Anda di halaman 1dari 117

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Akuntansi Skripsi Sarjana

2017

Pengaruh Kompensasi Finansial,


Kepemimpinan Transformasional,
Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan
Lingkungan Kerja pada Satuan Non
Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

Purba, Mery Lasmarito


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21013
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
SKRIPSI

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
PEGAWAI PADA SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU
PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA
UTARA

OLEH:

MERY LASMARITO PURBA


150522066

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA PADA SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU
PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA
UTARA
Telah dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Kompensasi Finansial,
Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan
Lingkungan Kerja terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Satuan Non
Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara.
Penelitian mulai dilaksanakan sejak September hingga November 2016.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dengan meyebarkan kuesioner kepada 50
orang pegawai Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
Provinsi Sumatera Utara.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
kesimpulan adalah regresi linier berganda. Hal tersebut menjelaskan bahwa
variabel Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai karena nilai
signifikansi Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja dan Kepuasan
Kerja lebih kecil dari 0,050. Sementara itu, variabel kompensasi finansial dan
lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja
pegawai karena nilai signifikansi kompensasi finansial dan lingkungan kerja lebih
besar dari 0,050. Dapat disimpulkan bahwa terdapat Peningkatan Kinerja Pegawai
pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi
Sumatera Utara dan tidak terdapat pengaruh kompensasi finansial dan lingkungan
kerja secara signifikan terhadap prestasi kerja Satuan Non Vertikal Tertentu
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara.

Kata kunci : Kompensasi Finansial, Kepemimpinan Transformasional, Motivasi


Kerja, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
EFFECT OF FINANCIAL COMPENSATIONS, TRANSFORMATIONAL
LEADERSHIP, WORK MOTIVATION, JOB SATISFACTION AND WORK
ENVIRONMENT IN UNITS OF SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU
PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA
UTARA

Research has been done to found the effect of financial compensations,


transformational leadership, work motivations, job satisfaction and work
environment on Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
Provinsi Sumatera Utara.
This research was started on September, 2016. Type of this research
conducted by distributing quesionnaries to 50 Satuan Non Vertikal Tertentu
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara.
Technique used in the research to get the conclusion is a multiple linear
regression technique. It interpret that the transformational leadership, work
motivations and job satisfaction style have significant effect toward employee’s
performance because of the significant value of financial transformational
leadership, work motivations and job satisfaction style is less than 0,050 and the
significant value of work environment is more than 0,05. While, financial
compensations and job satisfaction haven’t significant effect toward employee’s
performance because of the significant value of them is over that 0,050. So, that
can be concluded that there is the effect of financial transformational leadership,
work motivations and job satisfaction significantly toward employee’s
performance in Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air
Provinsi Sumatera Utara., and there is not the effect of financial compensations
and , job satisfaction significantly toward employee’s performance in Satuan Non
Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara.

Keyword : financial compensations, transformational leadership, work


motivations, job satisfaction and work environment

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang

telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kompensasi Finansial,

Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan

Lingkungan Kerja Pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan

Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara ”. Tujuan penyusunan skripsi

ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memeroleh gelar

kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi

Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya memperoleh banyak

bimbingan, dukungan, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua

Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dra. Nurzaimah, MM, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., selaku Dosen Penguji dan
Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding, atas segala saran
dan masukan yang telah diberikan selama ini.
5. Seluruh Staf dan Karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
6. Kedua orangtua penulis, saudara-saudara penulis, dan teman-teman
seperjuangan selama proses perkuliahan. Terima kasih atas dukungan doa,
kasih sayang, dan motivasi yang selama ini diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini,

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya serta dapat

digunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian

selanjutnya. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya.

Medan, Januari 2017

Penulis

Mery Lasmarito Purba

NIM. 150522066

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................ 6
1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian ........................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Peningkatan Kinerja Pegawai............................................. 8
2.2 Kompensasi Finansial ........................................................ 13
2.3 Kepemimpinan Trasformasional ........................................ 17
2.3.1 Dinemsi Kepemimimpinan Transformasional ......... 18
2.4 Motivasi Kerja .................................................................... 19
2.5 Kepuasan Kerja .................................................................. 22
2.6 Lingkungan Kerja ............................................................... 24
2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................... 29
2.8 Kerangka Konseptual ......................................................... 32
2.9 Pengembangan Hipotesis ................................................... 32
2.9.1 Pengaruh Kompensasi finansial terhadap
peningkatan kinerja pegawai ................................... 33
2.9.2 pengaruh kepemimpinan transformasional
terhadap peningkatan kinerja pegawai..................... 34
2.9.3 Pengaruh Motivasi kerja terhadap peningkatan
kinerja pegawai ........................................................ 35
2.9.4 Pengaruh Kepuasan kerja terhadap peningkatan
kinerja pegawai ........................................................ 36
2.9.5 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap peningkatan
kinerja pegawai ........................................................ 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ................................................................... 40
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 40
3.2.1 Tempat Penelitian..................................................... 40
3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................... 40
3.3 Batasan Operasional ........................................................... 40
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................. 41
3.5 Skala Pengukuran Variabel ................................................ 42
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 43

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6.1 Populasi Penelitian ................................................... 43
3.6.2 Sampel Penelitian ..................................................... 44
3.7 Jenis Data ........................................................................... 44
3.8 Metode Pengumpulan Data ................................................ 45
3.8.1 Teknik Analisis Data ................................................ 45
3.9 Uji Kualitas Data ................................................................ 46
3.9.1 Uji Validitas Data ..................................................... 46
3.9.2 Uji Reabilitas............................................................ 47
3.10 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 47
3.10.1 Uji Normalitas Data ............................................... 47
3.10.2 Uji Multikolinearitas .............................................. 48
3.10.3 Uji Heterokedastisitas ............................................ 48
3.11Uji Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ................... 49
3.12 Uji Hipotesis..................................................................... 50
3.11.1 Uji t (Regresi Parsial) ............................................. 50
3.11.2 Uji f (Regresi Simultan) ......................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Perusahaan ............................................ 51
4.1.1 Sejarah singkat Satuan non vertikal tertentu
Pelaksanaan jaringan sumber air ProvinsiSumatera
Utara ........................................................................ 51
4.2 Metode Analisis Deskriptif ................................................ 52
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ................................. 52
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ..................................... 54
4.3 Uji Kualitas Data ................................................................ 65
4.3.1 Uji Validitas Data ..................................................... 65
4.3.2 Uji Reliabilitas Data ................................................. 67
4.4 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 66
4.4.1 Uji Normalitas .......................................................... 66
4.4.2 Uji Multikolinearitas ................................................ 69
4.4.3 Uji Heterokedastisitas .............................................. 70
4.5 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) .............................. 71
4.6 Uji Hipotesis....................................................................... 72
4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ................................. 72
4.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ............................ 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan......................................................................... 80
5.2 Saran ................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 82


LAMPIRAN ............................................................................................... 85

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 30


Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 42
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ................................................................ 44
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 53
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................ 53
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan tingkat pendidikan ......... 54
Tabel 4.4 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X1 ............... 54
Tabel 4.5 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X2 ............... 56
Tabel 4.6Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X3 ................ 58
Tabel 4.7 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X4 ............... 59
Tabel 4.8 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X5 ............... 61
Tabel 4.9 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Y ................ 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Instrumen ................................................... 65
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 66
Tabel 4.12 Uji Normalitas ........................................................................... 68
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas ................................................................. 69
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ....................................... 71
Tabel 4.15 Uji-t ........................................................................................... 73
Tabel 4.16 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji 𝐹 ........................................ 78
Tabel 4.17Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ........................................ 79

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .............................................................. 33


Gambar 4.1 Normal P-P Plot Regression Standardized Residual .............. 67
Gambar 4.2 Scatterplot Dependent Variable .............................................. 70

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................ 85


Lampiran 2 Data Responden ....................................................................... 91
Lampiran 3 Hasil Uji Kualitas Data ............................................................ 95
Lampiran 4 Output SPSS Uji Asumsi Klasik ............................................. 104
Lampiran 5 Output SPSS Uji Regresi (Uji-F dan Uji-t) ............................. 107

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis yang semakin hari semakin mengalami kemajuan

mendorong pelaku bisnis untuk dapat tetap bertahan agar mampu bersaing.

Menghadapi hal tersebut perlu sumber daya manusia yang berkualitas untuk

mampu mewujudkan tujuan perusahaan. Pengelolahan sumber daya manusia tidak

terlepas dari hubungan timbal balik yang positif antara karyawan dengan

organisasi itu sendiri. Kerap kali, evaluasi terhadap karyawan dilakukan guna

menjaga kualitas dan kinerja yang baik dari para karyawan dalam organisasi

tersebut. Keadaan ini bukan hanya terdapat pada organisasi swasta yang telah Go

Public, tetapi juga pada organisasi pemerintah. Karyawan yang bekerja dalam

organisasi pemerintah di nilai kurang produktif dibandingkan dengan karyawan

organisasi swasta. Hal ini dapat menjadi faktor pemicu turunnya kinerja pegawai

dan kualitas pelayanan publik di mata masyarakat. Padahal organisasi harus

memiliki sumber daya manusia yang baik guna mencapai tujuan organisasi

pemerintah.

Timpe (1992) mengungkapkan kinerja adalah tingkat prestasi seseorang

atau karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan yang dapat meningkatkan

produktifitas. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang

berhubungan dengan sifat-sifat seseorang, meliputi sikap, sifat-sifat kepribadian,

sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel personal lainnya. Faktor

eksternal merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang

berasal dari lingkungan, kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, jenis

latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.

Dalam konteks perusahaan, Handoko (2001) mengemukakan bahwa suatu

cara untuk meningkatkan kinerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah

dengan memberikan kompensasi. Hasibuan (2006) menyatakan kompensasi

adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak

langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

kepada perusahaan. Lebih lanjut Sikula yang diterjemahkan Mangkunegara

(2005), mengatakan kompensasi adalah pemberian upah yang merupakan

imbalan, pembayaran untuk pelayanan yang telah diberikan oleh karyawan.

Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian

rupa sehingga merupakan sistem yang baik dalam organisasi (Simamora, 2006).

Perusahaan memberikan kompensasi dengan harapan adanya rasa timbal balik

dari karyawan tersebut untuk bekerja dengan prestasi yang baik. Hasibuan (2006)

menyatakan bahwa kompensasi yang diterapkan dengan baik akan memberikan

motivasi kerja bagi karyawan. Kompensasi yang diberikan harus layak, adil, dapat

diterima, memuaskan, memberi motivasi kerja, bersifat penghargaan dan sesuai

dengan kebutuhan (Lewa & Subowo, 2005). Pemberian kompensasi akan

memberikan manfaat kepada kedua belah pihak, baik kepada pihak perusahaan

maupun kepada pihak karyawan.

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Selain kompensasi finansial, Kepemimpinan transformasional adalah suatu

proses di mana para pemimpin dan anggota saling menaikkan diri ke tingkat

moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Pemimpin berupaya untuk mengubah

perilaku anggotanya agar menjadi orang yang merasa mampu dan bermotivasi

tinggi serta berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan berkualitas guna

mencapai tujuan organisasi. Para anggota organisasi yang dipimpin secara

transformasional akan merasakan adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan

hormat terhadap pimpinan, dan mereka termotivasi untuk melakukan pekerjaan

dengan cara lebih baik dari yang diharapkan (Yulk, 1998). Pemimpin

transformasional menurut Bass (dalam Wutun, 2001) cenderung berusaha untuk

memanusiakan manusia melalui berbagai cara seperti memotivasi dan

memberdayakan fungsi dan peran karyawan untuk mengembangkan organisasi

dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang nyata. Wutun (2001)

menambahkan bahwa kepemimpinan transformasional adalah bagaimana

pemimpin mengubah (to transform) persepsi, sikap, dan perilaku bawahan

terlepas dari meningkat-tidaknya perubahan yang terjadi. Secara konseptual,

kepemimpinan transformasional (to transform) adalah sebagai kemampuan

pemimpin dalam mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja, dan

nilai-nilai kerja bawahan sehingga bawahan akan lebih mengoptimalkan kinerja

untuk mencapai tujuan organisasi.

Motivasi memiliki hubungan yang erat dengan sikap dan perilaku yang

dimiliki oleh seseorang. Sikap yang ada pada setiap individu berinteraksi dengan

nilai-nilai, emosi, peran, struktur sosial dan peristiwa-peristiwa baru, yang

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bersama-sama emosi dapat dipengaruhi dan diubah oleh perilaku. Perubahan sikap

ini dimungkinkan karena pikiran manusia adalah suatu kekuatan kompleks yang

dapat meng-adaptasi, mempelajari, dan memproses setiap informasi dan

perubahan baru yang diterimanya. Motivasi itu sendiri dapat diartikan sebagai

keadaan dalam diri pribadi seseorang sehingga orang tersebut terdorong untuk

melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Oleh karenanya, motivasi mempunyai

sifat yang tidak akan lepas dari sifat manusia itu sendiri, dimana manusia secara

individual mempunyai kualitas eksistensi diri yang berbeda-beda antara satu

dengan yang lainnya. Tiap-tiap individu mempunyai latar belakang dan sikap

yang berbeda terhadap rangsangan yang ada, sehingga motivasi yang muncul pada

tiap-tiap individu pun berbeda-beda. Beberapa cara dapat digunakan para

pemimpin untuk memberikan motivasi positif terhadap bawahannya, seperti

penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, penghargaan khusus secara

pribadi, kompetisi, partisipasi, kebang-gaan atau kepuasan dan materi.

Faktor lain yang dapat menunjang kinerja yang baik dari seorang pegawai

adalah Kepuasan Kerja. Menurut Robbins (2002) bahwa kepuasan kerja adalah

suatu sikap seseorang terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara banyaknya

ganjaran yang diterima pekerja dan banyaknya yang diyakini yang seharusnya

diterima. Kepuasan kerja yang tinggi atau baik akan membuat karyawan semakin

meningkatkan prestasi kerja atau organisasi sehingga karyawan terkomitmen

organisasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang dan yang lebih penting lagi

kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya prestasi

kerja yang tinggi dan komitmen organisasi yang tinggi pula. Karyawan yang tidak

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
merasa puas terhadap pekerjaanya, cenderung akan melakukan atau penghindar

diri dari situasi-situasi pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun psikologis.

Lingkungan kerja juga merupakan hal yang tidak kalah penting untuk

diperhatikan dalam upaya peningkatan kinerjapegawai dalam suatu organisasi.

Lingkungan kerja merupakan kondisi-kondisi material dan psikologis yang ada

dalam organisasi. Organisasi dituntut untuk menyediakan lingkungan kerja yang

memadai. Lingkungan kerja dapat dibagi menjadi dua (2) yaitu lingkungan kerja

fisik dan non-fisik. Lingkungan kerja fisik dapat berupa tata ruang kantor yang

nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna dan

penerangan yang indah, dan lain-lain. Lingkungan kerja non-fisik dapat berupa

suasana kerja pegawai yang nyaman, kesejahteraan pegawai, hubungan antar

sesama pegawai, hubungan pemimpin dengan pegawai, serta tempat ibadah.

Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja pegawai

sehingga pegawai memiliki orientasi bekerja dan meningkatkan kualitas

kinerjanya.

Dalam upaya pengelolaan sumber daya manusia, satuan non vertikal

tertentu pelaksanaan jaringan sumber air berada dibawah pembinaan dan tanggung

jawab Direktur Jenderal Sumber Daya Air, nampaknya masih terdapat banyak

kendala yang dihadapi sehingga sulit untuk mencapai tujuan organisasi. Kendala

yang belum ideal itu antara lain, pegawai datang kerja terlambat, istirahat lebih

awal danpulang kerja lebih awal serta kurangnya sarana dan prasarana.

Riyadi (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kompensasi finansial, gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kinerja karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur. Peneliti

menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dan metode analisis

yang digunakan regresi linear berganda dan model yang digunakan adalah uji

asumsi klasik. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa Kompensasi finansial

tidak mempengaruhi motivasi kerja maupun kinerja karyawan. Sedangkan gaya

kepemimpinan secara signifikan mempengaruhi motivasi kerja maupun kinerja

karyawan, dan motivasi kerja secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan.

Yohana Oktryanti S (2015) dalam melakukan penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh kompensasi finansial, motivasi kerja, lingkungan

kerja, dan gaya kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada Rumah Sakit

Bhayangkara Tk.II Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kompensasi

finansial, motivasi kerja, lingkungan kerja, dan gaya kepemimpinan secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat diajukan

sebagai sebuah penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kompensasi Finansial, Kepemimpinan Transformasional,

Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap

Peningkatan Kinerja Pegawai pada Satuan Non Vertikal Tertentu

Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara”.

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Perumusan Masalah

Apakah Kompensasi Finansial, Kepemimpinan Transformasional,Motivasi

Kerja, Kepuasan kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh secara simultan

maupun parsial terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada Satuan Non Vertikal

Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakahKompensasi Finansial, Kepemimpinan

Transformasional, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja

berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap Peningkatan Kinerja

Pegawai pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air

Provinsi Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada beberapa

pihak, yaitu :

1. Bagi pihak Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber

Air Provinsi Sumatera UtaraHasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pertimbangan berkaitan dengan kompensasi finansial,

kepemimpinan transformasional,kepuasan kerja dan lingkungan kerja,

danuntuk meningkatkan kinerja pegawai.

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Bagi pihak Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan

pengaplikasian ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sumber daya

manusia.

3. Bagi Peneliti

Sebagai wahana melatih menulis dan berpikir ilmiah khususnya bidang

manajemen sumber daya manusia.

4.Bagi pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan tambahan rujukan bagi

penelitian selanjutnya serta sebagai pertimbangan bagi organisasi yang

menghadapi masalah serupa.

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Peningkatan Kinerja Pegawai

Mathis dan Jackson (2002), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah

apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada

organisasi yang antara lain termasuk: kuantitas keluaran, kualitas keluaran, jangka

waktu keluaran, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. Pekerjaan hampir

selalu memiliki lebih dari satu kriteria pekerjaan atau dimensi. Kriteria pekerjan

adalah faktor yang terpenting dari apa yang dilakukan orang di pekerjaannya.

Dalam artian, kriteria pekerjaan menjelaskan apa yang dilakukan orang di

pekerjaannya. Oleh karena itu kriteria-kriteria ini penting, kinerja individual

dalam pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan dengan standar yang ada, dan

hasilnya dikomunikasikan pada setiap karyawan.

Penilaian kinerja merupakan suatu proses organisasi untuk menilai kinerja

pegawainya. Tujuan dilakukannya penilaian kinerja secara umum adalah untuk

memberikan umpan balik kepada karyawan dalam upaya memperbaiki kinerjanya

dan meningkatkan produktivitas organisasi, khususnya yang berkaitan dengan

kebijaksanaan terhadap karyawan seperti untuk tujuan promosi, kenaikan gaji,

pendidikan dan latihan. Saat sekarang ini dengan lingkungan bisnis yang bersifat

dinamis penilaian kinerja merupakan suatu yang sangat berarti bagi organisasi.

Organisasi haruslah memilih kriteria secara subyektif maupun obyektif. Kriteria

kinerja secara obyektif adalah evaluasi kinerja terhadap standar-standar spesifik,

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sedangkan ukuran secara subyektif adalah seberapa baik seorang karyawan

bekerja keseluruhan.

Penilaian kinerja (performance appraisal, PA) adalah proses evaluasi

seberapa baik karyawan mengerjakan, ketika dibandingkan dengan satu set

standar dan kemudian mengkomunikasikannya dengan para karyawan. Penilaian

kinerja merupakan landasan penilaian kegiatan manajemen sumber daya manusia

seperti perekrutan, seleksi, penempatan, pelatihan, penggajian, dan pengembangan

karir. Kegiatan penilaian kinerja sangat erat kaitannya dengan kelangsungan

organisasi. Data atau informasi tentang kinerja karyawan terdiri dari tiga kategori

(Mathis dan Jackson, 2002 ), yaitu :

1. Informasi berdasarkan ciri-ciri seperti kepribadian yang menyenangkan,

inisiatif atau kreatifitas dan mungkin sedikit pengaruhnya pada pekerjaan

tertentu.

2. Informasi berdasarkan tingkah laku memfokuskan pada perilaku yang spesifik

yang mengarah pada keberhasilan pekerjaan. Informan perilaku lebih sulit

diidentifikasikan dan mempunyai keuntungan yang secara jelas memberikan

gambaran akan perilaku apa yang ingin dilihat oleh pihak manajemen.

3. Informasi berdasarkan hasil mempertimbangkan apa yang telah dilakukan

karyawan atau apa yang telah dicapai karyawan. Untuk pekerjaan dimana

pengukuran itu mudah dan tepat, pendekatan hasil ini adalah cara yang terbaik.

Akan tetapi, apa-apa yang akan diukur cenderung ditekankan, dan apa yang

sama-sama pentingnya dan tidak merupakan bagian yang diukur mungkin akan

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diabaikan karyawan. Sebagi contoh, seorang tenaga penjualan mobil yang

hanya dibayar berdasarkan penjualan mungkin tidak berkeinginan untuk

mengerjakan tugas-tugas administrasi atau pekerjaan lain yang tidak

berhubungan secara langsung dengan penjualan mobil. Lebih jauh lagi,

masalah etis atau legal bisa jadi timbul ketika hasilnya saja yang ditekankan

dan bukannya bagaimana hasil itu diperoleh.

Rahmanto (2002) mengemukakan bahwa sistem penilaian kinerja

mempunyai dua elemen pokok, yakni :

1. Spesifikasi pekerjaan yaang harus dikerjakan oleh bawahan dan kriteria


yang memberikan penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good
performance) dapat dicapai, sebagai contoh : anggaran operasi, target
produksi tertentu dan sebagainya.
2. Adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan
mengenai cukup tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan
dibandingkan dengan kriteria yang berlaku sebagai contoh laporan bulanan
manager dibandingkan dengan anggaran dan realisasi kinerja (budgeted
and actual performance) atau tingkat produksi dibandingkan dengan angka
penunjuk atau meteran suatu mesin.
Penilaian kinerja dapat terjadi dalam dua cara, secara informal dan secara

sistimatis (Mathis dan Jackson, 2002). Penilaian informal dapat dilaksanakan

setiap waktu dimana pihak atasan merasa perlu. Hubungan sehari-hari antara

manajer dan karyawan memberikan kesempatan bagi kinerja karyawan untuk

dinilai. Penilaian sistimatis digunakan ketika kontak antara manajer dan karyawan

bersifat formal,dan sistemnya digunakan secara benar dengan melaporkan kesan

dan observasi manajerial terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan bagian integral dari proses

penilaian yang meliputi : penerapan sasaran kinerja yang spesifik, terukur,

memiliki tingkat perubahan, terbatas waktu, adanya pengarahan dan dukungan

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
atasan. Karyawan bersama atasan masing-masing dapat menetapkan sasaran dan

standar kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu. Peningkatan

kinerja karyawan perseorangan pada gilirannya akan mendorong kinerja sumber

daya manusia secara keseluruhan. Menurut Handoko (2000) ada enam metode

penilaian kinerja karyawan :

1. Rating Scale, evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai, yang

membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang dianggap penting

bagi pelaksanaan kerja.

2. Checklist, yang dimaksudkan dengan metode ini adalah untuk mengurangi

beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang

menggambarkan kinerja karyawan. Penilai biasanya atasan langsung. Pemberian

bobot sehingga dapat di skor. Metode ini bias memberikan suatu gambaran

prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item yang memadai.

3. Metode peristiwa kritis (critical incident method), penilaian yang berdasarkan

catatan-catatan penilai yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau

jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Catatan-catatan ini disebut

peristiwa kritis. Metode ini sangat berguna dalam memberikan umpan balik

kepada karyawan, dan mengurangi kesalahan kesan terakhir.

4. Metode peninjauan lapangan (field review method), seseorang ahli departemen

main lapangan dan membantu para penyelia dalam penilaian karyawan. Spesialis

personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan langsung tentang kinerja

karyawan. Kemudian ahli itu mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut. Evaluasi dikirim kepada penyelia untuk di review, perubahan,

persetujuan dan serubahan dengan karyawan yang dinilai. Spesialis personalia

bisa mencatat penilaian pada tipe formulir penilaian apapun yang digunakan

perusahaan.

5. Tes dan observasi prestasi kerja, bila jumlah pekerja terbatas, penilaian prestasi

kerja bisa didasarkan pada tes pengetahuan dan ketrarnpilan. Tes mungkin tertulis

atau peragaan ketrampilan. Agar berguna tes harus reliable dan valid. Metode

evaluasi kelompok ada tiga: ranking, grading, point allocation method.

6. Method ranking, penilai membandingkan satu dengan karyawan lain siapa yang

paling baik dan menempatkan setiap karyawan dalam urutan terbaik sampai

terjelek. Kelemahan metode ini adalah kesulitan untuk menentukan faktor-faktor

pembanding, subyek kesalahan kesan terakhir dan halo effect, kebaikannya

menyangkut kemudahan administrasi dan penjelasannya. Grading, metode

penilaian ini memisah-misahkan atau menyortir para karyawan dalam berbagai

klasifikasi yang berbeda, biasanya suatu proposi tertentu harus diletakkan pada

setiap kategori. Point location, merupakan bentuk lain dari grading penilai

dibenkan sejumlah nifai total dialokasikan di antara para karyawan dalam

kelompok. Para karyawan diberi nilai lebih besar dan pada para karyawan dengan

kinerja lebih jelek. Kebaikan dari rnetode ini, penilai dapat mengevaluasi

perbedaan rclatif di antara para karyawan, meskipun kelemahan-kelemahan efek

halo (halo effect) dan bias kesan terakhir masih ada.

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2Kompensasi Finansial

Kompensasi merupakan pengeluaran bagi perusahaan. Pada umumnya perusahaan

memberikan kompensasi kepada para karyawannya guna mendapatkan imbal

balik yang positif dari kinerja yang dihasilkan karyawannya. Oleh karena itu,

kompensasi dapat diartikan sebagai alat penukar dari prestasi kerja yang

dihasilkan karyawan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk

memperjelas defenisi dari kompensasi, berikut beberapa pendapat dari para ahli:

a. Drs Malayu S. P Hasibuan

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung

atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas balas jasa

yang diberikan kepada perusahaan.

b. William B. Wether dan Keith Davis

Compensation is what employee receive in exchange of their work. Whether

hourly wages or periodic salaries, the personnel department usually designs

and administers employee compensation. (Kompensasi adalah apa yang

pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikan, baik upah per

jam ataupun gaji periodik di desain dan dikelola oleh bagian personalia).

c. Edwin B. Flippo

Wages is defined as the adequate and equitable renumeration of personnel for

their constribution to organizational objectives. (Upah didefinisikan sebagai

balas jasa yang adil dan layak diberikan kepada para pekerja atas jasa-jasanya

dalam mencapai tujuan organisasi).

d. Andrew F. Sikula

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A compensation is anything that constitutes or is regarded as an equivalent or

recompense. (Kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau

dianggap sebagai suatu balas jasa atau ekuivalen).

e. R. Wayne Mondy

Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima karyawan sebagai

pengganti jasa yang telah mereka berikan.

f. Robert L. Malthis dan John H.. Jackson

Kompensasi adalah faktor penting yang memengaruhi bagaimana dan mengapa

orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi yang

lainnya.

Pemberian kompensasi ini biasanya ditujukan untuk kepentingan

organisasi/perusahaan, karyawan, masyarakat, dan pemerintah. Pada umumnya,

pemberian kompensasi didasarkan pada prinsip adil dan wajar dengan

mempertimbangkan hal-hal penting lainnya seperti undang-undang perburuhan.

Peterson dan Plowman dalam Hasibuan (2010) mengatakan bahwa orang mau

bekerja karena hal-hal berikut:

1. The desire lo live, artinya keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama

dari setiap orang. Manusia bekerja untuk dapat makan dan melanjutkan hidup.

2. The desire for possession, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan

keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau

bekerja.

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan

selangkah di atas keinginan untuk memiliki, mendorong orang mau bekerja.

4. The desire for recognition, artinya keinginan akan pengakuan merupakan jenis

terakhir dari kebutuhan dan juga mendorong orang mau bekerja.

Adabeberapa tujuanperusahaan atau organisasiterkaitpemberian

kompensasiyang diberikankepadaparakaryawannya.Hasibuan(2010)

memaparkannyasebagaiberikut:

a) Ikatan KerjaSama, Denganpemberiankompensasi,

terjalinlahikatankerjasamaformalantara

pemberikerjadenganparapekerjanya.Karyawanharus mengerjakan

tugasnya,sedangkan pemberikerjawajib membayar kompensasisesuai dengan

perjanjian yangtelah disepakati.

b)KepuasanKerja, Denganbalasjasa,karyawanakandapat memenuhikebutuhan-

kebutuhan fisik,status sosial,danegoistiknyasehinggamemperolehkepuasankerja

dari jabatannya.

c)Pengadaan Efektif, Jikaprogramkompensasiditetapkan

cukupbesar,pengadaankaryawan yangqualifieduntuk perusahaan akanlebih mudah.

d) Motivasi, Jikabalasjasayang diberikancukupbesar,manajerakanmudah

memotivasibawahannya.

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e) StabilitasKaryawan, Dengan programkompensasi atau prinsip adildan layak

serta eksternal konsistensi yang komparatif maka stabilitas karyawan lebih

terjamin karenaturn-over kecil.

f)Disiplin, Denganpemberianbalas jasayangcukupbesarmakadisiplinkaryawan

semakin baik.

g) Pengaruh SerikatBuruh, Denganprogramkompensasiyang

baikpengaruhserikatburuhdapat dihindarkan dan karyawan akan

berkonsentrasipadapekerjaannya.

h) Pengaruh Pemerintah, Jikaprogramkompensasisesuaidengan undang-undang

perburuhanyang berlaku seperti upah minumun, maka intervensi pemerintah

dapat dihindari.

Menurut Handoko (2001) tujuan pemberian kompensasi adalah:

1. Memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, kompensasi perlu

ditetapkan cukup tinggi agar menarik para pelamar, karena organisasi-

organisasi bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan harus sesuai

dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Terkadang tingkat gaji

yang relative tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar yang cakap dan

sudah bekerja diberbagai organisasi lain.

2. Mempertahankan sumber daya manusia yang ada sekarang, bila tingkat

kompensasi tidak kompetitif niscaya banyak karyawan yang baik akan keluar.

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Menjamin keadilan, administrasi pengupahan dan penggajian perusahaan untuk

memenuhi prinsip keadilan. Keadilan dan konsisten internal dan eksternal

sangat penting diperhatikan dalam tingkat kompensasi.

2.3Kepemimpinan Transformasional

Hersey dan Blanchard (1995), menyatakan bahwa, "Kepemimpinan adalah

sebagai proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai

tujuan dalam situasi tertentu".

Selanjutnya Gibson (1997) menyatakan bahwa, "Kepemimpinan adalah


kemampuan mempengaruhi orang lain sehingga orang tersebut dengan
penuh semangat berusaha mencapai tujuan, dengan kemampuan yang
dimilikinya, pimpinan dapat mempengaruhi dan mendorong karyawannya
untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diarahkannya dan
diinginkannya agar dapat tercapai tujuan organisasi".

Dubrin (2005) menyebutkan, “Arti kepemimpinan adalah: 1) Upaya


mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan,
2) Cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, 3) Tindakan
yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespon dan menimbulkan
perubahan positif, 4) Kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan”.

Berdasarkan pernyataan diatas, kepemimpinan merupakan aktivitas dan

pola perilaku yang secara konsisten mengarahkan perilaku orang lain, baik

individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan dalam bekerja melalui orang

lain.

Bass dan Avolio (1994) mengemukakan bahwa, “Kepemimpinan


transformasional sebagai pengaruh pemimpin atau atasan terhadap
bawahan. Para bawahan merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan,
loyalitas dan rasa hormat kepada atasan, dan mereka termotivasi untuk
melakukan melebihi apa yang diharapkan. Kepemimpinan
transformasional harus dapat mengartikan dengan jelas mengenai visi

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk organisasi, sehingga pengikutnya akan menerima kredibilitas
pemimpin tersebut”.

Menurut Yulk (2005), “Kepemimpinan transformasional adalah suatu


proses di mana para pemimpin dan anggota saling menaikkan diri ke
tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Pemimpin berupaya
untuk mengubah perilaku anggotanya agar menjadi orang yang merasa
mampu dan bermotivasi tinggi serta berupaya mencapai prestasi kerja
yang tinggi dan berkualitas guna mencapai tujuan organisasi. Para anggota
organisasi yang dipimpin secara transformasional akan merasakan adanya
kepercayaan, kekaguman, kesetiaan dan hormat terhadap pimpinan, dan
mereka termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan cara lebih baik dari
yang diharapkan”.

Bass dan Avolio (1994) mengemukakan, “Ada tiga cara seorang pemimpin
transformasional memotivasi karyawannya, yaitu dengan:
1. mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha;
2. mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok;
3. meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri
dan aktualisasi diri”.

2.3.1 Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Menurut Bass dan Avolio (1994), ada 4 (empat) dimensi yang mendasari

kepemimpinan transformasional, yaitu:

1. Kharisma (Charisma)

Seorang pemimpin transformasional mendapatkan kharismanya dari pandangan

pengikut, pemimpin yang berkharisma akan mempunyai banyak pengaruh dan

dapat menggerakkan bawahannya.

2. Inspirasi (Inspiration)

Seorang pemimpin yang inspirasional dapat mengartikulasikan tujuan bersama

serta dapat menentukan suatu pengertian mengenai apa yang dirasa penting

sertaapa yang dirasakan benar.

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Stimulasi Intelektual (Intelectual Stimulation)

Pemimpin dituntut untuk dapat membantu bawahannya mampu memikirkan

kembali mengenai rnasalah-masalah lama dengan netode maupun cara baru.

4. Pertimbangan Individual (Individualized Consideration)

Seorang pemimpin harus mampu untuk memperlakukan bawahannya secara

berbeda-beda maupun adil dan menyediakan prasarana dalam rangka

pencapaian tujuan serta memberikan pekerjaan menantang bagi bawahan yang

menyukai tantangan.

2.4 Motivasi Kerja

Salah satu teori motivasi adalah Teori Harapan yang dikemukakan oleh Victor

Vroom dalam Wahyuni (2009:15). Teori ini menekankan bahwa kekuatan

kecenderungan berperilaku tertentu tergantung pada kuatnya harapan bahwa

perilaku tersebut akan diikuti oleh keluaran tertentu dan oleh kuatnya daya tarik

keluaran bagi orang yang bersangkutan. Menurut Siagan dalam Wahyuni

(2009:15) menyatakan bahwa seorang karyawan akan bersedia melakukan upaya

yang lebih besar apabila diyakininya bahwa upaya itu akan berakibat pada

penilaian kinerja yang baik, dan bahwa penilaian kinerja yang baik akan berakibat

pada imbalan yang lebih besar. Teori Harapan memfokuskan analisisnya pada tiga

jenis hubungan, yaitu :

1. Hubungan upaya dengan kinerja, karyawan mempunyai persepsi bahwa

upaya yang lebih besar berakibat pada kinerja yang makin memuaskan.

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Hubungan kinerja dengan imbalan, keyakinan karyawan bahwa kinerja

tertentu akan berakibat pada hasil tertentu yang diinginkan

3. Hubungan imbalan dengan tujuan pribadi, menggambarkan sejauh mana

imbalan yang diterima dari organisasi memuaskan tujuan dan kebutuhan

pribadi karyawan serta seberapa besar daya tarik imbalan tersebut bagi

yang bersangkutan.

Michael Armstrong dalam Trisnaningsih (2003:201) motivasi kerja adalah

sesuatu yang memulai gerakan, sesuatu yang membuat orang bertindak atau

berperilaku dalam cara-cara tertentu. Memotivasi orang adalah menunjukkan arah

tertentu kepada mereka dan mengambil langkah-langkah yang perlu untuk

memastikan bahwa mereka sampai ke suatu tujuan. Bermotivasi adalah keinginan

pergi ke suatu tempat berdasarkan keinginan sendiri atau terdorong oleh apa saja

yang ada agar dapat pergi dengan sengaja dan untuk mencapai keberhasilan

setelah tiba disana.

Adapun motivasi pada sesorang itu tergantung pada kekuatan dari motivasi

itu sendiri, seberapa kuat motivasi seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan

adalah sesuatu yang ingin dicapai yang berada diluar individu, sebagai suatu

harapan untuk mendapat suatu penghargaan, suatu arah yang dikehendaki oleh

motivasi.

Hasibuan (2001:142) Motivasi penting karena dengan motivasi diharapkan

setiap individu bekerja keras dan antusias untuk mencapai hasil kerja yang tinggi.

Motivasi kerja secara umum dapat diidentifikasikan sebagai serangkaian kekuatan

penggerak yang muncul dari dalam dan diluar diri masing-masing individu. Kedua

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kekuatan itu menimbulkan minat kerja dan berhubungan dengan tingkah laku dan

menentukan arah, intensitas dan durasi dari tingkah laku atau kebiasaan

individual. Tujuan pemberian motivasi dikemukakan antara lain :

a. Mendorong gairah dan kerja karyawan.

b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

c. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.

d. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.

e. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

f. Meningkatkan kreativitas, partisipasi dan kesejahteraan karyawan.

Dalam praktiknya, kebanyakan perusahaan mendesain motivasi dari

bentuk tradisional ke bentuk yang lebih modern. Perbedaan yang terdapat antara

satu perusahaan dengan perusahaan lain biasanya terletak pada selera, budaya

organisasi, tekanan, dan sebagainya. Siswanto (2008) memaparkan ada empat (4)

bentuk pemotivasian karyawan yaitu:

1. Kompensasi Bentuk Uang


Pemberian kompensasi bentuk uang sebagai motivasi kerja para karyawan
memiliki dua pengaruh perilaku. Keanggotaan adalah pengaruh yang
paling luas, yaitu memengaruhi karyawan pada semua tingkat pendapatan.
Pengaruh kedua adalah negatif, dari sudut pandang perusahaan, dan
cenderung terbatas hanya pada karyawan yang pendapatannya tidak lebih
dari tingkat standar kehidupan yang layak dan cenderung menganggap
kompensasi bentuk uang sebagai tidak seimbang.
2. Pengarahan dan Pengendalian
Pengarahan dimaksudkan menentukan bagi karyawan mengenai apa yang
harus mereka kerjakan dan apa yang tidak harus mereka kerjakan.
Sedangkan pengendalian dimaksudkan menentukan bahwa karyawan
harus mengerjakan hal-hal yang diinstruksikan. Fungsi pengarahan
mencakup berbagai proses operasi standar, pedoman, dan buku panduan
bahkan manajemen berdasarkan sasaran. Fungsi pengendali mencakup
penilaian kinerja, pemeriksaan mutu, dan pengukuran hasil kerja.
Pengarahan dan pengendalian jelas perlu untuk mendapatkan kinerja yang

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terpercaya dan terkoordinasi. Dengan demikian, tujuan motivasi kerja para
karyawan dapat terwujud.
3. Penetapan Pola Kerja yang Efektif
Pada umumnya, reakasi terhadap kebosanan kerja menimbulkan hambatan
yang berarti bagi keluaran produktivitas kerja, karena manajemen
menyadari bahwa masalahnya bersumber pada cara pengaturan pekerjaan,
mereka menanggapinya dengan berbagai teknik yang efektif dan kurang
efektif. Pola kerja yang kurang sesuai dengan tindakan dan komposisi
diakui sebagai masalah yang berat. Hal ini bisa menjadi lebih negatif
karena karyawan makin lama lebih muda dan berpendidikan lebih tinggi
daripada dasawarsa sebelumnya.
4. Kebajikan
Kebajikan dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan yang di ambil
dengan sengaja oleh manajemen untuk memengaruhi sikap atau perasaan
para karyawan. Dengan kata lain, kebajikan adalah usaha untuk membuat
karyawan bahagia. Pada perusahaan yang besar, kebajikan mengambil
bentuk yang sesuai dengan kelayakan dan kesopanan yang dihadapkan dari
manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam hubungan mereka dengan
karyawan. Sementara itu kegiatan yang lebih formal seperti seremonial
dan berwisata cenderung berkurang.

2.5 Kepuasan Kerja

Robbins (2006:103) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum

individuterhadap pekerjaannya. Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan

sekerja dan para atasan, mematuhi peraturan dan kebijakan organisasi, memenuhi

standard kinerja, hidup dengan suasana kerja yang sering kali kurang dari ideal.

Kepuasan kerja merupakan sikap umum individu terhadap pekerjaannya sehingga

lebih mencermikan sikap dari pada perilaku. Keyakinan bahwa karyawan yang

puas lebih produktif daripada karyawan yang tidak puas menjadi prinsip dasar

bagi para manajer maupun pimpinan Robbins (2006). Para peneliti yang memiliki

nilai humanis yang kuat berpendapat bahwa kepuasan adalah tujuan resmi

organisasi. Kepuasan tidak hanya secara negatif terkait dengan absen dan

pengunduran diri, namun menurut mereka, organisasi dibebani tanggung jawab

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk memberikan pekerjaan yang menantang dan secara intrinsik memberikan

penghargaan pada karyawan.

Salah satu teori yang menjelaskan mengenai kepuasan kerja adalah teori

motivator hygiene yang dikembangkan oleh Herzberg (1966). Teori motivator

hygiene sebenarnya berujung pada kepuasan kerja. Untuk mendatangkan

kepuasankerja, dalam dunia kerja kepuasan itu salah satunya dapat mengacu

kepada kompensasi yang diberikan oleh pengusaha, termasuk gaji atau imbalan

dan fasilitas kerja lainnya.

Noe et al. (2011) mendefinisikan variabel ini sebagai perasaan senang

sebagai akibat persepsi bahwa pekerjaan seseorang memenuhi atau

memungkinkan terpenuhinya nilai-nilai kerja penting bagi orang itu. Definisi ini

merefleksikan tiga aspek penting, yaitu :

1. Kepuasan kerja merupakan fungsi nilai yang didefinisikan sebagai apa yang

ingin diperoleh seseorang baik sadar maupun tidak sadar

2. Beragam karyawan memiliki pandangan yang juga berbeda-beda menyangkut

nilai-nilai yang dirasa penting dan sangat berpengaruh terhadap penentuan sifat

dan derajat kepuasan mereka

3. Persepsi individu dapat saja bukan merupakan refleksi yang sepenuhnya akurat

terhadap realitas, dan beragam orang dapat memandang situasi yang sama

secara berbeda-beda

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Rivai dan Sagala (2009:856) pengertian kepuasan kerja adalah

evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau

tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. Kepuasan kerja adalah tingkat

rasa puas individu dimana mereka merasa mendapat imbalan yang setimpal dari

bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja.

Antoncic (2011) mencatat beberapa riset terdahulu tentang sumber-sumber

kepuasan, yaitu :

1. Kepuasan umum yang berhubungan dengan pekerjaan, termasuk didalamnya

kondisi kerja, jam kerja, dan reputasi instansi pemerintahan.

2. Hubungan karyawan, terdiri dari hubungan antarkaryawan dan juga wawancara

personal tahunan dengan karyawan.

3. Remunerasi, benefits, dan budaya organisasi, unsur-unsur ini termasuk gaji,

remunerasi dalam bentuk benefit dan pujian, promosi, pendidikan, sifat permanen

pekerjaan, dan iklim dan budaya organisasi.

4. Loyalitas karyawan

2.6 Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah tempat di mana pegawai melakukan aktivitas setiap

harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan

memungkinkan pegawai untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja dapat

mempengaruhi emosional pegawai. Jika pegawai menyenangi lingkungan kerja di

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya,

melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif.

Produktivitas akan tinggi dan otomatis prestasi kerja pegawai juga tinggi.

Riyadi(2011),lingkungankerjaberpengaruhsecarapositifdansignifikan

terhadap prestasikerjayangdihasilkan oleh karyawan dalamberbagaiperusahaan.

Padadasarnya, seseorang akan merasalebih semangatdalambekerjadan lebih

termotivasi,apabilaseseorang tersebutbekerjapadakondisilingkunganyang sesuai

dengan pribadinya. Jelaslah,apabila perusahaanmengharapkanprestasi kerjayang

baikpadakaryawannya,makaharusnyaperusahaantersebut menciptakan kondisi

lingkungankerjayang baikpula. Iklimkerjamembawa pengaruh untuk

jangkapanjang. Dalamjangkapendek, kerap kalikaryawan baru mempertahankan

kondisi lingkungan sebagaimana adanya, akan tetapi lambat launini

akanmembawadampaktersendiridalampencapaiankinerjayang dihasilkan

karyawan.Tanggung jawabdalam menciptakaniklimdanlingkungan kerjayangbaik

tidak hanyaberlaku bagiparapenyelia, tetapijugaparakaryawan.

Adadua(2) kelompok lingkungan kerjayaitu lingkungan kerjafisik dan

lingkungankerjanonfisik.Padapeneltianini,penulis lebihmemfokuskanpada

lingkungankerjafisik.Komarudindalam Analisa(2011)mengatakanlingkungan

kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosial-

kulturalyang mengelilingiataumempengaruhiindividu.MenurutAlexS.

Nitisemitodalam Taufik (2013)lingkungankerjafisik adalahsegalasesuatu yang

adadisekitar parapekerjayangdapatmempengaruhidirinyadalammenjalankan

tugas-tugasyang dibebankan,misalnyapenerangan,suhuudara,ruang gerak,

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keamanan,kebersihan, musikdan lain-lain.Adapunfaktor-faktoryang

mempengaruhi antara lain:

1) Kebersihan

Lingkungan kerja yang bersih akan menciptakan keadaan disekitarnya

menjadisehat.Olehkarenaitusetiaporganisasihendaknyaselalumenjaga

kebersihan lingkungan kerja. Dengan adanya lingkungan yang

bersih karyawan akan merasasenangsehinggakinerjakaryawan akan

meningkat.

2) Penerangan dalan ruangkerja

Didalamruangan kerjakaryawan dibutuhkan udarayang cukup, dimana

denganadanyapertukaranudarayang cukup,akan menyebabkankesegaran

fisikdarikaryawantersebut.Suhuudarayang terlalupanasakan menurunkan

semangatkerjakaryawan didalammelaksanakan pekerjaan.

3) Sirkulasiudara

Didalamruangan kerjakaryawan dibutuhkan udarayang cukup, dimana

denganadanyapertukaranudarayang cukup,akan menyebabkankesegaran

fisikdarikaryawantersebut.Suhuudarayang terlalupanasakan menurunkan

semangatkerjakaryawan didalammelaksanakan pekerjaan.

4) Kebisingan

Suarayang bunyibisasangatmengangguparakaryawandalambekerja.Suara

bising tersebutdapatmerusakkonsentrasikerjakaryawansehinggakinerja

karyawanbisamenjaditidakoptimal.Olehkarena itusetiaporganisasiharus

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
selaluberusahauntukmenghilangkansuarabising tersebutataupaling tidak

menekannyauntukmemperkecilsuarabising tersebut.Kemampuanorganisasi

didalam menyediakan dana untuk keperluan pengendalian suara bising

tersebut,jugamerupakansalahsatufaktoryangmenentukanpilihan cara

pengendalian suarabisingdalamsuatu organisasi.

5) Pewarnaan ruangkerja

Masalah warnadapatberpengaruh terhadap karyawan didalammelaksanakan

pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan

masalah warna. Dengandemikian pengaturanhendaknyamemberimanfaat,

sehinggadapat meningkatkan semangatkerjakaryawan. Pewarnaan pada

dindingruangkerjahendaknya mempergunakan warnayanglembut.

2.7 PenelitianTerdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh LuckyWulan Analisa (2011)

menggunakan variabel dependen berupa Kinerja Karyawan. Sementara variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Motivasikerja dan

Lingkungan kerja. Hasil penelitian ini menemukan bahwa motivasi kerja dan

lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

Sementara itu SlametRiyadi (2011) dalam penelitiannya menggunakan

variabel dependen berupa kinerja karyawan dan variabel independennya berupa

Kompensasifinansial, gaya kepemimpinan, motivasikerja. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kompensasi finansial tidak mempengaruhi motivasi kerja

maupun kinerja karyawan. Sedangkan gaya kepemimpinan secara signifikan

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mempengaruhi motivasi kerja maupun kinerja karyawan, dan motivasi kerja

secara signifikan

Arief Setya Sandhi (2013) melakukan penelitian dengan menggunakan

variabel independen berupa Motivasi kerja, lingkungan kerja, stres kerja. Sedangkan

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Adanya faktor –faktor motivasi seperti gaji,

lingkungan kerja, hubungan interpersonal, dan keamanan kerja berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan.

Intrinsik, komunikasi, kompensasi finansial merupakan variabel independen

dari penelitian yang dilakukan Gede Surya Suprata (2013). Hasil penelitian

menyatakan bahwa intrinsik, komunikasi, dan kompensasi finansial berpengaruh

signifikan secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan. Kompensasi

finansial terbukti berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.

Yohana Oktryanti S (2015) dalam penelitiannya menggunakan variabel

independen berupa Kompensasi finansial, motivasi kerja, lingkungan kerja, dan

gaya kepemimpinan. Dengan variabel dependen prestasi kerja. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Kompensasi finansial, motivasi kerja, lingkungan kerja, dan

gaya kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap prestasi

kerja yang dihasilkan oleh pegawai Rumah Sakit Bhayangkara Tk.II Medan.

Kompensasi finansial dan gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap

prestasi kerja secara parsial. Semakin besar kompensasi finansial yang diterima

pegawai, maka akan semakin baik prestasi kerja yang dihasilkannya. Indikator

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kepemimpinan dalam organisasi tersebut berpengaruh signifikan terhadap prestasi

kerja yang dihasilkan. Sedangkan motivasi kerja dan lingkungan kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja secara parsial. Motivasi kerja yang

diberikan kepada pegawai tidak menjamin apakah pegawai tersebut akan

memberikan prestasi kerja yang berkualitas di dalam organisasi tersebut dan Pada

dasarnya, ruangan tempat pegawai bekerja sudah layak digunakan, tetapi kembali

lagi kepada pegawai tersebut apakah yang bersangkutan fokus dan serius dalam

melakukan tugasnya atau tidak.

Tabel2.1 PenelitianTerdahulu

Peneliti Judul VariabelPenelitian HasilPenelitian


LuckyWu Analisis Pengaruh Motivasikerja,Lingk Motivasikerjadan
lan MotivasiKerjadanLingkunga ungan kerja, dan lingkungan
Analisa nKerja terhadap Kinerja Karyawan kerjaberpengaruh
(2011)
KinerjaKaryawan positif dan
(StudiKasusDinas signifikan secara
Perindustrian dan parsialdan
PerdaganganKota Semarang simultanterhadap
SlametRiy PengaruhKompensasiFinansi Kompensasifinansia kinerjakaryawan.
Kompensasifinansi
adi(2011) al, Gaya Kepemimpinan, dan l, gaya altidak
MotivasiKerja terhadap kepemimpinan, mempengaruhi
KinerjaKaryawan pada motivasikerja, dan motivasikerja
Perusahaan Manufaktur di kinerja karyawan maupun kinerja
JawaTimur karyawan.
Sedangkan gaya
kepemimpinan
secarasignifikan
mempengaruhi
motivasikerja
maupun kinerja
karyawan, dan
motivasi kerja

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Arief Analisis pengaruh motivasi Motivasi kerja, Adanya faktor –
Setya kerja, lingkungan kerja, dan lingkungan kerja, faktor motivasi
Sandhi stres kerja terhadap kinerja stres kerja, dan seperti gaji,
(2013)
karyawan (studi pada RSU kinerja karyawan lingkungan kerja,
Puri Asih Salatiga) hubungan
interpersonal, dan
keamanan kerja
berpengaruh positif
terhadap kinerja
karyawan.

Gede komunikasi, dan kompensasi intrinsik, intrinsik,


Surya finansial terhadap kinerja komunikasi, komunikasi, dan
Suprata karyawan pada PT Maharani kompensasi finansial,
kompensasi
(2013)
Prema Sakti Denpasar. dan kinerja finansial
karyawan. berpengaruh
signifikan secara
parsial dan simultan
terhadap kinerja
karyawan.
Kompensasi
finansial terbukti
berpengaruh
dominan terhadap
kinerja karyawan.
Rijalu The effect of compensation Promotin, benefit, Terbukti bahwa
Negash, on employees motivation: In recogntion, working gaji, promosi,
Shimelis Jimma University Academic condtion, payment pengakuan, kondisi
Zewude,
Staff and work motivation lingkungan bekerja
Reta
Megersa berpengaruh
(2014) signifikan dan
positif terhadap
motivasi bekerja,
juga terdapat
hubungan yang
signifikan dan
positif antara
kompensasi dengan
motivasi kerja.

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Muhamad Effect of Compensation on Compensation, Kompensasi
Rizal, M Motivation, Organizational Motivation, berpengaruh secara
Syafiie Commitment and Employee Organizational signifikan terhadap
Idrus,
Performance (Studies at Commitment, motivasi dan
Djumahir,
Rahayu Local Revenue Management Employee komitmen
Mintarti in Kendari City) Performance. organisasi, tetapi
(2014) tidak berpengaruh
signifikan terhadap
motivasi karyawan.
Komitmen
organisasi dan
motivasi
berpengaruh secara
Yohana Pengaruh Kompensasi Kompensasi Kompensasi
Oktryanti S finansial, motivasi kerja, signifikan
finansial, motivasi finansial, motivasi
(2015) lingkungan kerja, dan gaya kerja, lingkungan kerja, lingkungan
kepemimpinan terhadap kerja, dan gaya kerja, dan gaya
prestasi kerja pegawai pada kepemimpinan kepemimpinan
rumah sakit Bhayangkara TK. secara simultan
II Medan berpengaruh
signifikan terhadap
prestasi kerja yang
dihasilkan oleh
pegawai Rumah
Sakit Bhayangkara
Tk.II Medan.
Kompensasi
finansial dan gaya
kepemimpinan
berpengaruh
signifikan terhadap
prestasi kerja secara
parsial. Sedangkan
motivasi kerja dan
lingkungan kerja
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
prestasi kerja secara
parsial

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.8 Kerangka Konseptual

Yang menjadi variabel bebas (variable independent) pada penelitian ini

adalah kompensasi finansial, kepemimpinan transformasional, motivasi kerja,

kepuasan kerja, dan lingkungan organisasi. Variabel terikat (variable dependent)

dalam penelitian ini adalah peningkatan kinerja pegawai. Kerangka konseptual

yang dirancang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1
Kompensasi Finansial (X1)

H2
Kepemimpinan
Transformasional (X2)
Peningkatan Kinerja
Motivasi Kerja (X3) H3 Pegawai(Y)

H4
Kepuasan Kerja (X4)
H5
Lingkungan Kerja (X5)

H6

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah digambarkan di atas, maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.9.1 Pengaruh Kompensasi Finansial terhadap peningkatan kinerja

pegawai

Kompensasi yang sering disebut imbalan balas jasa adalah hak seorang

pekerja atau karyawan yang harus diberikan organisasi atau perusahaan kepada

pekerja setelah melakukan kewajibannya. Pemberian kompensasi merupakan

bagian manajemen yang sangat prinsip dan signifikan demi kelangsungan hidup

perusahaan. Namun sebelum bentuk kompensasi diberikan dan diterima oleh para

karyawan harus melalui suatu proses jaringan dari berbagai sub proses untuk

memberikan balas jasa kepada karyawan atas pekerjaan yang dilakukannya.

Kompensasi finansial di dunia usaha atau industri dapat memberi

pengaruh yang paling penting dan signifikan terhadap kinerja karyawan. sistem

kompensasi akan memberi dua tujuan penting yaitu mendorong bagi karyawan

untuk merasa memiliki dalam organisasi dan mendorong untuk berprestasi yang

lebih tinggi lagi.

Penelitian yang dilakukan oleh Blazovich (2013) pada variabel

kompensasi dan kinerja karyawan menunjukkan bahwa kompensasi terbukti

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Demikian pula

pada penelitian yang dilakukan oleh Sopiah (2013) dan Jamil (2010) juga

menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Blazovich

(2013). Mengacu pada uraian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
H1 : Kompensasi berpengaruh positif signifikan pada peningkatan kinerja

Pegawai

2.9.2 Pengaruh Kepemimpinan transformasional terhadap Peningkatan

Kinerja Pegawai

Seberapa jauh pemimpin dikatakan sebagai pemimpin transformasional,

Bass (1990) dan Koh, et al. (1995) mengemukakan bahwa hal tersebut dapat

diukur dalam hubungan dengan pengaruh pemimpin tersebut berhadapan

karyawan. Oleh karena itu, Bass (1990) mengemukakan ada tiga cara seorang

pemimpin transformasional memotivasi karyawannya, yaitu dengan:

1) mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha; 2)

mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok; dan 3)

meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan

aktualisasi diri Sebaliknya, Keller (1992) dalam Marcel dan Rita mengemukakan

bahwa kebutuhan yang lebih tinggi, seperti harga diri dan aktualisasi diri, hanya

dapat dipenuhi melalui praktik gaya kepemimpinan transformasional.

Transformasional kepemimpinan adalah hipotesis terjadi ketika para

pemimpin dan pengikut bersatu dalam ketertiban umum mengejar tujuan yang

lebih tinggi, ketika "satu orang atau lebih terlibat dengan orang lain sedemikian

rupa sehingga pemimpin dan pengikut meningkatkan satu sama lain untuk tingkat

yang lebih tinggi motivasi dan moralitas "(Burns, 1978). Hal ini menunjukkan

bahwa hubungan pemimpin-pengikut adalah satu di yang tujuan dari kedua telah

menyatu, menciptakan kesatuan dan tujuan kolektif (Barker, 1990). Pemimpin

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memotivasi pengikutnya untuk "bekerja untuk tujuan transendental bukannya

segera kepentingan pribadi, untuk pencapaian dan aktualisasi diri daripada

keselamatan dan keamanan "(Murray dan Feitler, 1989), dan menciptakan

pengikut dalam kapasitas untuk mengembangkan tingkat yang lebih tinggi

komitmen untuk tujuan organisasi (Leithwood dan Jantzi, 2000) dalam Alan M.

Barnett (2003 ).

Berdasar dari semua teori diatas maka gaya transformasional berpengaruh

secara signifikan terhadap kinerja pegawai, di mana apabila gaya kepemimpinan

transformasional ditingkatkan maka kinerja dari pegawai akan juga meningkat

secara signifikan. Karena dalam gaya ini menurut Burns (1978) dalam Sri

Handajani (2007) para pengikutnya merasa adanya kepercayaan, kekaguman,

kesetiaan dan hormat terhadap pimpinannya dan mereka termotivasi untuk

melakukan yang lebih daripada yang mereka harapkan. Dari uraian tersebut

diajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan

terhadap peningkatan kinerja pegawai.

2.9.3 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai


Motivasi merupakan variabel penting, yang dimana motivasi perlu

mendapat perhatian yang besar pula bagi organisasi dalam peningkatan kinerja

pegawainya. Motivasi kerja adalah dorongan atau semangat yang timbul dalam

diri seseorang atau pegawai untuk melakukan sesuatu atau bekerja, karena adanya

rangsangan dari luar baik itu dari atasan dan lingkungan kerja, serta adanya dasar

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk memenuhi kebutuhan dan rasa puas, serta memenuhi tanggung jawab atas

tugas-tugas yang diberikan dan dilakukan dalam organisasi.

Beberapa peneliti telah menguji hubungan antara motivasi dengan kinerja

pegawai, antara lain Cahyono dan Suharto (2005); Masrukhin dan Waridin

(2006); Analisa (2011), bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

pegawai. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

H3: Motivasi Kerja Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Peningkatan Kinerja

Pegawai.

2.9.4 Kepuasan Kerja bepengaruh terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai


Bull (2005) berpendapat bahwa ketika karyawan mengalami kesuksesan

dalam pekerjaan yang menantang mental memungkinkan mereka untuk latihan

keterampilan dan kemampuan mereka, mereka mengalami tingkat yang lebih

besar dari kepuasan kerja.

Wood et al. (2012) menyatakan bahwa kesenangan berhubungan dengan

perasaan emosional tentang apakah seseorang merasa baik atau buruk tentang

pekerjaan. Kepuasan kerja, di mana secara tradisional penekanan dalam literatur

keterlibatan telah ditempatkan, hanya berfokus pada dimensi kesenangan. Dengan

demikian, hal itu tidak tergantung pada gairah, yang dapat menimbulkan perasaan

positif atau negatif. pekerjaan yang berhubungan dengan kecemasan-kenyamanan

mungkin memiliki dampak yang lebih positif dalam pengaturan serikat pada dua

dari tiga hasil ekonomi kita, kinerja keuangan dan kualitas.

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Tadisina et al. (2001), kepuasan kerja menjelaskan bagaimana

karyawan apung untuk datang untuk bekerja dan bagaimana mereka dapat

ditegakkan untuk melakukan pekerjaan mereka. Insentif, penghargaan dan

pengakuan kunci parameter saat ini Program motivasi menurut sebagian besar

organisasi sebagai faktor pengikatan sukses dengan kinerja karyawan.Cecelia

(2006) Kepuasan kerja dapat dipahami melalui tiga aspek. Pertama, kepuasan

kerja merupakan bentuk respon pekerja terhadap kondisi lingkungan

pekerjaan.Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasil pekerjaan atau

kinerja. Ketiga, kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh

setiap pekerja Luthans (1995). Smith et al. (1996) secara lebih rinci

mengemukakan berbagai dimensi dalam kepuasan kerja yang kemudian

dikembangkan menjadi instrumen pengukur variabel kepuasan terhadap (1)

menarik atau tidaknya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, (2) jumlah

kompensasi yang diterima pekerja, (3) kesempatan untuk promosi jabatan, (4)

kemampuan atasan dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku, dan

dukungan rekan sekerja Maryani dan Supomo (2001).

Khan et al. (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa aspek kepuasan kerja

seperti gaji, promosi, keselamatan kerja dan keamanan, kondisi kerja, otonomi

pekerjaan, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan atasan dan sifat

pekerjaan secara signifikan mempengaruhi tingkat kepuasan pekerjaan. Untuk

meningkatkan kinerja karyawan di lembaga medis otonom, pemerintah harus

fokus pada menghadapi semua kepuasan kerja dan tidak hanya pada salah satu

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dari faktor-faktor ini (promosi, kondisi kerja, rekan kerja dan sifat pekerjaan yang

memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat kepuasan kerja).

Tang et al. (2014) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa mekanisme

yang mendasari proses pekerjaan keluarga bekerja dengan bukti bahwa pekerjaan

pendukung merupakan pendahuluan. Kepuasan kerja merupakan hasil kerja

dengan keluarga dalam konteks Cina, sejalan dengan teori pertukaran sosial Barat

dan kepercayaan sosial Cina di timbal balik. menyatakan bahwa motivasi kerja

dan kepuasan kerja berkorelasi sangat positif.

Berdasarkan uraian beberapa pengertian dan penelitan diatas, maka dapat

dikemukakan hipotesis terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini sebagai

berikut.

H4 : Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan

kinerja pegawai

2.9.5 Lingkungan Kerja bepengaruh terhadap Peningkatan Kinerja

Pegawai

Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi dan

dapat membangkitkan semangat kerja karyawan sehingga dapat mengerjakan

tugas-tugasnya dengan baik. Disamping itu karyawan akan lebih senang dan

nyaman dalam bekerja jika fasilitas yang ada dalam keadaan bersih, tidak bising,

pertukaran udara yang cukup baik dan peralatan yang memadai serta relatif

modern. Dengan lingkungan kerja yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja

pegawai.

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian yang dilakukan oleh Nguyen et al. (2014) pada variabel

lingkungan kerja dan kinerja karyawan menunjukkan bahwa lingkungan kerja

terbukti berpengaruh positif dan signifikan kinerja karyawan. Demikian pula

dengan penelitian Amusa et al. (2013) dan Taiwo (2009) yang menguji pengaruh

lingkungan kerja kinerja karyawan juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja

terbukti berpengaruh positif dan signifikan kinerja pegawai.

Mengacu pada uraian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H5: Lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan pada peningkatan kinerja

pegawai.

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif. Menurut Umar (2003:30),

penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air berada dibawah bimbingan

dan tanggung jawab Direktur Jendral Sumber Daya Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai

Sumatera II. Penelitian ini dilaksanakan di Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT)

Pelaksanaan Jaringan Sumber Air berkedudukan dijalan Jendra Besar DR.S.H.Nasution

No.30 Pkl. Masyhur Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-November 2016.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini memiliki batasan operasional, yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel bebas, yaitu :

Kompensasi Finansial, Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Kepuasan

Kerja dan Lingkungan Kerja

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Terkadang responden sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur

sehingga sulit ditemukan validitas datanya.

3. Objek penelitian ini hanya dilakukan di Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan

Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk membatasi ruang lingkup variabel penelitian, maka definisi operasional dan

pengukuran variabel dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skla
Penelitian

Peningkatan Output dari pekerjaan yang Gomes (1995), kinerja dapat diukur Likert
Kinerja(Y) diselesaikan karyawan atau melalui indikator-indikator sebagai
pegawai disuatu organisasi berikut :
sebagai indikasi apakah tujuan,
visi, misi, dan tujuan organisasi a. Kuantitas kerja dalam suatu
tersebut telah tercapai periode yang ditentukan
(quantity of work)

b. Kualitas kerja berdasarkan


syarat kesesuaian dan
kesiapannya (quality of work)

c. Pengetahuan tentang
pekerjaan (job knowledge)

d. Keaslian gagasan yang


muncul dan tindakan untuk
menyelesaikan permasalahan
(creativeness)

e. Kesadaran dan kepercayaan


dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja
(dependability)

Kompensasi Semua pendapatan yang Menurut Malthis dan Jackson (2002) : Likert
Finansial (X1) berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima a. Gaji Pokok
karyawan sebagai imbalan atas
1. Upah
balas jasa yang diberikan kepada
perusahaan 2. Gaji

b. Gaji Variabel

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Bonus

2. Insentif

c. Tunjangan

1. Asuransi Kesehatan

2. Liburan Pengganti

3. Dana Pensiun

4. Kompensasi Pekerja

Kepemimpinan kemampuan seseorang pemimpin Karakteristik: Likert


Transformasion dalam bekerja dengan dan/atau
al (X2) melalui orang lain untuk 1. Idealized influence (or
mentransformasikan, secara charismatic influence)
optimal sumber daya organisasi
dalam rangka mencapai tujuan 2. Inspirational motivation
yang bermakna sesuai dengan
target capaian yang telah 3. Intellectual stimulation
ditetapkan.
4. Individualized consideration

Motivasi Kerja Keadaan kejiwaan dan sikap Menurut Siswanto (2008) : Likert
(X3) mental manusia yang memberikan
energi, mendorong kegiatan a. Kompensasi bentuk uang
(moves), dan mengarah atau
b. Pengarahan dan pengendalian
menyalurkan perilaku ke arah
mencapai kebutuhan yang c. Penetapan pola kerja
memberi kepuasan atau
mengurangi ketidakseimbangan yang efektif

d. Kebijakan

Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan sikap sumber-sumber kepuasan, yaitu: Likert
(X4) umum individu terhadap
pekerjaannya sehingga lebih 1. Kepuasan umum yang
mencermikan sikap dari pada berhubungan dengan
pekerjaan
perilaku.
2. Hubungan karyawan

3. Remunerasi, benefits, dan


budaya organisasi

4. Loyalitas karyawan

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lingkungan Segala sesuatu baik fisik maupun Menurut Alex S. Nitisemito dalam Likert
Kerja (X5) non fisik disekitar para pekerja Taufik (2013) :
dan dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas a. Kebersihan
yang dibebankannya.
b. Penerangan dalam ruang
kerja

c. Sirkulasi udara

d. Kebisingan

e. Pewarnaan ruang kerja

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

Skala Likert yang digunakan untuk mengukur pernyataan tentang sikap seseorang terhadap

sesuatu, misalnya setuju, tidak setuju, senang, tidak senang, baik, tidak baik (Umar

2000:137). Untuk keperluan analisis kuantitatif maka diberi lima alternatif jawaban kepada

responden untuk masing-masing variabel dengan mengunakan skala 1 sampai 5, adapun skor

yang disajikan pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi Penelitian

Menurut Ridwan dan Kuncoro dalam Erlina (2011:81) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik

tertentu yang dapat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Lebih jelas lagi, dipaparkan bahwa populasi adalah sekelompok entitas yang

lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik

tertentu yang berada dalam suatu masalah penelitian. Jumlah populasi penelitian pada Satuan

Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara

sebanyak 91 Pegawai.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel menurut Erlina (2011) adalah bagian populasi yang digunakan untuk

memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka

kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu, sampel yang diambil dari

populasi harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika sampel kurang representatif,

akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tetap untuk menduga nilai

populasi sesungguhnya.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling yaitu

sampel yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok

yang tidak overlapping yang disebut dengan strata, dan kemudian memilih sebuah sampel

secara random dari tiap stratum. Jumlah sampel penelitian pada Satuan Non Vertikal Tertentu

Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara sebanyak 50 sampel.

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Karyawan berlatar belakang pendidikan minimal D3

2. Pegawai Negri Sipil (PNS)

3. Telah bekerja minimal 5 tahun

3.7 Jenis Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Jenis data

didalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di

lokasi penelitian. Data primer penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner

pada pegawai Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Daya Air

Provinsi Sumatera Utara

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku

ataupun jurnal-jurnal/riset/artikel penelitian. Data sekunder penelitian ini berupa:

a. Sejarah Singkat pegawai Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan

Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara

b. Jurnal-jurnal/riset/artikel penelitian mengenai Kompensasi Finansial,

Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan

Lingkungan Kerja yang mendukung penelitian ini.

3.8Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner, yaitu

dengan mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan

tertulis yang diisi responden.Pembagian kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui pendapat

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
responden mengenai Kompensasi Finansial, Kepemimpinan Transformasional, Motivasi

Kerja, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja.

3.8.1 Teknik Analisis Data

a). Data Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan analisis data yang tidak dapat dinominasikan dengan

menggunakan angka, melainkan disajikan berupa keterangan, penjelasan, dan pembahasan

teori.

b). Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka-angka yang

pembahasannya, melalui penghitungan statistik berdasarkan jawaban kuesioner dari

responden. Hasil penghitungan dari skor atau nilai tersebut kemudian dalam analisis statistik

yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 22 untuk membuktikan hubungan dan

pengaruh antara variabel-variabel penelitian.

3. 9Uji Kualitas Data

3.9.1 Uji Validitas Data

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu

instrument, dimana sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

akan diukurnya (Ancok 1998 : 120). Menurut Hakim (1999) dalam Widyastuti (2000),

“Faktor-faktor yang mengurangi validitas data antara lain ketidakpatuhan responden

mengikuti petunjuk pengisian kuesioner dan tidak tepatnya formulasi alat pengukur yaitu

bentuk dan isi kuesioner”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan

kriteria sebagai berikut :

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaandinyatakan valid.

2. Jika rhitung positif dan rhitung < rtabel maka butir pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil

pemgukuran tetap apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat pengukur yang sama. Dalam melihat reliabilitas masing-masing instrument

yang digunakan, maka peneliti menggunakan koefisien cronbanch alpha, yaitu suatu

instrument dikatakan reliable jika memilki nilai cronbanch alpha lebih besar dari 0,5 atau

bila r positif , r hitung > r tabel maka butir pertanyaan valid. (Nunnaly : 1967 ) dalam Ghozali

( 2005 : 42 ).

3.10Uji Asumsi Klasik

3.10.1 Uji Normalitas Data

Menurut Erlina (2011) uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis

data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, gunakan

statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal.

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan untuk

melakukan uji F dan uji T mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil.

3.10.2 Uji Multikolinearitas

Erlina (2011) memaparkan multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel

independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, variabel bebas tidak

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara

sesamanya sama dengan nol.

Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di

antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen.

Menurut Imam Ghozali dalam Sandhi (2013) multikolinearitas dapat dideteksi dengan

menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen atau dengan menggunakan

perhitungan nilai Tolerance dan VIF. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup

tinggi (lebih dari 0,900) maka hal ini menunjukkan adanya multikolinearitas atau jika nilai

Tolerance kurang dari 0,100 atau nilai VIF lebih dari 10, maka hal ini menunjukkan adanya

multikolinearitas.

3.10.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokeditas menurut Erlina (2011) salah satu asumsi yang penting dari model regresi

linear adalah varian residual bersifat homokedastisitas atau bersifat konstan. Umunya

heterokedastisitas sering terjadi pada model yang menggunakan data cross section (silang

waktu) daripada data time series (runtut waktu). Hal ini bukan berarti model yang

menggunakan data runtut waktu bebas dari heterokedisitas.

Suatu model dikatakan terdapat gejala heterokedisitas jika koefisien parameter beta

tidak signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang

diestimasi tidak terdapat heterokedisitas. Dengan kata lain. Data dari rekapitulasi

menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai signifikansi di atas taraf kepercayaan 5

persen, sehingga variabel bebas tidak menyebabkan terjadinya heterokedastisitas.

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.11 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Kuncoro (2013), analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini

menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara

serentak terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin

mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati

0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Menurut Sugiono (2008) pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0.00 – 0.199 = Sangat Rendah

0.20 – 0.399 = Rendah

0.40 – 0.599 = Sedang

0.60 – 0.799 = Kuat

0.80 – 1.000 = Sangat Kuat

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Uji t (Regresi Parsial)

Menurut Taciana dkk (2013), pengujian t digunakan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat. Dapat juga dikatakan jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya

signifikan dan berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan jika t hitung < t tabel atau -t

hitung > -t tabel maka hasilnya tidak signifikan dan berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Hal

ini dapat juga dikatakan sebagai berikut:

H0 ditolak jika t hitung > t tabel

H0 diterima jika t hitung < t tabel

Tingkat kepercayaan adalah 95% ( α = 0,05 ).

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.12.2 Uji F (Regresi Simultan)

Taciana dkk (2014), pengujian F atau pengujian model digunakan untuk mengetahui apakah

hasil dari analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata lain model yang diduga

tepat/sesuai atau tidak. Jika hasilnya signfikan, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sedangkan

jika hasilnya tidak signifikan, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini dapat juga dikatakan

sebagai berikut:

H0 ditolak jika F hitung > F tabel

H0 diterima jika F hitung < F tabel

Tingkat kepercayaan adalah 95% ( α = 0,05 ).

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber

Air Provinsi Sumatera Utara

Untuk lebih efektifnya pengelolaan SDA dan didasarkan kepada Undang-undang No. 17

tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-undang No.1/2004 Tentang

Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya terbentuknya Balai Wilayah Sungai,

adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-

undangNo.1/2003 Tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pelaksanaannya

2. Undang-undang No.7 Tahun 2004, tentang Sumber Daya Air.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 286/PRT/M/2005 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dep. PU.

4. Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. B/1616/M.PAN/6/2006.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11A/PRT/M/2006 tentang Kriteria dan Penetapan

Wilayah Sungai.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12/PRT/M/2006 s/dNo.15/PRT/M/2006tentang

Organisasi danTata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis.

7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 385 /KPTS/M/ 2006 tentang

Pembebasan dan Pengangkatan Pejabat Pemimpin Eselon III.a pada Balai Dilingkungan

Dep. PU

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumber daya Air.

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis

Tata cara Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air.

Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air berkedudukan di Jalan

Jenderal Besar DR.A.H.Nasution No.30 Pkl. Masyhur Medan. Tujuan dan tugas pokok

Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air adalah :

1. Pengelolahan sumber daya air pada wilayah sungai yang meliputi konservasi,

pendayagunaan sumber air dan pengendalian daya rusak air pada sungai, danau, waduk,

bendungan, tampungan air lainna dan pantai.

2. Meningkatkan kemampuan sumber daya air serta untuk meningkatkan persediaan air guna

memenuhi kebutuhan sumber daya air secara efektif

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian dan

pemeliharaan prasarana sumber daya air.

4.2 Metode Analisis Deskriptif

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan

Sumber Air Provinsi Sumatera Utara. Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini

telah disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan.

Tabel-tabel dalam penjelasan berikut menjelaskan karakteristik responden yang berjumlah 50

orang.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Presentase


Pria 21 42%
Wanita 29 58%
Total 50 100%
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai yang menjadi responden

berdasarkan jenis kelamin adalah pria yang berjumlah 18 orang atau 36%, sementara wanita

berjumlah 29 orang atau 64%.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja


Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Responden (Orang) Presentase
<5 Tahun 0 0%
5-6 tahun 12 24%
6-7 tahun 31 62%
7-8 Tahun 5 10%
>10 Tahun 2 4%
Total 50 100%
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016
Berdasarkan data yang ada pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai yang

menjadi responden berdasarkan lama bekerja adalah lebih dari 10 tahun yang berjumlah 2

orang atau 4%, sementara pegawai yang bekerja selama 7-8 tahun berjumlah 5 orang atau

10%, pegawai yang bekerja selama 6-7 tahun berjumlah 31 orang atau 62% dan pegawai

yang bekerja 5-6 tahun berjumlah 12 orang atau 24%.

3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Orang) Presentase


D3 16 32%
S1 30 60%
S2 4 8%
S3 0 0%
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan data yang ada pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai yang

menjadi responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah Strata-1 yang berjumlah 30 orang

54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
atau 60%, sementara pegawai yang berpendidikan Dilpoma berjumlah 16 orang atau 32%,

dan pegawai yang berpendidikan Strata-2 berjumlah 4 orang atau 8%.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel

Berikut akan disajikan penilaian-penilaian responden terhadap variabel dalam penelitian ini

1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kompensasi Finansial (X1)

Tabel 4.4 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X1

STS TS N S SS Total Rata-


Pertanyaan
F % f % f % f % f % f % Rata
p1 0 0 0 0 17 34 23 46 10 20 50 100 3.86
p2 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9
p3 0 0 0 0 15 30 28 56 7 14 50 100 3.84
p4 0 0 0 0 20 40 22 44 8 16 50 100 3.76
p5 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9
p6 0 0 0 0 10 20 34 68 6 12 50 100 3.92
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu mengenai apakah

peningkatan kompensasi finansial mampu meningkatkan prestasi kerja pegawai diketahui

bahwa 20% menjawab sangat setuju, 46% menjawab setuju, 34% menjawab netral, dan

0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu mengenai kompensasi

finansial merupakan faktor utama yang menentukan prestasi kerja pegawai, dan diketahui

bahwa 22% menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Kompensasi finansial

yang diberikan secara langsung akan lebih dihargai untuk menjadi motivasi dalam

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
meningkatkan kinerja, dan diketahui bahwa 14% menjawab sangat setuju, 56% mejawab

setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu kebijaksanaan perusahaan

untuk memberikan kompensasi finansial secara tidak langsung akan kurang dihargai dan

diketahui bahwa 14% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 30% menjawab

netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Pekerjaan yang berisiko

tinggi tidak dipenuhi dengan kompensasi langsung yang memadai dan diketahui bahwa

22% menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu motivasi dan semangat

kerja terpacu dengan gaji yang diterima dan diketahui bahwa 12% menjawab sangat

setuju, 68% mejawab setuju, 20% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan

sangat tidak setuju

2.Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepemimpinan

Transformasional (X2)

Tabel 4.5 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X2

Rata-
Pertanyaan STS TS N S SS Total Rata
f % f % F % f % f % f %
p1 0 0 0 0 14 28 24 48 12 24 50 100 3.96
p2 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4
p3 0 0 0 0 11 22 28 56 11 22 50 100 4
p4 0 0 0 0 17 34 24 48 9 18 50 100 3.84
p5 0 0 0 0 11 22 28 56 11 22 50 100 4
p6 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu Pemimpin yang bijak

dan cerdas adalah pemimpin yang mampu memberikan sugesti dengan baik agar

mampu meningkatkan knerja pegawai diketahui bahwa 24% menjawab sangat setuju,

48% menjawab setuju, 28% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat

tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu kepemimpinan yang

otoriter akan menekan kemampuan seseorang untuk berprestasi secara sempurna dan

diketahui bahwa 26% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab

netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Seorang pemimpin

yang bijaksana akan memberikan arahan dan bimbingan dan diketahui bahwa 22%

menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 22% menjawab netral, dan 0% menjawab

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu Pimpinan yang

menghargai bawahannya dengan baik dan diketahui bahwa 18% menjawab sangat setuju,

48% mejawab setuju, 34% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat

tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu dan diketahui bahwa

22% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 22% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Pimpinan memberikan

kesempatan pada bawahan untuk mencapai sesuatu dengan caranya sendiri dan

diketahui bahwa 16% menjawab sangat setuju, 60% mejawab setuju, 24% menjawab

netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Motivasi Kerja (X3)

Tabel 4.6 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X3

STS TS N S SS Total
Pertanyaan Rata-Rata
f % f % f % f % f % f %
p1 0 0 0 0 15 30 28 56 7 14 50 100 3.84
p1 0 0 0 0 13 26 27 54 10 20 50 100 3.94
p3 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4
p4 0 0 0 0 12 24 25 50 13 26 50 100 4.02
p5 0 0 0 0 10 20 34 68 6 12 50 100 3.92
p6 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu Faktor utama yang

menjadi motivasi kerja adalah gaji, bonus, dan berbagai tunjangan yang menggiurkan dan

diketahui bahwa 14% menjawab sangat setuju, 56% menjawab setuju, 30% menjawab

netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Setiap pegawai yang

bekerja akan membutuhkan motivasi tidak hanya dalam bentuk finansial tetapi juga non

finansial misalnya berbagai pelatihan kerja dan diketahui bahwa 20% menjawab sangat

setuju, 54% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan

sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Motivasi kerja sangat

diperlukan untuk meningkatkan kinerja seseorang sebagai pegawai dan diketahui bahwa

26% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu Motivasi kerja akan

dianggap sebagai sebuah solusi untuk meningkatkan kinerja dan diketahui bahwa 26%

58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjawab sangat setuju, 50% mejawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab

tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Pemberian penghargaan

bagi pegawai yang berprestasi akan memberi motivasi kerja pegawai dan diketahui bahwa

12% menjawab sangat setuju, 68% mejawab setuju, 20% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Setiap hasil kerja yang

telah dilaksanakan layak mendapat penghargaan dan diketahui bahwa 16% menjawab

sangat setuju, 60% mejawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju.

4. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kepuasan Kerja (X4)

Tabel 4.7 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X4


STS TS KS S SS Total Rata-
Pertanyaan
f % f % F % f % f % f % Rata
p1 0 0 0 0 8 16 25 50 17 34 50 100 4.18
p2 0 0 0 0 7 14 30 60 13 26 50 100 4.12
p3 0 0 0 0 14 28 27 54 9 18 50 100 3.9
p4 0 0 0 0 5 10 27 54 18 36 50 100 4.26
p5 0 0 0 0 15 30 25 50 10 20 50 100 3.9
p6 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu Pemahaman atasan

terhadap pekerjaan sudah baik dan diketahui bahwa 34% menjawab sangat setuju, 50%

menjawab setuju, 16% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak

setuju

59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Seseorang tidak

menemukan kesulitan dalam bekerja sama dengan rekan sekerjanya dan diketahui bahwa

26% menjawab sangat setuju, 60% mejawab setuju, 14% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Atasan memberikan

kesempatan untuk penyampaian ide-ide atau masukan yang mungkin bergunadan

diketahui bahwa 18% menjawab sangat setuju, 54% mejawab setuju, 28% menjawab

netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu seseorang ditempatkan

sesuai dengan keahliannya dan diketahui bahwa 36% menjawab sangat setuju, 54%

mejawab setuju, 10% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak

setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu seseorang merasa lebih

puas karena melaksanakan tugas dengan baik dan diketahui bahwa 20% menjawab sangat

setuju, 50% mejawab setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan

sangat tidak setuju.

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu seseorang merasa lebih

puas karena dapat menggunakan metodenya dalam bekerja dan diketahui bahwa 22%

menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0% menjawab

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Lingkungan Kerja (X5)

Tabel 4.8 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel X5

STS TS KS S SS Total Rata-


Pertanyaan
f % f % f % f % f % f % Rata
p1 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92
p2 0 0 0 0 13 26 27 54 10 20 50 100 3.94
p3 0 0 0 0 11 22 28 56 11 22 50 100 4
p4 0 0 0 0 12 24 30 60 8 16 50 100 3.92
p5 0 0 0 0 16 32 23 46 11 22 50 100 3.9
p6 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu seseorang akan

mengharapkan sebuah lingkungan kerja yang nyaman agar dapat bekerja dengan baik dan

mampu meningkatkan kinerja sebagai pegawai dan diketahui bahwa 16% menjawab

sangat setuju, 60% menjawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak

setuju dan sangat tidak setuju

b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Lingkungan kerja

dianggap sebagai salah satu ukuran yang penting untuk menentukan kinerja dan diketahui

bahwa 20% menjawab sangat setuju, 54% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu Lingkungan kerja yang

nyaman dan bersih membuat seseorang merasa nyaman dalam bekerja sehingga

memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu dan diketahui bahwa

22% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 22% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu Susana kerja dalam

kantor nyaman dengan kondisi kebersihan yang ada dan diketahui bahwa 16% menjawab

61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sangat setuju, 60% mejawab setuju, 24% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Hubungan kekelurgaan

yang baik sangat berpengaruh terhadap kinerja dan diketahui bahwa 22% menjawab

sangat setuju, 46% mejawab setuju, 32% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju.

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Fasilitas yang lengkap

walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang kelancaran kinerja pegawai dan

diketahui bahwa 26% menjawab sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab

netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

6. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Peningkatan Kinerja (Y)

Tabel 4.9 Distribusi Penilaian Responden terhadap Variabel Y

STS TS KS S SS Total Rata-


Pertanyaan
f % f % F % f % f % f % Rata
p1 0 0 0 0 14 28 27 54 9 18 50 100 3.9
p2 0 0 0 0 13 26 24 48 13 26 50 100 4
p3 0 0 0 0 13 26 25 50 12 24 50 100 3.98
p4 0 0 0 0 14 28 25 50 11 22 50 100 3.94
p5 0 0 0 0 13 26 28 56 9 18 50 100 3.92
p6 0 0 0 0 15 30 23 46 12 24 50 100 3.94
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:

a. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 1 yaitu pegawai yang mampu

memiliki prestasi kerja yang baik sangat layak untuk diberikan kompensasi finansial dan

mampu meningkatkan kinerja sebagai pegawai dan diketahui bahwa 18% menjawab

sangat setuju, 54% menjawab setuju, 28% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak

setuju dan sangat tidak setuju

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 2 yaitu Peningkatan kinerja

merupakan sebuah ukuran untuk menilai sejauh mana loyalitas seseorang sebagai

pegawai di dalam sebuah perusahaan/organisasi dan diketahui bahwa 26% menjawab

sangat setuju, 48% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju

c. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 3 yaitu yang bertanggung jawab

secara penuh terhadap peningkatan kinerja setiap pegawai adalah pemimpin di dalam

sebuah perusahaan tersebut dan diketahui bahwa 24% menjawab sangat setuju, 50%

mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0% menjawab tidak setuju dan sangat tidak

setuju.

d. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 4 yaitu seseorang akan

memberikan peningkatan kinerja yang baik apabila Anda diberikan motivasi kerja yang

cukup, lingkungan kerja yang baik, dan bahkan pemimpin yang bijaksana dan diketahui

bahwa 22% menjawab sangat setuju, 50% mejawab setuju, 28% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju

e. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 5 yaitu Dengan pengetahuan yang

saya miliki, saya mampu meningkatan kinerja sebagai seorang pegawai dan diketahui

bahwa 18% menjawab sangat setuju, 56% mejawab setuju, 26% menjawab netral, dan 0%

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

f. Frekuensi responden sampel terhadap pertanyaan (item) 6 yaitu Untuk meningkatkan

kinerja di dalam sebuah perusahaan, maka yang harus dilakukan pihak perusahaan adalah

senantiasa memberikan apresiasi yang bersifat membangun dan diketahui bahwa 24%

menjawab sangat setuju, 46% mejawab setuju, 30% menjawab netral, dan 0% menjawab

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3 Uji Kualitas Data

4.3.1 Uji Validitas

Data penelitian yang telah terkumpul kemudian diolah untuk menguji kualitas data berupa uji

validitas dan reliabilitas. Dari hasil uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program

SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi pearson moment untuk setiap item butir

pernyataan dengan skor total variabel peningkatan kinerja (Y), kompensasi finansial (X1),

kepemimpinan transformasional (X2), motivasi kerja (X3), peningkatan kerja (X4) dan

lingkungan kerja (X5) signifikan pada tingkat signifikansi 0,01 dan 0,05. Dengan demikian

dapat diinterpretasikan bahwa setiap item indikator instrumen untuk kualitas audit tersebut

valid. Secara ringkas hasil uji validitas variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Instrumen

Koefisien Korelasi Butir Total


No.
Item Kompensasi Kepemimpinan Motivasi Kepuasan Lingkungan Keterangan
Finansial Transformasional Kerja Kerja Kerja
1 0,947 0,767 0,817 0,852 0,730 Valid
2 0,936 0,805 0,633 0,654 0,629 Valid
3 0,943 0,810 0,836 0,780 0,780 Valid
4 0,715 0,683 0,820 0,852 0,786 Valid
5 0,951 0,894 0,806 0,809 0,748 Valid
6 0,832 0,787 0,791 0,770 0,774 Valid
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

4.3.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Shot, artinya satu kali

pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau

dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Hasil perhitungan uji

reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha (α) untuk masing-masing variabel

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adalah lebih besar dari 0,60, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item-item instrumen

untuk masing-masing variabel adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas secara rinci ditampilkan

dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha Based on


Variabel Standardized Items N of Items
Kompensasi Finansial 0,945 6
Kepemimpinan Transformasional 0,879 6
Motivasi Kerja 0,872 6
Kepuasan Kerja 0,874 6
Lingkungan Kerja 0,836 6
Peningkatan Kinerja 0,874 6
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Normalitas data merupakan hal yang sangat penting karena dengan data yang terdistribusi

normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi (Priyatno, 2014:69). Salah satu

cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot

yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi

normal.

Kriteria pengambilan keputusan:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

klasik.

b. Jika data tidak menyebar di sekitar garis diagonal dan/tidak mengikuti arah garis diagonal

atau grafik tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi klasik.

65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hasil dari output SPSS dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

Pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa data meyebar disekitar garis diagonal. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Untuk lebih memastikan

apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka akan dilakukan uji

Kolmogrov-Smirnov (One Sampel KS) dengan melihat data residual apakah berdistribusi

normal.

Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan 𝛼 = 0,05. Dasar

pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas 𝑝, dengan ketentuan sebagai

berikut.

66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jika nilai probabilitas 𝑝 ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Tabel 4.12 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 50

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.17538422


Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .085
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .858

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui nilai probabilitas 𝑝 atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar

0,858. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah 𝛼 = 0,05. Karena

nilai probabilitas 𝑝, yakni 0,858, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05.

Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2014), multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat

dalam model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna

(koefisien kolerasinya tinggi atau bahkan bernilai 1). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi kolerasi sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebasnya.

Konsekuensi adanya multikolinearitas adalah koefisien kolerasi tidak tertentu dan kesalahan

67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi sangat besar. Jelas sekali bahwa, uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau

tidaknya kolerasi antara variabel independen. Hasil uji multikolinieritas dapat diliha pada

tabel berikut:

Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)

Kompensasi Finansial (X1) .250 3.995


Kepemimpinan Transformasional (X2) .393 2.542
Motivasi Kerja (X3) .334 2.992
Kepuasan Kerja (X4) .640 1.563
Lingkungan Kerja (X5) .246 4.067

Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016


Pada tabel 4.13 menjelaskan tentang besarnya tolerance dan VIF untuk masing-masing

variabel independen. Semua variabel independen menunjukkan nilai tolerance lebih besar

dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak adanya

masalah multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu

X.(Ghozali (2013) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik

yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.2 Scatterplot Dependent Variable

Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016


Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa diagram pencar tidak membentu suatu pola

tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengalami gangguan

heterokedastisitas.

4.5 Pengujian koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Pengujian koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:83).

Nilainya adalah 0 sampai 1, jika nilai (R2) semakin mendekati nol maka model akan semakin

tidak baik.

Tabel 4.14 Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .935a .875 .861 1.24037
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja (X5), Kepuasan Kerja (X4),
Kepemimpinan Transformasional (X2), Motivasi Kerja (X3), Kompensasi
Finansial (X1)

69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .935a .875 .861 1.24037
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja (X5), Kepuasan Kerja (X4),
Kepemimpinan Transformasional (X2), Motivasi Kerja (X3), Kompensasi
Finansial (X1)
b. Dependent Variable: Peningkatan Kinerja (Y)
Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

Berdasarkan Tabel 4.14, nilai koefisien determinasi 𝑅 2 terletak pada kolom R-Square.

Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 𝑅 2 = 0,875. Nilai tersebut berarti seluruh

variabel bebas, yakni kompensasi finansial, kepemimpinan transformasional, motivasi kerja,

kepuasan kerja, dan lingkungan kerja, secara simultan mempengaruhi variabel peningkatan

kinerja pegawai sebesar 87,5%, sisanya sebesar 22,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

selain kompensasi finansial, kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, kepuasan kerja

dan lingkungan kerja. Peneliti menggunakan Adjusted R Square karena dalam penelitian ini

menggunakan lebih dari dua variabel.

4.6 Uji Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t (uji koefisien regresi secara parsial) digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial

variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.

Pengujian menggunakan taraf signifikansi 0,05.

Kriteria pengujiannya sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

(X1, X2, X3, X4 dan X5) yaitu berupa variabel kompensasi finansial,

kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan

lingkungan kerja secara parsial terhadap peningkatan kinerja pegawai variabel

dependen (Y).

70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X1, X2,

X3, X4, dan X5) yaitu berupa variabel kompensasi finansial, kepemimpinan

transformasional, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan lingkungan kerja

secara parsial terhadap peningkatan kinSerja pegawai variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung < ttabel pada signifikansi 0,05

H0 ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel pada signifikansi 0,05

Tabel 4 .15 Uji-t

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -5.457 1.783 -3.060 .004

Kompensasi Finansial (X1) .134 .096 .149 1.394 .170


Kepemimpinan Transformasional (X2) .333 .088 .323 3.798 .000
Motivasi Kerja (X3) .357 .107 .308 3.339 .002
Kepuasan Kerja (X4) .438 .074 .396 5.939 .000
Lingkungan Kerja (X5) -.026 .108 -.026 -.243 .809
Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

Tabel 4.15 menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. Kompensasi Finansial

Nilai t-hitung variabel Kompensasi Finansial adalah 1,394 dan nilai t-tabel 2,015

maka t-hitung lebih kecil dari t-tabel yaitu 1,394 < 2,015 sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Kompensasi Finansial tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja

pegawai pada satuan non vertikal tertentu pelaksanaan jaringan sumber air provinsi Sumatera

Utara.

Pegawai memberikan respon yang kurang baik terhadap kompensasi yang diberikan

kepadanya. Kenaikan kompensasi finansial dari ketentuan gaji dan insentif yang mereka

71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
terima sesuai dengan golongan mereka sendiri, tidak beriringan dengan peningkatan kinerja

pegawai.

b. Kepemimpinan Transformasional

Nilai t-hitung variabel Kepemimpinan Transformasional adalah 3,798 dan nilai t-tabel

2,015 maka t-hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 3,798 < 2,015 sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan kinerja pegawai pada satuan non vertikal tertentu pelaksanaan jaringan sumber

air provinsi SumateraUtara.

Pada dasarnya, seorang pegawai akan merasa mampu menyelesaikan tugas dan

tanggung jawabnya dengan baik apabila didukung dengan kemampuan yang memadai

pemimpinnya dalam memberikan arahan bekerja. Seorang pemimpin diharapkan mampu

menciptakan atmosfer bekerja yang baik kepada bawahannya, baik itu melalui pola pikir, cara

bertutur, maupun cara menyikapi karakter-karakter bawahannya yang berbeda-beda. Pegawai

di satuan non vertikal tertentu pelaksanaan jaringan sumber air yang mayoritasnya adalah

Pegawai Negeri Sipil selalu memperhatikan bagaimana sikap pimpinannya. Apabila

pimpinan mereka bersikap otoriter, maka mereka akan lebih malas bekerja. Oleh sebab itu,

dengan adanya kemajuan gaya kepimimpinan transformasional akan mampu meningkatkan

kinerja pegawainya, dan akan menimbulkan kembali semangat dan etos kerja yang baik.

Hasil ini memiliki hasil yang sama dengan penelitian Agustina Ritawati (2013). Agustina

menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap

kinerja pegawai dengan cara melakukan pendekatan secara interpersonal kepada bawahan,

sehingga bawahan merasa senang dengan cara pemimpin memberikan arahan untuk mencapai

kinerja yang lebih tinggi. Pemimpin memberikan perhatian secara pribadi kepada bawahan

72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan bertindak sebagai mentor, hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan bawahan

kepada tingkat yang lebih tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

c. Motivasi Kerja

Nilai t-hitung variabel Motivasi Kerja adalah 3,339 dan nilai t-tabel 2,015 maka t-

hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 3,339 < 2,015 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada satuan non

vertikal tertentu pelaksanaan jaringan sumber air provinsi SumateraUtara.

Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja positif

hubungan searah, artinya pada saat intensitas motivasi kerja meningkat maka kinerja

meningkat dan bila intensitas motivasi kerja menurun maka kinerja pun akan menurun. Hal

ini berarti bahwa apabila variabel motivasi ditingkatkan maka peningkatan kinerja pegawai

juga akan mengalami peningkatan. Motivasi merupakan keadaan pribadi seseorang yang

mendorong keinginan individu melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Memotivasi orang adalah menunjukkan arah tertentu kepada mereka dan mengambil langkah-

langkah yang perlu untuk memastikan bahwa mereka sampai kesuatu tujuan, (Handoko,

2001: 146).

d. Kepuasan Kerja

Nilai t-hitung variabel Motivasi Kerja adalah 5,939 dan nilai t-tabel 2,015 maka t-

hitung lebih besar dari t-tabel yaitu 5,939 < 2,015 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada satuan non

vertikal tertentu pelaksanaan jaringan sumber air provinsi SumateraUtara.

Kepuasan kerja yang tinggi atau baik akan membuat karyawan semakin loyal kepada

perusahaan atau organisasi sehingga karyawan terkomitmen organisasi dalam bekerja,

bekerja dengan rasa tenang dan yang lebih penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan

73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memperbesar kemungkinan tercapainya produktivitas dan komitmen organisasi yang tinggi

pula. Karyawan yang tidak merasa puas terhadap pekerjaanya, cenderung akan melakukan

pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun psikologis, (Robbins, 2002).

e. Lingkungan Kerja

Nilai t-hitung variabel Motivasi Kerja adalah -234 dan nilai t-tabel 2,015 maka t-

hitung lebih besar dari t-tabel yaitu -243 < 2,015 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai pada

satuan non vertikal tertentu pelaksanaan jaringan sumber air provinsi SumateraUtara.

Pada dasarnya, ruangan tempat pegawai bekerja sudah layak digunakan, tetapi

kembali lagi kepada pegawai tersebut apakah yang bersangkutan fokus dan serius dalam

melakukan tugasnya atau tidak. Lingkungan kerja mencakup segala aspek yang membuat

pegawai nyaman dan leluasa saat bekerja, seperti kebersihan, penerangan, kebisingan

ruangan, dan sebagainya. Dengan terciptakan kondisi ruangan yang bersih dan nyaman

makan dengan sendirinya akan memacu semangat bekerja dan konsentrasi yang baik. Hal ini

senada dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yohana Oktryanti(2015) yang

menunjukkan hasil bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi

kerja yang dihasilkan oleh pegawai Rumah Sakit Bhayangkara Tk.II Medan

Artinya dalam hal ini, variabel Kepemimpinan Transformasional, Motivasi kerja dan

Kepuasan Kerja merupakan faktor penentu yang digunakan untuk memengaruhi peningkatan

kinerja Pegawai pada satuan non vertikal tertentu pelaksanaan jaringan sumber air provinsi

SumateraUtara. Dalam hal ini, jika pihak SNVT lebih menekankan pada aspek

Kepemimpinan Transformasional, Motivasi kerja dan Kepuasan Kerja, maka pegawai akan

74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memiliki semangat bekerja, lebih gigih, dan lebih berenergi dalam bekerja guna memenuhi

visi dan misi.

4.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji serempak atau disebut juga uji simultan atau uji F bertujuan untuk menguji hipotesis

pertama yaitu mengetahui berpengaruh atau tidak secara signifikan variabel-variabel

independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

(X1, X2, X3, X4 dan X5) yaitu berupa variabel kompensasi finansial, kepemimpinan

transformasional, motivasi kerja, kepuasan kerja dan lingkungan secara simultan terhadap

peningkatan kinerja pegawai yaitu variabel dependen (Y).

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X1,

X2, X3, X4, dan X5) yaitu berupa variabel kompensasi finansial, kepemimpinan

transformasional, motivasi kerja, kepuasan kerja dan lingkungan secara simultan terhadap

peningkatan kinerja pegawai yaitu variabel dependen (Y).

Tabel 4.16 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji 𝑭


ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 473.185 5 94.637 61.512 .000a
Residual 67.695 44 1.539

Total 540.880 49
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja (X5), Kepuasan Kerja (X4), Kepemimpinan Transformasional
(X2), Motivasi Kerja (X3), Kompensasi Finansial (X1)
b. Dependent Variable: Peningkatan Kinerja (Y)
Sumber: Data Primer, hasil Pengolahan SPSS, 2016

75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Uji 𝐹 bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau

simultan terhadap variabel tak bebas. Berdasarkan Tabel 4.16, diketahui nilai F hitung adalah

61,512. Perhatikan bahwa karena nilai F hitung (61,512) ≥ F tabel (2,42) dan nilai Sig. 0,000

< 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh simultan dari seluruh variabel bebas, yakni

kompensasi finansial, kepemimpinan transformasional, motivasi kerja, kepuasan kerja, dan

lingkungan kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai signifikan secara statistika pada

tingkat signifikansi 𝛼 = 0,05.

Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

Kode Hipotesis Hasil


H1 Kompensasi berpengaruh secara simultan maupun parsial Ditolak
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
H2 Kepemimpinan Transformasional berpengaruh secara simultan Diterima
maupun parsial terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
H3 Motivasi Kerja berpengaruh secara simultan maupun parsial Diterima
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
H4 Kepuasan kerja berpengaruh secara simultan maupun parsial Diterima
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
H5 Lingkungan Kerja berpengaruh secara simultan maupun parsial Ditolak
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
H6 Kompensasi Finansial, Kepemimpinan Transformasional, Diterima
Motivasi Kerja, Kepuasan kerja dan Lingkungan Kerja
berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai
Sumber: Data Primer, olah data penulis, 2016

76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kompensasi Finansial, Kepemimpinan

Transformasional, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap

Peningkatan Kinerja Pegawai pada Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan

Sumber Air Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji pengaruh parsial dengan uji t, diketahui kepemimpinan

transformasial, motivasi kerja dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan kinerja pegawai, sementara kompensasi finansial dan lingkungan kerja tidak

berpengaruh signifikan.

2. Kompensasi finansial tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai,

sehingga semakin besar atau kecil kompensasi finansial yang diterima pegawai, maka

akan tidak menjadi acuan pegawai meningkatan kinerjanya.

3. Kepemimpinan Transformasional berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan

kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa indikator kepemimpinan dalam organisasi

tersebut memiliki pengaruh sangat baik terhadap kinerja yang dihasilkan oleh pegawai.

4. Motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai.

Hubungan motivasi positif terhadap peningkatan kinerja, artinya pada saat motivasi

ditingkatkan maka kinerja pegawai akan meningkat dan bila intensitas motivasi kerja

menurun maka kinerja pun akan menurun.

77
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai.

Kepuasan kerja yang tinggi akan membuat pegawai semakin loyal kepada organisasi

sehingga pegawai dapat memberikan kinerja terbaiknya.

6. Lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja

pegawai. Pada dasarnya, ruangan tempat pegawai bekerja sudah layak digunakan, tetapi

kembali lagi kepada pegawai tersebut apakah yang bersangkutan fokus dan serius dalam

melakukan tugasnya atau tidak.

7. Kemampuan seluruh variabel bebas, yakni Kompensasi Finansial, Kepemimpinan

Transformasional, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja, secara

simultan mempengaruhi variabel peningkatan kinerja pegawai sebesar 87,5%, sisanya

sebesar 22,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat

disampaikan adalah:

1. Sebaiknya manajemen Pemimpin Satuan Non vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan

Sumber Air Provinsi Sumatera Utara menjaga gaya kepemimpinan transformasional yang

diterapkan dan lebih meningkatkan sistem penghargaan sebagai bentuk perhatian khusus

pada kebutuhan setiap individu pegawai untuk berprestasi dan berkembang. Pimpinan

agar lebih menghargai kinerja serta yang menyangkut kebutuhan dan minat supaya

pegawai menjadi lebih peka akan pentingnya nilai dari hasil-hasil pekerjaan itu sendiri

2. Dukungan dari Pemimpin untuk selalu memotivasi pegawai sangat diperlukan untuk

meningkatkan kinerja pegawai. Dukungan lebih yang diberikan oleh pemimpin dapat

membuat pegawai merasa nyaman dalam bekerja dan pegawai diberi tanggung jawab lebih

sehingga pegawai dapat memaksimalkan kemampuannya untuk bekerja lebih baik.

78
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Kepuasan karyawan perlu dipertahankan bahkan perlu ditingkatkan karena kepuasan

pegawai terbukti akan meningkatkan kinerja pegawai. Pimpinan bisa mengadakan

pembinaan lebih baik lagi sehingga kepuasan pegawai yang dimiliki akan dapat

meningkatkan kinerja pegawai dan berujung pada tercapainya tujuan organisasi.

79
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

Alex S. Nitisemito. 2000. Manajemen Personalia: Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed. 3.
Ghalia Indonesia, jakarta.

Armstrong, ,ichael. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Elexmedia Komputindo.


Jakarta

Analisa, Lucky Wulan. 2011. “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota
Semarang)”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.

Ancok, D. 2002. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Pusat Studi Kependudukan dan
Kebijakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Antoncic, J.A. & Antoncic, B. 2011. Employee Satisfaction Intrapreneurship And Firm
Growth : A Model. Industrial Management And Data Systems, Vol. 111, No. 4, pp. 589
– 607.

Bass, B.M., & Avolio, B.J. 1994. Improving Leadership Effectiveness Through Company

Dubrin, J.A. 2005. The Complete Ideal’s Guides Leadership, Edisi Kedua. Terjemahan oleh
Tri Wibowo B.S. Prenada Media. Jakarta.Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Erlina, 2011, Metodologi Penelitian, Edisi 1, Art Design, Publishing & Printing, Medan

Gibson,J.L, Ivancevich, JM & Donnelly, J.H. Alih Bahasa Andriani, N. (1997). Organisasi :
Perilaku, Struktur dan proses. Jakarta : Aksara Binarupa.

Gomes, Faustino Cardoso, 1995, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 1, Andi Offset,
Yogyakarta

Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Penerbit Andi.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006 Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Haji Masagung.

Hersey dan Blanchard. 1995. Management of Organizational Behavior. Terjemahan.

Herzberg, F. (1966). Work and the nature of man. Cleveland, OH: World PublishingJakarta.
Salemba Empat.

Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka.

Kuncoro, Mudrajad, 2013, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Leithwood, K. & Jantzi, D. (1999). The Effects of Transformational Leadership on
Organizational Conditions and Student Engagement With School. Journal of
Educational Administration. Vol. 38, 112-129

Leithwood, K. & Jantzi, D. (2000). The effects of transformational leadership on


organizational conditions and student engagement with school. Journal of Educational
Administration, 38(2), p. 112.

Lewa, Eka Idham Iip K. & Subowo. 2005. “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja
Fisik dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT Pertamina (Persero) Daerah
Operasi Hulu Jawa Bagian Barat, Cirebon”, Jurnal Sinergi Kajian Bisnis dan
Manajemen. http://journal. uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/934 akses 29 Juni
2010.

Malthis, Robert L dan John H. Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 1,
Salemba Empat, Jakarta.Manajemen: Perilaku, Struktur dan Proses. Penerjemah:
Djoerban Wahid. Erlangga. Jakarta.

Mangkunegara AA. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Perusahaan, Bandung;
PT. Remaja Rosda Karya.

Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Edisi 6, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rahmanto I., 2002, Penilaian Kinerja dan Imbalan : Suatu Alternatif Keluar Dari Krisis,
(http: www.Feupak.web.id., diakses 29 Juli 2002) ,

Rivai, Sagala. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Riyadi, Slamet, 2011. ―Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur‖, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 13 Nomor 1 hal 40-45.

Robbins, Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat
Robbins, Stephen P.-Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 2- Buku 1.

Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 2, STIE YKPN.
Yogyakarta

Siswanto, H.B, 2008, Pengantar Manajemen, Edisi Revisi IV, Bumi Aksara, Jakarta.

Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Timpe, A. Dale. 1992. The Art and Science of Business Management Performance, Mumbai:
Jaico Publishing House. Transformational Leadership. California. USA7 Sage.

81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Trisnaningsih, Sri, 2007. Independensi Auditor Dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi
Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Auditor, SNA X Juli 2007, Makasar.

Wahyuni, Hernita 2009 Pengaruh Kompetensi, Perilaku Dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Auditor Kehutanan Pada Inspektorat Jenderal Departemen Tesis Program
Pascasarjana Fisip Universitas Indonesia, Jakarta.

Wutun, R.P. 2001. “Persepsi Karyawan tentang Perilaku Kepemimpinan Atasan. Jakarta :
Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Yukl, Gary. 1998. Leadership in Organization. Alih bahasa: Sampe Maselinus, Rita Tondok
Andarika. Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

82
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 1 : KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL, KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL, MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA PADA SATUAN NON VERTIKAL TERTENTU
PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR PROVINSI SUMATERA UTARA

MERY LASMARITO PURBA


150522066

PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI EKSTENSI


DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Medan, Oktober 2016

83
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kepada YTH. Bapak/Ibu
Responden Di tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu
(S1) Ekstensi Universitas Sumatera Utara, saya :

Nama : Mery Lasmarito Purba


Nim : 150522066

Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden
dengan mengisi lembar kuesioner ini dengan lengkap, dan sebelumnya saya mohon maaf
telah mengganggu waktu bekerjanya. Data yang di peroleh hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian, sehingga kerahasiaanya akan saya jaga sesuai dengan etika
penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu merupakan faktor kunci untuk
mengetahui Pengaruh Kompensasi Finansial, Kepemimpinan Transformasional, Motivasi
Kerja, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai pada
Satuan Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Provinsi Sumatera Utara.

• Responden diharapkan membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab


dengan lengkap semua pertanyaan karena apabila terdapat salah satu nomor yang
tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.

• Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda yang penting jawaban
sesuai dengan pendapat anda.

Atas perhatian dan kesedian Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Pembimbing Hormat Saya,


Penulis

Dra. Hj. Nurzaimah, MM, ak Mery Lasmarito Purba


NIP. 19581114 198703 2 001 NIM. 150522066

IDENTITAS RESPONDEN

Beri tanda (x) atau (√) pada identitas pengenal Bapak/Ibu/Saudara.

1. Nama : ........................................
:

84
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Umur Responden : Tahun

4. Pendidikan Terahir : D3 S1 S2 S3

Lainnya

5. Lama Bekerja : < 1 Tahun 1–2 Tahun

2 –3 Tahun 3 – 5 Tahun

> 5 Tahun

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban

yang sesuai dengan keadaan, pendapat, dan perasaan Anda yang sebenarnya.

Keterangan :

1. Sangat Setuju (SS)

2. Seuju (S)

3. Netral (N)

4. Tidak Setuju (TS)

5. Sangat Tidak Setuju (STS)

Catatan : jawaban apapun yang diberikan tidak akan mempengaruhi apapunterhadap

Bapak/Ibu, karena penelitian ini semata-mata digunakan hanya untuk pengembangan

ilmu pengetahuan.

KOMPENSASI FINANSIAL
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Peningkatan kompensasi finansial diharapkan
mampu meningkatkan kinerja anda sebagai
pegawai

85
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Pemberian kompensasi finansial merupakan
faktor utama meningkatkan kinerja anda
sebagai pegawai
3. Kompensasi finansial yang diberikan secara
langsung kepada Anda akan lebih dihargai
untuk menjadi motivasi dalam meningkatkan
kinerja
4. Menurut saya, kebijaksanaan perusahaan untuk
memberikan kompensasi finansial secara tidak
langsung akan kurang dihargai.
5. Pekerjaan saya yang berisiko tinggi tidak
dipenuhi dengan kompensasi langsung yang
memadai.
6. Saya merasa, bahwa motivasi dan semangat
kerja terpacu dengan gaji yang saya terima.

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Pemimpin yang bijak dan cerdas adalah
pemimpin yang mampu memberikan sugesti
dengan baik agar Anda mampu meningkatkan
knerja pegawai
2. kepemimpinan yang otoriter akan menekan
kemampuan Anda untuk berprestasi secara
sempurna
3. Seorang pemimpin yang bijaksana akan
memberikan arahan dan bimbingan kepada
anda, agar anda mampu meningkatkan kinerja
anda
4. Pimpinan saya menghargai bawahan yang
kinerjanya baik
5. Gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis
dapat dijadikan sebagai sebuah ukuran yang
mutlak untuk meningkatkan kinerja anda
6 Pimpinan saya memberikan kesempatan pada
bawahan untuk mencapai sesuatu dengan
caranya sendiri

MOTIVASI KERJA
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Faktor utama yang menjadi motivasi kerja
bagi saya sebagai pegawai adalah gaji, bonus,
dan berbagai tunjangan yang menggiurkan.
2. Setiap pegawai yang bekerja akan

86
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
membutuhkan motivasi tidak hanya dalam
bentuk finansial tetapi juga non finansial
misalnya berbagai pelatihan kerja.
3. Motivasi kerja sangat diperlukan untuk
meningkatkan kinerja saya sebagai pegawai.
4. Motivasi kerja akan dianggap sebagai sebuah
solusi untuk meningkatkan kinerja Anda
5. Pemberian penghargaan bagi pegawai yang
berprestasi akan memberi motivasi kerja
pegawai
6 Setiap hasil kerja yang telah dilaksanakan layak
mendapat penghargaan

KEPUASAN KERJA
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Pemahaman atasan terhadap pekerjaan sudah
baik
2. Saya Tidak menemukan kesulitan dalam
bekerja sama dengan rekan sekerja saya
3. Atasan memberikan kesempatan untuk
penyampaian ide-ide atau masukan yang
mungkin berguna
4. Saya ditempatkan sesuai dengan keahlian saya.
5. Saya merasa lebih puas terhadap penghargaan
karena saya melaksanakan tugas dengan baik
6. Saya merasa lebih puas karena dapat
menggunakan metode saya sendiri dalam
bekerja

LINGKUNGAN KERJA
No Pertanyaan SS S N TS STS
1. Anda akan mengharapkan sebuah lingkungan
kerja yang nyaman agar dapat bekerja dengan
baik dan mampu meningkatkan kinerja
sebagai pegawai
2. Lingkungan kerja dianggap sebagai salah satu
ukuran yang penting untuk menentukan
prestasi kerja Anda di dalam sebuah
perusahaan/organisasi.
3. Lingkungan kerja yang nyaman dan bersih
membuat anda merasa nyaman dalam bekerja
sehingga memudahkan anda dalam
menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu
4. Susana kerja dalam kantor nyaman dengan
kondisi kebersihan yang ada
5. Hubungan kekelurgaan yang baik sangat

87
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berpengaruh terhadap kinerja saya
6. Fasilitas yang lengkap walaupun tidak baru
merupakan salah satu penunjang kelancaran
kinerja pegawai

PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI


Sumber: Berbagai Data, Adopsi Penulis

Pertanyaan SS S N TS STS
1. Menurut saya, setiap pegawai yang mampu
memiliki kinerja yang baik sangat layak untuk
diberikan kompensasi finansial.
2. Peningkatan kinerja merupakan sebuah ukuran
untuk menilai sejauh mana loyalitas Anda
sebagai pegawai di dalam sebuah
perusahaan/organisasi.
3. Menurut saya, yang bertanggung jawab secara
penuh terhadap peningkatan kinerja pegawai
adalah pemimpin di dalam sebuah perusahaan
tersebut.
4. Anda akan memberikan peningkatan kinerja
yang baik apabila Anda diberikan motivasi
kerja yang cukup, lingkungan kerja yang baik,
dan bahkan pemimpin yang bijaksana.
5. Menurut saya, dengan pengetahuan yang saya
miliki saya mampu meningkatkan kinerja
sebagai seorang pegawai.
6. Untuk meningkatkan kinerja Anda di dalam
sebuah perusahaan, maka yang harus dilakukan
pihak perusahaan adalah senantiasa
memberikan apresiasi yang bersifat
membangun kepada Anda dalam bekerja.

88
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 2 : DATA RESPONDEN
Kepemimpinan
Responden Kompensasi Finansial (X1) Responden Transformasional (X2)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 4 4 4 4 4 4 1 5 5 5 5 5 4
2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4
4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
6 5 5 5 5 5 5 6 5 4 5 5 5 5
7 3 3 3 3 3 3 7 4 4 3 3 3 3
8 4 4 4 4 5 4 8 5 5 4 4 4 4
9 5 5 4 4 5 4 9 5 5 4 3 4 4
10 5 5 4 4 5 4 10 5 5 4 4 5 4
11 5 5 4 4 5 4 11 5 5 4 4 4 4
12 3 3 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 3
13 3 3 3 3 3 4 13 4 4 5 4 4 4
14 3 3 3 3 3 4 14 4 4 5 4 4 4
15 5 5 5 5 5 4 15 4 4 4 5 5 5
16 3 4 3 3 3 4 16 3 4 3 5 4 4
17 4 3 4 4 4 3 17 4 3 4 4 4 3
18 5 5 5 5 5 5 18 3 5 5 5 5 5
19 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4
20 3 3 3 3 3 3 20 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 21 3 3 3 3 3 3
22 4 4 4 4 4 4 22 4 4 4 4 4 3
23 4 5 4 4 4 4 23 4 4 4 4 5 4
24 4 4 4 4 4 4 24 5 5 4 4 4 3
25 4 4 4 4 4 4 25 4 5 5 4 4 4
26 5 5 5 5 5 5 26 5 5 5 5 5 5
27 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 5 5
28 3 3 3 3 3 3 28 4 4 4 4 4 4
29 3 3 3 3 3 3 29 3 3 4 3 3 3
30 3 4 4 3 4 4 30 4 3 3 4 3 3
31 3 3 3 4 3 3 31 3 3 3 4 3 3
32 3 3 3 4 3 3 32 3 3 4 3 3 3
33 3 3 3 4 3 4 33 3 3 4 3 4 3
34 3 3 3 4 3 4 34 3 3 3 4 3 4
35 3 3 3 4 3 4 35 3 3 3 4 3 4
36 4 3 4 3 3 4 36 4 3 3 3 3 4

89
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37 4 4 4 3 4 4 37 3 4 4 3 4 4
38 4 4 4 3 4 4 38 4 4 4 3 4 4
39 4 4 4 3 4 4 39 3 4 4 3 4 4
40 3 4 4 3 4 4 40 4 4 4 3 4 4
41 4 4 4 3 4 4 41 4 4 4 3 4 4
42 4 4 4 3 4 4 42 4 4 4 3 4 4
43 4 4 4 3 4 4 43 4 5 4 5 4 4
44 4 4 4 5 4 4 44 4 5 4 4 4 4
45 5 5 5 5 5 5 45 5 5 5 5 5 5
46 3 3 3 4 3 3 46 3 3 3 4 3 3
47 4 4 4 3 4 4 47 4 4 4 3 4 4
48 4 4 4 3 4 4 48 4 4 3 3 4 4
49 4 4 4 3 4 4 49 4 4 4 3 4 4
50 3 3 3 4 3 3 50 3 3 4 4 4 4

Motivasi Kerja (X3) Kepuasan Kerja (X4)


Responden Responden
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 4 4 5 5 4 4 1 5 3 4 4 3 4
2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5 5 4
3 4 4 5 5 4 4 3 5 3 4 4 3 4
4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5
5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 5 5 4 4 5 5 6 5 5 5 5 5 5
7 3 4 4 4 3 3 7 4 4 3 4 3 3
8 4 4 5 5 4 4 8 5 5 4 5 4 5
9 4 4 5 5 4 4 9 5 4 4 5 5 5
10 4 4 5 5 4 4 10 5 4 4 5 5 5
11 4 4 5 5 4 4 11 5 4 4 5 5 5
12 3 4 3 3 3 3 12 4 3 3 4 4 3
13 3 4 4 4 4 4 13 4 3 3 4 4 3
14 3 4 4 4 4 4 14 4 3 3 4 4 3
15 5 4 4 4 4 5 15 4 4 4 4 4 5
16 3 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 3
17 4 3 3 3 3 3 17 4 4 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 18 5 5 5 5 5 5
19 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4
20 3 4 4 4 3 4 20 4 4 3 4 3 3
21 4 4 3 3 4 3 21 4 5 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 3 22 4 5 4 5 4 4
23 4 3 4 4 4 4 23 4 5 5 5 5 4

90
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24 4 3 5 5 4 3 24 3 4 4 3 4 4
25 4 4 5 5 4 4 25 5 4 4 5 5 4
26 5 4 5 5 5 5 26 4 5 4 4 4 5
27 4 4 4 4 4 5 27 4 4 4 4 3 4
28 3 3 4 4 3 4 28 3 4 3 4 3 3
29 3 3 3 3 3 3 29 3 4 3 4 3 3
30 4 3 3 3 4 3 30 4 4 3 4 3 4
31 3 4 3 3 3 3 31 3 4 3 4 5 3
32 3 5 3 3 3 3 32 4 4 3 4 3 3
33 3 3 3 3 4 3 33 4 4 3 4 3 3
34 3 3 3 3 4 4 34 3 4 3 4 3 3
35 3 3 3 3 4 4 35 3 4 3 4 4 3
36 4 3 3 3 4 4 36 3 5 4 4 3 3
37 4 5 4 4 4 4 37 5 4 4 5 4 4
38 4 5 4 4 4 4 38 4 4 4 5 4 4
39 4 5 4 4 4 4 39 4 4 5 5 4 4
40 4 4 4 4 4 4 40 4 5 5 5 4 4
41 4 4 4 4 4 4 41 5 5 5 5 4 4
42 4 4 4 4 4 4 42 5 5 5 5 4 4
43 4 4 5 5 4 4 43 5 5 4 5 4 4
44 4 5 5 5 4 4 44 5 4 5 4 4 4
45 5 5 5 5 5 5 45 4 4 3 4 4 5
46 3 4 3 3 3 3 46 4 4 4 3 3 3
47 4 3 4 4 4 4 47 3 3 4 3 3 4
48 4 3 4 4 4 4 48 4 3 4 3 4 4
49 4 4 4 4 4 4 49 4 4 4 3 4 4
50 3 3 3 4 3 4 50 5 4 4 4 3 3

Lingkungan Kerja (X5) Peningkatan Kinerja (Y)


Responden Responden
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 4 4 5 4 4 5 1 4 5 5 4 4 5
2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
3 4 4 5 4 4 5 3 4 5 5 4 4 5
4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4
6 5 5 5 5 5 4 6 5 4 5 5 5 4
7 3 4 3 3 3 4 7 3 4 3 3 3 4
8 4 4 4 4 5 5 8 4 5 4 4 5 5
9 4 4 4 4 5 5 9 4 5 4 4 5 5
10 4 4 4 4 5 5 10 4 5 4 4 5 5
11 4 4 4 4 5 5 11 4 5 4 5 5 5

91
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12 3 4 3 3 3 3 12 3 3 3 4 4 3
13 4 4 5 4 3 4 13 3 4 3 4 4 3
14 4 4 5 4 3 4 14 3 4 3 4 4 3
15 5 4 4 5 5 4 15 4 4 4 4 4 5
16 4 4 3 4 3 4 16 4 4 4 4 4 3
17 3 3 4 3 4 3 17 4 3 4 4 4 4
18 5 5 5 5 5 5 18 5 5 5 5 5 5
19 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 3 4 20 3 4 3 4 3 3
21 3 4 3 3 4 3 21 4 3 3 3 4 3
22 3 4 4 3 4 4 22 4 4 4 3 4 4
23 4 3 4 4 4 4 23 5 4 4 4 4 4
24 3 3 4 3 4 5 24 4 5 4 3 4 5
25 4 4 5 4 4 5 25 4 5 5 4 4 5
26 5 4 5 5 5 5 26 4 5 5 5 5 5
27 5 4 4 5 4 4 27 4 4 4 5 4 4
28 4 3 4 4 3 4 28 3 4 4 4 3 4
29 3 3 4 3 3 3 29 3 3 4 3 3 3
30 3 3 3 3 4 3 30 3 3 3 3 4 3
31 3 4 3 3 3 3 31 3 3 3 3 3 3
32 3 5 4 3 3 3 32 3 3 4 3 3 3
33 3 3 4 3 3 3 33 3 3 4 3 3 3
34 4 3 3 4 3 3 34 3 3 3 4 3 3
35 4 3 3 4 3 3 35 3 3 3 4 3 3
36 4 3 3 4 3 3 36 4 3 3 4 3 3
37 4 5 4 4 4 4 37 4 4 4 4 4 4
38 4 5 4 4 4 4 38 4 4 4 4 4 4
39 4 5 4 4 4 4 39 5 4 4 4 4 4
40 4 4 4 4 4 4 40 5 4 5 5 4 4
41 4 4 4 4 4 4 41 5 4 5 5 4 4
42 4 4 4 4 4 4 42 5 4 5 5 4 4
43 4 4 4 4 4 5 43 4 5 4 5 4 4
44 4 5 4 4 4 5 44 5 5 5 4 4 4
45 5 5 5 5 5 5 45 3 5 3 4 4 5
46 3 4 3 3 3 3 46 4 3 4 3 3 3
47 4 3 4 4 4 4 47 4 4 4 3 3 4
48 4 3 3 4 4 4 48 4 4 4 3 4 4
49 4 4 4 4 4 4 49 4 4 4 3 4 4
50 4 3 4 4 3 3 50 4 3 3 3 3 4

92
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 3 : HASIL UJI KUALITAS DATA

1) OUTPUT SPSS UJI VALIDITAS

a. Variabel Kompensasi Finansial

Correlations

Kompensasi
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 Finansial

X1.1 Pearson
1 ,887** ,899** ,599** ,925** ,715** ,947**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50
X1.2 Pearson
,887** 1 ,862** ,535** ,925** ,765** ,936**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X1.3 Pearson
,899** ,862** 1 ,573** ,905** ,797** ,943**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X1.4 Pearson
,599** ,535** ,573** 1 ,574** ,506** ,715**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X1.5 Pearson
,925** ,925** ,905** ,574** 1 ,716** ,951**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X1.6 Pearson
,715** ,765** ,797** ,506** ,716** 1 ,832**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Kompensasi Finansial Pearson
,947** ,936** ,943** ,715** ,951** ,832** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

93
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Variabel Kepemimpinan Transformasional

Correlations

Kepemimpinan
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 Transformasional

X2.1 Pearson ,693*


1 ,544** ,343* ,586** ,436** ,767**
*
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,015 ,000 ,002 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50
X2.2 Pearson
,693** 1 ,585** ,394** ,627** ,486** ,805**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X2.3 Pearson ,585*
,544** 1 ,429** ,727** ,577** ,810**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X2.4 Pearson ,394*
,343* ,429** 1 ,557** ,515** ,683**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,015 ,005 ,002 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X2.5 Pearson ,627*
,586** ,727** ,557** 1 ,769** ,894**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X2.6 Pearson ,486*
,436** ,577** ,515** ,769** 1 ,787**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Kepemimpinan Pearson ,805*
,767** ,810** ,683** ,894** ,787** 1
*
Transformasional Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

94
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Variabel Motivasi Kerja
Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 Motivasi Kerja

X3.1 Pearson ,438*


1 ,517** ,491** ,797** ,662** ,817**
*
Correlation

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50
X3.2 Pearson
,438** 1 ,369** ,338* ,410** ,413** ,633**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,001 ,008 ,017 ,003 ,003 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X3.3 Pearson ,369*
,517** 1 ,981** ,495** ,486** ,836**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X3.4 Pearson
,491** ,338* ,981** 1 ,459** ,500** ,820**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,017 ,000 ,001 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X3.5 Pearson ,410*
,797** ,495** ,459** 1 ,722** ,806**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X3.6 Pearson ,413*
,662** ,486** ,500** ,722** 1 ,791**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Motivasi Kerja Pearson ,633*
,817** ,836** ,820** ,806** ,791** 1
*
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

95
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Variabel Kepuasan Kerja
Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 Kepuasan Kerja

X4.1 Pearson
1 ,185 ,519** ,591** ,414** ,518** ,730**
Correlation

Sig. (2-
,199 ,000 ,000 ,003 ,000 ,000
tailed)

N 50 50 50 50 50 50 50
X4.2 Pearson
,185 1 ,509** ,537** ,304* ,336* ,629**
Correlation
Sig. (2-
,199 ,000 ,000 ,032 ,017 ,000
tailed)
N 50 50 50 50 50 50 50
X4.3 Pearson ,509*
,519** 1 ,443** ,447** ,553** ,780**
*
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000
tailed)
N 50 50 50 50 50 50 50
X4.4 Pearson ,537*
,591** ,443** 1 ,561** ,408** ,786**
*
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000 ,001 ,000 ,003 ,000
tailed)
N 50 50 50 50 50 50 50
X4.5 Pearson
,414** ,304* ,447** ,561** 1 ,569** ,748**
Correlation
Sig. (2-
,003 ,032 ,001 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 50 50 50 50 50 50 50
X4.6 Pearson
,518** ,336* ,553** ,408** ,569** 1 ,774**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,017 ,000 ,003 ,000 ,000
tailed)
N 50 50 50 50 50 50 50
Kepuasan Kerja Pearson ,629*
,730** ,780** ,786** ,748** ,774** 1
*
Correlation

Sig. (2-
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)

N 50 50 50 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

96
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e. Variabel Lingkungan Kerja

Correlations

Lingkungan
X6.1 X6.2 X6.3 X6.4 X6.5 X6.6 Kerja

X6.1 Pearson
1 ,413** ,577** 1,000** ,596** ,486** ,852**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50
X6.2 Pearson ,413*
1 ,446** ,413** ,435** ,369** ,654**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,003 ,001 ,003 ,002 ,008 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X6.3 Pearson ,577*
,446** 1 ,577** ,497** ,585** ,780**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X6.4 Pearson 1,00
,413** ,577** 1 ,596** ,486** ,852**
Correlation 0**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X6.5 Pearson ,596*
,435** ,497** ,596** 1 ,648** ,809**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
X6.6 Pearson ,486*
,369** ,585** ,486** ,648** 1 ,770**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Lingkungan Kerja Pearson ,852*
,654** ,780** ,852** ,809** ,770** 1
*
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

97
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
f. Variabel Peningkatan Kinerja

Correlations

Peningkatan
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Kinerja

Y1 Pearson
1 ,372** ,713** ,495** ,525** ,436** ,747**
Correlation

Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50
Y2 Pearson ,372*
1 ,510** ,433** ,632** ,833** ,810**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Y3 Pearson ,713*
,510** 1 ,520** ,512** ,539** ,806**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Y4 Pearson ,495*
,433** ,520** 1 ,593** ,342* ,717**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,000 ,015 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Y5 Pearson ,525*
,632** ,512** ,593** 1 ,612** ,819**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Y6 Pearson ,436*
,833** ,539** ,342* ,612** 1 ,806**
*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,015 ,000 ,000
N 50 50 50 50 50 50 50
Peningkatan Kinerja Pearson ,747*
,810** ,806** ,717** ,819** ,806** 1
*
Correlation

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 50 50 50 50 50 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

98
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) OUTPUT SPSS UJI RELIABILITAS
a. Variabel Kompensasi Finansial

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 50 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,945 6

b. Variabel Kepemimpinan Transformasional

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 50 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,879 6

99
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c.Variabel Motivasi Kerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 50 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,872 6

d. Variabel Kepuasan Kerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 50 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,874 6

100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
e. Variabel Lingkungan Kerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 50 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,836 6

f. Variabel Peningkatan Kinerja

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 50 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,874 6

101
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 4 : OUTPUT SPSS UJI ASUMSI KLASIK
1) Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 50

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.17538422


Most Extreme Differences Absolute .085

Positive .085
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .604

Asymp. Sig. (2-tailed) .858

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

102
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) Hasil Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)

Kompensasi Finansial (X1) .250 3.995

Kepemimpinan Transformasional (X2) .393 2.542

Motivasi Kerja (X3) .334 2.992

Kepuasan Kerja (X4) .640 1.563

Lingkungan Kerja (X5) .246 4.067

103
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3) Hasil Uji Heteroskedastisitas

104
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN 5 : OUTPUT SPSS UJI REGRESI (UJI F DAN UJI t)

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1
,935a ,875 ,861 1,240 1,508

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan


Transformasional, Motivasi Kerja, Kompensasi Finansial

b. Dependent Variable: Peningkatan Kinerja

2. Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 473,185 5 94,637 61,512 ,000b

Residual 67,695 44 1,539

Total 540,880 49

a. Dependent Variable: Peningkatan Kinerja


b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Transformasional,
Motivasi Kerja, Kompensasi Finansial

3. Hasil Uji Parsial (Uji t)


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -5.457 1.783 -3.060 .004

Kompensasi Finansial (X1) .134 .096 .149 1.394 .170


Kepemimpinan Transformasional (X2) .333 .088 .323 3.798 .000
Motivasi Kerja (X3) .357 .107 .308 3.339 .002
Kepuasan Kerja (X4) .438 .074 .396 5.939 .000
Lingkungan Kerja (X5) -.026 .108 -.026 -.243 .809

105
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai