MODUL: GELAS 2
DOSEN PEMBIMBING: Tifa Paramitha, S.T., M.T.
Oleh:
Kelas/Kelompok: 3B/ 7 (Tujuh)
Sedangkan beberapa sifat fisika dan kimia yang penting dari kaca antara
lain:
1. Sifat Mekanik
Tension strength atau daya tarik adalah sifat mekanik utama
dari kaca. Tension strength merupakan tegangan maksimum yang
dialami oleh kaca sebelum terpisahnya kaca akibat adanya tarikan
(fracture). Sumber fracture ini dapat muncul jika kaca mempunyai
sifat cacat di permukaan, sehingga tegangan akan terkonsentrasi pada
cacat tersebut. Kekuatan dari kaca akan bertambah cacat di
permukaan jika dihilangkan.
2. Densitas dan Viskositas
Densitas adalah perbandingan antara suatu massa bahan
dengan volumenya. Nilai densitas darikaca adalah sekitar
2.49gr/cm3. Densitas dari kaca akan menurun seiring dengan
kenaikan temperatur. Sedangkan viskositas merupakan sifat
kekentalan dari suatu cairan yang diukur pada rentang temperature
tertentu. Viskositas dari kaca adalah sekitar 4.5 x 107 poise. Harga
viskositas dari kaca merupakan fungsi dari suhu dengan kurva
eksponensial.
3. Sifat Termal
Konduktivitas panas dan panas ekspansi merupakan sifat
thermal yang penting dari kaca. Kedua sifat ini digunakan untuk
menghitung besarnya perpindahan panas yang diterima oleh cairan
kaca tersebut.
4. Optical Properties
Kaca mempunyai sifat memantulkan cahaya yang
jatuh pada permukaan kaca tersebut. Sebagian sinar dari kaca
yang jatuh itu akan diserap dan sisanya akan diteruskan. Apabila
cahayadari udara melewati medium padat seperti kaca, maka dari itu
kecepatan cahaya saat melewati kaca akan menurun. Perbandingan
antara kecepatan cahaya di udara dengan kecepatan cahaya yang
lewat gelas ini disebut dengan indeks bias. Nilai indeks bias untuk
kaca adalah ±1,52. Intensitas cahaya yang masuk kedalam akan
berkurang karena adanya penyerapan sepanjang tebal kaca tersebut.
Jika kaca semakin tebal, maka energi cahaya yang diserap akan
semakin banyak sedangkan intensitas cahaya yang masuk melalui
kaca akan semakin rendah.
5. Stabilitas Kimia
Stabilitas kimia adalah ketahanan suatu bahan terhadap pengaruh
zat kimia. Stabilitas kimia banyak dipengaruhi oleh bahan– bahan
pembentuk kaca.
2.6 Tabung Reaksi
Pipa gelas
3.2 Prosedur Kerja
a. Pemotongan dan Pematahan Gelas
Tabung reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari kaca yang berfungsi
sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil. Tabung reaksi jga
dapat berfungsi sebagai tempat perkembangbiakkan mikroba dalam media cair. Pada
praktikum ini dilakukan pembuatan tabung reaksi dari pipa kaca.
Pertama pipa kaca dipotong sesuai dengan kebutuhan. Pemotongan pipa kaca
dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama yaitu dengan memotong ¼ keliling pipa
dengan pemotong pipa, lalu pipa dipatahkan menggunakan tangan dengan cara menekan
bagian kaca yang sudah dipotong ¼ nya. Cara kedua yaitu mengiris keliling pipa
dengan pemotong pipa kaca. Lalu memanaskan ujung batang gelas sampai meleleh,
setelah itu bagian ujung batang kaca ditempelkan dengan bagian pipa kaca yang telah
diiris, pipa kaca akan terpotong mengikuti garis yang telah dibuat. Pada praktikum yang
dilakukan, hasil pemotongan dengan cara kedua tidak menghasilkan pipa yang
diinginkan. Hasil yang didapat adalah pipa tidak terpotong mengikuti garis yang telas
dibuat sebelumnya. Hal ini dikarenakan irisan yang dibuat terlalu tipis sehingga pipa
tidak terpotong mengikuti garis.
Pipa kaca yang telah dipotong di panaskan bagian ujungnya lalu dengan bantuan
batang kaca, ujung pipa tutup. Setelah bagian ujung tertutup, dari bagian yang lain, pipa
ditiup sehingga membentuk lengkungan setengah bola. Hasil yang didapatkan saat
praktikum, ujung pipa tidak terbentuk setengah bola dengan sempurna. Terdapat
benjolan kaca, sehingga bentuknya tidak simetri. Hal ini dikarenakan pemanasan yang
dilakukan tidak merata. Sehingga kaca yang meleleh juga tidak merata dan saat ditiup
tidak terbentuk setengah bola yang sempurna. Berikut adalah hasil praktikum tabung
reaksi yang telah dilakukan.
Gambar 4.1 Hasil Praktikum Tabung Reaksi
Pipet tetes adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan cairan dalam jumlah
kecil, tetes demi tetes. Pipet tetes berbentuk pipa dengan bagian ujungnya semakin
meruncing agar dapat terbentuk tetesan. Bagian ujung lainnya terdapat karet yang
berfungsi untuk menghisap dan mengeluarkan cairan yang akan dipindahkan. Pada
praktikum ini, selain dilakukan pembuatan tabung reaksi juga dilakukan pembuatan
pipet tetes.
Pipa kaca dipotong untuk membentuk 2 buah pipet tetes. Kemudian pipa
dipanaskan pada bagian tengahnya sehingga meleleh. Lalu dari kedua ujungnya ditarik
sehingga bagian yang telah meleleh diameternya semakin kecil. Setelah itu pipa
didinginkan dan kemudian dipatahkan menggunakan tang. Lalu bagian ujungnya
dipanaskan kembali agar tidak tajam. Hasil dari praktikum pembuatan pipet tetes yang
telah dilakukan, pada saat menarik pipa yang telah dipanaskan, pipa terputus. Sehingga
bagian ujung pipa yang meruncing pendek. Hal ini dikarenakan penarikan yang
dilakukan terlalu cepat sehingga pipa terputus. Berikut adalah hasil dari pembuatan
pipet tetes.
Gelas memiliki sifat yang dapat dibentuk sesuai keinginan pada temperatur
tinggi, salah satu pemanfaatan sifat digunakan untuk perbaikan peralatan laboratorium
berbahan gelas yang pecah atau rusak.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pembuatan tabung reaksi dan pipet
tetes dari bahan gelas. Langkah awal yang dilaksanakan untuk pembuatan tabung reaksi
dan pipet tetes adalah dengan melakukan pemotongan bahan sesuai dengan ukuran yang
diinginkan. Pemotongan pipa kaca dapat dilakukan dengan cara yang pertama dengan
pemotong gelas yang kemudian dilakukan penekanan sedangkan yang kedua
menggunakan bantuan panas. Prinsip kerja dari alat pemotong ini adalah dengan
menggoreskan alat pemotong pada permukaan gelas. Pemotongan dilakukan dengan
memutar gelas yang berada dalam alat pemotong sehingga akan terbentuk jalur akibat
goresan, setelah dirasa goresan yang dibuat cukup dalam pegang pipa dengan keadaan
horizontal dan tempatkan jalur goresan diantara dua ibu jari dengan arah yang berbeda
lalu tekan sampai pipa terbagi dua. Pada saat pembuatan goresan jalur yang dihasilkan
harus lurus agar hasil potongan rapih. Pemotongan yang tegak akan memberikan
potongan yang lurus dan lebar pemotongan yang tidak tepat akan memberikan patahan
yang tidak teratur. Pada saat melakukan penekanan gunakan kaca mata pelindung
karena ditakutkan ada serpihan kaca dari hasil pemotongan yang tidak rapih mengenai
mata. Sedangkan pada cara kedua yang menggunakan bantuan panas prinsipnya sama
dengan cara pertama yaitu dengan membuat garis disekeliling pipa kaca, kemudian
menempelkan titik panas di salah satu titik pada garis tersebut. Resiko kegagalan pada
cara kedua adalah saat garis yang dibuat tidak cukup dalam sehingga hasil pemotongan
tidak rapih. Pada praktikum ini proses pemotongan dilakukan dengan cara kedua.
Produk yang pertama kali dibuat yaitu tabung reaksi. Pipa kaca yang
digunakan untuk pembuatan tabung reaksi ini memiliki panjang sekitar 20-25 cm.
Untuk proses pembentukan, salah satu ujung pipa dipanaskan dan harus menerima
panas secara merata hal tersebut dilakukan dengan cara memutar pipa kaca. Setelah
mengalami pemanasan, pipa kaca akan melunak. Menggunakan bantuan batang kaca,
pipa kaca yang melunak tersebut dibentuk untuk menutupi bagian ujung pipa kaca. Pada
proses pembentukkan diusahakan didapatkan permukaan yang datar. Setelah salah satu
bagian ujung pipa kaca tertutup, dilakukan pemanasan kembali pada bagian tersebut
dengan tujuan yang sama yaitu pelunakan. Setelah dirasa cukup panas (ditandai dengan
warna merah pada bagian kaca), pipa ditiup di sisi lainnya sehingga membentuk
lengkungan setengah bola. Pada produk yang dihasilkan saat pelaksanaan praktikum
bagian ujung tabung reaksi yang seharusnya berbentuk setengah bola tidak terbentuk
secara sempurna (lihat gambar 4.3). Bentuk yang dihasilkan asimetri. Hal tersebut
dikarenakan pada proses penutupan tidak dihasilkan permukaan yang datar dan
cenderung miring ke salah satu ujung sehingga pada saat proses peniupan dihasilkan
bentuk yang asimetri. Selain dari proses penutupan gelas, pada proses pelunakan kedua
distribusi panas tidak merata sehingga bagian kaca yang melunak pun tidak merata dan
saat ditiup akan menghasilkan bentuk yang asimetri.
Produk kedua yang dibuat yaitu pipet tetes. Pipet tetes berbentuk pipa dengan
salah satu bagian ujung yang meruncing sehingga pada saat fluida cair dikeluarkan
dapat terbentuk tetesan. Sedangkan ujung lainnya dilengkapi dengan karet yang
berfungsi untuk menghisap dan mendorong fluida cair yang akan dipindahkan.
5.1 Kesimpulan
Setelah percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1. Langkah membuat tabung reaksi dan pipet ialah pemotongan material gelas,
pelelehan/pelnakan dan pembentukan.
2. Panas yang berlebih akan menyebabkan pipet patah dan pada ujung tabung
reaksi yang dibuat tidak akan membentuk cekungan atau setengah bola yang
bagus.
3. Pemutaran pipa gelas terhadap panas yang tidak sama dalam melunakkan
pipa, maka akan menyebabkan ujung pipet tidak di tengah dan terbentuk
tonjolan pada tabung reaksi.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil praktikum yang lebih baik, penulis menyarankan:
1. Proses ini harus dilakukan dengan ketelitian dan kesabaran.
2. Pemanasan harus diatur dengan benar agar hasil yang didapatkan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
M. Jeremy Ashcraft, General Manager, Lake Charles Manufacturing. 2007 . Test Tube
Molding Process: A discussion on the molding of plastic test tubes. Lake Charles
Manufacturing.
Pelatihan Teknik Gelas Laboratorium Logam dan Gelas Jurusan Fisika Teknik ITB
Scholze, Horst .1991. Glass – Nature, Structure, and Properties. Springer.
Stocchi, E.Industrial Chemistry Vol. 1.Industrial Chemistry Vol. 1.England : EllisHorwood,
1990.