Anda di halaman 1dari 30

Makalah Manajemen dan Pengendalian

Studi Kasus Private Fitness, Inc.

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem pengendalian manajemen

Kelompok 6

1. Sarah Laraswita 120110150068


2. Latri Nurjanah 120110150084
3. Eka Safitri 120110150085

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah sistem pengendalian manajemen sesuai dengan
batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam, penulis limpahkan kepada
junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW beserta, keluarga, kerabat, serta
sahabatnya yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Hadits untuk
keselamatan dunia dan akhirat.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan sistem pengendalian manajemen.
Dalam Penyusunan makalah ini penulis mencoba mengulas kasus tentang “Private
Fitness, Inc.”. Makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Allah SWT yang telah memberi ridha, hidayah, serta karunia sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya hambatan.
2. Bu Gia Kardina Prima Amrania, S.E.,M.Acc,Ak. selaku dosen mata kuliah
sistem pengendalian manajemen.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan itu hanya milik-Nya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang dapat membangun dari pembaca.

Bandung, 30 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang


identik dan apa saja yang akan dikendalikan. Pengendalian membantu mengidentifikasi-
kan problema-problema manajemen. Seorang manajer akan menyadari suatu problema
apabila terjadi penyimpangan dari sasaran yang ingin dicapai. Pengendalian manajemen
merupakan fungsi penting dalam organisasi. Kegagalan dalam pengendalian manajemen
akan membawa kerugian finansial yang besar, rusaknya reputasi, dan bahkan mungkin
dapat membawa kegagalan bagi suatu organisasi. Sangat penting suatu organisasi
memiliki sistem pengendalian manajemen yang baik dan berbagai masalah seperti
pencurian, penipuan, dan kesalahan yang tidak disengaja dapat teratasi.
Ada beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan manajemen dan pengendalian.
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai kasus Private Fitness, Inc. Private Fitness
adalah klub kesehatan kecil yang berlokasi di Rancho Palos Verdes, California,
komunitas kelas atas yang berlokasi di area Los Angeles. Private Fitness menawarkan
kelas pelatihan fitness pribadi dan berbagai variasi kelas (aerobic, spinning, body
sculpting, air boxing, kick boxing, hip hop, step and pump, dynamic stretch, pilates, dan
yoga). Klub ini terdiri dari empat area yaitu ruang latihan, ruang dengan peralatan
aerobic (treadmill, stair, climbers, stationary bicycles, cross country ski machine, dan
lainnya), ruang dengan peralatan angkat berat, ruang loker peria dan wanita, dan sebuah
ruang kantor. Pelanggan dapat membayar klub ini dengan tariff $50 per jam untuk biaya
instruktur dan fasilitas selama jam sibuk dan $35 per jam untuk jam sepi. Khusus untuk
pelajar harga yaitu $12 per jam. Berbagai diskon yang dibuat dan ditawarkan kepada
pelanggan yang melakukan pembayaran di muka.
Rosemary selaku pemilik, dia menghabiskan uang sebesar $150.000 yang ia
punya dari tabungan pribadinya ditambah uang pinjaman dari bank untuk menyewa
gedung kemudian merenovasi fasilitas dan membeli peralatan fitness yang dibutuhkan.
Rosemary memiliki lima instruktur yang dia kenal untuk menjalankan kelas dan sesi
latihan. Setiap instruktur dibayar dengan komisi, sebesar 20% hingga 50% dari
pendapatan, tergantung pengalaman dan kemampuannya untuk membawa pelanggan
baru.
Sebagai manajer bisnis Rosemary merekrut Kate Hoffman, salah satu instruktur
dan teman lama. Tugas utama Kate termasuk pemasaran, menjaga fasilitas, membuat
jadwal, dan mencatat. Rosemary perlahan menyadari bahwa Kate telah mencuri dari
klub miliknya dengan beberapa bukti. Kasus mengenai Private Fitness, Inc akan lebih
jelasnya lagi dibahas pada bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah yang dapat penulis ajukan
adalah:
1. Apa yang harus dilakukan Rosemary pada Kate, memberi maaf atau kah
memecatnya?
2. Haruskah Rosemary tetap mempercayakan Kate untuk tetap pada posisi
manajer, atau kah ia harus merekrut salah satu instrukturnya, atau mungkin
tenaga baru yang bukan instruktur menjadi manajer?
3. Bagaimana Rosemary dapat memastikan akan memperoleh semua
pendapatan bisnisnya tanpa harus berada di klub sepanjang waktu?
4. Apakah terdapat prosedur dan pengendalian yang seharusnya digunakan
untuk melindungi aset bisnisnya?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam pembuatan makalah
adalah:

1. Mengetahui keputusan yang akan diambil oleh Rosemary kepada Kate.


2. Mengetahui siapa yang akan menduduki jabatan manager di klubnya.
3. Mengetahui cara pengendalian untuk memperoleh semua pendapatan
bisnisnya tanpa harus berada di klub sepanjang waktu.
4. Untuk mengetahui prosedur dan pengendalian yang seharusnya digunakan
untuk melindungi aset bisnisnya.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan maka beberapa manfaat yang dapat dituliskan adalah:

1. Bagi pembaca, dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber


informasi dalam menambah wawasan.
2. Bagi penulis, dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah
yang dibahas dalam makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen dan Pengendalian


Pengendalian Manajemen adalah bagian akhir dari proses manajemen dimana
semua usaha perusahaan mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan yang
mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan agar dipatuhinya
kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan.
Manajemen
Berbagai kepustakaan mendefinisikan mengenai manajemen. Semua
berhubungan dengan proses di mana sumber daya perusahaan dan aktivitas diarahkan
pada pencapaian tujuan perusahaan.

Fungsi Sumber Daya Proses

Pengembangan Produk atau Jasa Manusia Menetapkan tujuan

Operasi Uang Memformulasikan


strategi

Pemasaran/Penjualan Mesin Pengendalian manajemen

Keuangan Informasi

Tabel diatas menunjukkan skema klasifikasi yang paling menonjol. Kolom


Pertama menunjukkan fungsi utaman manajemen dari rantai nilai: Pengembangan
produk atau jasa, Operasi (produk manufaktur atau memberikan pelayanan jasa),
Pemasaran/penjualan (menemukan pembeli dan memastikan bahwa produk dan jasa
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan), dan Keuangan (pencarian dana). Kolom Kedua
mengidentifikasikan tipe sumber daya utama yang harus dikerjakan seorang manajer:
Manusi, Uang, Mesin dan Informasi. Istilah pengendalian manajemen tampak pada
kolom ketiga yang memisahkan fungsi manajemen sebagai sebuah proses yang
melibatkan Penentuan tujuan, Formulasi strategi dan Pengendalian manajemen.
Sehingga, pengendalian merupakan bagian akhir dari proses manajemen. Pada sebagian
besar perusahaan, berfokus pada perbaikan sistem pengendalian manajemen yang akan
memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dibandingkan dengan memfokuskan
pada perbaikan strategi.
Banyak program manajemen termasuk kebijakan bisnis, manajemen strategis
dan sistem pengendalian manajemen difokuskan pada elemen dari proses manajemen.
Untuk memfokuskan fungsi pengendalian manajemen harus dibedakan berdasarkan
penentuan tujuan dan formulasi strategi sebagai berikut.
Penentuan Tujuan
Pengetahuan mengenai tujuan merupakan prasyarat untuk mendesain sistem
pengendalian manajemen dengan sungguh-sungguh dan untuk berbagai tujuan. Tujuan
tidak harus bisa dihitung dan tidak harus secara finansial, meskipun biasanya hal itu
digunakan pada perusahaan yang bertujuan mencari laba. Pada organisasi nonprofit
sebagai contohnya organisasi tersebut menyediakan tempat tinggal bagi orang-orang
yang tidak memiliki rumah. Tetapi banyak perusahaan yang bertujuan mencari laba juga
memiliki tujuan nonfinansial, seperti hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan
personel dan kesejahteraan.
Pada sebagian besar organisasi, tujuan organisasi sudah diketahui. Organisasi
mengembangkan mekanisme kompromi secara eksplisit atau implisit untuk
meneyelesaikan masalah antar pemegang kepentingan dan mencapai tingkat persetujuan
yang sama terkait tujuan yang ingin dicapai. Seperi Jason Luckhurst, manajer direktur
dari Practicus, UK-proyek dasar-perusahaan pengelolaan rekrutmen, berpendapat:
“Untuk mencapai kesuksesan organisasi harus meletakkan visi yang jelas di
mana keseluruhan bisnis dapat didesain, dan saya pikir hal ini sering kali harus anda
komunikasikan secara sederhana pada setiap orang, apakah itu klien atau karyawan.
Pernyataan yang sederhana dan mudah dipahami benar-benar menjadi hal yang penting
untuk menentukan tujuan dan target yang jelas.”
Formulasi Strategi
Strategi didefinisikan bagaimana organisasi seharusnya menggunakan sumber
daya yang dimilikinnya untuk mencapai tujuan. Strategi yang dipahami dengan baik
memberikan petunjuk pada karyawan dalam mencapai keberhasilan untuk mengejar
tujuan organisasi, hal ini dimaknai karyawan sebagai apa yg seharusnya dilakukan.
Banyak organisasi yang mengembangkan strategi formal secara sistematis,
sering kali mengolaborasikan proses perencanaan. Secara berbeda organisasi tersebut
memiliki apa yang disebut sebagai intended strategy. Sebagian besar bentuk elemen
utama dari strategi organisasi muncul dari serangkaian interaksi antara manajemen,
karyawan dan lingkungan, dari pengambilan keputusan yang dibuat secara spontan dan
dari pengalaman lokal yang didesain untuk mempelajari jenis aktivitas apa yang akan
membawa pada keberhasilan. Visi strategis sering kali datang melalui proses dinamis
dalam organisasi dan bukan melalui pembuatan strategi yang bersifat formal.
Banyak elaborasi tentang visi dan pernyataan strategi yang tidak dilengkapi
ketika mereka secara detail melakukan tindakan yang diinginkan dan merenungkan
setiap kemungkinan yang terjadi. Tujuan mendesain sistem pengendalian manajemen
sangat bermanfaat agar dapat memiliki strategi yang sebisa mungkin bersifat spesifik
dan detail, jika strategi tersebut dapat digunakan sekarang.
Strategi yang dinyatakan secara formal akan memudahkan manajemen, baik
untuk mengidentifikasi alternatif pengendalian manajemen yang layak maupun untuk
mengimplementasikan secara efektif. Pengendalian manajemen dapat menjadi target
penting dalam faktor keberhasilan organisasi yang bersifat mendesak, seperti
pengembangan produk baru, mengatur biaya dalam kisaran yang rendah, atau
meningkatkan pangsa pasar, dibandingkan tujuan pada umumnya yaitu untuk
meningkatkan keuntungan dengan cara yang sebagian besar kurang spesifik.
Pengendalian Manajemen Versus Pengendalian Strategi
Sistem pengendalian dapat dipandang memiliki dua fungsi dasar, yaitu
pengendalian strategis dan pengendalian manajemen. Pengendalian strategis melibatkan
manajer pada pertanyaan: Apakah strategi kita masih valid?. Semua perusahaan harus
memperhatikan masalah yang terkait dengan pengendalian strategi, tetapi yang harus
diperhatikan adalah potensi strategi yang dimiliki mungkin akan menjadi usang. Hal ini
lebih banyak terjadi pada perushaan yang dioperasikan dalam lingkungan yang lebih
dinamis. Sehingga dapat dikatakan pilihan strategi sering kali menjadi terbatas.
Pengendalian manajemen difokuskan pada eksekusi dan hal ini melibatkan
pertanyaan umum yang diarahkan: Apakah karyawan anda berperilaku tepat?. Jika
jawaban dari pernyataan ini negatif, apa yang dapat dilakukian untuk menyelesaikan
masalah pengendalian manajemen adalah semua perusahaan yang seharusnya
mempercayai karyawan untuk dapat mencapai tujuan harus menyelesaikan urusan
terkait dengan masalah pengendalian manajemen dasar tersebut.
Dari sudut pandang pengendalian manajemen, strategi seharusnya dipandang
sebagai sesuatu yang bermanfaat tetapi tidak mutlak diperlukan untuk mendesain sistem
pengendalian manajemen yang tepat. Ketika strategi diformulasikan lebih jelas,
alternatif pengendalian lebih memungkinkan untuk dikerjakan dan menjadi lebih mudah
untuk diimplementasikan pada setiap bentuk pengendalian manajemen secara lebih
efektif.
Merancang sebuah strategi dan menuliskannya merupakan satu bagian strategi
tertentu sedangkan hal lainnya adalah melaksanakan rencana itu dalam praktik.
Sehingga dapat dikatakan, ada beberapa fakta bahwa organisasi dengan sistem formal
untuk mengelola pelaksanaan strategi yang melebihi hasil yang diharapkan ternyata
tidak dilakakukan perusahaan.
Penekanan Perilaku
Pengendalian manajemen melibatkan manajer pada beberapa tahapan untuk
membantu memastikan bahwa karyawan melakukan apa yang terbaik bagi organisasi,
ini merupakan tujuan yang penting karena hal yang terjadi dalam organisasi ditentukan
oleh orang yang ada dalam organisasi tersebut. Pengendalian manajemen diperlukan
untuk menghindari kemungkinan bahwa orang akan melakukan sesuatu yang tidak
diinginkan oleh perusahaan atau gagal melakukan sesuatu yang seharusnya mereka
lakukan. Sebagai contoh, tujuan untuk mencapai pengendalian biaya yang lebih besar
akan mengundang pertanyaan orang karena biaya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri,
maka oranglah yang mengendalikannya.
Jika semua karyawan selalu menyadari apa yang terbaik bagi perusahaan, maka
tidak perlu adanya sistem pengendalian manajemen. Tetapi karyawan sering kali tidak
dapat bertindak sesuai dengan keinginan terbaik yang diharapkan perusahaan, sehingga
manajer harus mengambil langkah untuk mencegah hal itu terjadi dan khususnya dalam
hal kegigihan, untuk mendorong perilaku yang tidak diharapkan dan untuk mendorong
perilaku seperti yang diharapkan.
2.2 Penyebab Masalah Pengendalian Manajemen
Penyebab dibutuhkannya sistem pengendalian dapat diklasifikasikan dalam tiga
kategori utama, yaitu kurangnya pengarahan, masalah motivasi dan keterbatasan
personel.
Kurangnya Pengarahan
Kinerja beberapa karyawan tidak cukup memadai karena mereka tidak
mengetahui apa yang diingkinkan perusahaan dari mereka. Ketika terjadi kurangnya
pengarahan, maka terjadinya perilaku yang diinginkan kemungkinan disebabkan karena
faktor kebetulan. Salah satu fungsi pengendalian manajemen melibatkan pemberian
informasi kepada karyawan tentang bagaimana cara mereka dapat berkontribusi secara
langsung untuk memenuhi tujuan perusahaan.
Motivasi
Masalah motovasi merupakan masalah yang umum karena tujuan individu dan
tujuan perusahaan secara alami tidak sejalan, Individu memiliki kepentingan sendiri.
Karyawan sering bertindak atas dasar keinginannya sendiri dengan mengorbankan
kepentingan perusahaanya.
Frederick Taylor, salah satunya dari tokoh penting dalam pergerakan manajemen
ilmiah yang hidup diawal abad dua puluh menuliskan: “Sulit untuk dapat menentukan
karyawan yang kompenten yang tidak mencurahkan seluruh waktunya untuk
mempelajari mengapa dia bekerja dengan lambat dan tetap menyakini bahwa dia masih
berada pada perusahaan yang tetap.” Keengganan untuk berusahaa dan berprilaku untuk
kepentingan sendiri lain tersebut tetap menjadi masalah sampai dengan hari ini, dan saat
ini tampaknya terus berkembang.
Keterbatasan Individu
Keterbatasan Individu disebabkan karena kurangnya kemampuan, pelatihan,
pengalaman, stamina atau pengetahuan untuk mengerjakan tugas. Sering kali pekerjaan
tidak didesain secara tepat, sehingga menyebabkan karyawan harus menyesuaikan
secara fisik dan karyawan menjadi lelah atau tertekan yang akan mendorong terjadinya
kecelakaan kerja dan pengambilan keputusan yang salah. Penelitian yang didasarkan
pada psikologi menyatakan bahwa semua induvidu, baik yang pandai dan terlatih
dengan baik, dan yang berpengalaman, menghadapi keterbatasan. Keterbatasan adalah
masalah yang disebabkan karena mereka mengurangi kemungkinan bahwa karyawan
akan membuat keputusan yang tepat atau bahwa mereka akan menilai masalah dengan
benar terkait dengan pengambilan keputusan yang mereka buat.

2.3 Karakteristik Pengendalian Manajemen yang Baik


Agar memiliki kemungkinan keberhasilan yang tinggi, perusahaan harus
mengelola pengendalian manajemen dengan baik. Pengendalian yang baik berarti
bahwa manajemen merasa cukup yakin bahwa tidak akan teriadi kejutan yang tidak
menyenangkan. Label di luar pengendalian digunakan untuk menggambarkan situasi di
mana adanya probabilitas apakah itu kinerja pada seluruh bagian atau kinerja pada
bagian khusus, meski telah memiliki strategi pada masing-masing bagian. Akan tetapi,
meski pengendalian manajemen yang baik tetap memberikan probabilitas kegagalan
yang sama karena pengendalian yang sempurna tidak pernah ada kecuali mungkin
terjadi pada keadaan yang tidak biasa. Pengendalian yang sempurna membutuhkan
kepastian bahwa semua sistem pengendalian dapat dilakukan dengan sangat mudah dan
individu dalam perusahaan harus selalu melakukan tindakan yang terbaik. Pengendalian
yang sempurna secara jelas bukanlah hal yang realistis untuk diharapkan karena ini
merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk menerapkan sistem pengendalian
manajemen sehingga dengan desain yang baik maka mereka dijamin memiliki perilaku
yang baik Selain itu, karena sistem pengendalian manajemen mahal, dan jarang, jika
seandainya, dengan biaya yang efektif mencoba untuk mengimplementasikan
pengendalian yang cukup bahkan dengan pendekatan yang mengidealkan pengendalian
yang sempurna.
Biaya jika tidak memiliki sistem pengendalian yang sempurna dapat disebut
dengan kehilangan Kendali. Hal ini berbeda dengan kinerja yang secara teoritis
mungkin diberikan sebagai strategi yang telah diseleksi dan kinerja yang beralasan
kecuali dengan menerapkan sistem pengendalian manajemen. Akan lebih baik hanya
sistem pengendaliam manajemen seharusnya diimplementasikan hanya jika manfaatnya
akan mengurangi adanya kehilamgan kendali melebihi biaya yang di keluarkan
manfaatnya akan mengurangi adanya kehilangan kendali melebihi baiaya yang
dikeluarkan. Pengendalian optimal dikatakan tercapai jika kerugian pengendalian yang
diharapkan lebih kecil dari pada biaya untuk mengimplementasikan pengendalian yang
lainnya. Karena biaya pengendalian, maka pengendalian yang sempurna jarang
memberikan hasil yang optimal: apa yang dimaksud dengan pengendalian optimal
adalah pengendalian yang cukup baik dengan biaya yang rasional. Tolak ukur
keberhasilan pengendalian dibutuhkan dalam pengendalian dari pada pengendalian yang
sempurna.
Penilaian apakah pengendalian yang baik telah dicapai harusnya berorientasi
pada masa depan dan didorong oleh tujuan. Tujuan itu harus berorientasi masa depan
karena bertujun untuk tidak memiliki kejutan yang tidak menyenangkan dimasa yang
akan datang: masa lalu tidak relevan kecuali sebagai petunjuk bagi masa depan. Hal
tersebut harus didorong oleh tujuan karena tujuan mewakili apa yang dicari oleh
perusahaan untuk dicapai. Namun penilaian apakah pengendalian yang baik dapat
dicapai merupakan hal yang sulit dan subjektif. Hal ini sulit kerena memerlukan
pengendalian manajemen yang mencukupi yang harus diukur kembali dimasa yang akan
datang dimana hal ini pasti sulit untuk diprediksi, seperti prediksi kosekuensi
kemungkinan yang tidak diinginkan dari pengendalian. Pengendalian yang baik tidak
dibangun mencakup seluruh aktivitas atau dengan berbagai tujuan kecuali kalau kinerja
pada semuanya itu sebagai dimensi yang signifikan untuk diperhatikan. Akan tetapi,
karena sulitnya untuk menilai pengendalian manajemen, hal tersebut harus dikerjakan
karena keberhasilan perusahaan tergantung dari sistem pengendalian manajemen yang
baik.

2.4 Pencegahan Masalah Pengendalian


Mengimplementasikan beberapa kombinasi perilaku alat yang digunakan untuk
mempengaruhi yang secara umum dikenal sebagai sistem pengendalian manajemen. Hal
ini bukan merupakan cara yang terbaik untuk mencapai pengendalian yang baik; sering
kali masalah dapat dihindari. Penghindaran berarti mengurangi kemungkinan terjadinya
masalah pengendalian. Organisasi tidak selalu dapat menghindari masalah pengendalian
mereka, tetapi mereka sering kali dapat menghindari beberapa masalah pengendalian
dengan meminimalkan tipe masalah pengendalian yang pasti dan mengetahui sumber
permasalahan, atau dengan mengurangi potensi kerugian maksimum jika masalah itu
terjadi. Empat strategi yang menonjol untuk pencegahan adalah menghilangkan
aktivitas, otomatisasi, sentralisasi, dan pembagian risiko.
Penghilangan Aktivitas
Manajer sering kali dapat menghindari masalah pengendalian yang berkaitan
dengan entitas khusus atau aktivitas dengan cara membalik risiko yang potensial, dan
menggabungkan keuntungan, kepada pihak ke tiga seperti mekanisme subkontrak,
perjanjian lisensi, atau divestasi. Bentuk penghindaran tersebut yang disebut dengan
penghapusan aktivitas.
Manajer tidak dapat mengendalikan kegiatan tertentu, mungkin karena mereka
tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan, karena mereka tidak memiliki
pemahaman yang bagus tentang proses yang dibutuhkan, atau karena mereka
menghadapi keterbatasan hukum atau struktur, di mana semua itu sering kali
mengurangi aktivitas.
Ketika manajer tidak berharap secara sungguh–sungguh untuk menghindari area
di mana mereka tidak dapat melakukan pengendalian yang baik, mereka berharap paling
tidak dapat meminimalkan investasinya, dan (beberapa) risiko, pada bidang tersebut.
Berdasarkan kepustakaan ekonomi yang difokuskan pada aktivitas tertentu
(transaksi) dapat dikendalikan lebih efektif melalui pasar atau melalui hierarki
organisasi yang dikenal dengan biaya transaksi ekonomis.
Otomatisasi
Otomatisasi merupakan kemungkinan kedua untuk pencegahan. Manajer sering
kali dapat menggunakan komputer, robot, expert System, dan bentuk otomatisasi lainnya
untuk mengurangi pemaparan perusahaan terhadap beberapa masalah pengendalian.
Komputer dapat mengurangi masalah manusia seperti tidak akurat, tidak konsisten, dan
kurangnya motivasi. Sekali diprogram, komputer menjadi konsisten dalam pelaporan
transaksi, dan mereka tidak pernah berlaku tidak jujur atau termotivasi tidak setia.
Adanya kemajuan teknologi, menyebabkan organisasi mengganti parang dengan
mesin dan expert System dalam melakukan aktivitas yang cukup kompleks dan
membuat penilaian dan keputusan yang canggih. Demikian pula, banyak tugas hukum,
meski sering kali cukup kompleks, ada beberapa variasi pada tema, serta membutuhkan
tipe dokumen legal yang pasti, seperti registrasi merek dagang atau Leasing, tidak jauh
beda bentuknya. Akan tetapi, pada sebagian besar situasi manajerial. Otomatisasi hanya
dapat menyediakan sebagian solusi terbaik dari pengendalian. Satu kelemahannya
adalah kemungkinan terjadi. Manusia memiliki banyak bakat khususnya ketika terlibat
pada hal yang kompleks memerlukan penilaian yang bersifat intuitif. Dimana tidak ada
mesin atau model keputusan yang mampu untuk menduplikasi. Keterbatasan kedua
adalah biaya. Otomatisasi sering kali membutuhkan investasi besar yang mungkin dapat
dibenarkan hanya jika dapat meningkatkan produktivitas, sama seperti pengendalian.
Sentralisasi
Sentralisasi pengambilan keputusan sebagai kemungkinan pencegahan yang
ketiga, merupakan elemen penting dalam hampir semua perusahaan yang menggunakan
sistem pengendalian manajemen. Tingginya tingkat sentralisasi, di mana semua
keputusan penting yang dibuat oleh level manajemen puncak, hal ini biasanya terjadi
pada industri kecil, khususnya apabila bisnis yang dijalankan oleh pendiri atau pemilik.
Tingginya tingkat sentralisasi juga terdapat beberapa perusahaan besar yang memiliki
manajer puncak yang sering kali memiliki reputasi menjadi “berorientasi pada detail”
atau “pengendalian yang aneh”. Ketika masalahnya seperti ini, manajemen puncak
mengambil keputusan sendiri untuk hal – hal penting dan sering kali yang tidak penting,
begitu juga dalam pelaksanaannya, mereka menghindari pengambilan keputusan yang
buruk yang dibuat oleh karyawan di level yang lebih rendah.
Sentralisasi pasti ada dengan tingkat yang berbeda dalam perusahaan. Seperti
halnya pada tingkat manajemen dalam perusahaan, manajer cenderung melakukan
sendiri beberapa keputusan yang sangat penting yang ada dalam kekuasaannya. Calon
umum untuk sentralisasi adalah keputusan yang terkait dengan akuisisi dan diinvestasi,
sebagian besar belanja modal, negosiasi kontrak penjualan yang penting, perubahan
organisasi, dan rekrutmen dan pemberhentian karyawan pada posisi yang penting. Akan
tetapi, pada sebagian besar perusahaan meskipun berukuran kecil, tidak mungkin terjadi
sentralisasi pada semua keputusan penting, dan solusi pengendalian lain dibutuhkan.
Seperti akan kita lihat, hasil pengendalian memainkan peran penting dalam keputusan
yang bersifat desentralisasi. Saat keputusan bersifat desentralisasi, hasil pengendalian
dibutuhkan untuk membuat manajer yang membuat keputusan bertanggung jawab
terhadap hasil keputusan. Akuntabilitas hasil dari apa yang dibuat didelegasikan sesuai
dengan otoritasnya.
Pembagian Risiko
Akhirnya, kemungkinan lain untuk pencegahan adalah dengan membagi risiko.
Pembagian risiko dengan pihak luar dapat membatasi kerugian yang dapat terjadi
karena perilaku karyawan yang tidak pada tempatnya. Pembagian risiko dapat dilakukan
dengan membeli asuransi untuk pelindung dalam menghadapi kemungkinan kerugian
besar yang potensial dalam perusahaan yang mungkin dapat dihindari. Banyak
perusahaan menjual fidelity Bond pada karyawan yang memiliki posisi yang sensitif
(seperti teller bank) untuk mengurangi eksposur perusahaan. Kontrak asuransi paling
tidak memberikan sedikit bagian risiko dari sejumlah besar risiko dan kesalahan pada
perusahaan asuransi. Cara lain untuk membagi risiko dengan pihak lain adalah masuk
dalam perjanjian Joint venture. Pembagian risiko dibagi dengan partner Joint venture.
Alternatif penghindaran ini merupakan solusi yang efektif, atau membatasi,
sebagai masalah pengendalian yang dihadapi oleh manajer. Biasanya jarang terjadi
untuk dapat menghindari keseluruhan risiko karena perusahaan berhubungan dengan
risiko, tetapi beberapa perusahaan menggunakan bentuk penghindaran, otomatisasi dan
pembagian risiko yang digunakan untuk meminimalkan dampaknya terhadap masalah
pengendalian manajemen.

2.5 Alternatif Pengendalian


Untuk masalah pengendalian yang tidak dapat dihindari, dan keputusan dibuat
bukan untuk menghindari, manajer harus mengimplementasi satu atau lebih mekanisme
pengendalian yang secara umum disebut dengan pengendalian manajemen.
Action Control
Merupakan suatu pengendalian yang berorientasi pada tindakan yang dilakukan
oleh seseorang. Pengendalian tersebut ditujukan untuk memastikan bahwa anggota
organisasi telah melakukan tindakan (atau tidak melakukan tindakan) yang memberikan
keuntungan (atau merugikan) bagi organisasi. Pengendalian ini bersifat direct, dimana
terbagi atas 4 bentuk:

1. Behavioral Constraints, pengendalian ini membatasi tindakan seseorang, dengan


dua cara:
a. Physical Constraints: berarti membatasi akses secara fisik. Seperti locks
on desk, computer passwords, dan pembatasan akses ke area yang
menyimpan persediaan berharga dan informasi yang sensitif. Beberapa
alat behavioral constraints secara teknis sangat rumit dan mahal seperti
magnetic identification-cards readers, voice-pattern detectors, dan
fingerprint atau eyeball-pattern readers.
b. Administrative Constraints: berarti memberikan batasan secara fungsi
administratifnya. Satu bentuk administrative constraints yang umum
digunakan adalah pembatasan kewenangan pengambilan keputusan.
Sebagai contoh, para manajer di tingkat bawah hanya diberi kewenangan
untuk menyetujui pengeluaran ampai dengan batas 1 juta rupiah, dan
manajer di tingkat yang lebih tinggi sampai dengan batas 20 juta rupiah.
Bentuk lain dari administrative constraints adalah pemisahan tugas
(separation of duties). Separation of duties ini menyangkut pembagian
pekerjaan untuk menyelesaikan tugas penting tertentu kepada beberapa
pegawai, sehingga tugas tersebut tidak mungkin untuk diselesaikan oleh
satu orang pegawai.
2. Preaction reviews, pengendalian yang dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan terhadap rencana kegiatan. Preaction reviews terdiri dari beberapa
bentuk baik yang bersifat formal maupun informal. Bentuk formal dari preaction
reviews ini adalah perlunya memperoleh persetujuan atas pengeluaran uang
untuk jumlah tertentu
3. Action accountability, pengendalian yang dilakukan untuk memastikan agar tiap
individu bertanggung jawab atas tindakannya, dengan cara menentukan
tindakan-tindakan yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
Penerapan action accountability controls memerlukan langkah-langkah:
a. mendefinisikan tindakan-tindakan apa yang diterima (acceptable) atau
yang tidak diterima (unacceptable);
b. mengkomunikasikan definisi dimaksud kepada para pegawai;
c. melakukan observasi atau penyelidikan tentang apa yang terjadi, dan
d. memberikan penghargaan untuk tindakan-tindakan yang baik atau
menjatuhkan hukuman kepada mereka yang melakukan penyimpangan.

Secara umum, action accountability controls akan sangat efektif apabila


tindakan-tindakan yang diinginkan dikomunikasikan dengan baik. Namun pada
kenyataannya hal tersebut tidaklah cukup. Setiap individu pegawai harus memahami
tentang apa yang perlu dilakukan dan merasa yakin untuk melakukannya, sehingga
tindakan-tindakan individual tersebut akan diperhatikan, serta dihargai atau dihukum
dengan cara yang berarti.

4. Redundancy, dilakukan dengan menempatkan karyawan ataupun mesin-mesin


dengan jumlah lebih besar dari kondisi ideal sebagai sistem back-up. Meliputi
penunjukan lebih banyak pegawai (atau, atau paling tidak menyiapkan tambahan
pegawai (atau mesin), untuk pelaksanaan tugas yang sangat perlu. Hal ini masih
dapat dianggap sebagai pengendalian sebab bentuk pengendalian ini dapat
meningkatkan kemungkinan bahwa tugas diselesaikan secara memuaskan.
Redundancy umumnya diterapkan pada computer facilities, security functions
dan critical operations Namun bentuk control ini tdk diterapkan di area lainnya
karena sangat mahal.

Result Control

Merupakan suatu pengendalian yang berorientasi pada hasil akhir yang ingin
dicapai. Perilaku karyawan dikontrol dengan cara memberikan reward bagi karyawan
yang melakukan tugas dengan baik dan punishment bagi yang tidak dapat mencapai
hasil yang diharapkan. Result Control dapat ditempuh melalui 4 tahap:

1. Mendefinisikan hal yang ingin dicapai.


2. Menentukan cara pengukuran terhadap hasil yang telah dicapai.
3. Menentukan target yang ingin dicapai.
4. Memberikan reward atau punishment.

Personnel and Cultural Control


Merupakan pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan pada 2
tipe kontrol sebelumnya. Personnel control digunakan untuk membangun kesadaran
bagi tiap individu untuk berusaha mengendalikan diri sendiri. Personnel control dapat
dilaksanakan melalui 5 langkah:

1. Selecting and placement


2. Training
3. Job design and provision of necessary resources.

Sedangkan cultural control didesain untuk mendorong terciptanya mutual-


monitoring, yaitu sebuah tekanan bagi individu untuk mematuhi norma–norma dan nilai
yang ada di dalam sebuah kelompok di mana ia berada. Menurut Merchant, ada 5 cara
untuk membentuk suatu kebudayaan:

1. Codes of conduct, dapat berupa peraturan formal yang tertulis, yang dapat
berisi nilai–nilai perusahaan, komitmen, dan sebagainya.
2. Group-based reward, dapat berupa pemberian reward kepada sebuah
departemen atas pencapaian bersama dari seluruh anggota departemen
tersebut.
3. Intraorganizational transfer, berupa saling bertukar pengalaman antar
depatemen sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan
bersosialisasi antarindividu.
4. Physical and social arrangement, dapat berupa penataan ruang atau desain
gedung yang disesuaikan dengan kebudayaan tertentu, tata cara berpakaian
saat bekerja, serta tata cara percakapan.
5. Tone at the top, bawahan akan melihat dan meniru apa yang dilakukan oleh
atasannya. Sehingga apabila atasan menginginkan bawahannya melakukan
hal yang baik, ia pun harus melakukan dan memberikan contoh yang baik.

Ketiga bentuk pengendalian diatas akan selalu berjalan beriringan dan saling
melengkapi. Tetapi tetap perlu diperhatikan bahwa dalam pengendalian manajemen,
akan selalu berlaku teori contingency yaitu tidak ada satu desain sistem pengendalian
yang efektif berlaku oleh semua perusahaan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor, seperti ekonomi, sosial, politik hingga budaya.
BAB III
ANALISIS

3.1 Keputusan Rosemary Memberi Maaf pada Kate atau Memecatnya

● Kesalahan Kate:
a. Rosemary melihat ada $60 di mesin kasir, namun pada saat ia kembali ke
mesin tersebut, hanya tersisa $20, dan saat ia menanyakan Kate soal
uang tersebut, Kate menyangkal mencurinya.
b. Kate telah berhasil membawa beberapa pelanggan baru kelas privat
untuk jam 1.00 hingga 2.00 siang di hari Senin, Kamis, dan Jumat yang
ditangani langsung oleh Kate sendiri. Namun saat Rosemary melakukan
pengecekan, tidak ada penghasilan yang masuk dari pelanggan baru
tersebut. Kate tidak menyetorkan uang dari pelanggan.

● Pertimbangan:
a. Kate adalah valuable instructor
b. Usaha marketing pemasaran Kate cukup efektif
c. Kate dapat mencuri juga disebabkan karena lemahnya internal control
dan pengawasan pemilik
d. Kate adalah seorang teman lama Rosemary

● Alternatif penyelesaian:
a. Memaafkan Kate dengan pertimbangan keahlian dan kerja bagus Kate
selama ini atau
b. Memecat Kate karena integritas Kate rendah

● Penyelesaian yang disarankan:


Keputusan untuk memecatnya mungkin kurang tepat dan terlalu cepat dalam
memutuskan, akan lebih baik jika memaafkan Kate dengan pertimbangan
keahlian dan tenaga kerja bagus Kate selama ini disertai:
1. Memberikan peringatan kepada Kate
2. Mencopot Kate dari posisi manajer dan memperkerjakan Kate sebagai
instruktur penuh sehingga kewenangannya hanya sebatas melatih klien
3. Meminta Kate mengembalikan uang yang belum disetor, bisa dengan
pemotongan gaji tiap bulannya atau uang bonusnya

3.2 Pemilihan Posisi Manajer di Private Fitness, Inc


Pilihan:

1) Tetap mempertahankan Kate pada posisi manajer


Positif:
a. Kate sudah memahami Private Fitness dengan baik dan strategi
marketingnya bagus
b. Tidak ada tambahan pengeluaran untuk mempekerjakan manajer baru

Negatif:
Terdapat kemungkinan Kate akan mengulangi perbuatan curangnya lagi

2) Menunjuk instruktur lain sebagai manajer


Positif
a. Instruktur yang sudah ada sudah memahami Private Fitness dengan baik
b. Tidak ada tambahan pengeluaran untuk memperkerjakan manajer baru

Negatif:
a. Perlu waktu untuk mengajari dan melatih instruktur tersebut tentang
tugas-tugas manajer
b. Belum tentu instruktur yang ada mempunyai keahlian yang diperlukan
seorang manajer dan integritas yang tinggi
c. Terdapat kemungkinan kasus Kate akan terulang kembali pada manajer
struktur baru
d. Kate mungkin akan berkonfrontasi dengan Rosemary terkait pencopotan
jabatannya, hal ini dapat mengganggu persahabatan mereka
3) Memperkerjakan manajer baru yang profesional, lebih dipercaya
Positif:
a. Operasi bisnis dapat dikelola secara benar dan efektif
b. Skedul instruktur dan karyawan diatur secara baik
c. Fasilitas dapat terpelihara lebih baik
d. Target dan pertumbuhan jumlah pelanggan dapat diukur dam ditetapkan
secara rasional
Negatif:
a. Menambah beban gaji perusahaan
b. Kate mungkin akan berkonfrontasi dengan Rosemary terkait pencopotan
jabatannya, hal ini dapat mengganggu persahabatan mereka

Rekomendasi:
Dari pilihan 1,2 dan 3, pilihan yang paling tepat bagi Rosemary adalah pilihan
nomor 3 yaitu mempekerjakan manajer profesional yang berkompeten dibidang
manajerial, keuangan, dan pemasaran untuk menghandel bisnis Private Fitness.

3.3 3. Pengendalian untuk memperoleh semua pendapatan bisnisnya tanpa harus


berada di klub sepanjang waktu.
Masalah utama:

1. Pencurian uang klub


2. Pelanggan baru dan pendapatannya tidak tercatat karena pelanggan
membayar langsung kepada instrukturnya

Penyebab:

1. Lemahnya internal control karena:


a. Perangkapan jabatan oleh Kate sebagai manajer dan instruktur yang
mempunyai wewenang terlalu banyak seperti mengelola fasilitas,
mengatur jadwal, menerima pembayaran, menyimpan kas, dan
menyelenggarakan pembukuan.
b. Lemahnya pengawasan karena pemilik tidak bisa standby di klub
sepanjang waktu.
2. Tidak ada kartu membership dan harga spesial member sehingga pelanggan
enggan mendaftarkan keanggotaannya dan memilih bertransaksi langsung
dengan instruktur yang memberikan iming-iming harga lebih murah sebagai
pengganti diskon.
● Kendala pengawasan:
1. Rosemary tidak bisa hadir di klub setiap saat karena harus mengurus
keluarga
2. Keterbatasan pendanaan karena Private Fitness masih merupakan klub
kecil

● Solusi jangka pendek:


1. Menambah staf baru yaitu satu orang sebagai manajer dan satu orang
sebagai resepsionis sekaligus kasir

⮚ Kelebihan:
a. Pengendalian internal menjadi lebih kuat
b. Terdapat pemisahan fungsi penerima kas dan pembukuan
sehingga memicu praktik yang lebih sehat
c. Adanya kontrol silang antara resepsionis/kasir sebagai
pencatat data pengunjung, pemegang kas dan manajer
sebagai pengelola bisnis, penyelenggaraan pembukuan
d. Rosemary tidak perlu harus sering-sering datang ke klub
untuk melakukan pengawasan

⮚ Kelemahan:
Menambah beban operasi perusahaan
2. Memperketat pengendalian dengan:
a. Pembuatan kartu membership klub
b. Pemberian harga khusus untuk pelanggan yang mempunyai kartu
membership
c. Di Private Fitness harus ada peraturan yang jelas mengenai fungsi
dan regulasi yang berlaku di Private Fitness, apa yang menjadi
aturan kerja, kebijakan dan prosedur serta kode etik perusahaan.
Semua hal tersebut harus dikomunikasikan kepada para karyawan
private fitness, selanjutnya Rosemary harus mengobservasi
apakah karyawannya tersebut telah mengikuti aturan tersebut,
serta memberi imbalan (bonus) jika karyawan tersebut memberi
manfaat lebih bagi perusahaan dan memberikan hukuman atau
punishment jika melakukan kesalahan atau merugikan perusahaan
dengan sengaja.
d. Instruktur memberikan pelatihan sesuai dengan jadwal atau shift
kerja yang disusun manajer, setiap instruktur diminta untuk
mentransfer ilmunya ke instruktur lain sehingga bila salah satu
instruktur berhalangan hadir, tugasnya dapat digantikan oleh
instruktur lain.
e. Larangan kepada instruktur untuk menerima pembayaran dari
pelanggan secara langsung
f. Kasir tidak boleh menyimpan uang terlalu lama. Kas tunai harus
disetor ke bank minimal tiga hari sekali yang kemudian bisa
dicek oleh Rosemary dengan begitu Rosemary bisa mengecek
dan membandingkan catatan dengan penerimaan di Bank.
g. Memperketat perekrutan instruktur dan karyawan dengan
pengecekan latar belakang (background checks) seperti
pendidikan, keterampilan, sertifikasi instruktur, pengalaman kerja,
dan kepribadian
h. Melakukan rekam data elektronik

● Customer datang dan datanya dicatat oleh resepsionis

● Pembayaran ke kasir juga direkam secara elektronik

● Membuat struk untuk tiga rangkap masing-masing untuk:

✔ Klien – untuk dibawa pulang, dikumpulkan dan


ditukarkan untuk diskon atau latihan gratis

✔ Instruktur – evaluasi komisi

✔ Kantor – akuntansi dan pembukuan

● Customer mendapatkan struk yang tercetak langsung dari


komputer

● Setiap komputer diberi password masing-masing dan hanya


pemegang otoritas yang dapat mengakses komputer tersebut

● Penggunaan locked cash box


● Data mengenai klien, mulai dari jumlah klien, daftar pelatihan,
hingga pembayaran harus diteruskan ke Rosemary.

Jika terjadi kerja sama antara kedua manajer, rosemary bisa mengeceknya
dengan melihat jumlah klien yang ada dan pendapatan yang diterima, jika pendapatan
kurang maka bisa dicek apakah memang klien belum membayar atau memang terjadi
pencurian asset.

● Solusi jangka panjang: Pemasangan CCTV


o Kelebihan:
a. Meningkatkan keamanan penggunaan fasilitas dan peralatan
b. Mengurangi potensi kecurangan dan pencurian oleh karyawan
c. Meningkatkan image positif pelanggan dengan membuat area
menjadi lebih aman dan nyaman

o Kekurangan:
a. Investasi untuk pembelian CCTV, peralatan pendukung, instalasi
dan pelatihan cukup besar
b. Menambah pengeluaran untuk pemeliharaan
3.3 Prosedur dan Pengendalian yang Seharusnya Digunakan untuk Melindungi
Aset Bisnisnya.

3.3.1 Result Control

No Kegiatan Performance Measuring Setting Providing


dimension performance on performanc reward or
these dimension e targets punishment

1 Result control dalam 1. Kesesuaian Ketepatan Seluruh Reward diberikan


hal scheduling system instruktur dan pelaksanaan instruktur kepada instruktur
karyawan scheduling melaksanaka yang
lainnya dengan system n kegiatan melaksanakan
jam tugas yang ditentukan sesuai pekerjaannya
telah tersedia dengan melihat dengan sesuai dengan
2. Kesesuaian jenis daftar hadir dari jadwal yang jadwal yang
kelas dengan instruktur clients ditentukan. diberikan berupa
jadwal yang serta daftar pemilihan
telah ada pelaksanaan instruktur terbaik.
3. Kesesuaian kegiatan
ruang yang instruktur
digunakan untuk apakah sudah
kelas dengan sesuai dengan
jenis kelas yang jadwal yang
sedang diadakan ditentukan.
4. Kesesuaian
antara jadwal
perawatan dan
pembersihan
fasilitas dengan
jadwal yang
ditetapkan
5. Kesesuaian
antara kapasitas
clients dengan
ruang dan
instruktur yang
ada
6. Kedesuaian
antara
penambahan
ruang, peralatan,
atau instruktur
yang dibutuhkan
dengan
penambahan
clients diatas
kapasitas

2 Result control dalam Kesesuain jumlah client Ketepatan Terlindungi Punishment


hal revenue system yang menghadiri kelas pelaksanaan nya diberikan kepada
dan private workouts pengendalian pendapatan karyawan yang
dengan jumlah pendapatan berupa kas dengan sengaja
pendapatan yang diukur melalui dari tidak
diterima pada hari dipatuhnya kemungkina membukukan
tersebut prosedur n hilangnya pendapatan sesuai
penerimaan kas tersebut dengan aturan
pendapatan yang yang berlaku
berlaku

3 Result control dalam Kesesuaian antara gaji Pengukuran Kesesuaian Punishment


hal payroll system atau upah yang diterima terhadap gaji dengan diberikan kepada
dengan kinerja pembayaran gaji kinerja karyawan yang
instruktur diukur instruktur salah
berdasarkan memberikan data
kinerja kunjungan klien
instruktur yang dan data rekap
didasarkan pada kegiatan
data kunjungan instruktur
klien

4 Result control dalam Hal pengeluaran biaya Tidak adanya Pengeluaran Punishment
pengeluaran operasional operasional dapat tunggakan biaya diberikan kepada
seefektif mungkin biaya-biaya operasional karyawan yang
yang terkait yang efisien tidak mengelola
kegiatan biaya operasional
operasional dengan benar

5 Penyusunan rencana Target tersusunnya Pengukuran Manajemen Reward dari


jangka pendek dan rencana jangka pendek ditentukan baru dapat terpenuhinya
jangka panjang maupun jangka panjang dengan menyusun target ini
direalisasikanny target-target diberikan kepada
a RPJP dan dalam RPJP manajemen baru
RPJM oleh maupun berupa
manajemen yang RPJM yang kesempatan untuk
baru berisi memimpin
perencanaan perusahaan
kapasitas, hingga
peramalan tercapainya target
laba

Personnel Control

Tujuan: Membangun kesadaran bagi setiap individu untuk mengendalikan diri sendiri
(self control) dan berlaku jujur

1. Job Design & Provision of necessary resources

● Design pekerjaan sesuai dengan keahlian kar yawan yg direkrut

● Memberikan kesempatan karyawan untuk berkembang


2. Training

● Menyediakan informasi mengenai tindakan atau hasil yang dii nginkan


dan bagaimana tugas harus dikerjakan
3. Selection and placement

● Memperketat perekrutan instruktur dan karyawan dengan pengecekan


latar belakang (background checks) seperti pendidikan, keterampilan,
sertifikasi instruktur, pengalaman kerja dan kepribadian

● Memperkerjakan manajer profesional yang berkompeten di bidang


manajerial, keuangan dan pemasaran

● Instruktur ditempatkan sesuai keahlian dan spesialisasinya

Cultural Control

Tujuan: Mendorong karyawan untuk men gawasi perilaku karyawan lainnya

1. Codes of conduct : Membuat dan mensosialisasikan peraturan tertulis, nilai,


motto dan komitmen Private Fitness
2. Group-based rewards: Memberikan reward atas capaian bersama seluruh
anggota grup baik instruktur, staf administrasi maupun manajer
3. Intra-organizational transfers: Pembagian shift kerja, setiap instruktur
diminta untuk mentransfer ilmunya ke instruktur lain sehingga bila salah
satu instruktur berhalangan hadir, tugasnya dapat digantikan oleh instruktur
lain
4. Physical and social arrangements: mengatur tata letak ruangan, penampilan,
kebugaran instruktur dan cara berbicara dengan klien
5. Tone at the top : pemilik dan manajer memberikan contoh yang baik kepada
bawahannya.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Pengendalian manajemen adalah bagian akhir dari proses manajemen dimana


semua usaha perusahaan mencakup metode, prosedur dan strategi perusahaan yang
mengacu pada efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan agar dipatuhi nya
kebijakan manajemen serta tercapainya tujuan perusahaan. Pengendalian manajemen
merupakan fungsi penting dalam organisasi. Keuntungan pengendalian manajemen
adalah peningkatan probabilitas tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan.
Pada permasalahan yang ada disarankan pilihan yang paling tepat bagi
Rosemary untuk permasalahan yang pertama adalah keputusan untuk memecatnya
mungkin kurang tepat dan terlalu cepat dalam memutuskan, akan lebih baik jika
memaafkan Kate dengan pertimbangan keahlian dan tenaga kerja bagus Kate selama ini
disertai dengan beberapa hal. Permasalahan yang kedua penulis menyarankan untuk
mempekerjakan manajer profesional yang berkompeten dibidang manajerial, keuangan,
dan pemasaran untuk menghandel bisnis Private Fitness. Permasalahan yang ketiga
dapat terselesaikan dengan beberapa cara yaitu dengan opsi jangka pendek atau jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Merchant Kenneth A. dan Van der Stede, Wim A. 2014. “Sistem Pengendalian
Manajemen” Edisi Tiga. Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai