Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENANGANAN PERTAMA PADA KERACUNAN”

Disusun oleh kelompok 7 :

1. M. nur wahyu Farhan


2. Maesuro
3. Mariana
4. M. muzakkir irfan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN MATARAM
PRODI D III KEPERAWATAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENANGANAN PERTAMA PADA KERACUNAN”

Pokok Bahasan : Kegawatdaruratan


Sub Pokok Bahasan : Penangan Pertama Pada Keracunan
Hari/Tanggal : Senin, 5 Agustus 2019
Waktu : 08.00-08.30 (30 menit)

A. Latar Belakang
Kasus kasus keracunan setelah seseorang menyantap makanan, baik
makanan segar ataupun makanan hasil olahan, sering kita dengar dan kita
baca lewat media massa. Baik di lingkungan rumah tangga, di acara pesta
pernikahan, maupun di lingkungan tempat kerja seperti kantor, sekolah atau
pabrik.
Gaman dan sherington 2000 mengemukakan bahwa keracunan makanan
adalah gejala yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang beracun
atau terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme.
Di indonesia keracunan makanan pertama kali di jumpai di surabaya, pada
tahun 1949.tetapi konfirmasi baru di peroleh pada tahun 1955, insiden
tertinggi kasus keracunan makanan di laporkan pada tahun 1973 sebanyak
10.189 kasus, dan pada tahun 1977sebanyak 8,141 kasus. Kejadian Luar
Biasa (KLB) keracunan makanan di Indonesia tahun 2011 sebanyak 128
kejadian dari 25 propinsi. Jumlah orang yang terpapar dalam KLB keracunan
makanan sebesar 18.144 orang dengan AR 38,03% (6.901 kasus) dan CFR
0,16% (11 kasus) (BPOM RI, 2011).
Tahun 2012 mengalami penurunan 44% dengan 84 kejadian yang berasal
dari 23 propinsi. Jumlah orang terpapar dalam KLB keracunan pangan
sebesar 8.590 orang dengan AR 37,66% (3.235 kasus) dan CFR 0,58% (19
kasus) (BPOM RI, 2012). Sedangkan tahun 2013 KLB keracunan pangan di
Indonesia mengalami penurunan 36% dengan 48 kejadianyang berasal dari 34
propinsi. Jumlah orang terpapar sebesar 6.926 orang dengan AR 24,40%
(1.690 kasus) dan CFR 0,71% (12 kasus) (BPOM RI, 2013).
Tahun 2013 angka kejadian keracunan makanan di Indonesia yaitu 59
kejadian ﴾BPOM RI, 2013), tahun 2014 angka kejadian keracunan makanan
di Indonesia yaitu 98 kejadian ﴾BPOM RI, 2014). Tahun 2016 mengalami
peningakatan dengan 126 angka kejadian keracunan makanan berdasarkan
data BPOM RI, 2016. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara
dewasa atau anak-anak. Tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak-
anak. dibandikang kan orang dewasa.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,
diharapkan pengunjung dapat mengetahui tentang penanganan pertama
pada keracunan di rumah dan dapat di aplikasikan pada kehidupan sehari-
hari.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 30 menit,
diharapkan peserta mampu menjelaskan :
a. Menjelaskan dan memahami pengertian keracunan makanan
b. Menjelaskan dan memahami penyebab keracunan makanan
c. Menjelaskan dan memahami tanda dan gejala keracunan makanan
d. Menjelaskan dan memahami tentang cara pertolongan pertama
keracunan makanan
e. Menjelaskan dan memahami tentang cara pencegahan keracunan
makanan
f. Menjelaskan dan memahani tentang tips mengolah dan memilih
makanan olahan kaleng
g. Menjelaskan dan memahani tentang tips mengolah dan memasak sayur
bayam
C. Sasaran
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga

D. Materi

(Terlampir)

E. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi tanya jawab

F. Media
Microsoft Power Point
Leaflet
Poster

G. Organisasi

Penyaji : mariana dan m.wahyu farhan


Moderator : mariana
Notulen : maesuro’

Jadwal Kegiatan
N Tahap Waktu Kegiatan Respon Metode
o
1 Orient 3 menit  Mengucapkan  Menjawab Ceramah
asi salam dan salam
 Bersedia
berkenalan
 Menjelaskan mengikuti
kontrak waktu kegiatan
 Menjelaskan  Mendenga
tujuan rkan dan
penyuluhan memperha
tikan

2 Kerja 20 menit  Menjelaskan  Mendenga Ceramah


pengertian rkan dan
Keracunan memperha
makanan tikan
 Menjelaskan
informasi
penyebab yang
keracunan dijelaskan
makanan
 Menjelaskan
tanda dan
gejala
keracunan
makanan
 Menjelaskan
tentang cara
pertolongan
pertama
keracunan
makanan
 Menjelaskan
tentang cara
pencegahan
keracunan
makanan
 Menjelaskan
tentang tips
mengolah dan
memilih
makanan
olahan kaleng
 Menjelaskan
tentang
mengolah dan
memasak
sayur bayam

3 Evalu 5 menit  Memberikan  Menjawab Ceramah


asi kesempatan perrtanyaan dan tanya
 Memperhati jawab
untuk bertanya
 Peserta kan
 Mendengark
Menyimpulkan
an
materi yang
 Penyaji
telah menjawab
disampaikan pertanyaan
 Peserta
mengajukan
pertanyaan
 Menanyakan
kembali tentang
materi yang
telah
disampaikan

4 Termi 2 menit  Memberi salam  Menjawab


nasi dan penutup salam

H. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan

2. Evaluasi proses
a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan kesehatan
berlangsung
b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
d. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik

3. Evaluasi hasil
a. Peserta dapat memahami dan menjelaskan kembali mengenai pengertian
keracunan makanan
b. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai penyebab
keracunan makanan
c. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai tanda &
gejala keracunan makanan
d. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pertolongan pertama keracunan makanan
e. Peserta mampu memahami dan menjelaskan kembali mengenai cara
pencegahan keracunan makanan
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Keracunan Makanan


Keracunan adalah suatu kejadian apabila substansi yang berasal dari alam
ataupun buatan yang pada dosis tertentu dapat menyebabkan cedera atau
kematian, racun dapat memasuki jaringan hidup melalui beberapa cara yaitu
termakan, terhirup, disuntikkan, dan terserap melalui kuli. (Merriam-Webster,
2014)
Menurut Gaman dan Sherington (2010) yang mengatakan bahwa
keracunan makanan adalah gejala yang disebabkan karena mengkonsumsi
makanan yang beracun atau terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme.
Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang terjadi setelah menyantap
makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang terbentuk
akibat pembusukan makanan dan bakteri (Arisman, 2009).
Menurut Perez dan Luke’s (2014) menyatakan keracunan makanan adalah
keracunan yang terjadi akibat menelan makanan atau air yang mengandung
bakteri, parasit, virus, jamur atau yang telah berkontaminasi dengan racun.
Menurut data World Health Organization (WHO) ada dua juta orang
meninggal tiap tahun akibat keracunan makanan dan minuman. Di Indonesia,
sekitar 200 kasus keracunan makanan terjadi tiap tahunnya, pada tahun 2014
terdapat 135 kasus dengan korban 4545 orang , meninggal 85 orang. Pada tahun
2015 terdapat 100 kasus dengan korban 4528 orang, meninggal 29 orang.
Bisa disebabkan makanan yang sudah tercemar oleh kuman atau oleh toksin
yang dihasilkan kuman yang sudah ada di dalam makanan. Keracunan makanan
akibat kuman biasanya oleh kuman salmonella (terdapat pada hewan ternak,
terutama unggas). Gealanya dapat timbul dalam beberapa jam atau setelah satu
hari atau lebih. Keracunan makanan akibat toksin biasanya akibat toksin yang
dibuat oleh kuman staphyllococcus, gejalanya timbul dengan cepat, bisa dalam 2-
6 jam setelah makanan dimakan.

B. Penyebab
a. Meningkatnya jumlah makanan yang dimakan diluar rumah ( dalam kantin,
resteurant, dll ), jika makan yang dikelolah oleh pengusaha catering tercemar
oleh bakteri penyebab kerancunan pangan, sejumlah besar orang akan
dirancuni.
b. Racun dari bakteri Staphylococcus
Resiko untuk terjadinya penyakit ini tinggi bila pengelola makanan yang
menderita infeksi mencemari makanan, yang kemudian dibiarkan dalam
suhu ruangan, sehingga memungkinkan bakteri tumbuh dan menghasilkan
racunnya dalam makanan tersebut. Makanan yang sering tercemar adalah
puding, kue-kue kecil yang mengandung krim, susu, daging olahan dan ikan.
c. Keracunan salmonella, resiko untuk terjadinya keracunan salmonella
meningakat ketika pengolahan makanan yang berasal dari unggas atau
daging tidak matang.

C. Tanda dan Gejala


a. Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan mual yang hebat dan
muntah-muntah, sekitar 2-8 jam setelah makan makanan yang tercemar.
b. Gejala lainnya berupa kram perut, diare dan kadang-kadang sakit kepala
dan demam.
c. Kehilangan cairan dan Elektrolit dapat menyebabkan kelemahan dan
tekanan darah yang rendah (syok).
d. Gejala biasanya berlangsung selama kurang dari 12 jam dan
penyembuhannya sempurna.
Kadang-kadang keracunan makanan dapat berakibat fatal, terutama
bila terjadi pada anak-anak hal ini disebabkan Sistem kekebalan tubuh
bayi dan anak-anak belum sepenuhnya berkembang sehingga mereka
sangat rentan mengalami keracunan makanan, orang tua dan orang dengan
kondisi lemah karena sakit menahu

Gejala lain yang mungki terjadi pada keracunan makanan adalah:


a. Penurunan respon
b. Gangguan pernapasan
c. Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
d. Mual, muntah, diare
e. Lemas, lumpuh, kesemutan
f. Pucat atau sianosis
g. Kejang-kejang
h. Gangguan pada kulit
i. Bekas suntikan, gigitan, tusukan
j. Syok
k. Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.

D. Pertolongan Pertama
1. Pertolongan Pertama Pada Korban Keracunan
a. Bila penderita tidak sadar/pingsan:
1. Jangan memberikan apapun lewat mulut.
2. Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya tersedak
bahan muntah tersebut. Bila muntah sendiri, baringkan dalam posisi
penyembuhan.
b. Bila penderita sadar :
Minta kepada penderita atau keluarganya untuk menemukan jenis
racun. Periksalah bibir, lidah, dan tenggorokkan untuk mencari apakah
terdapat tanada luka bakar oleh bahan kimia. Bila ada merupakan tanda
bahwa bahan racun tersebut bersifat korosif.
c. Bila bahan korosif (missal asam, alkali, ammonia, pemutih, cairan rumah
tangga).
1. Kumur mulut dengan baik.
2. Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya lambung
robek/rusak.

d. Tentukan jenis bahan beracun tersebut :


1. Bila jenis asam, berikan 1-2 gelas susu (atau air, bila tidak ada susu).
2. Bila ammonia/cairan pembersih, berikan 1-2 gelas air.
3. Bila alkali/pemutih, jangan memberikan apapun lewat mulut.
e. Bila bahan produk minyak (misal bensin, pelarut cat, minyak tanah)
1. Jangan memberikan apapun lewat mulut.
2. Jangan mencoba supaya penderita muntah, karena bahaya menghisap
asap dari produk minyak kedalam paru-paru dengan akibat yang serius.
f. Bila bahan bukan bersifat korosif/bukan produk minyak (misal alcohol,
obat tanaman beracun)
1. Berikan 1-2 gelas air.
2. Usahakan supaya penderita muntah, dengan cara mengusap
tenggorokkan dengan jari tangan/tangkai sendok/sumpit.

E. Pencegahan keracunan makanan


a. Daging dan unggas beku harus dicairkan secara saksama sebelum dimasak.
b. Daging, daging unggas dan telur harus benar-benar masak agar kuman mati.
c. Jangan menyimpan makanan hangat terlalu lama karena bakteri dapat
berkembang biak tanpa gejala kerusakan yang jelas.
d. Tangan harus benar-benar bersih ketika menyiapkan makanan.

F. Tips mengolah dan memilih makanan olahan kaleng


1. Daging dan unggas beku harus dicairkan secara saksama sebelum dimasak
2. Daging, daging unggas dan telur harus benar-benar masak agar kuman mati
3. Jangan menyimpan makanan hangat terlalu lama karena bakteri dapat
berkembang biak tanpa gejala kerusakan yang jelas
4. Tangan harus benar-benar bersih ketika menyiapkan makanan
5. Jika hendak membeli makanan kaleng, teliti terlebih dahulu kondisi
makanan keleng tersebut (tanggal kedaluarsa dan keleng mengembung)
6. Menyimpan makanan kaleng ditempat yang bersih dan dingin
7. Jangan memasak makanan kaleng yang menunjukkan perubahan warna,
aroma, maupun rasanya.
G. Tips memilih dan memasak sayur bayam
1. Pilih jenis yang tepat
2. Pilihlah yang berkualitas baik :
a. Pilihlah bayam yang masih segar, tidak ada bagian yang layu, kering, dan
busuk.
b. Segera memasak bayam setelah dibeli agar rasanya tetap segar
c. Jika tidak langsung dimasak, masukkan bayam ke dalam plastik dan
simpan bayam di lemari es tanpa di cuci terlebih dahulu. Sebab bayam akan
mudah busuk jika disimpan dalam keadaan basah. Jangan lupa potong
dahulu bagian akarnya sebelum disimpan.
d. Jangan simpan bayam terlalu lama di lemari es. Sebab kandungan
nitritnya akan meningkat lebih cepat saat disimpan. Nitrit ini adalah bahan
yang berbahaya bagi tubuh.
3. Cuci hingga bersih di bawah air yang mengalir
4. Masaklah dengan tepat dengan cara direbus, dikukus atau ditumis sebentar
saja
5. Penyajian
a. Bayam harus segera dikonsumsi setelah matang
b. Buanglah sajian bayam setelah 5 jam dimasak. Senyawa nitrat yang ada
didalamnya akan berubah menjadi nitrit setelah terpapar udara terlalu lama
dan bersifat racun.
c. Jangan memanaskan ulang sajian bayam. Kandungan zat besi yang ada
dalam bayam akan teroksidasi menjadi racun bagi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. 2001. Kumpulan Modul Kursus Penyehatan Makanan


bagi Pengusaha Makanan dan Minuman, Yayasan Pesan, Jakarta.

Depkes RI, 2004. Prinsip-Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan. Jakarta : Ditjen


Pengawasan Makanan dan Minuman

Sumarmo,dkk. 2009. Keracunan Makan (dengue) pada anak. Jakarta :UI.

Anda mungkin juga menyukai