Anda di halaman 1dari 2

Analisis Kasus

Artikel : BLBI, BURAM BERLATAR SURAM

BLBI, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, adalah suatu kasus lama, bahkan dibilang hampir
menjemukan karena tak kunjung tuntas. Pada bulan ini mendapat perhatian kembali dari
masyarakat. Tertangkapnya Ketua Tim Penyelidikan Kasus BLBI Urip Tri Gunawan oleh KPK,
semakin membuat kita bertanya-tanya Qua Vadis dengan Tim BLBI.
Beberapa hal yang tampak mendapat sorotan, terutama bagi masyarakat yang memperhatikan
penegakan hukum adalah :
 Pelaku adalah ketua tim mengenai kasus BLBI
 Dua hari sebelum tertangkap (hari Jum’at) tersangka mengumumkan bahwa tidak ada
penyelewengan dana BLBI
 Dalih tersangka bahwa, sedang bertransaksi permata.
Beberapa alasan terjadi kasus tersebut adalah :
 Konsentrasi kekuasan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung
kepada rakyat.
 Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
 Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
 Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
 Lemahnya ketertiban hukum.
 Lemahnya profesi hukum.
 Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
 Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
 Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah bohongi.
Hal tersebut diatas yang membikin kenapa saat ini institusi kejaksaan redup pamornya.
Terlebih, sebagaimana yang terlihat dalam artikel tersebut banyak kasus yang diselesaikan secara
institusi dan hanya penonaktifan mereka yang bersalah. Pengambil alihan kasus oleh KPK selain
dapat menyelesaikan secara lebih obyektif juga dengan dukungan UU no. 30 tahun 2002, mengenai
wewenang dari KPK;
 Melibatkan aparat hukum, penyelenggara negara dan orang lain yang ada kaitannya
dengan tindakan pidana korupsi yang dilakukan oleh penegak hukum atau penyelenggara
negara.
 Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat.
 Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000 (1 milyar).
Dan juga telah sesuai dengan tugas KPK yang juga diatur dalam undang-undang yang sama
 Berfungsi sebagia pemicu dan pembedayaan institusi yang telah ada dalam
pemberantasan korupsi.
 Berfungsi untuk melakukan supervisi dan memantau institusi yang telah ada, dan dalam
keaadan tertentu dapat mengambil alih tugas dan wewenang penyelidikan, penyidikan
dan penuntutan yang sedang dilaksanakan oleh kepolisian dan/atau kejaksaan.

Anda mungkin juga menyukai