Anda di halaman 1dari 22

Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

SURVEI PENENTUAN
TRACE JALAN

Ir. Kamtomo Kadarsin, CES

BIMBINGAN TEKNIS AHLI TEKNIK DESIN JALAN


BALIKPAPAN, 16 SEPTEMBER SD 18 SEPTEMBER 2019
Survei Penentuan Trace Jalan 1

Ir. KAMTOMO KADARSIN, CES


• Pengalaman : - Pemimpin Proyek Jalan
- Kepala Balai Kajian Mutu Konstruksi
- Dosen
- Instruktur
- Widyaiswara
. Sertifikat : - Ahli Utama Teknik Jalan
- Ahli Utama Sistem Mutu
- Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Asosiasi - HPJI, ASTAKI, IAPI
HP - 0816 187 5024
E-mail - kamtomo@gmail.com

Survei Penentuan Trace Jalan 2

2
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

PENDAHULUAN
Apa trase jalan itu?
• Trase jalan adalah rangkaian dari garis lurus yang menghubungkan
titik titik dari rencana lokasi jalan.
• Trase jalan ini nantinya akan menjadi sumbu jalan.
Bagaimana awal penentuan trase jalan?
• Seorang perencana transportasi akan menentukan kebutuhan akan
prasarana jalan di suatu daerah.
• Seorang ahli rekayasa jalan akan menerjemahkan ‘kebutuhan akan
prasarana jalan’ ini dengan menetapkan prakiraan dimana lokasi jalan
tersebut akan diwujudkan

Survei Penentuan Trace Jalan 3

TRASE JALAN
• Dalam penentuan trase jalan harus memperhatikan koridor jalan
(secara kasar). Koridor jalan nantinya bias menjadi Daerah Milik
Jalan/Damija.
• Trase jalan (dan juga koridor jalan) ditentukan dengan
menghubungkan titik-titik yang harus dihubungkan dan menghindari
titik-titik yang harus dihindari (rulling points).
Apa saja yang termasuk rulling points?
• tempat yang dilindungi (baik yang terkait dengan sejarah maupun
reservasi alam), patahan geologi, daerah resapan, kondisi topografi
tertentu yang tidak mungkin untuk dilewati.
Survei Penentuan Trace Jalan 4

4
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

Survei Penentuan Trace Jalan 5

TAHAPAN PENENTUAN TRASE JALAN


• Tahap 1: menentukan titik awal dan titik akhir dari rencana jalan.
Periksa daerah antara kedua titik tersebut;
• Tahap 2: Reconaissance survei
Tentukan dan bandingkan alternatif-alternatif trase berikut
koridornya (yang memenuhi syarat tentunya) untuk menentukan
trase terbaik (metode: SWOT/StrengthWeakness-Opportunities-
Threats, AHP/Analytic Hierarchy Process, weighting and ranking,
dll);
• Tahap 3: …………………../2

Survei Penentuan Trace Jalan 6

6
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

• Tahap 3: Preliminary survey dari trase terpilih berupa tinjauan yang


lebih mendalam dari berbagai sudut pandang (teknik, sosial,
ekonomi, lingkungan) untuk persiapan perencanaan dan
penghitungan kuantitas konstruksi.
• Tahap 4: location survey
Pada tahap ini hasil alinyemen diatas peta dari survai
pendahuluan akan dipindahkan/dipatok di lapangan.
• Tahap 5: construction survey
Yaitu pengukuran-pengukuran untuk membantu pelaksanaan
konstruksi bangunan-bangunan.

Survei Penentuan Trace Jalan 7

PHOTOGRAMMETRY
• Yaitu suatu cara untuk membuat peta dengan menggunakan hasil foto
(fotografi). Umumnya yang dilakukan adalah aerial photography (foto
udara) maupun foto satelit. Foto yang dihasilkan umumnya berskala
besar dan belum memungkinkan untuk pembuatan kontur.
• Cara lain pembuatan peta: cara teristris, yaitu dengan berdasarkan
hasil pengukuran langsung di lapangan.
• Di Indonesia, Badan yang menangani masalah perpetaan:
Bakorsurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional)
• Biasanya dihasilkan dari foto udara/foto satelit
• Tidak terlalu up-to-date

Survei Penentuan Trace Jalan 8

8
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

PETA
Hal-hal penting yang terkait dengan peta:
• Arah Utara dan arah sumbu x dan sumbu y
• Tersedianya skala dan legenda
Pembacaan skala peta -- 1 : 5.000 artinya 1 cm di peta sama dengan
5.000 cm atau 50 meter di lapangan.
Skala peta pada Reconaissance Study 1 : 5.000 atau 1 : 10.000
Skala peta pada Detil trase/koridor 1 : 1.000 atau 1 : 2.000
Peta dengan skala di atas umumnya digolongkan peta jalur (strip map
meliputi wilayah 50 – 100 meter.
Pada peta jalur biasanya dicantumkan letak patok utama (bench mark,
BM) sebagai pengikat dan panduan dari rancangan jalan pada saat
tahap stake out.

Survei Penentuan Trace Jalan 9

Garis kontur atau


Counterline adalah garis
yang menghubungkan
titik-titik yang mempunyai
ketinggian yang sama
(seperti titik A)

Survei Penentuan Trace Jalan 10

10
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

• Garis kontur adalah garis


tertutup (di dalam atau
di luar gambar).
• Apabila garis kontur
tidak tertutup pada
batas peta, berarti garis
kontur tersebut akan
tertutup di luar batas
peta (lihat titik B).

Survei Penentuan Trace Jalan 11

11

• Garis kontur tertutup


yang agak kecil di
dalam batas peta
berarti puncak atau
lembah kecil
(depression).
• Lembah yang terisi
air menjadi danau,
kalau tidak berisi air,
lembah tersebut
akan ditandai seperti
terlihat pada titik C.

Survei Penentuan Trace Jalan 12

12
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

• Garis-garis kontur tidak


bisa berpotongan satu
sama lain, kecuali kalau
ada dataran yang
menonjol (overhanging
cliff), dan di tempat ini
harus ada dua
perpotongan seperti di
titik D.
• Tetapi kasus seperti ini
jarang sekali terjadi.

Survei Penentuan Trace Jalan 13

13

• Pada kemiringan
yang seragam, jarak
antara garis-garis
kontur adalah sama
(lihat titik E).
• Jarak antara garis
kontur makin besar
apabila kemiringan
makin kecil (landai),
dan jarak antara
garis kontur makin
kecil apabila
kemiringan makin
besar (curam).

Survei Penentuan Trace Jalan 14

14
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

• Pada bagian yang datar,


garis-garis kontur
membentuk garis lurus
dan sejajar satu sama
lain (lihat titik F).

Survei Penentuan Trace Jalan 15

15

• Pada bagian yang


menurun dan terdapat
sungai, garis kontur
akan memotong garis
sungai dan
membentuk
lengkungan cekung
dengan sungai (titik G).
• Pada saat perpotongan
dengan sungai, sudut
perpotongan tersebut
adalah tegak lurus.

Survei Penentuan Trace Jalan 16

16
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

• Garis kontur
memotong tegak
lurus dengan garis
punggung bukit (ridge
lines), seperti terlihat
pada titik H.

Survei Penentuan Trace Jalan 17

17

• Garis kontur biasanya


mempunyai angka ketinggian
yang bulat.
• Garis kontur yang
mempunyai angka ketinggian
biasanya mempunyai garis
yang lebih tebal.
• Antara dua garis ketinggian
umumnya dibagi menjadi
lima garis kontur, untuk
menunjukkan detil dari
ketinggian di antara kedua
garis ketinggian tersebut.

Survei Penentuan Trace Jalan 18

18
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

SURVEI PENGUKURAN
Tujuan dari survei pengukuran:
• Penentuan posisi titik-titik (benda alam atau bangunan) yang ada
diatas permukaan bumi, yang satu terhadap yang lainnya, yang
semuanya dinyatakan atau digambarkan sebagai suatu peta.
• Pemindahan posisi-posisi dari bangunan-bangunan dan pekerjaan
engineering lainnya yang telah direncanakan diatas peta keatas
lapangan.

Survei Penentuan Trace Jalan 19

19

METODE SURVEI PENGUKURAN


1. Triangulasi, suatu kerangka terdiri dari segitiga-segitiga, dimana
semua sudut dan hanya satu sisi diukur, sisi-sisi lainnya diukur
dengan rumus sinus.
2. Trilaterasi, suatu kerangka yang terdiri dari tiga titik yang telah
diketahui koordinatnya. Titik yang ingin diketahui koordinatnya
dicari dengan prinsip perpotongan tiga lingkaran yang bersumbu
pada ketiga titik yang telah diketahui koordinatnya.
3. Poligon, terdiri dari serangkaian garis lurus. Semua sisi dan sudut-
sudut antara sisi-sisi diukur.
4. ......................../2
Survei Penentuan Trace Jalan 20

20
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

4. Radiasi, dari satu titik diukur jarak dan sudut posisi dari titik
sekelilingnya; juga disebut koordinat-koordinat polar.
5. Offseting, penentuan posisi dengan mengatur jarak tegak lurus
suatu garis kontrol.

Survei Penentuan Trace Jalan 21

21

APA SAJA YANG DIUKUR?


1. Pengukuran titik-titik kontrol horisontal, berupa pengukuran poligon
pada jalur yang terpilih pada reconnaissance survey.
2. Pengukuran titik-titik kontrol vertikal, berupa pengukuran ketinggian
dari titik-titik poligon dengan mempergunakan alat ukur sipat datar
(waterpas), pengukuran jarak dengan pita ukur.
3. Pengukuran situasi, pada tahap reconnaissance survey, dilakukan
sepanjang jalur terpilih dengan skala 1:10.000. Hasil dari pengukuran ini
berupa suatu peta, dimana tercantum : Poligon, Garis tinggi, sungai,
semua bangunan, batas-batas, jalan-jalan, tempat-tempat sumber
material yang terdapat di sekitarnya, dan lain-lain.
4. …………………………../2

Survei Penentuan Trace Jalan 22

22
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

4. Pengukuran profil memanjang dan melintang, pengukuran ini


diadakan pada tahap location survey, setelah sumbu jalan dipatok.
Pada tahap survei pendahuluan, kalau peta situasi baik, dengan
mengadakan pengukuran diatas peta sepanjang sumbu jalan,
didapat gambaran dan perhitungan profil memanjang untuk
hitungan pekerjaan tanah. Pada cara fotogrametry dengan bantuan
profiloskop kita dapat mengukur profil melintang dalam waktu yang
singkat dan lebih teliti dari pada peta garis.
5. Pemasangan patok-patok tetap (bench mark)

Survei Penentuan Trace Jalan 23

23

6. Pada kondisi medan tertentu (terutama medan dengan kemiringan


besar), perlu diperiksa:
• kelandaian jalan < kelandaian maksimum yang disyaratkan oleh standar
perencanaan;
• panjang kritis.
• Pada daerah perbukitan, dalam merencanakan jalan:
• kelandaian jalan >, biaya operasi kendaraan (BOK) tinggi;
• kelandaian jalan <, jarak yang lebih panjang dan biaya konstruksi yang lebih
mahal akibat volume pekerjaan tanah yang lebih besar.
7. Summary: untuk membuat jalan menjadi ekonomis, diusahakan
jarak yang terpendek namun dengan memperhitungkan kelandaian
yang seminimum mungkin.

Survei Penentuan Trace Jalan 24

24
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

PENGARUH MEDAN/TOPOGRAFI

Survei Penentuan Trace Jalan 25

25

PERPOTONGAN DENGAN SUNGAI


• Rencana jalan yang memotongnya tidak selalu harus secara tegak
lurus.
• Perpotongan tegak lurus lebih ekonomis (bentang jembatan jadi lebih
pendek sehingga dapat menekan biaya konstruksi sebuah jembatan)
• Perpotongan miring biasanya membutuhkan jembatan yang lebih
panjang, namun jalan yang melewatinya menjadi lebih lurus.
• Bagian sungai yang paling sempit belum tentu optimal untuk
jembatan, karena mungkin membutuhkan adanya tambahan panjang
jalan (BOK >>); apa lagi teknologi saat ini sudah memungkinkan untuk
membuat jembatan panjang

Survei Penentuan Trace Jalan 26

26
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

PERPOTONGAN DENGAN SUNGAI

Survei Penentuan Trace Jalan 27

27

DAERAH LAHAN KRITIS


Rencana jalan diusahakan tidak melewati daerah lahan kritis, yaitu
daerah yang rawan longsor, daerah patahan, maupun daerah genangan
atau rawa-rawa; karena:
• walaupun dapat diatasi dengan penanganan tertentu, namun
berimplikasi terhadap tingginya biaya konstruksi maupun biaya
pemeliharaan jalan.
• kemungkinan penanganan yang kurang memadai dapat mengancam
keselamatan penguna jalan.

Survei Penentuan Trace Jalan 28

28
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

DAERAH ALIRAN SUNGAI


• Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang air hujannya akan
mengalir ke sungai tersebut. Rencana jalan (terutama jalan antar
kota) biasanya akan melintasi satu atau lebih daerah aliran sungai
yang dibatasi oleh garis punggung bukit.
• Bila jalan dibuat diatas punggungan, maka praktis tidak terjadi
perpotongan dengan air, namun akan memerlukan penambahan
biaya untuk konstruksi khusus berupa jembatan, gorong-gorong atau
lainnya.

Survei Penentuan Trace Jalan 29

29

DAERAH ALIRAN SUNGAI


• Daerah aliran sungai (DAS) adalah daerah yang air hujannya akan
mengalir ke sungai tersebut. Rencana jalan (terutama jalan antar
kota) biasanya akan melintasi satu atau lebih daerah aliran sungai
yang dibatasi oleh garis punggung bukit.
• Bila jalan dibuat diatas punggungan, maka praktis tidak terjadi
perpotongan dengan air, namun akan memerlukan penambahan
biaya untuk konstruksi khusus berupa jembatan, gorong-gorong atau
lainnya.

Survei Penentuan Trace Jalan 30

30
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

MATERIAL KONSTRUKSI
• Sumber bahan bangunan untuk jalan dapat menjadi faktor
penting bagi penentuan lokasi jalan.
• Sumber material jalan yang jauh dari rencana lokasi jalan
akan meningkatkan harga material, dikarenakan biaya
pengangkutan material akan dibebankan kepada harga
material yang bersangkutan.
• Summary: lokasi jalan yang dekat sumber material konstruksi
jalan akan menjadi lebih ekonomis.

Survei Penentuan Trace Jalan 31

31

GALIAN DAN TIMBUNAN


• Jalan direncanakan sebisa mungkin di atas atau sedekat mungkin
dengan permukaan tanah eksisting, karena:
• Biaya yang besar untuk pekerjaan galian dan timbunan
• Dinding tanah galian yang dalam maupun timbunan yang tinggi
membutuhkan penanganan khusus supaya tidak terjadi longsor.
• Pekerjaan galian dan timbunan diusahakan seimbang.
• Bila pekerjaan galian > timbunan, maka sisa tanah harus ditempatkan pada
lokasi yang tidak merugikan semua pihak.
• Bila pekerjaan timbunan > galian, perlu tambahan material dari luar, yang
sebaiknya material tersebut harus sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan
untuk material timbunan.

Survei Penentuan Trace Jalan 32

32
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

PEMBEBASAN TANAH
• Tidak semua tanah dikuasai oleh negara. Tanah milik masyarakat
perlu dibebaskan terlebih dahulu dengan memberikan ganti rugi yang
sesuai kepada pemiliknya.
• Terutama di daerah perkotaan, harga tanah bisa sangat tinggi (lebih
tinggi dari NJOP/Nilai Jual Obyek Pajak), belum lagi proses
pembebasan yang dapat memakan waktu lama dan kemungkinan
dapat mengganggu jadual konstruksi jalan.
• Sementara itu, tanah negara dibawah pengawasan dan pengelolaan
suatu instansi negara (misalnya tanah hutan, perkebunan, daerah
milik jalan KA, dsb.) juga memerlukan koordinasi yang baik dan tidak
sedikit yang menimbulkan permasalahan terutama masalah waktu.

Survei Penentuan Trace Jalan 33

33

LINGKUNGAN
• Dengan terbangunnya jalan, maka lalu lintas penggunanya cenderung
untuk menghasilkan polusi bagi lingkungan (baik polusi udara, suara,
getaran dsb.), hal ini tentu saja akan berdampak buruk bagi
lingkungan.
• Apalagi dengan kecenderungan tumbuhnya permukiman/kegiatan
lain di sisi jalan yang dapat memultiplikasi dampaknya terhadap
lingkungan.
• Karena itu, disarankan agar pemilihan trase jalan tidak melalui
daerah-daerah tertentu seperti daerah hutan lindung, cagar alam,
konservasi air tanah, dsb.

Survei Penentuan Trace Jalan 34

34
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

SOSIAL
• Tidak bisa dihindari, pembangunan jalan juga mempunyai dampak
sosial, yang pada akhirnya akan mempengaruhi semua pihak. Dampak
ini akan lebih signifikan, terutama di daerah perkotaan.
• Dampak sosial diantaranya perubahan kehidupan social akibat adanya
jalan baru atau menurunnya kualitas hidup masyarakat akibat polusi
yang ditimbulkan pengguna jalan.
• Perlunya identifikasi penanganan yang terbaik untuk mengatasi
dampak tersebut. Namun yang perlu disadari adalah, dampak sosial
ini tidak bisa dicegah.

Survei Penentuan Trace Jalan 35

35

Survei Penentuan Trace Jalan 36

36
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

Survei Penentuan Trace Jalan 37

37

Survei Penentuan Trace Jalan 38

38
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

Survei Penentuan Trace Jalan 39

39

Survei Penentuan Trace Jalan 40

40
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

KETERANGAN
PI = Nomor Station ( Point of Interaction )
R = Jari- jari tikungan ( meter )
Δ = Sudut tangen ( o )
TC = Tangent Circle
CT = Circle Tangen
T = Jarak antara TC dan PI
L = Panjang bagian tikungan
E = Jarak PI ke lengkung peralihan

Survei Penentuan Trace Jalan 41

41

LINGKUP PENGERJAAN PERENCANAAN


GEOMETRIK
Pekerjaan perencanaan geometrik jalan antar kota meliputi 5 tahapan
yang berurutan sebagai berikut:
1. Melengkapan data dasar
2. Identifikasi lokasi jalan
3. Penetapan kriteria perencanaan
4. Penetapan alinemen jalan yang optimal
5. Pengambaran detail perencanaan geometrik jalan dan pekerjaan
tanah.

Survei Penentuan Trace Jalan 42

42
Bimbingan Teknis Ahli Teknik Desin Jalan 16/09/2019

DATA DASAR
Data dasar yang perlu untuk suatu perencanaan geometrik adalah:
1. Peta topografi berkontur yang akan menjadi peta dasar
perencanaan jalan, dengan skala tidak lebih kecil dari 1:10.000
(skala yang lain misainya L2.500 dan L5.000). Perbedaan tinggi
setiap garis kontur disarankan tidak lebih 5 meter.
2. Peta geologi yang mernuat informasi daerah labil dan daerah stabil
3. Peta tata guna lahan yang memuat informasi ruang peruntukan
jalan.
4. Peta jaringan jalan yang ada.

Survei Penentuan Trace Jalan 43

43

TERIMA KASIH

Survei Penentuan Trace Jalan 44

44

Anda mungkin juga menyukai