PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapantahapan
menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh
terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada
sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain
sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut
pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan
berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010).
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut
World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI (2006)
pengelompokan lansia menjadi :
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki
masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif
(usia >65 tahun)
Bonny mengembangkan sesi terapinya dalam format empat fase dan serangkaian
program music. Sampai hari ini telah terkumpul lebih dari 40 program musik. Sampai
hari ini telah terkumpul lebih dari 40 musik yang berdurasi 30-50 menit. Musik tersebut
terdiri sampai delapan gerakan atau berupa sebuah lagu utuh baik dalam format
instrumental maupun vocal.
Untuk dapat memanfaatkan peranan musik bagi kesehatan perlu dikaji terlebih
dahulu suatu musik dengan langkah sebagai berikut :
a. Jika musik belum terlalu dikenal, kenali musiknya terlebih dahulu,kenali iramanya.
b. Ikuti iramanya, pejamkan mata, rasakan kesan yang ditimbulkan, perhatikan
bayangan yang muncul di dalam alam pikiran.
c. Jika music tersebut mengandung syair, coba mengerti dan pahami syairnya.
d. Hindari music keras dan hingar-bingar yang kurang beraturan. Hal ini akan
menghambat proses psikofisik ke keseimbangan.
e. Gunakan music tradisional seperti bunyi tambur, genta dan gamelan bertenaga
untuk membangkitkan gairah hidup.
f. Gunakan senandung internal untuk memperoleh rasa kedamaian.
3.1 Simpulan
Pada khasus lansia bertambahnya umur akan mengalami berbagai jenis penyakit,
seperti halnya activity of daily living juga akan menurun/bermasalah misalnya pada
tingkatan setres dan fungsi psikososial. Untuk mengatasi hal tersebut bisa
menggunakan dengan terapi music. Karena dengan terapi musik dapat membantu
perkembangan, membangun, mendorong, menumbuhkan percaya diri, membentuk
kepribadian yang optimis, pantang menyerah, dan dapat menerima kenyataan hidup
dengan apa adanya.
3.2 Saran
Untuk mengurangi tingkat stress dan fungsi psikososial pada lansia akan lebih baik
jika menggunakan dengan terapi music ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al Kindhy AFA 1997. Musik dari sudut pandang kosmologis islam, (online),
(http://www.mkalm.com/capita/musik.htm), di akses 16 september 2019.
Dewi, Mahargyantari P. Desember 2009.Studi Metaanalisis : Musik Untuk Menurunkan Stres.
Volume 36. No.2. http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/45/35. di
akses 16 September 2019.
Djohan. 2006. Terapi music, teori dan aplikasi. Yogjakarta : Galangpress
Halim, S. 2003. “Efek Mozart dan Terapi Musik dalam Dunia Kesehatan”.http://www.fkui.com.
(http://www.terapimusik.com/terapi_musik_islam.htm)
Mubarak, Wahid Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.Jakarta : Salem
ba Medika
Multazam, Isa. 2007. Terapi Gamelan bagi Penderita Gangguan Kejiwaan.
Richman S. (2010). Stroke Rehabilitation: Music Therapy. Wilson Terrace, Glendale : Cinahl
Information Systems (RU)
Satiadarma, M. P. 2004. Cerdas Dengan Musik. Jakarta: PuspaSuara.
Suryana, Dayat. 2012. Terapi musik. Jakarta.
Wahyu, Utomo A. Santoso, Agus. 2013. Studi Pengembangan Terapi Musik Islami Sebagai
Relaksasi Untuk Lansia. Volume 03. No. 01.
(http://jurnalbki.uinsby.ac.id/index.php/jurnalbki/article/download/7/5) diakses pada 16
September 2019.