Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SOSIO ANTROPOLOGI

“Manusia Dan Tanggung Jawab, Pengabdian Serta Kegelisahan”

Di Susun Oleh:

1) Ni’matul Wachidah
2) Rahmi Agustina
3) Nur Farida Agustina
4) Tania Junita Rahman
5) Inda Wianggi
6) Isrok Budi anto
7) Relisti Utari

Dosen Pengajar:

Efrizon H, SKM , MPH

Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Jurusan DIII Gizi / 1B

Tahun Ajaran 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul “Manusia Dan
Tanggung Jawab, Pengabdian Serta Kegelisahan” Makalah ini berisikan tentang
informasi Pengertian “Manusia Dan Tanggung Jawab, Pengabdian Serta Kegelisahan “.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan senantiasa
melancarkan segala usaha kita.Amin.

Bengkulu, 3 Maret 2019

2
DAFTAR PUSTAKA

Cover .......................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................4

1) Latar Belakang ............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................6

A. Manusia Dan Tanggung Jawab ...................................................................................6


a. Pengertian Mnusia ..........................................................................................6
b. Pengertian Tanggung Jawab ...........................................................................6
c. Macam-Macam Tanggung Jawab ...................................................................8
B. Manusia Dan Pengabdian .........................................................................................11
a. Pengertian Pengabdian Dan Pengorbanan ....................................................11
b. Macam-Macam Pengabdiab..........................................................................12
C. Manusia Dan Kegelisahan ........................................................................................14
a. Pengertian Gelisah ........................................................................................14
b. Sebab-Sebab Gelisah ....................................................................................15
c. Bentuk-Bentuk Gelisah .................................................................................16

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................21

a. Kesimpulan ...................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau
berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat
sebagai wujudan atas perbuatannya.Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing.
Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab
seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden
kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya,
dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.

Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian. Pengabdian
dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua,
kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan
mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan
dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi
untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga
kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya
nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada
bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara
yang bersangkutan.

Manusia sebagai mahluk Tuhan serta mahluk sosial tidak luput dari tanggung jawab,
dimana ada perbuatan pasti ada pertanggung jawaban karena manusia itu hidup
bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam serta manusia hidup dengan bertuhan.
Setiap manusia dalam kehidupan memiliki tanggung jawab masing-masing, mulai dari segi
religius, sosial, sampai politik. Seseorang mau untuk bertanggung jawab dengan adanya
kesadaran di dalam diri manusia maka timbulah pengabdian dari rasa tanggung jawab yang
akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukan suatu hal yang
biasanya akan dihargai dan tergantung dengan apa yang diabdikannya.

4
Semua manusia mempunyai kegelisahan.Pada prinsipnya, manusia merupakan
makhluk yang di arahkan oleh motivasi dan cita-citanya.Hampir semua tingkah laku manusia
dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka.Tetapi tujuan itu
sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untuk dicapai.
Kegelisahan diartikan sebagai suatu kondisi dimana orang menghadapi halangan atau
rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut.Pada hakekatnya kegelisahan menunjuk pada
motivasi yang terhalang dan dalam keadaan tidak terpuaskan.Saat ini banyak orang yang
merasa hidup sendiri dalam kehidupannya. Keadaan ini salah bila dikembalikan kepada
pengertian manusia itu sendiri, bahwa selain manusia disebut makhluk individu karena
memiliki ruh dan jiwa, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial dimana manusia
memerlukan orang lain dalam hidupnya.
Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Hal ini mungkin
akibat kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam
hidup, dan sebagainya. Jadi tidak jarang akibat kegelisahan seseorang membuat oran lain
menjadi korban.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia Dan Tanggung Jawab
a. Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang
rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk
lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.

Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal
dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu.Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

b. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang
bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupakan makhluk individual
dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar
untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial,
individual ataupun teologis.

Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup
sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri.Nilai-nilai yang diperankan seseorang
dalam jaminan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus

6
nilai yang telah disetujui bersama.Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkait-
an dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus
bertanggung jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung
jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya
akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab
manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai.

Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia sadar akan
keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.

Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang


bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi
tanggung jawabnya.Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan
mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui
seluruh potensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau
berkorban demi kepentingan orang lain.

Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban.Kewajiban adalah sesuatu yang


dibebankan terhadap seseorang.Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat
juga tidak mengacu kepada hak.Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab
terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Kewajiban Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang.Contohnya


undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan
hukuman-hukuman.

2. Kewajiban tidak Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang.


Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh
suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.

7
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena orang
tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh
dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan
menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang
berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang sehubungan dengan
masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa
hormat diri terhadap pertanggungjawaban.

Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil. Tetapi
adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-
nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang
demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan.
Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada
manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

c. Macam- Macam Tanggung Jawab

Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak
lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut
menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya.Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis
atau macam-macam dari tanggung jawab.

1. Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri

Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral.Akan tetapi manusia juga


seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri,
perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu
apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang
kekeliruan dan juga kesalahan.Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi
kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung
Jawab.

8
2. Tanggung Jawab kepada keluarga

Masyarakat kecil ialah keluarga.Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-


anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga.Tiap anggota keluarga
wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama
baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan,
pendidikan, dan kehidupan.

3. Tanggung Jawab kepada masyarakat

Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial.Manusia merupakan


anggota masyarakat.Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan
sebagainya manusia terikat oleh masyarakat.Wajarlah apabila segala tingkah laku dan
perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang
lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun
tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi
segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama
dengan orang lain.

Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik
ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia
bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat
menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain.
Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia
yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.

Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar
kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan
atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala
yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat
bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian
melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan

9
apayang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab
manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.

4. Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara

Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara
suatu negara.Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah
norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara.Manusia tidak dapat berbuat
semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara.

5. Tanggung Jawab kepada Tuhan

Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan


Tuhan.Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan
sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya.

Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat.Sudah tentu


dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun
tidak.Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan
yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah


Tuhan.Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung
jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.

Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan.Tetapi bila manusia tidak
bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul
sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya.Meskipun manusia
menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan
kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya
(ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

10
B. Manusia Dan Pengabdian
a. Pengertian Pengabdian Dan Pengorbanan

Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.Pengabdian


dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

a) Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga
sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu
ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.

Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab.Apabila kita
bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah
tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada
keluarga.Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin
sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya
bantuan saja.

b) Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,
sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian.Dengan demikian
pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak
mengandung pamrih.

Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat
dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid.Dari kisah para tokoh atau
nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi
orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.

Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah
SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim
sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan
putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya
pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan

11
dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan
perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada
Allah SWT sudah berganti biri-biri.

Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi
kadarnya daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang
menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan
mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya
Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.

Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas.Karena adanya


pengabdian tentu ada pengorbanan.Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian.Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga
berupa jiwanya.Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian,
tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.

b. Macam-macam pengabdian :

a. Pengabdian kepada keluarga

Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga.Hidup berkeluarga ini didasarkan


cinta dan kasih sayang.Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan
pengorbanan.Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian.Bila ada kasih sayang tidak
disertai pengabdian.Berarti kasih sayang itu palsu atau semu.Pengabdian kepada
keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami
dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.

b. Pengabdian kepada masyarakat

Manusia adalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain,
karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di
masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka
apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat,
cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.

12
Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan
diri kepada masyarakat.Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja
masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi,
mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan
merasa malu.

c. Pengabdian kepada Negara

Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara
suatu negara.Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya.Mencintai
ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian.Tidak ada arti cinta tanpa
pengabdian.

d. Pengabdian kepada Tuhan

Manusia tidak ada sendirinya, Manusia merupakan makhluk ciptaan


Tuhan.Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan
tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa.Selain itu juga manusia harus
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan


lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan,
tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi
pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

13
C. Manusia Dan Keghelisahan
a. Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu
merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas.Sehingga kegelisahan merupakan hal yang
menggambarkan seseorang yang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir,
tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam kegelisahan.Berbagai penyebab
kegelisahan telah menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak
menyadari betapa mengganggunya kegelisahan itu.Kegelisahan yang timbul dalam diri kita
sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui
ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui
khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya
jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu
apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar
yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa
tidak tenteram, tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir atau cemas pada manusia.Kegelisahan
merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun.
Alasan mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan perasaan.
Bentuk kegelisahannya berupa:
a. Keterasingan
b. Kesepian, dan
c. Ketidakpastian.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan
sehari- hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan. Masalah kecemasan atau
kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat
diseutkanbahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Kecemasan ini timbul karena pengamtan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a. Kecemasan Kenyataan (obyektif),
Kecemasan ini mirip dengan kecemasan terapan dan kecemasan ini timbul
akibat adanya pengaruh dari luar atau lingkungan sekitar.
b. Kecemasan neorotik,
Kecemasan ini berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf- syaraf yang bekerja
secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal
14
berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk
melakukannya.Singkatnya kecemasan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang
bahaya naluriah.
c. Kecemasan moril,
Kecemasan ini mucul dari dalam diri sendiri.Sebagian besar karena rasa
bersalah atau malu dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari
hati nurani.Hal ini timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani
dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah.Walaupun
mereka melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu
adalah salah.Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya.Jadi, mereka
tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu.

b. Sebab- sebab Manusia Gelisah


Pada prinsipnya manusia merupakan mahluk hidup yang diarahkan oleh motivasi dan
cita-citanya.Hampir semuatingkah laku manusia dapat dipandang sebagai usaha untuk
memuaskan hasrat biologis mereka.Tetapi tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan
kecil untuk di capai. Oleh sebab itu ada beberapa sebab yang menyebabkan manusia
merasakan gelisah, yaitu:
a. Kegelisahan dan kompleksitas manusia
Motif-motif perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul
dan dapat mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu
terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang- kadang penuh kekacauan. Motif yang
berbeda- beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan
disusul dengan datangnya motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif kehidupan
manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat dipuaskan, tetapi
ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan bahkan bila perlu motif itu
ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan kegelisahan.

b. Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan


Pemuasan yang menyeluruh pada saat motif juga hampir tidak mungkin sebab tujuan
motif itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia
dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk
memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan

15
orang itu tidak memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk
memuaskan keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.
Hal di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting dari
lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu yang
cukup lama.Dalam kehidupan kita perkara makan dan minum bukanlah perkara yang
sulit, karena makanan dan minuman cukup tersedia pada kita walau ala kadarnya.Untuk
mengatasi kegelisahan yang kita alami pertama- pertama harus mulai dari kita diri sendiri,
yaitu kita harus bersikap tenang.Dengan sikap tenang ini mampu diharapkan dapat
membuat kita berpikir dengan tenang, sehingga segala masalah dapat diatasi.

c. Bentuk- Bentuk Kegelisahan

1. Keterasingan
Keterangan berasal dari kata “terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti
“sendirian, tidak dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari pergaulan”.
Jadi, keterasingan berate hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkannya seseorang dari
pergaulan, terpencil atau terpisah dari orang lain.
Terasing atau keterasingan adalah merupakan bagian hidup manusia terhadap kaum
mukmin yang sedang berada ditemat pengasingan, jauh dari tanah airnya, yang belum
pernah ia lihat sebelumnya. Jadi keterasingan berarti hal-hal yang berkenaaan dengan
tersisihkan dari pergaulan atau terpisah dengan orang lain.
Penyebab dari rasa keterasingan ini adalah Orang yang hidup dalam keterasingan,
pertama sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat diterima dan kedua karena
perbuatannya.Jadi keduanya juga karena perbuatan hanya berbeda sifatnya.antara lain:
mencuri, membunuh, melakukan pelecehanseksual, bersifat angkuh atau sombong, dan
kaku, suka berkelahi dan sikap rendah diri. Sikap rendah diri menurut Alex Gunur
adalah sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak
berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu dihadapan orang lain,
sehingga merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. Sikap ini juga disebut sikap
minder, jadi, bukan orang lain yang memandang dirinya rendah,
tetapi justru dirinya sendiri. Sebab-sebab seseorang bersikap rendah diri, antara lain:

16
a. Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik itu tidak perlu membuat hidup terasing karena cacat fisik itu kehendak
Tuhan.Namun manusia, lain jalan pikirannya, merasa malu anaknya atau cucunya yang
cacat fisik, maka disingkirkan anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam
keterasingan.
Seperti halnya dalam film “Detik-detik menyentuh kasih” seorang kakek malu
melihat cucunya lahir dalam keadaan cacat kakinya, ia berusaha membunuh bayi itu
dengan cara perlahan-lahan. Tetapi ibunya yang mengandung 9 bulan dengan penuh kasih
saying, dengan diam-diam membawa lari anaknya ke sebuah desa jauh dari jauh dari
pergaulan ramai.
Anaknya di didik diajar membaca, menulis, berhitung dan ternyata anak tersebut
mempunyai daya tangkap yang luar biasa. Dengan kaki buatan, ia dapat bersekolah,
bahkan sampai ke perguruan tinggi, dan akhirnya anak yang telah dewasa itu berhasil
menjadi penulis yang baik.

b. Keterasingan karena social ekonomi


Ekonomi kuat atau lemah adalah anugrahtuhan.Orang tidak boleh membanggakan
kekayaan, tetapi orang tidak boleh merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang
sangat rendah. Namun didalam kenyataan lain keadaanya. Orang-orang yang lemah
ekonominya sering kali merasa rendah diri, akibat orang-orang yang kaya sering
membanggakan kekayaanya, meskipun tidak disengaja.
Seperti halnya dalam roman “Dian yang tidak kunjun padam karya
st.Alisyahbana”, setelah cintanya kepada Molek ditolak oleh orang tua Molek R. Mahmud
dan Cik Siti: Yasin mengasingkan diri dari pergaulan. R. Mahmud beranggapan bahwa
selain rendah martabatnya juga miskin. Oleh karena merasa diri hanya sebagi penjual
nanas, Yasin kecewa, ddan menyembunyikan diri sebagai pertapa.Ia muncul pada waktu
Molek meninggal dunia. Yasin bekerja dengan giat, mengangkut air, dan menyediakan
barang yang diperlukan untuk pemakaman Molek. Molek meninggal akibat putus asa,
kecewa atas perbuatan suaminya, Sayid Mustafa keturunan Arab pilihan orang tuanya,

c. Keterasingan karena rendah pendidikan


Dalam pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang
pengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan diri karena serba sulit menempatkan
diri.
17
d. Keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya
sempit, bila nampak orang ingin mukanya ditutupi. Itu semua adalah akibat dari
perbuaannya yang tidak bias diterima oleh masyarakat lingkungannya.
2. Kesepian

Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak Ramai, tidak ada orang
atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa- apa, dan sebagainya.
Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Sebagai contoh, seorang ibu merasa kesepian setelahanaknya menikah dan berumah
sendiri.Berdasarkan contohini dapat terlihat bahwa setiap orang pernah mengalamikesepian.
Karna kesepian merupakan bagian hidup manusia,lama atau sebentar perasaan kesepian ini
bergantung kepadamental orang dan kasus penyebabnya.

3. Ketidakpastian

Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya), apa
yang dipikirkannya tidak searah. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian adalah bagian dari hidup manusia.Ketidakpastian atau ketidaktentuan
adalah bagian hidup.Setiap orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah
mengalaminya.
Misalnya:
Ketika anak kecil ditinggalkan ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu
menunjukkan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Sebab-sebab Terjadinya Ketidakpastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, logis ataupun
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir ia selalu menerima rangsangan (stimu.lus) dari luar,
sehingga jalan pikirannya menjadi kacau. Kalaupun ia dapat berpiki baik, akan memakan
waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, fobia/phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar (buyuten),kehilangan pengertian (aparia), kehilangan
kemampuan untuk menangkap sesuatu (agnesia).
Menurut Siti Meichati dalam bukunya kesehatan mental adda beberapa sebab orang tidak
dapat berpikir dengan pasti.

18
Sebab-sebab itu ialah sebagai berikut:
a. Obsesi
Obsesi adalah gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu
yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab yang
tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan
kita’
b. Phobia
Phobia adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal, kepada
suatu hal atau kejadian, tanpa diketahii sebab-sebabnya.
c. Delusi
Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyainan
palsu.Tidak dapat memakai akal sehat.Tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
d. Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan,
pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau
sugesti dari sikap orang lain.
e. Halusianasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan panca indra. Seperti para prewangan
(medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi.Dengan Sugesti diri orang
dapat juga berhalusinasi.Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk
atau pemakaian obat bius.Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.Ini
nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
f. Kompulasi
Kompulasi ialah keragu-ragu yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan,
sehingga ada dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan
yang serupa berulang kali (Neurose).
g. Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai
pada keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu
gembira dank arena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa
19
atau berbicara.Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, dsb.Jelas kepada kita orang yang demikian itu tidak mungkin dapat
berfikir dengan tenang dan dengan baik.
Untuk mengatasi atau untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari
penyebabnya, andaikata telah diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita perlu
diajak pergi atau pergi sendiri ke spikolog.

20
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki
keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki
jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang
berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal,
nafsu, kalbu, dan sebagainya.
2. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain
merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk
‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab
mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual
ataupun teologis.
3. Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab.Apabila kita
bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu
kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih
sayang kita pada keluarga.Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena
ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai
tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
4. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan.Karena itu
dalam kehidupan sehari- hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan.
Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi,
yang secara definisi dapat diseutkanbahwa seseorang mengalami frustasi karena
apa yang diinginkan tidak tercapai.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://faizali69.blogspot.com/2017/09/contoh-makalah-ilmu-budaya-dasar.html

https://arafarra17.blogspot.com/2016/06/makalah-manusia-dan-tanggung-jawab.html

22

Anda mungkin juga menyukai