MODUL PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH
DAFTAR ISI
A. Peraturan Praktikum
Dalam melaksanakan praktikum, mahasiswa diwajibkan untuk :
1. Mempelajari dengan baik mengenai cara-cara melakukan/prosedur uji yang
akan dilaksanakan, sehingga dapat menjalankan praktikum dengan baik.
2. Bekerja secara hati-hai dengan alat yang digunakan terutama alat dari bahan
gelas. Setelah selesai praktikum, bersihkan alat-alat tersebut, susun kembali
dengan baik dan serahkan kepada petugas. Kerusakan dan kehilangan alat
dibebankan kepada kelompok yang menggunakan.
B. Laporan
Setelah melaksanakan praktikum Mekanika Tanah, mahasiswa diwajibkan untuk
membuat Laporan Praktikum dengan ketentuan sebagai berikut ini.
1. Laporan harus sudah diserahkan paling lambat 1 bulan setelah praktikum
selesai.
2. Laporan Praktikum harus memuat :
a. nama pengujian,
b. tujuan
c. dasar teori,
d. alat dan bahan,
e. cara pelaksanaan
f. hasil dan pembahasan
g. kesimpulan
3. Laporan ditulis tangan secara rapi, tidak diketik dengan komputer.
BAB 1 PENGUJIAN KADAR AIR TANAH
ASTM D2216-92 (1996)
1.1 Umum
Kadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%).
Pengujian kadar air dalam praktikum ini menggunakan standar ASTM D2216-92
(1996).
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam tanah.
1
2
bc
w x100%
ca
dimana : w = kadar air (%)
a = berat cawan kosong (gram)
b = berat cawan + tanah asli (gram)
c = berat cawan + tanah kering oven (gram)
Sampel 1 2 3
Berat cawan kosong (a) gram
Berat cawan + tanah asli (b) gram
Berat cawan + tanah kering oven (c) gram
Berat air (b-c) gram
Berta tanah kering (c-a) gram
Water Content bc
w x100%
ca
rata-rata (%)
BAB 2 PENGUJIAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
ASTM D654-92 (1994)
2.1 Umum
Selain mencari kadar air dalam tanah, parameter lain yang perlu dicari pada
tanah adalah berat jenis butir tanah (Gs). Berat jenis tanah adalah perbandingan
berat volume tanah dengan berat volume air. Pengujian ini menggunakan standar
ASTM D654-92 (1994).
2.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mencari berat jenis butir tanah (Gs).
4
5
dimana :
Gs = berat jenis butir tanah
a = berat piknometer kosong (gram)
b = berat piknometer + aquades jenuh (gram)
c = berat piknometer + sampel kering (gram)
d = berat piknometer + sampel + aquades (gram)
T1 = faktor koreksi pada suhu t1 (ºC)
T2 = faktor koreksi pada suhu t2 (ºC)
Data dan perhitungan disajikan dalam Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Data pengujian berat jenis tanah
Sampel 1 2 3
Berat piknometer kosong (a)
Berat piknometer + aquades (b)
Berat piknometer + sampel kering (c)
Berat piknometer + sampel + aquades (d)
Temperatur b (t1 )
Temperatur d (t2 )
Faktor koreksi suhu (T1 )
Faktor koreksi suhu (T2)
BAB 3 PENGUJIAN BERAT VOLUME TANAH/ BULK DENSITY
(ASTM D-2049)
3.1 Umum
Selain kedua hal tadi, yang perlu diperhatikan adalah berat volume basah.
Yang dimaksud dengan berat volume basah tanah asli adalah perbandingan antara
berat tanah asli seluruhnya dengan isi tanah asli seluruhnya. Untuk keadaan tanah
asli yang besar atau padat dapat langsung dengan air raksa. Dalam pengujian ini
digunakan standar ASTM D-2049.
3.2 Tujuan
Untuk menetukan berat volume tanah asli atau berat pasir tanah sampel.
7
8
4.1 Umum
Adalah suatu keadaan antara cair dan plastis atau keadaan air tanah bisa
diputar 25 kali ketukan dengan alat cassagrande , tanah sudah dapat merapat
(sebelumnya terpisah dalam jalur yang dibuat dengan solet).
4.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari kadar air pada batas antara
kadaan cair dan plastis.
9
10
Data diolah dalam bentuk grafik hubungan antara jumlah ketukan dan kadar
air. Contoh grafik hubungan jumlah ketukan dan kadar air dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
12
70
69
Kadar Air ( wL ) %
68
16
67
66
65
20
64
63
62
61 28
30
60
10 100
Jumlah Ketukan ( N )
Nilai batas cair adalah kadar air pada saat jumlah ketukan tepat 25 ketukan.
BAB 5 PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH/ PLASTIC LIMIT
(ASTM D 4318-00)
5.1 Umum
Adalah kadar
5.4airCara
minimum
Kerjadimana masih dalam keadaan plastis atau keadaan
di antara keadaan plastis
a dan keadaan cawan
Menimbang semi plastis.
kosong
5.2 Tujuan
Untuk mengetahui kadar air tanah pada batas atas pada daerah plastis
Cawan Mangkuk
Kaca
13
14
6.1 Umum
Sifat-sifat tanah sangat tergantung pada ukuran butirannya. Besar butiran
dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikasi tanahnya. Oleh karena itu
analisa butiran merupakan pengujian yang sangat sering dilakukan.
Analisa butiran tanah adalah penentuan presentas berat butiran pada satu
unit saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu.
Tujuan umum dari analisa ini adalah untuk mengetahui prosentase susunan
butir tanah sesuai dengan batas klasifikasinya sehingga dapat diketahui jenis contoh
tanah yang diuji. Dalam pengujian ini digunakan standar ASTM D422-63 (1990).
Percobaan ini terdiri dari 2 macam percobaan, yaitu :
1. Hydrometer Analysis / Analisa Hidrometer
Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih kecil dari 0,074 mm
atau lolos saringan no. 200.
2. Sieve Analysis / Analisa Butiran
Yaitu untuk mengetahui diameter butir tanah yang lebih besar dari 0,074 mm
atau tertahan saringan no. 200.
15
16
g Stop watch
h Termometer
i Cairan sodium silikat
3. Cara Kerja
a Sampel tanah hasil boring yang telah dioven diambil 60 gram, kemudian
diberi aquades secukupnya dan dipanaskan sampai mendidih.
b Sampel tanah dicampur dengan sodium silikat 10 ml dan diaduk hingga
merata.
c Campuran tadi dimasukkan dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades
hingga volumenya 1000 ml dan didiamkan selama 24 jam.
d Setelah 24 jam sampel dikocok hingga homogen, lalu pelampung
hidrometer dan termometer dimasukkan, stop watsh dihidupkan dan
pengukuran dimulai.
17
d Oven listrik.
e Cawan alumunium
f Sampel tanah yang digunakan pada analisis hidrometer.
3. Cara Kerja
a Sampel tanah dari percobaan hidrometer dicuci dengan saringan no. 200
sampai bersih.
b Penucian dinyatakan bersih apabila air bekas cucian telah jernih.
c Sampel tanah yang tertahan dalam saringan no. 200 diletakan di cawan dan
di oven selama 24 jam.
d Sampel tanah kering yang telah dioven selama 24 jam ditimbang bersama
cawannya.
e Sampel tanah dimasukkan ke dalam susunan saringan kemudian digetarkan
dengan alat penggetar.
f Sampel tanah yang tertinggal pad asetiap saringan ditimbang.
19
7.1 Tujuan
Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori
tanah dikeluarkan. Proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai
bahan timbunan deengan tujuan sebagai berikut ini.
7.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan gaya
tertentu.
b. Untuk mengetahui angka pori dan porositas tanah.
c. Untuk mengetahui berat isi tanah basah di lapangan.
d. Untuk mengetahui berat isi tanah kering di lapangan.
20
21
wet
dry
1 w
c. Angka pori
G w (1 w)
e w
wet
23
d. Porositas
e
n
e 1
e. Berat isi tanah jenuh ( sat)
Hasil pengujian standart proctor test disajikan dalam bentuk grafik, untuk
mengetahui nilai kadar air optimum dan berat volume air maksimum. Contoh grafik
hasil pengujian standart proctor seperti dalam Gambar 7.2 di bawah ini.
1.12
1.11
1.10
Yd (gr/cm3)
1.09
1.08
1.07
1.06
1.05
55 60 65
kadar air (%)
8.1. Tujuan
Untuk mengetahui kepadatan di lapangan dari lapisan tanah atau perkerasan
yang telah dipadatkan.
24
25
Data pengujian sand cone disajikan dalam bentuk tabel seoert dapat dilihat
pada Tabel 8.1 dan 8.2 di bawah ini.
Tabel 8.1 Data pengujian sandcone (berat volume pasir)
27
9.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California
BearingRatio) tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada keadaan
tertentu. CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan dengan
bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
28
29
b. Pemerikaan CBR
1 meletakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat
minimal 4,5 kg atau sesuai dengan beban perkerasan.
2 Pertama, keping pemberat 2,27 kg diletakkan untuk mencegah
mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping
pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disetuhkan
pada benda uji.
3 Kemudian torak penetrasi diatur pada permukaan benda uji sehingga
arloji beban menunjukan beban permukaan sebesar 4,5 kg.
Pembebanan permukaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh
sempurna antara torak dengan permukaan benda uji, kemudian arloji
penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi di nolkan.
4 Pembebanan diberikan dengan teratur, sehingga kecepatan penetrasi
mendekati kecepatan 1,27 mm/menit.
5 Mencatat pembebanan pada penetrasi 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5; 3,0 ;
3,5 ; 4,0 ; 5,0 ; 6,0 ; 7,0 ; 8,0 ; 9,0 ; 10,0 mm.
6 Mencatat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan maksimum
terjadi sebelum penetrsi 2,5 mm.
7 Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar air dari
lapisan atas benda uji setebal 25,4 mm.
9.4 Data dan Perhitungan
Rumus yang digunakan :
LDRxLRCxG
LOAD
A
dengan,
LDR =
Load Dial Reading
LRC =
Load Ring Constanta
G =
Gravitasi = 9,81 m/dt
A =
Luas torak penetrasi = 19,3548 . 10-4 m2
X1
CBR0,1 = x 100 %
1000 x6,9
X2
CBR0,2 = x 100 %
1000 x10,3
31
dengan,
X0,1 = load pada saat VDR = 0,1 inch
X0,2 = load pada saat VDR = 0,2 inch
Data dan perhitungan pengujian CBR disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 9.1 Data dan perhitungan pengujian CBR.
Elapsed time Vertikal Dial Force
VDR LDR
(minute) (mm) (Kpa)
0 0,0 0
0,5 0,5 50
1,0 1,0 100
1,5 1,5 150
2,0 2,0 200
2,5 2,5 250
3,0 3,0 300
3,5 3,5 350
4,0 4,0 400
4,5 4,5 450
5,0 5,0 500
6 6 600
7 7 700
9 9 900
10 10 1000
Selanjutnya data dibuat dalam bentuk grafik hubungan vertical displacement dan
load seperti contoh pada Gambar 9.2 di bawah ini.
32
50000
45000
40000
35000
30000
Load (Kpa)
25000
20000
15000
10000
5000
0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0
Dari hasil percobaan ini akan didapat harga kohesi dan sudut geser dalam tanah,
sehingga besarnya kekuatan geser dalam tanah dapat dicari :
=c+ n tan
dimana : : Kekuatan geser dalam tanah (kg/cm2)
c : Kohesi tanah (kg/cm2)
n : Tegangan normal bidang geser (kg/cm2)
: Sudut geser dalam tanah
33
34
10.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui parameter-
parameter kekuatan geser tanah yaitu sudut geser dalam () dan kohesi tanah (c)
dalam kg/cm2.
Pengatur
nivo
Dial
penurunan
Beba
n
P = Pn x b/a
n = P / A = (Pn x b/a) / A
P = gaya yang diterima beban
A = luas sampel = 28,2743 cm 2
37
b. Tegangan Geser ( )
Rumus yang digunakan :
= SF / A
= ( LDR x LRC ) / A
dimana :
: tegangan geser (kg/cm2)
SF : shear force (kg)
A : luas contoh tanah (cm2)
LDR : load dial reading (kg/d)
LRC : load ring constant (kg/d)
BAB 11 PENGUJIAN TRIAXIAL
11.2 Tujuan
Untuk mencari paremeter-parameter kekuatan geser yaitu kohesi tanah ( c)
dan sudut geser dalam ( ).
38
39
d. Mistar
e. Membran
f. Contoh tanah undisturbed
g. Alat Triaxial
h. Terdiri dari cincin karet, batu berpori, silinder perspex, pipa untuk pemberian
tegangan sel, pipa unit pengaliran atau pengukur tegangan pori, kran udara.
Sondir disebut juga Dutch Deep Sounding Apparatus, yaitu suatu alat statis
yang berasal dari Belanda. Ujung alat ini langsung ditekan ke dalam tanah. Pada
ujung rangkaian pipa sondir ditempatkan alat conus yang berujung lancip dengan
kemiringan kurang lebih 60. Pipa sondir dimasukkan ke dalam tanah dengan
bantuan mesin sondir. Ada 2 macam metode sondir:
a. Standard Type (Mantel conus)
Yang diukur hanya perlawanan ujung (nilai conus) yang dilakukan dengan
menekan conus ke bawah. Seluruh tabung luar diam. Gaya yang bekerja dapat
dilihat pada manometer.
12.2 Tujuan
Tujuan penyelidikan ini untuk mengetahui perlawanan penetrasi conus dan
hambatan lekat tanah pada biconus. Perlawanan penetrasi conus adalah perlawanan
terhadap ujung conus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah
perlawanan terhadap mantel biconus yang dinyatakan dalam gaya persatuan panjang.
43
44
6. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm dan diperoleh pembacaan nilai
conus.
7. Hubungan tangkai dilepaskan, kemudian stang pemutar diluruskan smpai
kedalaman 4 cm lagi sehingga menghasilkan pembacaan nilai biconus.
8. Kemudian tangkai conus dikaitkan lagi, yaitu pada posisi kunci, dan ditekan
kembali, maka mantel luar terikat, stang dalam akan ikut tertekan sampai
kedalaman 40 cm.
9. Mengulangi langkah 7 - 9 samapai nilai conus 250 kg/cm2.
a. Membaca manometer
1. Pada kedalaman 0 cm dibaca nilai conus dan biconus, stang diputar pada
posisi kunci sehingga jarum tidak bergerak sampai kedalaman 20 cm
pemutaran stang dihentikan.
2. Kunci dibuka dan stang diputar turun 4 cm sehingga stang dalam akan
ditekan pada lubang yang menghubungkan dengan manometer, lalu dibaca
pada manometer tersebut, angka ini adalah nilai conus.
3. Hubungan tangkai dilepaskan lalu stang diputar lagi, pemutaran dilakukan
sampai kedalaman bertambah 4 cm, baru angka pada manometer dibaca.
Angka ini menunjukan nilai biconus, yaitu nilai conus ditambah hambatan
lekatnya.
4. Tangkai conus dilekatkan lagi, yaitu pada posisi kunci dan ditekan lagi maka
mantel luar berikut stang dalam akan ikut tertekan sampai kedalaman 40
cm.
5. Setelah itu dibaca nilai conus dan biconusnya seperti cara di atas.
Pekerjaan ini dilakukan sampai jarum manometer menunjukan angka 250
kg/cm2.
6. Memasukan hasil pembacaan kedalam tabel dan akan diperoleh grafik
hubungan antara kedalaman dan hambatan total.
Contoh perhitungan :
1. Z = 0 cm
H = 0 kg/cm2
C = 0 kg/cm2
HL = (0 - 0) . 20/10 = 0 kg/cm2
HT = 0 + 0 =0 kg/cm2
2. Z = 20 cm
H = 25 kg/cm2
C = 25 kg/cm2
HL = (25 - 25) . 20/10 = 0 kg/cm2
HT = 0 + 0 = 0 kg/cm2
3. Z= 40 cm
H = 25 kg/cm2
C = 25 kg/cm2
HL = (25 - 25) . 20/10 = 0 kg/cm2
HT = 0 + 0 = 0 kg/cm2
47
13.2 Tujuan
Pengujian ini merupakan pengujian satu dimensi, dimana beba yang bekerja
hanya satu arah yaitu arah vertikal. Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk
menentukan parameter-parameter konsolidasi, yaitu Koefisien Konsolidasi (Cv) dan
Koefisien Kompresi (Cc) yang terjadi akibat adanya tekanan yang bekerja pada
tanah tersebut.
48
49
10. Didapat akar t90 = titik potong antara garis no. 9 dengan sumbu
absis X
9. Cv
0,848.Hm 2
t90
cm / dt 2
LAMPIRAN
vii
Tabel L.3 Nilai K
viii