Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arus reformasi dan globalisasi telah menuntut kita untuk meluruskan

kembali arah pembangunan nasional yang telah dilaksanakan dalam

dasawarsa terakhir ini, dengan tuntutan reformasi total kebijakkan

pembangunan dilaksanakkan dalam segala bidang. Untuk bidang kesehatan

tuntutan reformasi total tersebut muncul karena masih ada ketimpangan hasil

pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat kita masih tertinggal

dibandingkan dengan negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam

pembangunan kesehatan. Sedangkan pembangunan kesehatan adalah

merupakan bagian integral dari pembangunan nasional ( Eni Yulianti 2002)

World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu

upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor kimia dan biologi yang

menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya perkembangan dan

kesehatan manusia baik fisik, mental, maupun sosial serta kelangsungan

kehidupan manusia dalam lingkungan.

Dalam Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan ditetapkan

bahwa “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

1
2

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis.

Pembangunan sanitasi di Indonesia masih relatif rendah. Hal itu

terungkap pada Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) 2013 di

Jakarta, bertema "Menuju Pelayanan Prima Air Minum dan Penyehatan

Lingkungan Berbasis Masyarakat Melalui Penguatan Institusi Daerah dan

Pelibatan Swasta Lokal". Pada konferensi yang diselenggarakan oleh World

Bank Water Sanitation Program (WSP) itu terungkap, bahwa Indonesia

berada di urutan kedua di dunia sebagai negara dengan sanitasi buruk.

Sanitasi di Provinsi Bengkulu saat ini masih rendah dan jauh dari harapan.

Kondisi ini disebabkan karena rendahnya SDM yang mengelola sanitasi dan

air minum serta kesadaran masyarakat yang masih rendah. Solusinya sangat

dibutuhkan kerjasama yang baik antara pihak pemerintah daerah di

kabupaten/kota dan stakeholder terkait dengan pemerintah pusat. Khususnya

dalam peningkatan sumber daya manusia.

Kota Bengkulu merupakan salah satu dari sepuluh kabupaten/kota di

Provinsi Bengkulu. Kampung Bugis kecamatan Kampung Melayu merupakan

salah daerah yang terdapat di Kota Bengkulu yang terletak di kelurahan

Sumber Jaya kecamatan Kampung Melayu dengan jumlah penduduk kurang

lebih 18.128 jiwa terdiri dari kurang lebih 3000 kepala keluarga (KK), luas

wilayah Kelurahan Sumber Jaya kurang lebih 600 Ha.


3

Pemukiman serta fasililitas sanitasi yang masih kurang sehingga

menyebabkan masih tingginya angka penyakit ISPA. Pada tahun 2015 di

Puskesmas Padang Serai terdapat 1886 kasus Penyakit ISPA atau 77,33% dari

10 penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas Padang Serai, Penyakit ini

merupakan penyakit yang paling banyak diderita masyarakat, yang terdapat di

Puskesmas Padang Serai. Selain sarana sanitasi dasar, faktor pengetahuan dan

sikap juga merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha kesehatan

masyarakat. Walaupun sarana sanitasi dasar tersedia jika tidak didukung oleh

pengetahuan dan sikap hidup sehat masyarakat maka tujuan pembangunan

kesehatan tidak akan tercapai.

Berdasarkan survey pendahuluan melalui observasi yang dilakukan pada

tanggal 8 April 2017 di Kampung Bugis kecamatan Kampung Melayu Kota

Bengkulu, memiliki data kepala keluarga sebanyak 117 KK pada tahaun 2017.

Dengan jumlah 10 KK yang diambil untuk dijadikan survey pendahuluan,,

kualitas sarana sanitasi dasar yang dilihat yaitu sarana air bersih, jamban,

sarana pengolahan air limbah dan pengolahan sampah. Hasil observasi dari

10 KK tersebut, diketahui sebanyak 80% KK yang kurang memperhatikan

sarana air bersih, jamban, saluran pengolahan air limbah, dan pengolahan

sampah. Dan 20% KK memiliki fasilitas sarana sanitasi dasar yang telah

memadai seperti sarana air bersih, jamban, sarana pengolahan air limbah dan

pengolahan sampah.
4

Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan kualitas Sikap

Masyarakat dengan Sarana Sanitasi Dasar di Kampung Bugis kecamatan

Kampung Melayu Kota Bengkulu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah

“Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan kualitas sikap masyarakat

dengan sarana sanitasi dasar di Kampung Bugis kecamatan Kampung Melayu

Kota Bengkulu ”?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kualitas Sikap

Masyarakat Dengan Sanitasi Dasar di Kampung Bugis kecamatan

Kampung Melayu Kota Bengkulu”

2. Tujuan khusus

a. Diketahui pengetahuan masyarakat mengenai kualitas sarana sanitasi

dasar di Kampung Bugis kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu.

b. Diketahui sikap masyarakat mengenai kualitas sarana sanitasi dasar di

Kampung Bugis kecamatan Kampung Melayu Kota Bengkulu.

c. Diketahui kualitas sarana sanitasi dasar di Kampung Bugis kecamatan

Kampung Melayu Kota Bengkulu.


5

d. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai

kualitas sarana sanitasi dasar di Kampung Bugis kecamatan Kampung

Melayu Kota Bengkulu.

e. Diketahui hubungan sikap masyarakat mengenai kualitas sarana

sanitasi dasar di Kampung Bugis kecamatan Kampung Melayu Kota

Bengkulu.

D. Manfaat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepadan

masyarakat untuk hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit dan

menerapkan ilmu kesehatan lingkungan.

2. Bagi Akademik

Menambah kepustakaan yang berhubungan dengan ilmu kesehatan

lingkungan.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi yang dapat digunakan peneliti selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian denagn judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap

Masyarakat Dengan Sarana Sanitasi Dasar Di Kampung Bugis Kecamatan

Kampung Melayu Kota Bengkulu” ini belum pernah dilakukan

sebelumnya,ada pun penelitian sebelumya yang berkaitan dengan penelitian

ini adalah:
6

Metode Hasil
NO Nama Judul
Penelitian Penelitian
1 Dhian Hubungan Tingkat Cross 1. Masyarakat di kelurahan
Virgustina Pengetahuan Masyarakat Setional pengantungan Kota
Dengan Sanitasi Bengkulu kurang dari
Dasar Di Kelurahan setengah (49,2%)
Penggantungan Kota berpengetahuan kurang.
Bengkulu Tahun 2015 2. Lebih dari setengah
(59,8%) kebersihan fasilitas
dasar tidak memenuhi syarat
2 Eny Hubungan sikap Hidup Cross Hasil penelitian diperoleh
Yuliawati Sehat Masyarakat Dengan setional data perilaku hidup sehat
Sanitasi Dasar Didaerah masyarakat, untuk tingkat
Slum Area kelurahan pengetahuan rata-rata adalah
Tiban Lama Kecamatan dikategorikan sedang (72%),
Sekupang Kota untuk sikap rata-rata
Batam Tahun 2002 dikategorikan bersikap
baik (91%) dan untuk
tindakan rata-rata
dikategorikan sedang (76%).

Bedanya dengan penelitian ini adalah tempat, waktu dan sampel penelitian yang
digunakan pada penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai