CONTROL SELF-ASSESSMENT
Oleh :
Azharan Ramadhani (16102042)
Indra Gunawan (16102046)
Diah Pujilestari (16102055)
Ade Mutia Irawan (16102139)
Zaid Fia Kamelia (16102171)
Universitas Trilogi
Program Studi Akuntansi S1
Jakarta
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini
tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
referensi bagi pembaca dalam hal mengenai Keseluruhan Perencanaan dan Program
Audit. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
informasi bagi para pembaca tentang mengenai Control Self-assessment.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih sangatlah kurang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
CHAPTER 10
CONTROL SELF-ASSESSMENT
(SAWYERS)
3. Bisa muncul bila peserta puas karena masalah mereka telah diidentifikasi
dan dibahas. Dengan menggunakaan kerangka kerja kontrol sebagai
pedoman, peserta bisa menjawab serangkaian pertanyaan yang menjamin
bhawa semua sprektrum masalah control ditelaah dengan cermat dalam
rapat kerhja tersebut.
5. Tindakan. Tim peserta dan manajer harus memutuskan tindakan apa yang
harus diambil pertama kali karena mereka jarang memilih waktu untuk
segera melakukan semua yang telah dibahas. Sebagaimana halnya temuan-
temuan material dari audit konvensional maka mungkin dibutuhkan
pelaporan temuan-temuan ke manajemen puncak dan komite audit jika
risikonya signifikan bagi organisasi sehingga mereka dapat mengambil
tindakan segera.
3. Terjadi saat program CSA yang telah berjalan dengan baik membutuhkan
penelaahan dari pihak luar atau penyegaran (tune-up). Hal ini bagus untuk
dilakukan secara periodik karena praktik dan teknologi CSA berkembang
dengan cepat sejalan dengan peningkatan dalam pemahaman kita atas
control, psikologi, dan penerapan teknologi.
3. Bagi direksi, komisaris, komite audit dan pihak-pihak lain dalam tata kelola
perusahaan, CSA memiliki implikasi yang signifikan. Focus yang sempit
dari profesi udit eksternal pada pelaporan keuangan yang sering kali
menghasilkan keterkejutan dan memalukan bila terjadi kecurangan yang
tidak diharapkan karena faktor-faktor control utama tidak diperiksa.
2. Aspek kedua yang harus dipahami fasilitator adalah bahwa mereka juga
manusia dan bisa berbuat salah sehingga perlu mengelola potensi konflik
kepentingan yang ada.
5. Terlalu dalam masuk ke dalam masalah tanpa tahu cara mengatasi masalah
itu. Merupakan pendekatan yang beralasan dalam bidang yang sama sekali
baru. Iniah yang dilakukan oleh Gulf sebagai pionir-upaya pertama
dilakukan tahun 1987 kita sekarang tahu lebih banyak tentang CSA dan
informasi ini tersedia melalui beberapa pelatihan yang bagus, pusat CSA di
IIA dan iteratur yang terus berkembang meskipun masih belum sempurna.
Sebagai auditor professional kita punya tanggung jawab untuk belajar
sebanyak mungkin sebelum menawarkan jasa ke organisasi kita.
CHAPTER 11
CONTROL SELF-ASSESSMENT AND BENCHMARKING
(MOELLER)
Banyak audit internal yang dijelaskan dalam bab ini, membahas kasus di mana
internal auditor memilih beberapa bidang operasi dan ulasan status kontrol internal.
Bab ini membahas dua aspek dari ulasan audit internal dan penilaian pengendalian
internal: control penilaian diri (CSA) dan benchmarking. Ini adalah kerangka umum
yang penting dari (CBOK). CSA adalah proses internal audit dipimpin
untukperbaikan internal kontrol yang berkelanjutan. Daripada auditor internal
mengunjungi daerah operasi dan melakukan ulasan audit internal formal, di CSA,
audit internal bekerja dengan anggota tim lokal di beberapa daerah operasi
perusahaan, memimpin dalam upaya untuk mengevaluasi saat prosedur
pengendalian dan kemudian menggunakan hasil review untuk meningkatkan
internal kontrol. Hal ini dapat menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan
pengendalian internal dalam suatu perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir,
Institute of Internal Auditor (IIA) telah menggunakan konsep CSA dan telah
mendirikan ujian sertifikasi formal untuk mengenali auditor internal sebagai
pemimpin dalam proses ini. Bab ini membahas proses audit internal dan CSA
menjelaskan penggunaan alat evaluasi untuk auditor internal.
Benchmarking adalah teknik audit internal yang kembali pada kemajuan IIA.
Kembali pada hari-hari pertama audit internal dan auditor ketika Victor Brink telah
meluncurkan edisi pertama di buku ini, internal dari perusahaan yang berbeda
sering bertemu untuk berbagi pendekatan mereka dengan rekan-rekan di bisnis lain
dan untuk mengembangkan beberapa teknik praktik terbaik. Benchmarking adalah
formal praktik audit internal yang bersifat umum yang sama. Ini adalah suatu proses
yang memungkinkan auditor internal untuk membandingkan bagaimana organisasi
serupa sedang berusaha untuk melakukan dan melaksanakan praktik umum. Ini
merupakan alat yang berguna bagi audit internal, dan auditor internal harus
memiliki tingkat CBOK pengetahuan tentang bagaimana merancang dan
melakukan latihan benchmarking dengan sukses.