Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional,telah
mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang , yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di
bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk serta meningkatkan umur harapan manusia. Hal ini menyebabkan jumlah
penduduk yang berusia lanjut meningkat dan menyebabkan jumlah penduduk yang
berusia lanjut meningkat dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2009).
Saat ini, diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan
usia rata – rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di
Negara maju seperti Amerika serikat pertambahan orang lanjut uisa diperkirakan 1.000
orang perhari pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50
tahun sehingga istilah baby boom pada masa lalu berganti menjadi “Ledakan Penduduk
Lanjut Usia “ (Lansia).
Populasi usia lanjut di Indonesia pada masa terakhir ini mengalami peningkatan
yang cukup berarti, hal tersebut disebabkan karena meningkatnya umur harapan hidup
(UHH) orang Indonesia. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO, 2013),ada empat
penggolongan lansia yaitu Usia pertengahan (45-59 tahun), Lanjut usia (60-74 tahun)
Lanjut usia tua (75-90 tahun), Usia sangat tua (>90). Beberapa situasi global lansia yang
disampaikan Kementrian Kesehatan RI dalam buletin lansia semester tahun 2013 adalah
sebagai berikut : Setengah dari jumlah lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia,
Pertumbuhan lansia di Negara berkembang lebih pesat daripada negara maju, Indonesia
termasuk Negara berkembang.Masalah terbesar pada tahun 2050, 75% lansia akan
mengalami penyakit degeratif atau tidak dapat beraktifitas (hanya tinggal di rumah).
Kementrian Keshatan RI juga menyatakan bahwa antara tahun 2010-2035 usia 0-49
tahun akan menurun kuantitasnya. Namun usia 50-65 tahun keatas akan meningkat
kuantitasnya. Menurut penelitian Prof.Dr.R.Budhi Darmojo dalam buku keperawatan
Gerontik, Jumlah lansia pada tahun 1980 adalah sebesar 7,7% dari total penduduk
Indonesia atau sebesar 11,4 juta jiwa. Dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat
hingga mencapai 11,09% dari total penduduk Indonsia pada tahun 2020 atau sekitar
29,1juta jiwa. (www.inna.ppni.or.id)
55
Masalah kesehatan pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik,
sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, kecewa, tidak bahagia,
perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan
mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan)
atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lanisa adalah masalah
penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya
(fisik semakin kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran. Lansia juga
identik dengan menurunya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit.
Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia membutuhkan nutrisi yang
adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Masalah yang dihadapi
lansia tersebut dapat mengganggu kenyamanan lansia sehinga menyebabkan pola tidur
pada lansia berubah. Dampak dari gangguan tidur adalah perasaan lelah, mudah
tersinggung dan gelisah, perhatian terpecah. Masyarakat yang mengalami gangguan tidur
dan mencari bantuan untuk mengatasi masalah ini mencapai 30%. Kelainan tidur lebih
sering terjadi pada lansia. (YLSA, 2015).
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki
kerusakan yang diderita. Seiring proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai
masalah kesehatan diantaranya adalah masalah fisik,psikologis. Masalah fisik pada lansia
adalah mengalami penurunan semua fungsi organ tubuh. Sedangkan masalah psikologis
yang seringkali dijumpai pada lansia meliputi perasaan kesepian, takut kehilangan, takut
menghadapi kematian,, perubahan keinginan, kecemasan dan depresi. Gejala dari depresi
tersebut sering membuat lansia merasa kemurungan, kesedihan, kehilangan gairah hidup,
tidak ada semangat dan merasa tidak berdaya, kurang atau hilangnya perhatian diri,
orang lain atau lingkunganya, ketidakmampuan untuk berkosentrasi dan daya ingat
menurun, aktifitas menurun, nafsu makan dan berat badan menurun, gangguan pada pola
tidur.
Gangguan pola tidur pada lansia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
suatu perubahan dalam pola istirahatnya yang disebabkan karena banyaknya masalah
sehingga menyebabkan lansia merasa kurang nyaman dalam hidupnya. Karena tidur
merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan seseorang dapat berfungsi dengan
baik.(Amir, 2007) yang diyakini dapat digunakan untuk keseimbangan

56
mental,emosional,kesehatan, mengurangi stress pada paru,kardioaskuler, endokrin, dan
lain-lain.
Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan
perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar keluarga lansia
mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa
kebersihan perseorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersiha kulit dan badan
serta rambut selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga
sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang
memadai (YASL, 2015).

1.2. Tujuan Penulisan


Penulisan ini bertujuan untuk meningkatkan program kegiatan pada lansia di UPT
PSTW Magetan.

1.3. Manfaat Penulisan


a) Bagi Lansia
Hasil penulisan ini sebagai inspirasi bagi lansia dalam meningkatkan status
kesehatan untuk mengatasi masalah pada kesehatan pada lansia.
b) Bagi Perawat
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya
mengurangi masalah kesehatan pada lansia sehingga dapat meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan pada lansi.

57
58

Anda mungkin juga menyukai