Anda di halaman 1dari 5

KEUANGAN

INTERNASIONAL

DISUSUN OLEH :

SAKINA RENWAIR / 14101105

DIAH PUJILESTARI / 16102055

NOVI CHINTYA SINAGA / 16102056

KEUANGAN INTERNASIONAL
NILAI TUKAR
Nilai tukar adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap
pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau
wilayah.
Nilai tukar dibagi menjadi 2, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil.
1. Nilai Tukar Nominal
Nilai tukar nominal ( nominal exchange rate) adalah nilai yang digunakan seseorang saat
menukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Nilai tukar selalu dapat
ditunjukan dalam 2 cara, yaitu apresiasi dan depresiasi.
Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam negeri yang
disebabkan oleh adanya mekanisme perdagangan.
Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang dalam negeri yang disebabkan
oleh adanya mekanisme perdagangan.

2. Nilai Tukar Riil


Nilai tukar riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa
dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain.
Rumus perhitungan nilai tukar riil :

nilai tukar nominal x hargadomestik


Nilai tukar riil=
harga luar negeri

NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam
satu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat dibedakan menjadi dua bagian utama, yakni
neraca berjalan dan neraca modal.
1. Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat transaksi, seperti :
a. Ekspor dan Impor Barang Tampak
Dimaksudkan ekpor dan impor barang tampak adalah suatu kegitan dimana suatu negara
menjual atau mengekspor dan menerima (impor) barang yang nyata baik bentuk, rasa,
ataupun dapat terlihat oleh pancaindra.

b. Ekspor dan Impor Jasa (Atau Barang Tak Tampak)


Artinya ekspor dan impor barang tak tampak adalah suatu kegiatan ekonomi terbuka,
dimana objeknya itu merupakan barang – barang yang tidak berwujud, tetapi dapat
dirasakan.

c. Pembayaran Pindahan Neto Ke Luar Negeri


Yang dimaksudkan pembayaran pindahan ini adalah aliran uang yang dilakukan oleh
pihak pemerintah dan swasta dimana penerimanya tidak perlu menukarkan dengan
barang dan jasa.

2. Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan
aliran modal keuangan swasta:

a.  Aliran Modal Jangka Panjang


Aliran modal jangka panjang meliputi dua jenis aliran, yakni aliran modal resmi dan
investasi langsung dari pihak swasta ke negara – negara lain.
Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan – badan
pemerintah dari suatu negara ke negara – negara lain.
Aliran investasi langsung oleh pihak swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu
investasi berupa mendirikan perusahaaan, terutama perindustrian.

b. Aliran Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan


Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun modal swasta dan
kesilapan atau ketinggalan.
Modal swasta adalah aliran –aliran modal dalam dalam bentuk tabungan atau investasi
keuangan yang cepat ditukarkan kembali kepada valuta asal atau valuta lainnya. Aliran
ini disebut sebagai hot money dikarenakan mengalir dengan mudah dan dalam waktu
yang singkat. Kemudian yang dimaksudkan dengan akun kesilapan-ketinggalan
merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat.
NERACA KESELURUHAN
Neraca keseluruhan adalah aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara
dalam suatu waktu tertentu dan aliran pembayaran dan investasi yang keluar ke negeri-negeri
lain.
a. Neraca Pembayaran Defisit
Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan jumlah
transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar dibandingkan transaksi
penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).

b. Neraca Pembayaran Surplus


Neraca pembayaran surplus adalah neraca pembayaran yang menunjukkan transaksi
debet lebih kecil dibandingkan transaksi kredit.
c. Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran seimbang adalah neraca pembayaran yang menunjukkan transaksi
debet sama dengan transaksi kredit.

HUTANG LUAR NEGERI


Pinjaman Luar Negeri adalah sejumlah dana yang diperoleh dari negara lain (bilateral) atau
(multilateral) yang tercermin dalam neraca pembayaran untuk kegiatan investasi, menurut
saving-investment gap dan foreign exchange gap yang di lakukan baik oleh pemerintah maupun
swasta.
• Bentuk – Bentuk Pinjaman Luar Negeri
Bentuk pijaman luar negeri dapat dilihat dari dua aspek, antara lain :
1. Sumber Dananya
a. Pinjaman Multilateral
Yaitu pinjaman yang berasaal dari badan-badan internasional, misalnya World Bank, Asian
Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB).

b. Pinjaman Bilateral
Yaitu pinjaman yang berasal dari negara-negara baik yang tergabung dalam CGI maupun antar
negara secara langsung (intergovernment).

c. Pinjaman Sindikasi
Yaitu pinjaman yang diperoleh dari beberapa bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB)
internasional. Pemberian pinjaman tersebut dikoordinir oleh satu bank/LKBB yang bertindak
sebagai sindication leader. Pinjaman ini biasanya dalam jumlah besar dan bersifat komersial
(commercial loan), misalnya dengan tingkat suku bunga yang mengambang (floating rate).
Syarat-syarat pinjaman yang dituangkan dalam loan agreement merupakan konsensus dan
kesepakatan diantara para pemberi pinjaman.

2. Segi Persyaratannya
a. Pinjaman Lunak (Concessional Loan)
Yaitu pinjaman luar negeri Pemerintah dalam rangka pembiayaan proyek-proyek pembangunan.
Pinjaman lunak biasanya diperoleh dari negara-negara yang tergabung dalam kerangka CGI
(Common Gateway Interface) maupun non CGI. Fasilitas Kredit Ekspor dapat dalam bentuk
Suppliers Credit atau Buyers Credit.
Buyers Credit adalah pinjaman FKE yang diterima dari bank komersial atau lembaga keuangan
bukan bank luar negeri, dimana tujuan pinjaman tersebut adalah untuk pembelian barang dari
negara pemberi pinjaman.
Suppliers Credit adalah adalah pinjaman FKE yang diterima Pemerintah langsung dari pemasok
barang (supplier) di luar negeri kepada Pemerintah RI yang akan diberikan dalam bentuk barang
untuk keperluan proyek. Dapat diartikan bahwa dalam suppliers credit ini, pihak yang menerima
pinjaman adalah pihak pemasok barang.

b. Purchase Installment Sale Agreement (PISA)


Yaitu pinjaman yang diberikan oleh perusahaan leasing untuk pembiayaan proyek pembangunan
tertentu yang dituangkan dalam bentuk persetujuan jual beli dengan pembayaran angsuran.
Besarnya pinjaman PISA adalah 100% dari nilai proyek.

c. Pinjaman Komersial (Commercial Loan)


Yaitu pinjaman yang diterima dengan syarat-syarat yang ditetapkan berdasarkan kondisi pasar
uang dan pasar modal internasional. Pinjaman ini lazim pula disebut cash loan karena pinjaman
diterima dalam bentuk uang tunai dan penggunaannya lebih fleksibel atau tidak mengikat.
Jumlah pinjaman komersial umumnya berjumlah besar karena pemberi pinjaman berupa
sindikasi yang anggotanya terdiri atas perbankan dan lembaga-lembaga keuangan internasional. 
Beberapa pertimbangan bagi Pemerintah dalam menerima pinjaman komersial adalah:
 Mendukung penganekaregaman (diversifikasi) pinjaman atau memperluas
 sumber pinjaman yaitu memperoleh pinjaman dari perbankan dan lembaga keuangan bukan
bank.
 Jumlah pinjaman relatif lebih besar dan tatacara penarikannya lebih mudah.
Penggunaan dana tidak terikat pada satu proyek tertentu namun lebih
 flesibel, baik untuk diinvestasikan kembali, untuk membiayai proyek atau untuk memperkuat
cadangan devisa.

FAKTOR PENYEBAB BESARNYA HUTANG LUAR NEGERI


1. Strategi defisit anggaran
strategi defisit anggaran tanpa diimbangi dengan kontrol akan sangat berbahaya. Selama ini
Indonesia selalu menerapkan strategi ini, dengan harapan, jika utang kepada luar negeri, maka
hasil dari utang tersebut digunakan untuk pembiayaan pembangunan, sehingga sektor riil
berkembang dan harapannya pendapatan nasional dapat meningkat signifikan. Namun hasil dari
pendapatan nasional ini tidak sepenuhnya digunakan untuk membayar utang luar negeri.
2. Tidak menyadari secara penuh biaya yang harus ditanggung di masa depan.
Pemikiran irasional banyak mendominasi penentu kebijakan di negara sedang berkembang dalam
melakukan utang (Alesina dan Tabellini).
3. Adanya faktor sosial politik dari penentu kebijakan Faktor sosial dan politik lebih dominan
dibanding faktor ekonomi dalam melakukan utang (Sebastian Edwards).

Anda mungkin juga menyukai