Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN RESUME KEPERAWATAN PADA TN “ I”

DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA MAMMAE DI RUANGAN


IGD BEDAH RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
MAKASSAR

OLEH
AGUSTINA ALA’,SKEP
NS. 1904574

PRESEPTOR KLINIK PRESEPTOR INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU ESEHATAN STIKES TANA TORAJA

TAHUN 2019

1
LAPORAN PENDAHULUAN

CA. MAMMAE

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Carsinoma mammae merupakan penyakit keganasan pada payudara

yang dimulai dari duktus laktiferus kemudian menjalar ke jaringan stroma

yang disertai pembentukan jaringan ikat padat (Sylvia A Price, 1995).Kanker

payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di

Indonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 – 49 tahun dan letak

terbanyak di kuadran lateral atas (Mansjoer Arif, 2000).

2. Etiologi

Etiologi carsinoma mammae tidak diketahui dengan pasti. Namun

beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian

carsinoma mammae, yaitu :

a. Keluarga

Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita

carsinoma mammae 2 – 3x lebih besar pada wanita yang ibunya atau

saudara kandungnya menderita carsinoma mammae.

b. Usia

Insidens menurut usia naik sejalan dengan bertambahnya usia.

2
c. Hormon

Pertumbuhan carsinoma mammae sering dipengaruhi oleh perubahan

keseimbangan hormon, dan pada wanita yang diangkat ovariumnya. Pada

usia muda lebih jarang ditemukan carsinoma mammae.

d. Diit

Sampai sekarang tidak terbukti bahwa diit lemak berlebihan dapat

memperbesar atau memperkecil resiko carsinoma mammae.

e. Sinar ionisasi

Dari penelitian epidemiologi ledakan bom atau penelitian pada orang

setelah pajanan sinar rontgen peran sinar ionisasi sebagai faktor penyebab

pada manusia lebih jelas.

(Wim de Jong, 1998)

3. Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung

pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia

permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari

penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause).Respon

dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya

lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent”

mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan

pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen.Reseptor ini tidak manual pada

3
jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.Kehadiran

tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari

kanker-carsinoma mammae hormone dependent.Kanker-kanker ini

memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy,

oophorectomy, atau adrenalectomy).

4. Gejala klinik

Gejala klinik dapat berupa tumornya jelas menonjol, koreng atau

borok, kulit berwarna merah mengkilat dan mengeras, kulit berwarna merah,

licin dengan bagian-bagian melunak, tonjolan anak tumor atau satelit.

Biasanya ditemukan di kuadran atas payudara merupakan bagian yang tidak

terbatas dan tegas. Secara fisiologis klien merasa cemas dan khawatir

tumornya akan bertambah besar, dan berat badan akan menurun.

5. Klasifikasi carsinoma mammae

a. Tumor primer (T)

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

4. T1 : Tumor < 2 cm

T1a : Tumor < 0,5 cm

T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

T1c : Tumor 1 – 2 cm

5. T2 : Tumor 2 – 5 cm

4
6. T3 : Tumor diatas 5 cm

7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke

dinding thorax atau kulit.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit

T4c : T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosis

b. Nodus limfe regional (N)

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak

melekat.

N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu

sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.

N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

c. Metastas jauh (M)

1) Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

2) M0 : Tidak ada metastase jauh

3) M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Stadium carsinoma mammae :

a. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN)

atau penyebaran luas.

5
b. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada

penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

c. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor

lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN

d. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua

tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

e. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada

atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN

supraklavikular.

f. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

(Menurut Wim de Jong, 1998)

6. Pemeriksaan penunjang

a. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari

payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.

b. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit

dengan kista.

c. ST. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara

pada organ lain

d. Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

e. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel

tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

6
7. Pencegahan

Mencegah kanker mamma dapat dimulai dari menghindari faktor

penyebab, kemungkinan juga menemukan kasus ini sehingga dapat dilakukan

pengobatan kuratif.

Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali pada

hari kedelapan menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter, bila ada

yang dicurigai, dan bila seseorang tergolong dalam resiko tinggi, diperlukan

pada waktu tertentu, terutama bila usianya diatas 35 tahun, bila perlu dapat

dibuat mamogram. Apakah mamogram dapat dilakukan secara rutin, masih

dipertanyakan, mengingat bahaya radiasi sendiri, kecuali dengan alat rontgen

penyaring yang mutakhir.

(Menurut Wim de Jong, 1998

8. Penanganan

a. Pembedahan

1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari

lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan

yang luas dengan kulit yang terkena).

2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara,

semua kelenjar limfe dilaterral otocpectoralis minor.

3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial

7
4. Mastektomi radikal

Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya :

seluruh isi aksial.

5. Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe

mamaria interna.

b. Non pembedahan

1. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi

pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe

aksila.

2. Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang

lanjut.

3. Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,

antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

8
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,

pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium

dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.

Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data,

sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.

a. Pengumpulan data

b. Sumber data

Data yang disimpulkan meliputi :

1) Data biografi /biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama,

umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

2) Riwayat keluhan utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan

payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak,

nyeri.

3) Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya?

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama ?

9
4) Pengkajian fisik meliputi :

a) Keadaan umum

b) Tingkah laku

c) BB dan TB

d) Pengkajian head to toe

5) Pemeriksaan laboratorium

a) Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit

meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan

kreatinin.

b) Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin

meningkat.

c) Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma

mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi,

diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.

6) Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :

a) Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan

pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji

riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.

b) Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum

dan sesudah masuk RS.

10
7) Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah

sakit.

8) Personal hygiene

a) Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari

b) Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu

c) Dikaji sebelum dan pada saat di RS

9) Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual

a) Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap

cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri,

mekanisme koping yang negatif.

b) Status sosial

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan

masyarakat lain.

c) Kegiatan keagamaan

Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

10) Klasifikasi Data

Data pengkajian :

a) Data subyektif

Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup

hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara,

11
sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari

dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah,

riwayat menikah, riwayat keluarga.

b) Data obyektif

Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau

penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri

tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan

diagnostik.

c. Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan

pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang

sama dengan masalah yang didapat pada klien.

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

d. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi jaringan.

e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

12
3. Perencanaan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan

massa tumor ditandai dengan :

Intervensi :

1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri

yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan

sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

2) Beri posisi yang menyenangkan.

Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk

rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi

nyeri.

3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.

Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan

memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.

4) Ukur tanda-tanda vital

Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan

adanya peningkatan nyeri.

5) Penatalaksanaan pemberian analgetik

Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga

dapat nyeri tidak dipersepsikan.

13
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

Intervensi :

1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.

Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut

pada keterbatasan gerak.

2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.

3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.

Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan

dalam gerakan dan postur.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

Intervensi :

1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.

Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan

penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana

untuk masa depannya.

2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.

Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan

dapat dikenali dan diukur.

3) Diskusikan tanda dan gejala depresi

14
Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan

gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi

pasangan terhadap perubahan tubuh.

4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian

prostetik.

Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang

lengkap, mendekati normal.

d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

Intervensi :

1) Kaji adanya tanda – tanda infeksi.

Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda

infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang

tepat.

2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.

Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab

infeksi.

3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.

Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman

penyebab infeksi.

4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak

terjadi proses infeksi.

15
e. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan

penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.

Intervensi :

1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan

yang akan datang.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat

membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat

berpartisipasi dalam program terapi.

2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan

pemasukan cairan yang adekuat.

Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan

volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi

jaringan atau proses penyembuhan.

3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang

berat.

Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan

penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.

4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan

minyak.

Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan

menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa

pantom payudara.

16
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang

masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.

Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang

mengindikasikan terjadinya/berulangnya tumor baru.

4. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan

dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas

yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan

intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.

5. Evaluasi

Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi

kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.

17
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E. M, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta

Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, Volume II, EGC, Jakarta.

Price A. S & Wilson M. L, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, Edisi
4, Buku II, EGC, Jakarta.

Smeltzer & Bare, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3,
EGC, Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai