah Kompetensi Dasar dari Ilmu Pengetahuan Alam dan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang diorganisasikan ke mata pelajaran
lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang
Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya.

13
2.6 Kelebihan, Kelemahan, dan Pesamaan kurikulum 2013

1. Kelebihan Kurikulum 2013


a. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta
didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik
merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara
alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan
kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.

b. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi


mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
Penguasaan pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu
pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

c. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan


inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya
terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.

d. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu


kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon
guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus
menerus.

14
2. Kelemahan Kurikulum 2013
a. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak
pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum
2013.

b. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan


hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena
kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.

c. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran


Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat,
karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

3. Persamaan

a. Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama


menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
b. Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada 2013
sama-sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh
Depdiknas.
c. Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti KTSP.
d. Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada pendekatan
ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa
yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.

15
2.7 Implikasi Kurikulum 2013 SD/MI

Dalam implementasi pembelajaran khususnya bagi guru kelas 1


sampai 3 di sekolah dasar mempunyai implikasi antara lain :

a. Implikasi bagi guru


Kurikulum 2013 memerlukan guru PPKN yang kreatif baik
dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga
dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan
mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh mengigat harus mengintegrasikan
pelajaran IPA dan IPS dalam pembelajarannya.

b. Implikasi bagi siswa


- Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran
yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk
bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok
kecil ataupun klasikal.
- Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran
yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan
diskusi kelompok, mengadakan penelitian
sederhana, dan pemecahan masalah

c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media


- Pembelajaran tematik pada hakekatnya
menekankan pada siswa baik secara individual
maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali
dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara
holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan
prasarana belajar.

16
- Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai
sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara
khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran
(by design), maupun sumber belajar yang tersedia di
lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by
utilization).
- Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
sehingga akan membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang abstrak.
- Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar
masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah
ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran
dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku
suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang
terintegrasi
d. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu
melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar
menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

- Ruang perlu ditata disesuaikan dengan topik yang


sedang dilaksanakan.
- Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah
disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang
sedang berlangsung
- Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat
duduk di tikar/karpet
- Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat
dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas

17
- Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang
hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai
sumber belajar
- Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola
sehingga memudahkan peserta didik untuk
menggunakan dan menyimpannya kembali.
e. Implikasi terhadap Pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terintegrasi ,
maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai
variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya
percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-
cakap.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang


diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini
sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu
kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Hal ini senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29
Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya


kompetin si inti dan kompetinsi dasar. Biggs membagi konsep dasar
pembelajaran dalam tiga pengertian yaitu, pengertian kuantitatif,
pengertian instutisional, dan pengertian kualitatif. Ada juga perbedaan
antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013 diantaranya adalah kalau
kurikulum KTSP pelajaran wajib berjumlah 10 pelajaran, tapi dalam
kurikulum terbaru hanya ditetapkan enam saja.

Perlunya perubahan kurikulum menurut mentri Pendidikan dan


Kebudayaan, Muhammad Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, sistem
pendidikan di Indonesia juga harus ikut menyesuaikan. Pengembangan
kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi jawaban untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan
dunia. Disini Kurikulum 2013 juga merupakan lanjutan dari
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu

19
Adapun landasan penyempurna kurikulum 2013 antara lain : (1)
Landasan Yuridis, (2) Landasan Filosofis, (3) Landasan Teoritis.

3.2 Saran

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisafat pendidikan.
Semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis sendiri pada
khususnya. Didalam penyusunan ini penulis sadar akan segala kekurangannya
yang mungkin terselip, untuk itu kritik dan saran pembaca senantiasa kami
perlukan sebagai bentuk pembenahan pada makalah berikutnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Nuh, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 213 SD


Kelas IV(Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan dan Penjminan Mutu Pendidikan, 2013), hlm. 72.

Anisah Izzaty, Inovasi dalam Bidang Kurikulum 2013 dan mutu


Pendidikan.,dalam Http//Izzatyalmuhyi.

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum


2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.28

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum


2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.29-30

Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum


2013. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013) hal.35

http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/04/download-
kurikulum-2013-untuk-sd.html

Mulyasa, Pengembangan dan Impelemtasi Kurikulum 2013. (Bandung: PT


Remaja Rosdakarya) hal.164

http://fatkoer.wordpress.com/2013/07/28/perbedaan-kurikulum-2013-dan-
ktsp/

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. PT


Remaja Rosdakarya. Bandung

Karyana, Nana. Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru PPKN


SD, http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-
pengembangan-kurikulum/

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Uji Publik, 29 Nopember


2012

1
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum
2013, http://kangmartho.com, Desember 2012 Maunah, Binti. 2005. Pendidikan
Kurikulum SD/MI. Elkaf. Surabaya

Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013


Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Kata Pena. T.t

Nuh, Muhammad. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 05.B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th
2013 ttg Kurikulum SD

Ibid

I
bid. Hal 34

2
LAMPIRAN

1. Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam … .


a. Melaksanakan proses belajar mengajar
b. Melaksanakan supervisi atau pengawasan
c. Memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah
d. Membimbing anak belajar di rumah

2. Kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan


perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa
sekarang dan akan datang. Pernyataan tersebut dalam kurikulum termasuk dalam
peranan ... .
a. Konservatif
b. Kreatif
c. Kritis
d. Evaluatif

3. Isi kurikulum harus memenuhi kriteria kegunaan, artinya bahwa isi kurikulum
harus ... .
a. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
b. Sesuai dengan minat siswa
c. Memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi
d. Bermanfaat bagi kehidupan

4. Salah satu landasan yang mendasari kurikulum adalah landasan psikologis


maksudnya pendidkan didasarkan pada ... .
a. Aspek kebudayaan
b. Perubahan fisik manusia
c. Cara berpikir mendalam
d. Perilaku manusia

5. Salah satu ciri pengembangan kurikulum yang menerapkan pendekatan


administrastif adalah ...
a. Kurikulum dikembangkan karena ada keresahan dari guru
b. Administrator pendidikan berperan sebagai fasilitator
c. Inisiatif pengembangan berasal dari tingkat pusat
d. Guru memiliki peran yang besar dalam pengembangan kurikulum

3
6. Prinsip integritas dalam pengembangan kurikulum menuntut ... .
a. Penyediaan keleluasaan bagi guru untuk menyesuaian pelaksanaan kurikulum
dengan kondisi sekolah
b. Pengembangan semua komponen kurikulum untuk pembentukan pribadi yang
utuh
c. Pengembangan materi, kegiatan, dan evaluasi yang sesuai dengan kompetensi
yang diharapkan
d. Adanya kesinambungan materi kurikulum antar-jenis dan jenjang pendidikan

7. Salah satu prinsip yang harus diterapkan dalam pemilihan isi pendidikan adalah
materi pelajaran harus ... .
a. Disusun secara logis dan sistematis
b. Sesuai dengan persepsi orang tua dan masyarakat tentang kebutuhan
c. Bervariasi sesuai kegiatan pembelajaran
d. Sesuai dengan perbedaan individual siswa

8. Pemilihan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kriteria berikut, kecuali ...


.
a. Sesuai dengan tujuan
b. Merupakan warisan positif generasi masa lalu
c. Sesuai dengan kebutuhan siswa
d. Mudah dikuasai siswa

9. Penerapan manajemen berbasis sekolah menuntut sekolah untuk dapat mandiri


dalam melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan dengan sekolah untuk
turut serta membantu sekolah dalam memperbaiki dan/atau meningkatkan kulitas
layanan pendidikan. Hal ini bahwa sekolah hendaknya ... .a. Melakukan berbagai
inovasi
b. Menciptakan perubahan dalam layanan pendidikan
c. Mendesain kembali organisasi sekolah
d. Merekrut staf baru untuk menangani manajemen sekolah

10. Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut, kecuali ... .
a. Memberi kebebasan kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk
mengembangkan dan melaksanakan program-program pembelajaran
b. Mengakomodasi kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
c. Menitikberatkan pencapaian target kompetensi
d. Memberi keseimbangan pengalaman belajar

11. Dalam pembelajaran yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi, guru


dituntut untuk berperan sebagai pengamat artinya guru hendaknya ... .
a. Mengembangkan dan memelihara suasana belajar yang kondusif
b. Memberikan arah dan membimbing siswa untuk menguasai kompetensi
c. Menggunakan berbagai media pembelajaran yang inovatif
d. Memberi kebebasan yang bertanggung jawab kepada siswa dalam belajar

4
12. Guru hendaknya merancang dan melaksanakan pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati pentingnya sikap simpati, empati,
dan toleransi terhadap siswa dan orang lain. Pernyataan tersebut berkaitan dengan
salah satu faktor efektivitas pembelajaran yang harus diperhatikan guru, yaitu
faktor ... .
a. Kemandirian dan kerjasama
b. Belajar untuk kebersamaan
c. Interaksi dan komunikasi
d. Suasana yang mendukung

13. Kurikulum SD 1984 dikembangkan dengan tujuan untuk ... .


a. Mengembangkan moral, kecerdasan, emosional, keprigelan, dan jasmani siswa
b. Membina jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan keterampilan khusus siswa
c. Mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan kemampuan bertindak siswa
d. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan dasar baca-tulis-hitung siswa

14. Salah satu karakteristik dalam kurikulum SD tahun 1994 adalah ... .
a. Menerapkan program kurikuler dan ekstrakurikuler
b. Menerapkan kemampuan dalam baca tulis
c. Menerapkan bimbingan belajar
d. Menerapkan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler

15. Sekolah tanggap terhadap kebutuhan pengguna jasa layanan pendidikan dan
bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan yang telah ditetapkan, dalam
manajemen berbasis sekolah merupakan ciri ... .
a. Akuntabilitas
b. Partisipasi
c. Keterbukaan
d. Kemandirian

16. Kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan perkembangan


peserta didik serta kebutuhan dan potensi sumber daya yang ada, dalam
pengembangan KTSP merupakan langkah ... .
a. Menganalisis konteks
b. Menelaah standar kompetensi lulusan dan standar isi
c. Memilih dan mengorganisasikan pengalaman belajar dan materi pelajaran
d. Menentukan sumber belajar

17. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih materi pelajaran adalah
sebagai berikut, kecuali ... .
a. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual siswa
b. Kebermanfaatan bagi siswa
c. Anita pindah ke Surabaya dan hidup di sana untuk lebih dari lima tahun
d. Harus sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa.

5
18. Komite sekolah dapat dilibatkan dalam pengembangan kurikulum sekolah
terutama untuk membantu sekolah dalam ... .
a. Mengoordinasikan semua sumber daya yang ada di sekolah
b. Memantau pelaksanaan kurikulum di sekolah
c. Memberikan pertimbangan terhadap kebijakan kurikulum sekolah
d. Memberikan penjelasan tentang langkah-langkah pengembangan kurikulum
sekolah

19. Proses strukturisasi dunia sebagai suatu keseluruhan yang menghadirkan dua
kecenderungan yang saling bertentangan yaitu proses penyeragaman
(homogenization) dan pemberagaman (differenciation), sehingga membuat
interaksi rumit antara lokalisme dan globalisme, merupakan karakteristik
masyarakat era ... .
a. Perkembangan IPTEK
b. Profesionalisme
c. Informasi
d. Globalisasi

20. Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensinya dimuat
dalam...
a. Silabus
b. RPP
c. Silabus dan RPP
d. SKL

Anda mungkin juga menyukai