A. Latar Belakang
Kasus kasus keracunan setelah seseorang menyantap makanan, baik
makanan segar ataupun makanan hasil olahan, sering kita dengar dan kita
baca lewat media massa. Baik di lingkungan rumah tangga, di acara pesta
pernikahan, maupun di lingkungan tempat kerja seperti kantor, sekolah atau
pabrik.
Gaman dan sherington 2000 mengemukakan bahwa keracunan makanan
adalah gejala yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang beracun
atau terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme.
Di indonesia keracunan makanan pertama kali di jumpai di surabaya, pada
tahun 1949.tetapi konfirmasi baru di peroleh pada tahun 1955, insiden
tertinggi kasus keracunan makanan di laporkan pada tahun 1973 sebanyak
10.189 kasus, dan pada tahun 1977sebanyak 8,141 kasus. Kejadian Luar
Biasa (KLB) keracunan makanan di Indonesia tahun 2011 sebanyak 128
kejadian dari 25 propinsi. Jumlah orang yang terpapar dalam KLB keracunan
makanan sebesar 18.144 orang dengan AR 38,03% (6.901 kasus) dan CFR
0,16% (11 kasus) (BPOM RI, 2011).
Tahun 2012 mengalami penurunan 44% dengan 84 kejadian yang berasal
dari 23 propinsi. Jumlah orang terpapar dalam KLB keracunan pangan
sebesar 8.590 orang dengan AR 37,66% (3.235 kasus) dan CFR 0,58% (19
kasus) (BPOM RI, 2012). Sedangkan tahun 2013 KLB keracunan pangan di
Indonesia mengalami penurunan 36% dengan 48 kejadianyang berasal dari 34
propinsi. Jumlah orang terpapar sebesar 6.926 orang dengan AR 24,40%
(1.690 kasus) dan CFR 0,71% (12 kasus) (BPOM RI, 2013).
Tahun 2013 angka kejadian keracunan makanan di Indonesia yaitu 59
kejadian ﴾BPOM RI, 2013), tahun 2014 angka kejadian keracunan makanan
di Indonesia yaitu 98 kejadian ﴾BPOM RI, 2014). Tahun 2016 mengalami
peningakatan dengan 126 angka kejadian keracunan makanan berdasarkan
data BPOM RI, 2016. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara
dewasa atau anak-anak. Tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak-
anak. dibandikang kan orang dewasa.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,
diharapkan pengunjung dapat mengetahui tentang penanganan pertama
pada keracunan di rumah dan dapat di aplikasikan pada kehidupan sehari-
hari.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,
diharapkan peserta mampu menjelaskan :
a. Menjelaskan dan memahami pengertian keracunan makanan
b. Menjelaskan dan memahami penyebab keracunan makanan
c. Menjelaskan dan memahami tanda dan gejala keracunan makanan
d. Menjelaskan dan memahami tentang cara pertolongan pertama
keracunan makanan
e. Menjelaskan dan memahami tentang cara pencegahan keracunan
makanan
f. Menjelaskan dan memahani tentang tips mengolah dan memilih
makanan olahan kaleng
g. Menjelaskan dan memahani tentang tips mengolah dan memasak sayur
bayam
C. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga
D. Materi
(Terlampir)
E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab
F. Media
Microsoft Power Point
Leaflet
Poster
G. Organisasi
Jadwal Kegiatan
N Tahap Waktu Kegiatan Respon Metode
o
1 Orient 3 menit Mengucapkan Menjawab Ceramah
asi salam dan salam
Bersedia
berkenalan
Menjelaskan mengikuti
kontrak waktu kegiatan
Menjelaskan Mendenga
tujuan rkan dan
penyuluhan memperha
tikan
H. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan kesehatan
berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian
keracunan makanan
b. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai penyebab
keracunan makanan
c. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai tanda &
gejala keracunan makanan
d. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pertolongan pertama keracunan makanan
e. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pencegahan keracunan makanan
MATERI PENYULUHAN
B. Penyebab
a. Meningkatnya jumlah makanan yang dimakan diluar rumah ( dalam kantin,
resteurant, dll ), jika makan yang dikelolah oleh pengusaha catering tercemar
oleh bakteri penyebab kerancunan pangan, sejumlah besar orang akan
dirancuni.
b. Racun dari bakteri Staphylococcus
Resiko untuk terjadinya penyakit ini tinggi bila pengelola makanan yang
menderita infeksi mencemari makanan, yang kemudian dibiarkan dalam
suhu ruangan, sehingga memungkinkan bakteri tumbuh dan menghasilkan
racunnya dalam makanan tersebut. Makanan yang sering tercemar adalah
puding, kue-kue kecil yang mengandung krim, susu, daging olahan dan ikan.
c. Keracunan salmonella, resiko untuk terjadinya keracunan salmonella
meningakat ketika pengolahan makanan yang berasal dari unggas atau
daging tidak matang.
D. Pertolongan Pertama
1. Pertolongan Pertama Pada Korban Keracunan
a. Bila penderita tidak sadar/pingsan:
1. Jangan memberikan apapun lewat mulut.
2. Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya tersedak
bahan muntah tersebut. Bila muntah sendiri, baringkan dalam posisi
penyembuhan.
b. Bila penderita sadar :
Minta kepada penderita atau keluarganya untuk menemukan jenis
racun. Periksalah bibir, lidah, dan tenggorokkan untuk mencari apakah
terdapat tanada luka bakar oleh bahan kimia. Bila ada merupakan tanda
bahwa bahan racun tersebut bersifat korosif.
c. Bila bahan korosif (missal asam, alkali, ammonia, pemutih, cairan rumah
tangga).
1. Kumur mulut dengan baik.
2. Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya lambung
robek/rusak.
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta : EGC