(APN)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman :
2. Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman, serta mencegah terjadinya
komplikasi dalam persalinan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang Layanan Klinis.
4. Referensi APN,2014. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR
5. Prosedur MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA
1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua
Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada rektum dan
vagina
Perineum tampak menonjol
Vulva dan spinger ani membukas
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asfiksia → tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan
kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi
Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril pakai di dalam partus set
3. Pakai celemek plastik
4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik ( gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik )
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan menggunakan
kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan kebelakang
Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah
yangtersedia
Ganti sarung tangan jika terkontaminasi ( dekontaminasi, lepaskan
dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % → langkah # 9 )
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 % kemudian
lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan 0,5 % selama
10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
10. Periksa denyut jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus
untuk memastikan bhwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit )
Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Mendokumentasikan hasil –hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil – hasil penilaian serta asuhan lainnya dalam partograf
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
BIMBINGAN MENERAN
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
penatalaksanaan fase aktif ) dan dokumentasikan semua temuan
yang ada.
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka
untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran
secara benar.
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi setengah duduk
atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman )
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran :
Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali
posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama )
Anjurkan ibu untuk beristrahat diantara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semngat untuk ibu
Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum)
Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1jam) meneran
(multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantar kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari
dan jari – jari lainnya )
28. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin ( agar
uterus berkontraksi baik )
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntiikkan oksitosin 10 unit
( intramuskuler ) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin )
30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit Setelah bayi lahir)
pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada
2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2
klem tersebut
Ikat tali pusat dengan benang DTT /Steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan lakukan ikatan
kedua menggunakan dengan simpul kunci
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi
dengan posisi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel dengan baik didinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi
EVALUASI :
43. Memeriksa kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam
pertama pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yg tidak normal
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Hitung Nadi Ibu
47. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 )
KEBERSIHAN DAN KEAMANAN
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah dekontaminasi
49. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
50. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang di dinginkannya
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin o,5 %, balikkan bagian
dalama ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih
55. Sarung tangan DTT setelah IMD pakai sarung tangan DTT
56. Pemberian Vit K, timbang dan pemeriksaan fisik bayi
57. Pemberian hepatitis B
58. Lepas sarung tangan
59. Cuci tangan
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang ), periksa tanda vital dan
Asuhan KALA IV
6. unit terkait Ruang Persalinan
7. Rekaman
Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan