Anda di halaman 1dari 7

VII.

DATA PENGAMATAN
 Bobot asam benzoat : 1,04 g
 Bobot asam oksalat : 0,33 g
 Bobot NaOH : 0,40 g

Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat


Volume
Percobaan
Asam oksalat NaOH

1 5 mL 5,20 mL

2 5 mL 5,30 mL

Rata – rata 5,25 mL

Penetapan kadar Asam Benzoat dalam Ekstrak air


Volume
Stage
Ekstrak air NaOH

1 5 mL 3,15 mL

2 5 mL 1,8 mL

Tabel Tahapan Ekstraksi


Stage Vol. Ekstrak (mL) V NaOH (mL) N Ekstrak
1 5 3.15 0.0314
2 5 1.8 0.0179
Jumlah 0.0493
VIII. PERHITUNGAN
1. Pembuatan 200mL NaOH 0,05 N

Bobot NaOH yang harus ditimbang =

= 0, 4 g

2. Pembuatan 100mL Asam Oksalat 0,05 N

Bobot As.oksalat yang harus ditimbang =

= 0,315 g

3. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat

Normalitas Asam Oksalat

mgrek NaOH = mgrek asam oksalat


VNaOH. NNaOH = Vas.oksalat . Nas.oksalat

NNaOH = = 0,0499 N

4. Penetapan Asam Benzoat dalam ekstrak air


a. V1 . N1 = V2 . N2

N2 = = 0,0314 N

b. V1 . N1 = V2 . N2

N2 = = 0,0179N
5. Asam Benzoat terserap
Stage Vol. Ekstrak (mL) V NaOH 0.05N N Ekstrak
1 5 3.15 0.0314
2 5 1.8 0.0179
Jumlah 0.0493

As.benzoat terserap = ƩN . C . Mr
= 0,0493 N . . 122g/mol

= 0,6015 g

6. Asam Benzoat tidak terserap


As.benzoat tidak terserap = massa as.benzoat awal – massa as.benzoat terserap
= 1,04 g – 0,6015 g
= 0,4385 g

7. Efisiensi Stage
Massa benzena = Vbenzena . benzena

= 50 mL . 0,88g/mL
= 44 g

Xf =

= 0,0231

Xr =

= 0,0099
Stage teoritis = = = 2,33

η stage = X 100%

= x 100%

= 116,50 %

8. % Recovery

% Recovery = X 100%

= X 100%

= 42,16 %

IX. PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Praktikum ekstraksi kali ini
dilakukan percobaan untuk mengekstraksi pelarut secara cair-cair. Analit
yang digunakan adalah padatan asam benzoat, padatan ini berfungsi sebagai
senyawa yang akan ditentukan konsentrasinya dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur. Penggunaan corong pisah dilakukan untuk melakukan
ekstraksi secara sederhana dengan dua pelarut yang tidak saling bercampur
yaitu air dan senyawa benzene dimana air bertindak sebagai pelarut polar
sedangkan benzene bertindak sebagai pelarut non polar. Pengocokan pada
larutan dilakukan untuk memisahkan larutan organik dengan air dimana
terjadi distribusi diantara kedua pelarut tersebut saat terjadi pengocokan
larutan.
Ekstraksi ada dua jenis, yaitu ekstraksi cross current (arus silang)
danekstraksi counter current (arus berlawanan). Ekstraksi arus silang
merupakan sebuah cascade atau stage berturutan dengan rafinat dari suatu
stage dikontakkan dengan penambahan larutan pelarut kedua yang masih
baru pada stage berikutnya (Perry, 1984). Ekstraksi jenis ini umumnya
digunakan untuk skala laboratorium karena fase ekstrak dan rafinat dapat
dianalisis setelah masing-masing stage menghasilkan data kesetimbangan,
tetapi ekstraksi ini tidak ekonomis bila dipakai untuk skala industri karena
memerlukan pelarut yang banyak dan konsentrasi solut dalam ekstrak yang
terbentuk rendah (Perry, 1984). Ekstraksi arus berlawanan merupakan
rancangan ekstraksi dengan cara memasukkan solven ekstrak ke dalam stage
atau akhir ekstraksi terdahulu tempat umpan masuk dan dua fase masing-
masing masuk ke dalam stage secara berlawanan (Perry, 1984). Ekstraksi ini
banyak dipakai dalam skala industri karena lebih ekonomis.
Jenis ekstraksi yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu ekstraksi
arus silang dimana stage berturutan dengan rafinat dari suatu stage
dikontakkan dengan penambahan larutan pelarut kedua (air) yang masih
baru pada stage berikutnya. 1 gr asam benzoat dilarutkan dengan senyawa
benzene lalu setelah padatan asam benzoat larut ditambahkan pelarut
kedua (air). Proses ekstraksi dilakukan dalam corong pisah selama 10
menit sehingga tercapai kesetimbangan 2 fasa. Fasa bagian atas
merupakan benzene karena massa jenis benzene 0,8786 g/mL lebih kecil
dari pada air 1 gr/mL, dengan kata lain fasa bagian bawahnya yaitu air.
Ekstrak tiap stage ditampung dalam sebuah beaker glass lalu diambil 5 ml
dan dititrasi metode asam basa, sebagai titran yaitu NaOH 0,05 N
sebanyak 2 stage.
Kelarutan Asam Benzoat terhadap air lebih besar daripada
kelarutan Benzene terhadap air, dan kerapatan air lebih daripada benzene
sehingga pada corong pemisah terjadi dua lapisan dimana lapisan atas
terdiri dari asam benzoat dan benzene sedang pada lapisan bawah terdiri
dari asam benzoat dan air.
Konsentrasi larutan ekstrak dari stage I sampai seterusnya
seharusnya makin lama semakin turun. Hal ini menandakan bahwa metode
ekstraksi dengan cross current banyak menggunakan solven, sehingga
kurang ekonomis bila metode tersebut digunakan untuk skala industri.
Pada percobaan kali ini didapatkan hasil effisiensi stage sebesar
116,50% dan persen recovery sebesar 42,16%, hal ini dipengaruhi oleh
konsentrasi dari larutan ekstrak sehingga penentuan banyaknya stage
aktual/percobaan ditandai dengan harga konsentrasi stage terakhir dan stage
sebelumnya yang sama atau hampir mendekati.

X. KESIMPULAN
1. Jenis ekstraksi pada praktikum adalah ekstraksi arus silang dimana
stage berturutan dengan rafinat dari suatu stage dikontakkan dengan
penambahan larutan pelarut kedua (air) yang masih baru pada stage
berikutnya.
2. Pada praktikum ekstraksi padat cair asam benzoat sebagai solute,
benzene sebagai diluent, dan aquades sebagai solvent.
3. Semakin banyak stage maka jumlah solute terambil untuk setiap
kenaikan jumlah stage berkurang tetapi jumlah solut terserap dan
persentase recovery meningkat.
4. Jumlah stage pada saat percobaan adalah 2 stage dan saat dihitung
secara teoritis yaitu 2,33 stage dengan efisiensi stage 116,50% dan
persen recovery 42,16%.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Anonimus, 2003. Penuntun praktikum Operasi Teknik Kimia. Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Nugroho Hadi, Dr. Ir, 2003. Operasi Teknik Kimia (Ekstraksi). Jilid 2.
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
XII. TUGAS
Sebutkan analisa kesalahan minimal 5!
Kesalahan yang mungkin terjadi saat praktikum yang
memengaruhi hasil praktikum :
- Kurang telitinya praktikan dalam membaca skala volume pada buret saat
melakukan titrasi.
- Pengocokkan yang kurang sempurna dan tidak homogen sehingga larutan
tidak larut dan atau terserap secara homogen dan optimal.
- Penimbangan zat yang kurang akurat, karena digunakan neraca kasar.
- Pembuatan larutan yang kurang baik
- Titik akhir yang kelewat

Anda mungkin juga menyukai