Anda di halaman 1dari 12

EVOLUSI

MIKROEVOLUSI : SELEKSI GEN, ALIRAN GEN DAN


MUTASI GEN

Disusun oleh :
KELOMPOK 2

ADE MARIKA (F05112059)

ESTAMIA PUTRI HINELY SIAHAAN (F05112057)

KLARUS HEBA (F05112076)

SURIPIANA (F05112090)

TRI SEPTIANINGRUM (F05112070)

UMI FATHONAH (F05112055)

VINA KARDIANI (F05112078)

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura
2015
1. Pengertian mikroevolusi
Mikroevolusi adalah proses dari serangkaian perubahan dalam satu
spesies dari hal-hal yang diamati dalam seumur hidup makhluk hidup tersebut.
Mikroevolusi menyebabkan perubahan kecil dalam spesies yang sama (kliksma,
2015). Mikroevolusi adalah peristiwa terjadinya perubahan dalam skala kecil
pada frekuensi alel suatu populasi selama beberapa generasi. Perubahan ini
disebabkan oleh empat proses yang berbeda: mutasi, seleksi
alami maupun buatan, aliran gen, dan hanyutan genetik (Santoso, 2009).
contoh dari mikroevolusi adalah evolusi nyamuk yang tidak dapat
dibunuh oleh pestisida, yang disebut nyamuk resisten pestisida. Melalui mutasi
acak, beberapa nyamuk memiliki resistensi terhadap pestisida. Sebagai
akibat dari meluasnya penggunaan pestisida ini, sebagian besar nyamuk yang
tersisa adalah nyamuk resisten pestisida. Ketika nyamuk ini bereproduksi
tahun depan, mereka menghasilkan lebih banyak nyamuk dengan sifat resisten
pestisida. Segera, sebagian besar nyamuk tersebut resisten terhadap
pestisida. Ini adalah contoh dari mikroevolusi karena jumlah nyamuk dengan
sifa yang berubah ini. Namun, perubahan evolusioner ini tidak menciptakan
spesies baru nyamuk karena nyamuk resisten pestisida masih dapat
mereproduksi dengan nyamuk-non-resisten pestisida lainnya (mulyana,2014).
Berikut empat (4 ) proses yang menyebabkan perubahan secara mikroevolusi :

a) Seleksi

Seleksi merupakan suatu proses dimana individu-individu


tertentu dalam suatu populasi dipilih dan diternakkan untuk tujuan
produksi yang lebih baik (segi kuantitas dan kualitas) pada
generasi selanjutnya. Seleksi merupakan dasar utama dalam
pemuliaan ternak. Akibat seleksi dalam populasi adalah meningkatnya
rataan dalam suatu sifat ke arah yang lebih baik dan diikuti oleh
peningkatan keseragaman atau penurunan keragaman. Melakukan seleksi
merupakan aktifitas para pemulia yang paling penting karena
merupakan dasar utama dari pemuliaan yang meliputi aktifitas :
1. Menentukan ternak mana yang akan dipilih pada tiap generasi yang
akan dipakai sebagai tetua untuk generasi berikutnya.
2. Menentukan apakah semua ternak yang dipilih akan dibiarkan
mempunyai keturunan yang banyak atau tertentu saja.
Fungsi dari seleksi dalam suatu populasi adalah mengubah
frekuensi gen yang ada dalam populasi tersebut. Seleksi yang konsisten
untuk suatu sifat yang diinginkan seperti laju pertambahan bobot badan
per hari akan meningkatkan frekuensi gen yang menentukan
pertambahan bobot badan yang tinggi dan tentunya frekuensi gen tsb
sehingga rata-rata populasi akan berubah.

Secara umum seleksi dapat dibagi atas dua macam, yaitu :

1. Seleksi alam (natural selection) dimana seleksi terjadi secara spontan


akibat pengaruh alam. Digambarkan pada kejadian yang dialami oleh
ternak-ternak liar yang mampu meneruskan hidupnya pada kondisi
alam yang berubah-ubah. Seperti adanya musim yang berbeda,
bencana alam ( seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, dsb.),
musuh alam, keadaan pasture, temperature, penyakit dan parasit.
Dalam hal ini dikenal adanya istilahThe survival of the fittest (yang
kuat/mampu mengatasi pengaruh alam yang berhasil hidup/berbiak).
Seleksi alam merupakan proses yang kompleks dan banyak factor
yang menentukan perbedaan antara individu dalam populasi seperti :
mortalitas, periode aktifitas seksual, fertilitas, dsb. Dengan adanya
ternak yang berhasil mengatasi pengaruh alam tersebut, maka secara
tidak langsung alam telah menyeleksi ternak-ternak dalam populasi
tertentu.
2. Jelaskan bagaimana seleksi buatan merupakan salah satu proses
yang menyebabkan terjadinya mikroevolusi?
2. Seleksi buatan (artificial selection) seleksi terhadap ternak/hewan
yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Seleksi
ini dilakukan oleh manusia, mana ternak yang dipilih utnuk
diternakkan dan mana ternak yang tidak produktif lagi ditinjau dari
kebutuhan dan tujuan manusia itu sendiri. Dalam hal ini seleksi alam
masih mempunyai pengaruh. Akibat seleksi buatan adalah adanya
perbedaan (dari segi kuantitatif dan kualitatif) breed dan tipe ternak
dalam suatu species.
Dalam melaksanakan seleksi untuk tujuan pemuliaan ternak ada
beberapa metode yang dikenal dan dilaksanakan oleh para pemulia
ternak untuk memperoleh performans yang maksimum dari
populasinya baik untuk ternak bibit maupun ternak komersial.

Para petani pada masa-masa awal pertanian selalu menyimpan sebagian benih untuk
pertanaman berikutnya dan tanpa sengaja melakukan pemilihan (seleksi) terhadap
tanaman yang kuat karena hanya tanaman yang kuat mampu bertahan hingga panen.[6]
Sifat pertama dalam budidaya tanaman serealia (bijirin) yang termuliakan adalah ukuran
bulir yang menjadi lebih besar dan menurunnya tingkat kerontokan bulir pada tanaman
budidaya apabila dibandingkan dengan moyang liarnya.[7] Beberapa petunjuk untuk hal
ini dapat diperkirakan dari temuan sejumlah sisa bulir jelai dan einkorn di lembah
Sungai Eufrat dan Sungai Tigris (paling tua 9000 SM) serta padi di daerah aliran Sungai
Yangtze.[7] Temuan serupa untuk biji polong-polongan berasal dari India utara dan
kawasan Afrika Sub-Sahara.[7]

Perkembangan seleksi lebih lanjut telah menunjukkan kesengajaan dan terkait dengan
tingkat kebudayaan masyarakat penanam. Bulir jagung terseleksi dari teosinte yang
bulirnya keras serta terbungkus sekam, lalu menjadi jagung bertongkol namun bulirnya
masih terbungkus sekam, dan akhirnya bentuk yang berbulir tanpa sekam dan lebih
mudah digiling menjadi semakin banyak ditemukan. Beberapa petunjuk yang sama juga
terlihat dari temuan-temuan untuk bulir gandum roti dan jelai.[7] Contoh lainnya adalah
munculnya padi ketan serta jagung ketan di Asia Timur dan Asia Tenggara.[7] Hanya
dari wilayah inilah muncul jenis-jenis ketan dari delapan spesies dan menunjukkan
preferensi akan sifat ini.

3. jelaskan empat buah metode seleksi !

Ada empat buah metode seleksi yaitu :

1) Tandem method
Seleksi dilaksanakan secara bertahap dari beberapa sifat yang
dipertimbangkan. Seleksi suatu sifat tertentu dilaksanakan dari
generasi ke generasi berikutnya secara kontinyu, sampai sifat
tersebut mencapai performans maksimal. Lalu dihentikan, lanjut
dengan seleksi sifat yang lain, juga secara kontinyu dari generasi
ke generasi, begitu seterusnya. Adapun keuntungan dari metode
ini adalah efektif dan efisien (tergantung korelasi) sedangkan
kerugiannya adalah memerlukan waktu yang lama sehingga
metode ini jarang digunakan.
2) Independent culling Level
Seleksi dilakukan terhadap beberapa sifat yang dianggap
ekonomis secara bersamaan. Contoh : seleksi calon induk babi
berdasar jumlah anak yang dilahirkan (litter size) dan berat lahir
anaknya. Dari 50 ekor induk yang tersedia dipilih 20 ekor induk
dimana :

 Setiap induk dicatat data jumlah anak yang dilahirkan


 Setiap anak yang lahir ditimbang bobot badannya (dilihat
performans berat lahirnya)
 Diadakan ranking terhadap 50 ekor induk berdasarkan jumlah
anak yang dilahirkan
 Diadakan pemilihan 35 ekor induk dengan ranking teratas, 15
ekor diculling.
 Diranking lagi berdasarkan rata-rata bobot lahir anaknya
 Dipilih 20 ekor induk ranking teratas, 15 ekor diculling
Adapun kerugian metode ini adalah Improvement lebih
rendah/lambat dari tandem method dan Terjadi kehilangan
kesempatan memperoleh performans sifat kedua (berat lahir),
karena mungkin saja yang masuk 15 terbawah berat lahir anak
lebih tinggi daripada yang masuk 35 ranking atas berdasarkan
jumlah anak. Begitu juga sebaliknya dari yang dipilih sebanyak
20 ekor ranking atas, kemungkinan 15 ranking bawah jumlah
anak lebih banyak. Sedangkan keuntungannya adalah efisiens
karena menyeleksi sifat sekaligus secara bersamaan.
3) Indeks
Metode ini menyangkut penentuan nilai masing-masing sifat
yang diseleksi dan nilai-nilai ini akan memberikan sejumlah
score (nilai) yang menjadi indeks ternak yang
bersangkutan.Ternak dengan total score tertinggi (indeks)
tertinggi dipilih untuk tujuan seleksi. Penting diperhatikan adalah
masing-masing sifat memiliki koefisien (bobot) yang berbeda-
beda tergantung pada nilai ekonominya. Penentuan koefisien
masing-masing sifat dipengaruhi oleh banyak factor menyangkut
demand konsumen, harga pasaran, biaya produksi, dsb. Sehingga
penentuan koefisien secara kasar dapat diperkirakan berdasarkan
atas persentase saja dengan mengingat total koefisien semau sifat
yang dipakai untuk menentukan indeks adalah 1 atau 100%.
Adapun keuntungan dari metode ini adalah :
 Merupakan cara terbaik membentuk tipe ternak tertentu
 Iklan terbaik bagi peternak yang akan menjual ternaknya
 Arena untuk bertukar pengalaman antar peternak
 Rangsangan bagi peternak untuk perbaikan ternaknya dengan
cara membandingkan ternaknya dengan ternak lain.
Sedangkan kerugiannya adalah :

 Bisa terjadi sterilitas sementara (obesitas) akibat penggunaan


cara penggemukan untuk mendapat konformasi ideal.
 Sering terjadi tindakan yang mengelabui para juri terhadap
sifat-sifat ekteriur yang dapat mengurangi nilai, padahal
mungkin sifat itu menurun tetapi dihilangkan dengan operasi.
 Ekteriur baik belum tentu produktivitasnya baik.
4) MPPA (Most Probable Producing Ability) / ERPA (Estimated
Real Producing Ability) Adalah suatu cara untuk menduga
kemampuan berproduksi seekor sapi perah betina. Kedua metode
ini pada prinsipnya adalah sama. perbedaan MPPA dan ERPA
adalah bahwa pada MPPA, rataan produksi sapi betina
diperbandingkan dengan produksi populasinya. Sedangkan pada
ERPA dibandingkan dengan produksi herdmatenya. Herdmate
adalah semua induk dalam suatu peternakan yang sama, yang
beranak dalam waktu relative bersamaan, tetapi bukan saudara
tiri sebapak (mrzaen, 2012).
b) Aliran gen

Aliran gen dapat didefinisikan sebagai transfer alel atau gamet dari satu
populasi ke yang lain. Hal ini juga dikenal sebagai migrasi gen. Ketika
individu dari satu populasi bermigrasi ke populasi lain frekuensi alel
(proporsi individu yang membawa alel yang sama) mengalami
perubahan dalam populasi. Dengan kata sederhana, jika individu
penduduk A dimasukkan ke populasi B, ada perubahan yang dibawa
dalam komposisi lukang gen dari populasi B (melalui perkawinan). Hal
ini juga menyebabkan penambahan varian baru dari alel dalam populasi.

Tingkat aliran gen tergantung pada banyak faktor, yang paling penting adalah
potensi migrasi dari individu-individu dari populasi. Pada tumbuhan, laju aliran
gen tergantung pada efektivitas mekanisme penyebaran serbuk sari dan biji yang
digunakan. Pilihan pasangan juga merupakan faktor yang berkontribusi terhadap
aliran gen saat individu yang telah berimigrasi ke populasi baru mungkin tidak
menemukan pasangan yang cocok, atau lahir mungkin tidak layak, dan
karena itu, tidak berpengaruh pada frekuensi alel. Faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi laju aliran gen dapat mencakup jarak antara dua populasi,atau
hambatan fisik tertentu seperti gunung, sungai, atau struktur buatan
manusia tertentu. Spesiasi merupakan proses evolusi yang dapat
menimbulkan pembentukan spesies baru. Hal ini pada dasarnya adalah
pemisahan garis keturunan. Variasi genetik akibat akumulasi mutasi dan seleksi
alam dari individu dengan variasi ini diperlukan untuk spesiasi berlangsung.
Aliran gen berkesinambungan yang dipertahankan antara dua populasi dapat
menyebabkan agregasi dari dua lukang gen. Ini menyeragamkan frekuensi gen
dengan mengurangi variasi genetik dari dua populasi. Hal ini menyebabkan
meniadakan perbedaan genetik yang diperlukan untuk spesiasi berlangsung.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa aliran gen memiliki efek negatif pada
spesiasi.Contoh aliran Gen pada Manusia adalah dalam beberapa tahun
terakhir, aliran gen telah diamati antara populasi Kaukasia dan penduduk Afrika-
Amerika. Afrika-Amerika adalah keturunan dari penduduk asli Afrika Barat,
sedangkan bule adalah keturunan dari penduduk asli Eropa. Penduduk Afrika-
Amerika secara inheren tahan terhadap malaria sedangkan, penduduk Eropa
tidak. Keturunan yang dihasilkan oleh perkawinan individu dari populasi
tersebut dipandang tahan terhadap penyakit.

4. jelaskan perbedaan aliran gen secara horizontal dan vertikal !

Aliran gen tidak terjadi hanya dengan transfer gen vertikal (dari orang tua
kepada keturunannya). Transfer gen horizontal atau lateral sangat penting untuk
membawa aliran gen pada eukariota tingkat rendah, prokariota, dan virus.
Transfer gen horizontal pada dasarnya adalah transfer gen antara organisme
melalui metode selain reproduksi aseksual atau seksual. Transfer gen, dalam hal
ini, tidak dari orang tua kepada keturunannya. Fenomena ini dapat terjadi oleh
sejumlah proses seperti transformasi, transduksi, dan konjugasi, dan
bertanggung jawab untuk pengembangan resistensi antibiotik pada bakteri
(budisma, 2015)

c) Mutasi

Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen atau kromosom)


suatu sel yang diwariskan kepada keturunannya. Mutasi dapat
disebabkan oleh kesalahan replikasi materi genetika selama pembelahan
sel oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi
selama proses meiosis. Terdapat dua jenis mutasi, yaitu
1. Mutasi gen (Point mutation) adalah perubahan kimiawi pada satu atau
beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal yang menyebabkan
perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan
kromosomnya. Mutasi gen dapat terjadi melalui berbagai cara,
diantaranya :

a. Penggantian/substitusi pasangan basa; terjadi karena penggantian satu


nukleotida dengan pasangannya di dalam untaian DNA komplementer
dengan pasangan nukleotida lain. Contoh; anemia bulan sabit.

b. Insersi dan delesi; Insersi merupakan penyisipan atau penambahan


satu atau lebih nukleotida ke dalam rantai polinukleotida. Delesi adalah
pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen saat
replikasi DNA.
Mutasi Alami dan Mutasi Buatan

1. Mutasi alam atau mutasi spontan biasanya terjadi karena kesalahan


pemasangan basa pada waktu proses replikasi, perbaikan, atau rekombinasi
DNA sehingga mengarah pada terjadinya substitusi, insersi atau delesi pasangan
basa. Selain itu mutasi secara alami dapat terjadi karena radiasi radioaktif alam,
sinar kosmis dan sinar ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang ditimbulkan akibat campur tangan manusia
(telah direncancanakan). Dengan memperlakukan sel menggunakan zat-zat
kimia, sinar-X, sinar gamma, sinar alfa, dan beberapa jenis radiasi hasil
sampingan tenaga nuklir

Implikasi Mutasi Alami dan Buatan

1. Sindrom Down, terjadi ketidaknormalan pada kromosom autosom, sindrom


ini terjadi karena adanya tiga kromosom pada kromosom no.21 (trisomi). ciri-
ciri sindrom ini

- Kariotipe 47 XX atau 47XY.

- IQ rendah (± 40)

- Mata sipit, gigi keci-kecil dan jarang, liur selalu menetes, daya tahan terhadap
penyakit menurun

- Mongolism, bertelapak tebal seperti telapak kera.

2. Sindrom Klinefelter, terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks dan


biasanya diderita oleh laki-laki. Ciri-cirinya :

- mempunyai kelebihan kromosom seks-X, sehingga kariotipenya 47 XXY.


- Lelaki dengan testis kecil, gagal menghasilkan sperma.

- Rambut dada tidak tumbuh.

- Suara dan dada seperti wanita, memiliki tangan dan kaki yang panjang.

3. Sindrom Turner, terjadi ketidaknormalan pada kromosom seks yaitu adanya


pengurangan satu kromosom seks dan biasanya diderita oleh wanita. Ciri-cirinya
:
- Hanya mempunyai satu kromosom seks, dengan kariotipenya 45X0.
- Perempuan mandul, bentuk kaki X, dada dan ovarium tidak berkembang.
- Tidak mengalami haid.

- Ukuran tubuh kecil, IQ rendah.

Selain merugikan beberapa mutasi dapat berguna bagi manusia, diantaranya :


a. Mutasi pada mikroorganisme dapat meningkatkan hasil antibiotika, misalnya
mutan Penicillium penghasil antibiotik penisilin.

b. Meningkatkan hasil panen produksi pangan dengan membuat hasil panen


poliploid dengan mutasi induksi.

c. Mutasi melalui radiasi menggunakan radioisotop dapat digunakan untuk


memeriksa proses biologi, misalnya transfer elektron pada fotosintesis (pintar
biologi, 2014)

DAFTAR PUSTAKA

Kliksma, 2014. Perbedaan mirkoevolusi dan makroevolusi.


http://kliksma.com/2014/10/perbedaan-mikroevolusi-dan-
makroevolusi.html di akses tanggal 7 mei 2015

Santoso, begot, 2009. Mikroevolusi.

http://biomedia.begotsantoso.com/infosains/mikroevolusi di akses
tanggal 7 mei 2015.

pintar biologi, 2014 . Mutasi pengertian dan contoh.


http://www.pintarbiologi.com/2014/11/mutasi-pengertian-jenis-dan-html
di akses tanggal 7 mei 2015.

Budisma, 2015. Pengertian aliran gen dan contoh aliran gen.


http://budisma.net/2015/03/pengertian-aliran-gen-dan-contoh-aliran-
gen.html)

Mrzaen, 2012 . Prinsip dan metode seleksi.

https://mrzaen.wordpress.com/2012/03/13/prinsip-dan-metode-seleksi di
akses tanggal 7 mei 2015.

lungkang gen (atau gene pool) adalah populasi yang menampung berbagai alel yang
mungkin tersedia dalam suatu spesies. Populasi menjadi lungkang gen apabila di
dalamnya terdapat keunikan akibat proses saling kawin di dalamnya terjadi secara
tertutup (terisolasi), terpisah dari populasi lain.

Anda mungkin juga menyukai