Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

HIDROLOGI

Kelompok 5 :

Abiseka Prahasto (17513176)

Nandya Amalia Dewi (17513184)

Anisa Norma Cahyani (17513178)

Furqon Nur Hanifan (175131vv)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Pengelolaan Sumber Daya Air tentang Hidrologi.

Adapun makalah Pengelolaan Sumber Daya Air tentang Hidrologi ini telah
kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak
lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah agama ini. Akhirnya
penyusun mengharapkan semoga dari makalah Pengelolaan Sumber Daya Air ini
kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 1 Desember 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................7
2.1 Hidrologi............................................................................................................7
2.2 Siklus Hidrologi..................................................................................................7
2.3 Hujan..................................................................................................................9
2.4 Fakta Ilmiah Al Quran Tentang Siklus Angin, Langit, dan Hujan......................10
2.5 Analisis Curah Hujan........................................................................................15
2.6 Pemilihan Metode Analisa Hujan....................................................................18
2.7 Pengaruh Limpasan ke Air Tanah.....................................................................19
BAB III...............................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................................21
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................21
3.2 SARAN..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN
Hidrologi adalah suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran
dan gerakan air di alam kita ini.Meliputi berbagai bentuk air, yang
menyangkut perubahan – perubahannya antara keadaan cair, padat, dan gas
dalam atmosfir, diatas dan di bawah tanah.Di dalamnya tercakup pula air
laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktifkan
penghidupan di planet bumi ini (Soemarto, 1987).
Dalam Hidrologi terdapat daur atau siklus hidrologi yang mana
adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah
lagi sebagai hujan atau bentuk presiptasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut
kembali (Soemarto, 1987). Presipitasi sebagai bagian dari proses siklus
hidrologi memang sangatlah penting. Salah satu bentuk umum dari
presipitasi adalah hujan.Untuk kebutuhan hidrologi maupun perencanaan
bangunan air, terkadang kita memerlukan data hujan.Oleh sebab itulah kita
perlu untuk mencatat intensitas hujan itu sendiri.Sehingga data yang ada
bisa digunakan untuk keperluan yang lebih lanjut.
Hujan yang turun ke permukaan bumi jatuh langsung kepermukaan
tanah,permukaan air danau,sungai,laut,hutan,atau perkebunan. Air yang
meresap ke tanah akan terus sampai kedalaman tertentu dan mencapai
permukaan air tanah(ground water) yang disebutperkolasi.Jika aliran tanah
muncul atau keluar akan menjadi mata air (spring).Mata air yang keluar
dengan cara rembesan disebut seepage.
Hujan Menandai keadaan turunnya rintik air dari langit dengan
bermacam karakternya. Kadang hanya rintik, gerimis, deras, bahkan hujan
es dan air asam. Tentangnya dijabarkan dalam Al-Qur’an sebagai rahmat
bagi kehidupan bumi seisinya. Allah menyebut kata hujan di dalam Al-
Qur’an sebanyak 55 kali. Dari sekian banyak redaksi Al-Qur’an tentang
hujan, dijelaskan secara gamblang, bahwa hujan itu termasuk dari tanda
kebesaran Tuhan Semesta Alam.

4
Kemukjizatan Al-Qur’an benar terbukti, ketika 1400-an lalu sudah
menggambarkan proses hujan dari penguapan air laut, sistem hidrologi
awan, hingga terjadinya kilat dan petir, dan turunnya rintik hujan. Proses
ini nantinya menjadi siklus yang terus berjalan untuk stabilitas kehidupan
bumi seisinya. Prosesi kamuflase hujan menunjukkan betapa keagungan
Tuhan dan kebenaran Al-Qur’an. Hujan adalah sebuah presipitasi
berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju, batu es
dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat
menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.
Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir
air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses
yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh
menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke
udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap
sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi
terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan.
Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip
panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Keperluan – keperluan hidrologi dan pentingnya masalah
pencatatan hujan sangat perlu dipelajari, sehingga dengan makalah ini akan
kami bahas tentang proses siklus hidrologi, proses terjadi hujan, infiltrasi,
penguapan dan limpasan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Hidrologi?

2. Apa saja jenis – jenis Siklus Hidrologi?

3. Apa manfaat dari Hidrologi?

4. Bagaimana proses terjadinya hujan?

5
5. Bagaimana cara mencari curah hujan rata-rata?

6. Bagaimana pengaruh limpasan air tanah?

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui siklus hidrologi.

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis siklus Hidrologi.

3. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari Hidrologi.

4. Untuk mengetahui proses terjadinya hujan?

5. Untuk mengetahui cara mencari curah hujan rata-rata?

6. Untuk mengetahui pengaruh limpasan air tanah?

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hidrologi
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydrologia, yang berarti "ilmu air".
Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi,
dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air.
Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang
ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan,
padat, gas) pada, dalam atau di atas permukaan tanah termasuk di dalamnya
adalah penyebaran daur dan perilakunya, sifat-sifat fisika dan kimia, serta
hubungannya dengan unsur-unsur hidup dalam air itu sendiri. Hidrologi juga
mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena
berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik
sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan. Secara umum Hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari masalah keberadaan air di bumi (siklus air) dan
hidrologi memberikan alternatif bagi pengembangan sumberdaya air bagi
pertanian dan industri.

Berdasarkan konsep tersebut, hidrologi memiliki ruang lingkup atau


cakupan yang luas. Secara substansial, cakupan bidang ilmu itu meliputi: asal
mula dan proses terjadinya air pergerakan dan penyebaran air sifat - sifat air
keterkaitan air dengan lingkungan dan kehidupan. Hidrologi merupakan suatu
ilmu yang mengkaji tentang kehadiran dan gerakan air di alam. Studi hidrologi
meliputi berbagai bentuk air serta menyangkut perubahan-perubahannya, antara
lain dalam keadaan cair, padat, gas, dalam atmosfer, di atas dan di bawah
permukaan tanah, distribusinya, penyebarannya, gerakannya dan lain sebagainya.

2.2 Siklus Hidrologi


Siklus hidrologi merupakan proses pengeluaran air dan perubahannya
menjadi uap air yang mengembun kembali menjadi air yang berlangsung terus-
menerus tiada henti-hentinya. Sebagai akibat terjadinya sinar matahari maka

7
timbul panas. Dengan adanya panas ini maka air akan menguap menjadi uap air
dari semua tanah, sungai, danau, telaga, waduk, laut, kolam, sawah dan lain-lain
dan prosesnya disebut penguapan (evaporation). Penguapan juga terjadi pada
semua tanaman yang disebut transpirasi (transpiration) ( Soedibyo, 2003 ).

Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut. Uap yang
dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan,
uap tersebut terkondensasi membentuk awan, pada akhirnya dapat menghasilkan
presipitasi. Presipitasi jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda
dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut sementara tertahan
pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer
oleh penguapan (evaporasi) dan pemeluhan (transpirasi) oleh tanaman.

Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah
yang rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah lebih
rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini
disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini

8
biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem
jaringan sungai, sistem danau ataupun waduk.

Sebagian air hujan yang jatuh di permukaan bumi akan menjadi aliran
permukaan (surface run off). Aliran permukaan sebagian akan meresap ke dalam
tanah menjadi aliran bawah permukaan melalui proses infiltrasi (infiltration), dan
perkolasi (percolation), selebihnya terkumpul di dalam jaringan alur sungai (river
flow). Apabila kondisi tanah memungkinkan sebagian air infiltrasi akan mengalir
kembali ke dalam sungai (river), atau genangan lainya seperti waduk, danau
sebagai interflow. Sebagian dari air dalam tanah dapat muncul lagi ke permukaan
tanah sebagai air eksfiltrasi (exfiltration) dan dapat terkumpul lagi dalam alur
sungai atau langsung menuju ke laut/lautan (Soewarno, 2000).

2.3 Hujan
Hujan adalah sebuah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir
air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di permukaan. Hujan biasanya
terjadi karena pendinginan suhu udara atau penambahan uap air ke udara. Hal
tersebut tidak lepas dari kemungkinan akan terjadi bersamaan. Turunnya hujan
biasanya tidak lepas dari pengaruh kelembaban udara yang memacu jumlah titik-
titik air yang terdapat pada udara. Indonesia memiliki daerah yang dilalui garis
khatulistiwa dan sebagian besar daerah di Indonesia merupakan daerah tropis,
walaupun demikian beberapa daerah di Indonesia memiliki intensitas hujan yang
cukup besar (Wibowo, 2008).

Sedangkan menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Hujan


merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat
berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan
kabut). Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian
menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.

9
2.4 Fakta Ilmiah Al Quran Tentang Siklus Angin, Langit, dan Hujan

Gambar siklus hidrologi


   
Demi langit yang mengandung hujan [1570]
[1570] Raj'i berarti kembali. hujan dinamakan Raj'i dalam ayat ini, karena
hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke
bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan
Begitulah seterusnya.
Seperti diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri atas
sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan.
Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi
mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang
angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi.
Contoh fungsi pengembalian dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi
tersebut.
1) Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi,
memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi
terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
2) Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi
berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan
mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.

10
3) Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi
ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi
pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran
siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara
ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam
Alquran. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Alquran adalah firman Allah.
Dalam sebuah ayat Alquran pun disebutkan sifat angin yang
‘mengawinkan’ hingga terbentuknya hujan.
  
   
   
 
22. dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-
tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum
kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.
Dalam ayat ini, ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan
adalah angin. Hingga awal abad ke-20, satu-satunya hubungan antara
angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin menggerakkan
awan. Namun, penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan
peran ‘mengawinkan’ dari angin dalam pembentukan hujan. Fungsi
‘mengawinkan’ dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
1) Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak
terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada
saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil,
dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara/.
2) Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur
dengan debu daratan yang terbawa oleh angin, dan selanjutnya
terbawa ke lapisan atas atmosfir.
3) Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin,
dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di
sekeliling partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-

11
butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan
membentuk awan, dan kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk
hujan.
Sebagaimana terlihat, angin ‘mengawinkan’ uap air yang
melayang di udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari laut
dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin
tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfir bagian atas
tidak akan pernah terbentuk, dan hujan pun tidak akan terjadi. Hal
terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam
pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam
sebuah ayat Alquran, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja
tentang fenomena alam.
Fakta lain yang diberikan dalam Alquran mengenai hujan
adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini
disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut:
    
   
    
11. dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang
diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,
seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
Kadar dalam hujan ini pun sekali lagi telah ditemukan melalui
penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16 juta ton
air menguap dari bumi. Angka ini menghasilkan 513 triliun ton air per
tahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah hujan yang jatuh ke
bumi dalam satu tahun.
Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang
seimbang menurut ukuran atau kadar tertentu. Kehidupan di bumi
bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia
menggunakan semua teknologi yang ada di dunia ini, mereka tidak
akan mampu membuat siklus seperti ini. Bahkan satu penyimpangan
kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan

12
ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di
bumi. Namun, hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun
setiap tahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti dinyatakan
dalam Alquran. (harunyahya/keajaibanalquran)
Tentang fenomena pembentukan awan dan hujan itu, Alquran
pun menjelaskannya secara akurat.
Dalam Alquran surat An-nur ayat 43 Allah berfirman
      

   


    
   
     
     
     
 
43. tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-
celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit,
(yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-
Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan
penglihatan.
Dalam surat Ar-Rum ayat 48 Alah berfirman:
   
   
   
    
     

13
    
 
48. Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan
awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu
Lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun
mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira.
Harun Yahya memberikan penjelasan tentang tahapan hujan ini
:
1. TAHAP KE-1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang
dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan
menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit.
Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh
angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang
disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air
di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil
dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".
2. TAHAP KE-2: “...lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling
butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air
hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan
0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di
langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
3. TAHAP KE-3: "...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-
celahnya..."
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan
partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan.

14
Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara,
bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-
ayat Al-Qur’an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan
yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-
lagi Al-Qur’anlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar
mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini
kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu
pengetahuan.

2.5 Analisis Curah Hujan


Dalam analisa hidrologi data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan
merupakan hujan yang terjadi hanya pada satu tempat atau titik saja (point
rainfall). Mengingat hujan sangat bervariasi di suatu tempat atau kawasan (space),
maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat
menggambarkan hujan wilayah tersebut. Diperlukan data hujan di kawasan yang
diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang
ada di dalam dan atau di sekitar kawasan tersebut (Suripin, 2004).

Analisa curah hujan diperlukan untuk menentukan besarnya intensitas


yang digunakan sebagai prediksi timbulnya aliran permukaan wilayah. Analisa
hidrologi digunakan untuk mengetahui karakteristik hujan, menganalisa hujan
rancangan dan analisa debit rancangan. Guna memenuhi langkah-langkah
tersebut, maka diperlukan data curah hujan, kondisi tata guna lahan, kemiringan
lahan dan juga koefisien permeabilitas tanah.Penentuan curah hujan maksimum
harian rata-rata suatu DAS dari beberapa stasiun penakar tersebut dapat dihitung
dengan beberapa metode, Ada dua macam cara yang umum dipakai dalam
menghitung hujan rata - rata kawasan, yaitu:

a. Metode Polygon Thiessen

Metode Polygon Thiessen atau metode rata-rata timbang (weighted mean).


Metode ini memberikan proporsi luasan daerah pengaruh pos hujan untuk

15
mengakomodasi ketidakseragaman jarak. Daerahpengaruh dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara
dua pos penakar terdekat. Diasumsikan bahwa variasi hujan antara pos yang satu
dengan lainnya adalah linier dan bahwa sembarang pos dianggap dapat mewakili
kawasan terdekat. Cara ini memperhitungkan luas daerah yang mewakili dari
stasiun-stasiun hujan yang bersangkutan, yang digunakan dalam perhitungan
curah hujan rata-rata. Penggunaan metode polygon thiessen hasilnya lebih akurat
dibandingkan dengan metode rata-rataaljabar. Cara ini cocok untuk daerah datar
dengan luas 500-5.000 km2.

16
Persamaan Polygon Thiessen menurut Harto (1993), yaitu:

b. Metode Isohyet

Metode Isohyet adalah garis lengkung yang merupakan harga curah hujan
yang sama. Umumnya sebuah garis lengkung menunjukkan angka yang bulat.
Metode Isohyet ini diperoleh dengan cara interpolasi harga-harga curah hujan
yang tercatat pada penakar hujan lokal (Rnt). Metode isohyet berasumsi bahwa
tiap-tiap pos penakar mencatat kedalaman yang sama untuk daerah sekitarnya
dapat dikoreksi. Metode ini merupakan metode yang paling akurat untuk

17
menentukan hujan rata-rata, namun diperlukan keahlian dan pengalaman. Metode
isohyet cocok untuk daerah berbukit dan tidak teratur dengan luas lebih dari 5.000
km2.

Persamaan Isohyet Menurut Harto (1993), yaitu:

2.6 Pemilihan Metode Analisa Hujan


Faktor-faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan dalam
menganalisa suatu DAS harus dilihat luas dari DAS tersebut.Untuk
mempermudah analisa dan menentukan metode yang tepat. Menurut Suripin
(2004) penentuan metode analisa yang mesti diperhatikan, antara lain, yaitu:

a. Jaring-jaring pos penakar hujan dalam DAS, yaitu:

1) Jika jumlah pos penakar hujan cukup, maka Metode Isohyet,

Polygon Thiessen atau Rata-Rata Aljabar dapat dipakai;

2) Jika pos penakar hujan terbatas, maka Metode Rata-Rata Aljabar

dan Polygon Thiessen dapat dipakai;

3) Jika hanya terdapat pos penakar hujan tunggal, maka metode hujan

titik yang dapat dipakai.

b. Luas DAS

1) DAS besar (> 5000 km2), dengan Metode Isohyet;

18
2) DAS sedang (500 - 5000 km2), dengan Metode Polygon Thiessen;

3) DAS kecil, (< 500 km2), dengan Metode Rata-Rata Aljabar.

c. Topografi DAS

1) Daerah pegunungan, dengan Metode Rata-Rata Aljabar;

2) Daerah dataran, dengan Metode Polygon Thiessen;

3) Daerah berbukit dan tidak beraturan, dengan Metode Isohyet.

2.7 Pengaruh Limpasan ke Air Tanah


Besarnya limpasan air permukaan (surface runoff) dipengaruhi oleh tata
guna lahan, jenis tanah, dan kemiringan lereng. Dalam menganalisa dampak dari
perubahan lahan terhadap besaran runoff perlu memperhatikan cakupan atau luas
daerah yang akan dianalisis, elevasi rencana, dan kondisi tanah. Perubahan elevasi
yang terjadi pada suatu daerah dapat menyebabkan batas pola pengaliran
(catchment area) pada daerah tersebut ikut berubah, sehingga arah dan besaran
runoff yang terjadi pun ikut berubah.

Apabila intensitas hujan yang jatuh di suatu DAS melebihi kapasitas


infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi, air akan mengisi cekungancekungan
pada permukaan tanah. Setelah cekungan-cekungan tersebut penuh, selanjutnya
air akan mengalir (melimpas) di atas permukaan tanah. Limpasan permukaan
(surface runoff) merupakan air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis di
atas permukaan lahan akan masuk ke parit-parit dan selokan-selokan yang
kemudian bergabung sampai ke sungai.

Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir
dari titik terjauh di dalam daerah tangkapan sampai titik yang ditinjau (titik
kontrol). Pada saat waktu konsentrasi ini, seluruh daerah tangkapan telah
memberikan sumbangan aliran pada titik kontrol. Waktu konsentrasi tergantung
pada karakteristik daerah tangkapan, tata guna lahan, dan jarak lintasan air dari
titik terjauh sampai di titik yang ditinjau. Air hujan yang jatuh di seluruh daerah
tangkapan akan terkonsentrasi (mengalir menuju) suatu titik kontrol. Air hujan

19
yang jatuh di seluruh daerah tangkapan mengalir sebagai limpasan permukaan
yang kemudian masuk ke saluransaluran kecil dan selanjutnya bergabung ke
saluran yang lebih besar dan akhirnya terkonsentrasi di titik kontrol. Debit di titik
kontrol akan maksimum apabila air hujan yang jatuh di seluruh daerah tangkapan
telah mencapai titik kontrol, pada waktu yang sama dengan waktu konsentrasi.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya,
peredaran, sifat sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkunganya,
termasuk hubunganya dengan mahluk hiduo. (International Glossary of
Hidrologi 1974), Karena perkembanganya yang begitu cepat, hidrologi
menjadi ilmu dasar dari penggolongan sumber daya air dan banyak
penggunaan air secara terencana. Banyak proyek di dunia (Rekayasa air ,
Irigasi, Pengendalian Banjir, Drainase, Tenaga Air dan lain lain.) Dilakukan
dengan terlebih dahulu melksanakan survei kondisi kondisi hidrologi yang
cukup. Survei Survei tersebut meliputi prosedur prosedur pengumpulan data
lapangan, pemrosesan data dan karena itu menghasilkan data sesuai dengan
tujuan yang telah di rencanakan.

Siklus air, juga dikenal sebagai siklus hidrologi atau siklus H2O,
menggambarkan pergerakan air yang kontinu pada, di atas dan di bawah
permukaan bumi. Massa air di Bumi masih cukup konstan sepanjang
waktu tetapi pembagian air ke dalam waduk besar es, air tawar, air asin
dan air di atmosfer adalah variabel yang tergantung pada berbagai
variabel iklim. Air bergerak dari satu waduk yang lain, seperti dari sungai
ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh proses pengupan (evaporation),
pengembunan (condensation),curah hujan (precipitation), resapan
(infiltration), aliran permukaan (runoff), dan aliran bawah permukaan
(subsurface flow).

3.2 SARAN

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Dimjati,Djamuluddin.2008.menyingkap Kebenaran Al-Quran. Solo: Tiga


Serangkai

Irwan,Djamal Z.2010.Prinsip-prinsip Ekologi.Jakarta:Bumi Aksara

23

Anda mungkin juga menyukai