BLOK CAIRAN
“KEKURANGAN CAIRAN ”
Kelompok :A–8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
1
2018/2019
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21.4245
Daftar Isi
SKENARIO ….……………………………………………………………………………...3
KATA SULIT ….……………………………………………………………………………4
PERTANYAAN …..……………………………………………………………………...…5
JAWABAN…. …………………………………………………………………………....... 6
HIPOTESIS ....……………………………………………………………………………...7
SASARAN BELAJAR ...………………………………………………………………….. 8
LO 1 .………………………………………………………………………………………..9 - 11
LO 2 ..…………………………………………………………………………………….… 11 - 13
LO 3 …………………………………………………………………………………..…… 14 – 19
LO 4 ………………………………………………………………………………………...20-21
LO 5 ………………………………………………………………………………………...22-29
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………...30
2
SKENARIO 1
Kekurangan Cairan
Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolahraga.
Pada pemeriksaan fisik: tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit,
temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di rumah sakit, pasien segera
diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan labolaturium menunjukkan: kadar
natrium 130 mEq/L, dan klorida 95 mEq/L. Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang
dan dianjurkan untuk minm sesuai dengan etika islam.
3
KATA SULIT
1. Cairan elektrolit : Cairan yang dapat mengalirkan arus listrik atau ion
2. Infus : Cairan yang dimasukkan ke tubuh melalui jalur intravenous
3. Cairan Kristaloid : Suatu cairan yang digunakan untuk mengembalikkan
keseimbangan cairan dan PH tubuh untuk menghindari
dehidrasi, meliputi larutan: Natrium dan Glukosa, terlarutnya
dalam bentuk kristal.
4. Pingsan : Hilangnya kesadaran sementara yang terjadi secara tiba-tiba
Dan sering menyebabkan orang tersebut terjatuh
5. IGD : Salah satu bagian di dalam sebuah rumah sakit yang
menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita
sakit dan cidera.
6. Larutan : Suatu solven dan solute dalam kondisi homogen
7. Kalium : Kation utama di cairan intraseluler
8. Cairan Tubuh : Cairan sel didalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis
tertentu.
9. Natrium : Kation dominan dalam cairan ekstrasel
10. Klorida : Anion utama didalam cairan ekstraseluler
11. Etika Islam : Suatu perbuatan tingkah laku manusia yang diwujudkan dalam
bentuk: perbuatan, ucapan dan fikiran sesuai ajaran islam
4
PERTANYAAN
5
JAWABAN
6
HIPOTESIS
Pengeluaran dan pemasukkan cairan tidak seimbang menyebabkan cairan dalam tubuh
berkurang, sehingga tubuh mengalami Hipovelemia, Hiponatremia, dan Hipokalamia untuk
mengganti cairan yang hilang dapat melalui oral dan intravena yang sesuai dengan etika islam.
7
SASARAN BELAJAR
5.1 Definisi
5.2 Al-quran
5.3 Hadits
8
LO.1 MM Cairan dan Larutan Tubuh
1.1 Definisi
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik, serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat
dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel
penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Suatu
campuran dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga tidak teramati adanya
bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optik. Larutan (solution) terdiri atas
zat pelarut (solvent) dan satu atau lebih zat terlarut (solute).
Cairan merupakan pertengahan antara gas dan padatan yang dapat melarutkan zat jauh lebih
cepat daripada padatan. Setiap molekul dalam cairan berkelana lebih cepat dan bersentuhan
dengan molekul kedua yang ditambahkan, serta terjadi gaya tarik-menarik baru di antara
molekulnya. Cairan tubuh total kurang lebih 60% dari berat badan, persentase ini dipengaruhi
oleh umur, lemak tubuh dan jenis kelamin. Cairan dalam tubuh bersifat heterogen. Sifat
heterogen ini terlihat dari partikel-partikel pembentuknya (solute dan solvent) yang masih
menunjukkan sifat dari masing partikel-partikel pembentuk tersebut. Selain itu, cairan
khususnya cairan tubuh, biasanya bersifat koloid ataupun suspensi, dimana ukuran partikel
pembentuknya lebih besar dari ukuran partikel pembentuk larutan solute (terlarut).
1.2 Fungsi
- cairan intrasel berperan menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta
proses perbaikan sel, proses replikasi. fungsi khususnya sebagai cadangan air untuk
mempertahankan volume dan osmolalitas cairan eksternal.
- cairan eksternal =
1. pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals, dan
regulator hormon/molekul)
2. pengangkut CO2 , sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami
detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
1.3 Komposisi/kandungan
9
usia pria wanita
10-18 59% 57%
18-40 61% 51%
40-60 55% 47%
>60 52% 46%
1.4 Faktor
10
1.5 Perbedaan
Larutan itu campuran homogen dari dua zat atau lebih serta sama ukuran partikelnya,
tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut partikel-
partikel penyusunnya berukuran sama. Dalam larutan fase cair pelarutnya (solvent)
adalah cairan dan zat terlarut di dalamnya disebut zat terlarut(solute) bisa berwujud cair,
padat, atau gas.
Sedangkan cairan, adalah campuran yang heterogen yaitu antara pelarut dan zat
terlarutnya masih dapat dibedakan. Partikel-partikel pembentuknya solute maupun
solventnya masih menunjukkan sifat dari masing-masing partikel tersebut.. (juliantara,
2009)
Kesimpulanya:
Cairan terdiri dari 1 zat, sedangkan larutan terdiri dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari
solute dan solvent.
2.1 Mekanisme
Cairan ekstraseluler berfungsi sebagai penghubung antara sel dan lingkungan sel.
Semua pertukaran H2O dan konstituen lain antara CIS dan dunia luar harus melalui CES.
Plasma adalah satu-satunya cairan yang dpaat dikontrol secara langsung volume dan
komposisinya. Cairan ini beredar melalui semua organ perekondisi yang melakukan
penyesuaian homeostatic. Terdapat dua factor yang diatur untukmempertahankan
keseimbangan cairan ditubuh yaitu : volume CES dan osmolaritas CES. Keduanya
bergantung juga pada jumlah reltif NaCl dan H2O di tubuh. Volume CES harus diatur
untuk membantu mempertahan kan tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam
sangat penting dalama regulasi jangka panjang CES. Osmolaritas CES harus diatur untuk
mencegah membengkaknya atau menciutnya sel. Pemeliharaan keseimbangan cairan
sangat penting.
Penurunan volume CES menyebabkan penurunan tekanan darah arteri karena
berkurangnya volume plasma dan berlaku pula sebaliknya. Mekanisme kompensasi
bermain untuk secara transien menyesuaikan tekanan darah sampai volume CES
dipulihkan ke normal. Gambaran jangka pendek untuk mempertahankan tekanan darah
adalah refleks baroreseptor mengubah curah jantung dan resistensi peripheral untuk
menyesuaikan tekanan darah dalam arah yang benar melalui efek system saraf otonom
pada jantung dan pembuluh darah. Curah jantung dan resistensi perifer total meningkat
untuk meningkatkan tekanan darah yang menurun dan berlaku sebaliknya. Perpindahan
cairan berlangsung secara temporer dan otomatis antara plasma dan cairan interstitium
akibat perubahan keseimbangan tekanan hidrostatik dan osmotic yang bekerja melalui
11
dinding kapiler yang timbul ketika volume plasma menyimpang dari normal. Penurunan
volume plasma darah dikompensasi secara parsial oleh perpindahan cairan keluar dari
kompartemen interstitium menuju pembuluh darah , memperbesar volume plasma dengan
mengorbankan kompartemen interstitium. Ketika volume plasma terlalu besar, banyak dari
cairan ini berpindah ke dalam kompartemen interstitium. Jika volume plasma kurang
adekuat maka tekanan darah akan tetap rendah meskipun kuat atau besarnya tekanan
jantung memompa, pembuluh darah berkontriksi atau cairan interstitium pindah ke
pembuluh darah. Regulasi jangka panjang tekanan darah dilakukan oleh mekanisme haus
yang masing masing mengatur jumlah urin dan asupan cairan. Pusat haus ada di
hipotalamus dekat dengan penghasil vasopressin. Pusat control hipotalamus mengatur
sekresi vasopressin dan pengeluaran urin serta rasa haus. Sekresi vasopressin dan rasa haus
dirangsang oleh deficit H2O bebas yang ditekan oleh kelebihan H2O bebas. Sinyal
eksiratorik utama untuk sekresi vasopressin dan rasa haus berasal dari osmoreseptor
hipotalamus. Osmoreseptor ini mengontrol osmolaritas cairan disekeliling mereka dan
selanjutnya mencerminkan konsentrasi keseluruhan lingkungan cairan internal.
Osmolaritas meningkat, kebutuhan akan konservasi H2O bertambah sekrasi vasopressin
dan rasa haus diaktifkan dan mengakibatkan reabsorbsi H2O di tubulus distal dan
koligentes meningkat, pengeluarah urin berkurang, H2O dihemat dan asupan air
dirangsang. Efek ini memulihkan simpanan air yang berkurang sehingga kondisi ini
hipertonik ,ereda dengan kondisi zat terlarut yang normal lagi. Peran dari reseptor volume
atrium kiri adalah sebagai penerima sinyal rasa haus dan perangang sekresi vasopressin
yang terdapat di atrium kiri, memantau tekanan darah yang mengalir yang mencerminkan
volume CES. Saat pendarahan, reseptor volume atrium kiri secara refleks merangsnag
sekresi vasopressin dan meningkatkan rasa haus. Vasopressin yang diicu oleh penurunan
mencolok volume CES dan tekanan arteri disirkulasi menimbulkan vasokonstriksi pada
arteriol. Denagn membantu memperbesar CES dan volume plasma dan meningkatkan
resistensi perifer total, vasopressin membantu mengatasi penurunan tekanan darah yang
memicu sekresi vasopressin. Peran angiotensin adalah ketika renin-angiotensin-aldosteron
diaktifkan untuk menghemat Na, angiotensin II merangang sekresi aldosterone dan
merangsang rasa haus dan sekresi vasopressin.
Kontrol keseimbangam garam sangat penting untuk mengatur volume CES. Natrium
dan anion menentukan lebih dari 90% aktivitas osmotic CES. Saat menahan garam, ginjal
akan menahan H2O Karena H2O mengikuti Na secara osmotis. Larutan garam yang
ditahan isotonic. Semakin banyak garam di CES maka makin bnayak H2O di CES.
Konsentrasi garam tidak berubah karena H2O mengikuti garam untuk mempertahankan
konsentrasi normal garam.
Intake
Selama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-lira 1500
ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga
kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses
metabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur
dan berat badan.
12
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan
berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler,
sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang
mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
Output
b. IWL (Insesible Water Loss) : IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit
dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui
proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat :Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feces : Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
13
LO.3 MM Dehidrasi
3.1 Definisi
3.2 Klasifikasi
Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari natrium
menjadi isonatremik (130-150 mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik
(.150 mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling sering terjadi (80%),
sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar 5-10% dari kasus.
- Dehidrasi isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama dengan
konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif
sama dalam kompartemen intravascular maupun kompartemen ekstravaskular.
- Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan
kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis).
- Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan cairan dengan
kandungan natrium lebih sedikit dari darah.
Ditinjau dari segi banyaknya defisit cairan dan elektrolit yang hilang, maka
dehidrasi dapat dibagi atas :
14
3.3 Gejala
1. Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)
Gejala :
Muka memerah.
Rasa sangat haus.
Kulit kering dan pecah-pecah.
Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya.
Pusing dan lemah.
Kram otot terutama pada kaki dan tangan.
Kelenjar air mata berkurang kelembabannya.
Sering mengantuk.
Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.
2. Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat
badan)
Gejala:
Gelisah, cengeng.
Kehausan.
Mata cekung.
Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera
kembali ke posisi semula.
Tekanan darah menurun.
Pingsan.
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung.
Kejang.
Perut kembung.
Gagal jantung.
Ubun-ubun cekung.
Denyut nadi cepat dan lemah.
15
3. Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat
badan)
Gejala:
3.4 Mekanisme
Saat air yang hilang lebih banyak daripada air yang masuk, dehidrasi akan menstimulasi
rasa haus. Pengurangan volume darah akan menyebabkan tekanan darah turun. Perubahan
tersebut akan menstimulasi ginjal melepaskan renin yang akan mempromosikan pembentukan
angiotensin II. Peningkatan impuls saraf dari osmore-septor di hipotalamus , memicu
peningkatan osmolaritas darah, dan meningkatkan angiotensin II di darah yang keduanya akan
menstimulasi pusat rasa haus di hipotalamus. Sinyal lain yang menstimulasi rasa haus berasal
dari neuron mulut yang mendeteksi kekeringan karena pengurangan aliran saliva serta
baroreseptor yang mendeteksi penurunan tekanan darah pada jantung dan pembuluh darah.
Peningkatan sensasi rasa haus akan memacu seseorang untuk meningkatkan asupan airnya.
Namun, terkadang sensasi haus tersebut tidak terjadi dengan baik atau akses air terbatasi
16
sehingga dehidrasi yang signifikan mungkin muncul. Hal tersebut sering terjadi pada orang
tua, bayi, dan pada orang yang mengalami gangguan mental.
Pengaturan Kehilangan Air dan Solute
Tingkat kehilangan garam urin (NaCl) merupakan faktor utama yang menentukan volume
cairan tubuh. Hal tersebut dikarenakan air mengikuti solute melalui proses osmosis sementara
solute yang paling utama dalam cairan ekstraseluler dan urin adalah sodium (Na+) dan Cl-.
Melalui mekanisme yang sama, osmolaritas cairan tubuh juga ditentukan oleh banyaknya air
yang hilang melalui urin.
Ada tiga hormon penting yang meregulasi kadar reabsorpsi Na dan Cl pada ginjal, yaitu
angiotensin II, aldosteron, dan atrial natriuretic peptide (ANP). Saat dehidrasi, Angiotensin II
dan aldosteron akan mempromosikan reabsorpsi Na dan Cl yang akan mengkonservasi volume
cairan tubuh dengan mengurangi kehilangan melalui urin. Di sisi lain, jika terjadi peningkatan
volume darah seperti saat minum air terlalu banyak, atrium jantung akan teregang dan terjadi
promosi pelepasan ANP. ANP ini akan memberikan efek natriuresis, yang akan meningkatkan
eksresi Na maupun Cl diikuti ekskresi air. Selain itu juga terjadi perlambatan pelepasan renin
dari sel juxtaglomerular ginjal. Akibatnya, hanya sedikit angiotensin II yang terbentuk
sehingga glomerular filtration rate meningkat disertai pengurangan reabsorpsi Na, Cl dan air
pada tubulus ginjal. Sebagai tambahan, pengurangan angiotensin II akan berdampak pada
rendahnya kadar aldosteron yang juga akan menyebabkan penurunan reabsorpsi Na dan Cl
pada duktus colectivus.
Hormon utama yang meregulasi kehilangan air adalah antidiuretik (ADH)yang lebih dikenal
dengan vasopressin. Hormon ini diproduksi oleh sel neurosekretori yang ber-ada pada
hipotalamus dan meluas ke hipofisis posterior. Selain menstimulasi mekanisme rasa haus,
peningkatan osmolaritas cairan tubuh akan menstimulasi pelepasan ADH. ADH akan
mempromosikan insersi protein water-channel (aquaporin-2) ke membran apikal sel prinsipal
pada duktus kolektivus ginjal. Molekul air berpindah melalui osmosis dari cairan tubulus renal
ke dalam sel dan kemudian dari sel ke dalam aliran darah. Hasilnya adalah produksi urin yang
sedikit dan sangat terkonsentrasi. Intake air yang dilakukan saat merasa haus akan mengurangi
osmolaritas cairan interstitial dan darah. Dalamm beberapa menit, sekresi ADH akan
dihentikan dan kadar dalam darah dengan segera menjadi nol. Saat sel prinsipal tidak
terstimulasi ADH, molekul aquaporin-2 disingkirkan dari membran apikal melalui endositosis.
17
Pada beberapa kondisi, faktor selain osmolaritas darah juga dapat berpengaruh pada sekresi
ADH. Pengurangan volume darah yang besar yang terdeteksi baroreseptor pada atrium kiri dan
dinding pembuluh darah juga menstimulasi pelepasan ADH. Pada dehidrasi yang berat
glomerular filtration rate berkurang karena tekanan darah turun sehingga air yang hilang
melalui urin juga sedikit. Jika intake air banyak, tekana darah akan naik sehingga GFR juga
naik dan urin banyak keluar
a. Pencegahan
Mencegah dehidrasi dapat dilakukan dengan memastikan bahwa asupan cairan selalu tercukupi.
Asupan air yang dianjurkan adalah sekitar 2.000–2.500 ml setiap harinya. Namun, hal ini juga
bergantung dari usia, jenis kelamin, asupan lain, serta ada atau tidaknya penyakit tertentu.
Karena tingkat aktivitas dan produksi keringat berbeda untuk setiap individu, asupan air yang
dibutuhkan setiap harinya juga dapat berbeda. Seseorang yang berolahraga juga dianjurkan untuk
meningkatkan asupan cairan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Selain itu, seseorang yang memiliki risiko lebih tinggi, misalnya individu yang bekerja di bawah terik
matahari sepanjang hari atau seseorang yang sedang mengalami muntah atau diare, juga dapat
meningkatkan asupan cairan untuk mencegah timbulnya dehidrasi.
18
b. Penanganan
1. Aktivitas. Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh
melalui keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
2. Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan
dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi
akibat diare.
3. Usia. Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun
4. Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk
menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
5. Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan
yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan
cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
6. Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis
akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga
penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
7. Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan
berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
8. Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab
rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
9. Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi.Jika disertai muntah
dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi.
10. Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral.
11. Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik.
Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan
katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang
buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.
12. Demam penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan
dapat mempengaruhi nafsu makan.
19
LO.4 MM Mineral Tubuh
4.1 Definisi
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya
memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologis
4.2 Fungsi
- Fosfat megang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat
keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuna fosfor mengikat tambahan ion
hidrogen.
- Magnesium Fungsi dan peranan magnesium bagi tubuh yaitu : magnesium memegang
peranan penting dalam lebih dari 300 jenis sistem enzim dalam tubuh. Magnesium
bertindak dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi – reaksi
biologi termasuk reaksi – reaksi yang berkaitan dengan metabolisme, energi,
karbohidrat, lipida, protein dan asam nukleat serta dalam sintetis, degredasi dan
stabilitas bahan gen DNA.
- Natrium Fungsi dan peranan natrium bagi tubuh yaitu, sebagai kation utama dalam
cairan ekstra seluler, natrium menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen
tersebut. Natriumlah yang sebagian besar mengatur tekanan osmosis yang menjaga
cairan tidak keluar dari darah dan masuk kedalam sel - sel. Keseimbangan cairan juga
akan terganggu bila seseorang kehilangannatrium.
- Kalium Bersama natrium kalium memegang peranan dalam pemeliharaan
keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Bersama kalsium,
kalium berperan dalam transmisi saraf dan reaksi otot. Di dalam sel, kalium berfungsi
dalam sintesis protein, kontraksi otot, konduksi saraf oengeluaran hormone, transport
cairan, perkembangan janin.
- Klorida Merupakan anion utama cairan ekstraseluler. Klorida merupakan 0,5% berat
badan, konsentrasi klorida tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal ( otak dan
sumsum tulang belakang), lambung dan pankkreas. Di dalam lambung klorida
merupakan bagian dari asam klorida ( HCl ) yang diperlukan untuk bekerjanya enzim
– enzim pencernaan.
- Sulfur merupakan bagian dari zat – zat gizi esensial, seperti vitamin, tiamin dan biotin
serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul sistein yang
mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga membentuk jembatan disulfida,
yang berperan dalam menstabilkan molekul protein. Sulfur terutama terdapat dalam
tulang rawan, kulit, rambut dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang
bersifat kaku.
20
- Sodium dan Pottasium, Keduanya bersama klorida terlibat dalam mempertahankan
paling tidak empat fungsi fisiologi yang penting dalam tubuh. Distribusi dan
keseimbangan air, keseimbangan osmotik, keseimbangan asam basa, dan pergerakan
otot normal.
4.3 Komposisi
21
LO.5 Etika Islam Dalam Minum
3.1 Definisi
Etika Islam atau "Adab dan Akhlak Islamiyah" adalah etika dan moral yang dianjurkan di
dalam ajaran Islam yang tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah, dengan mengikuti
contoh dari teladan Nabi Muhammad yang di dalam akidah Islamiyah dinyatakan sebagai
manusia yang paling sempurna akhlaknya.
Makan dan minum dari rezeki yang halal dan baik bagi tubuh kita.
Berniat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. agar memperoleh pahala dari apa yang
kita makan atau minum.
Makan hukumnya mubah atau boleh. Sedangkan jika kita makan berniat untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt. hukumnya sunah.
Mencuci tangan sebelum makan dan minum agar tangan kita bersih dari kuman atau
kotoran yang menempel.
Duduk dengan sopan.
Tidak mencela makanan atau minuman yang tidak kita sukai.
3.2 Alquran
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu;
dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (Q.S An-
Nahl Ayat 114)
“Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya dari awan atau Kami yang menurunkan” (Q.S Al-Waqiah:68:69)
“Hai para rasul, makanlah yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya
Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mu`minun: 51)
22
3.3 Hadist
Yang dimaksud dengan telah dihidangkan yaitu sudah siap disantap. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan
dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah
tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)
Faidahnya supaya hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika
shalat. Oleh karena itu, yang menjadi titik ukur adalah tingkat lapar seseorang.
Apabila seseorang sangat lapar dan makanan telah dihidangkan hendaknya dia
makan terlebih dahulu. Namun, hendaknya hal ini jangan sering dilakukan.
23
4. Tidak makan dan minum dengan menggunakan wadah yang terbuat dari
emas dan perak.
24
8. Tuntunan bagi orang yang makan tetapi tidak merasa kenyang.
25
11. Makan dan minum dengan tangan kanan dan dilarang dengan tangan kiri.
26
13. Memungut makanan yang jatuh, membersihkannya, kemudian
memakannya.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika salah satu
dari kalian makan lalu makanan tersebut jatuh, maka hendaklah ia memungutnya
dan membuang kotorannya kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan
itu untuk setan.” (HR. At-Tirmidzi)Sungguh betapa mulianya agama ini, sampai-
sampai sesuap nasi yang jatuh pun sangat dianjurkan untuk dimakan. Hal ini
merupakan salah satu bentuk syukur atas makanan yang telah Allah Ta’ala berikan
dan bentuk kepedulian kita terhadap fakir miskin.
14. Makan dengan tiga jari (yaitu dengan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah) kemudian
menjilati jari dan wadah makan selesai makan.Ka’ab bin Malik radhiyallahu ’anhu
berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan
tiga jarinya. Apabila beliau telah selesai makan, beliau menjilatinya.” (HR.
Muslim)Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah
seorang dari kalian selesai makan, maka janganlah ia mengusap jari-jarinya
hingga ia membersihkannya dengan mulutnya (menjilatinya) atau menjilatkannya
pada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksudnya yaitu menjilatkan pada orang lain yang tidak merasa jijik dengannya,
misalnya anaknya saat menyuapinya, atau suaminya.
27
16. Apabila lalat terjatuh dalam minumanNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia
mencelupkan lalat tersebut kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu
sayapnya ada penyakit dan di sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR.
Bukhari)
17. Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makanTerdapat banyak cara bersyukur atas
kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan kita
selalu memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan). Salah satu doa
setelah makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan
fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu
rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh
berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak
dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)
18. Buruknya makan sambil berdiri dan boleh minum sambil berdiri, tetapi yang lebih
utama sambil duduk.Dari Amir Ibn Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya
radhiyallahu ’anhum, dia berkata, “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan
shahih)Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang laki-laki minum
sambil berdiri. Qatadah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami bertanya kepada Anas,
‘Kalau makan?’ Dia menjawab, ‘Itu lebih buruk -atau lebih jelek lagi-.’” (HR.
Muslim)
19. Minum tiga kali tegukan seraya mengambil nafas di luar gelas.
28
Bernafas dalam gelas dilarang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
sabdanya, “Apabila salah seorang dari kalian minum, janganlah ia bernafas di
dalam gelas.”(HR. Bukhari)
21. Dalam sebuah hadits, Nabi menegaskan hal ini. “Jika seseorang dari kalian makan
maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan
tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR.
Muslim no. 2020).
22. Dalam hal ini terdapat dua dalil. Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Nabi Saw.
sungguh melarang dari minum sambil berdiri.” (HR. Muslim no. 2024)
29
DAFTAR PUSTAKA
Fk UI, 2017, Gangguan Keseimbangan Air Elektrolit dan Asam Basa Ed.3, Jakarta
Anggota IKAPI, Jakarta,
Horne, Mima M . 2001 . Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa . Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C . 1987 . Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit . Jakarta : EGC
Price, Sylvia A . 2006 . Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit . Jakarta :
EGC
Rahmah, Azizatur . 2008 . Pentingnya air bagi kehidupan . diambil dalam
http://siar.endonesa.net/blog/pentingnya-air-bagi-kehidupan.htm, diakses pada tanggal 17
November 2008
30