Askep Keluarga
Askep Keluarga
KELOMPOK 8 :
1. Apriyanti
2. Nia Kurniawan
3. Sri Handayani
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan kita. keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dari keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur.
Sasaran keperawatan keluarga yaitu individu, family atau keluarga dan community atau
masyarakat. Prinsip utama dalam perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa
keluarga adalah unit atau kesatuan dari pelayanan kesehatan.
Berbagai ilmu ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan ilmu pengetahuan dan berbagai
istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu gerontologi, geriatri serta
keperawatan gerontik, dan keperawatan geriatric. Proses menua merupakan proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya
kemunduran fisisk yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi
mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin buruk gerakan lambat, dn
figur tubuh yang tidak proporsional.
Sering kali keberadaan lansia dipersepsikan secra negatif, dianggap sebagai beban
keluarga dan masyarakat sekitar. Lansia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari
sekelompok orang yang sakit-sakitan. Kurangnya perhatian yang memadai terhadap
populasi lansia ini menciptakan ruang kosong, yang kemudian diisi oleh dunia medis.
Disatu sisi, perhatian besar dari kalangan kedokteran ini harus disambut secara positif
oleh dunia keperawatan sehingga masalah kesehatan lansia dapat teratasi. Kesehatan
merupakan aspek sangat penting yang perlu diperhatikan pada kehidupan lansia. Semakin
tua seseorang, cenderung semakin berkurang daya tahan fisik mereka. Dalam kaitan ini,
kelompok kami tertarik mengambil judul makalah Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Keluarga Lansia.
B. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mampu untuk mengetahui konsep dasar keperawatan keluarga
dengan lansia
2. Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan meguasai konsep dasar keperawatan
kesehatan keluarga dengan lansia
C. Metode penulisan
Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif yaitu dengan
penjabaran masalah-masalah yang ada dan menggunakan studi keperpustakaan dari
literatur yang ada baik di perpustakaan maupun dimedia internet sebagai pelengkap
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Definisi
Keluarga didefinisikan dalam berbagai cara. Definisi keluarga berbeda-beda,
tergantung kepada orientasi teoritis “pendefinisi” yaitu dengan menggunakan
menjelaskan yang penulis dari untuk menghubungkan keluarga. Burgess dkk (2005)
membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan dingunakan sebagai referensi secara
luas :
Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi
Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga,
atau jika mereka hidup secra berpisah, mereka tetap menggangap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka
Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran peran
sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan perempuan, saudara
dan saudari
Keluarga sama-sma menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang di ambil dari
masyarakat dengan beberpa ciri unik tersendiri
a) Tipe keluarga
Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang
mengelompokan. Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi, yaitu :
Keluarga inti (nuclear family)
adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya
Keluarga besar (extended family)
adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah (kakek/nenek, paman/bibi) Tipe-tipe keluarga secara umum yang
dikemukakan untuk mempermudah pemahaman terhadap literatur tentang kelurga.
(friedman, 2005)
Keluarga inti (konjugal)
merupakan keluarga yang menikah, sebagai orang tua, atau pemberian nafkah.
Keluarga inti terdiri dari sumi, istri, dn ank mereka-anak kandung, anak adopsi atau
keduanya
Keluarga orientasi (keluarga asal)
merupakan unit keluarga yang di dalamnya seseorang dilahirkan
Keluarga besar
merupakan keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan (oleh darah) yang
paling lazim menjadi anggota keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga
inti, berikut ini termasuk “sanak keluarga” seperti kakek atau nenek, tante, paman,
dan sepupu
Teori nongenetik
Auto-immune theory. Mutasi yang berulang dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self
recognition). Jika mutasi yang merusak membran sel, akan menyebabkan sistem
imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasari
peningkatan penyakit auto-imun pad lansia (Goldstein, 1989). Dalam proses
metabolisme tubuh, diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu
yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah
dan sakit. Sebagai contoh, tambahan kelenjar timus pada usi dewasa berinvolusi
dan sejak itu terjadi kelainan auto-imun.
Free radical theory. Dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh
karena adanya proses metabolisme atau proses pernapasan di dalam mitokondria.
Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena
mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat
atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau peruibahan
dalam tubuh. Tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan
oksidasi oksigen bahan organik, misalnya karbohidrat dan protein. Radikal bebas
ini menyebabkan sel tidak dapat bergenerasi (Halliwel, 19944). Radikal bebas
dianggap sebagai penyebab penting terjadinya kerusakan fungsi sel. Radikal
bebas yang terdapat di lingkungan seperti: asap kendaraan bermotor, asap rokok,
zat pengawet makanan, radiasi, sinal ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya
perubahan pigmen dan kolagen pada proses menua
Cross link theory. Menua disebabkan oleh lemak, protein, karbohidrat, dan
asam nukleat (molekul kolagen) bereaksi dengan zat kimia dan radiasi, mengubah
fungsi jaringan yang menyebabkan perubahan pada membran plasma, yang
mengakibatkan terjadinya jaringan yang kaku, kurang elastis, dan hilangnya fungsi
pada proses menua
Teori fisiologis. Teori ini merupakan teori instrinsik dan ekstrinsik. Terdiri
atas teori oksidasi stres, dan teori dipaki-aus (wear and tear theory). Disini terjadi
kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel tubuh lelah terpakai (regenerasi
jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal)
b) Teori sosiologis
Teori sosiologis tentang proses menua yang dianut selama ini antara lain :
Teori interaksi sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Kemampuan
lansia untuk terus menjalin interaksi sosial meruipakan kunci mempertahankan
status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi. Pokok-pokok social
exchange theory antara lain :
Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya
masing-masing
Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan
waktu
Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor mengeluarlkan
biaya
3. Tipe Lansia
Mangkunego IV dalam surat Werdatama, yang dikutip oleh H.L Widyapratama
menyebutkn bahwa (lansia) dalam literatur lama (Jawa) dibagi dua golongan, yaitu :
Wong sepuh : orang tua yang sepi hawa nfsu, menguasai ilmu”dwi tunggal”, yakni
mampu membedakan antra baik dan buruk, sejati dan palsu, gusti (Tuhan) dan kaula
nya atau hambanya
Wong Sepah : Lansia yang kosong, tidak tau rasa, bicaranya muluk-muluk tanpa isi,
tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebihan serta memalukan. Hidupnya menjadi
hambar (kehilangan romantika dan dinamika hidup)
Ciri-ciri Lansia :
Adanya periode penurunan atau kemunduran yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis
Perbedaan individu dalam efek penuaan ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang menganggapnya sebagai hukuman
Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua
tidaklah menyenangkan
Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga
masyarakat yang masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang
dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang
usia lanjut
Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang
lebih muda
Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negative
Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk
memperlambat penuaan
4. Perkembangan Lansia
a. Perkembangan Fisik
Pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan
mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa
lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Kebanyakan perubahan fisik pada
lansia mengalami hal yang sama, misalnya rambut yang memutih, kulit keriput, dan
gigi yang tunggal. Pada periode ini penurunan fungsi organ tampak jelas
Sistem pernafasan
Kapasitas paru-paru akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa
penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma
melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat
memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.
Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas
manusia, dan terdapat perubahan yang lebih banyak pada laki laki dari pada
perempuan. Rubin (Harlock) mengatakan bahwa hubungan seksual tidak mungkin
berhenti secara otomatis pada usia berapapun. Mereka yang tidak melakukan
hubungan seksual pada usia lanjut, biasanya disebabkan oleh penyakit yang diderita
pasangannya
b. Perkembangan Psikis dan Intelektual
Otak dan Sistem syaraf berubah dengan tanda adanya penurunan kecepatan belajar
sesuatu yang diikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual. Beberapa peneliti
memperkirakan 5 sampai 10% neuron akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai
usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron menjadi dipercepat. Aspek yang
signifikan dari proses penuaan adalah pada neuron-neuron yang tidak mengganti
dirinya sendiri yang menyebabkan hilangnya sebagian kecil kemampuan pada masa
dewasa akhir
c. Perkembangan Emosional
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan
baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut
usia. Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-
masa selanjutnya
d. Perkembangan Spiritual
Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama
menunjukkan tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan
optimisme. Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan
ketenangan batiniah, khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua
penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan
keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan
mental
Masalah-Masalah Kesehatan
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-
sumber finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan
lainnya yang dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari
lansia (Kelley et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang
multipel. Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase
akut hingga fase rehabilitasi sangat membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang
terkait secara medis (pengkajian fisik, reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi
keperawatan (mengkaji respons klien terhadap sakit dan pengobatan serta
kemampuan koping) adalah relevan disini. Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang
sangat penting, khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera,
penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif dan berhenti
merokok.Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan
kondisi tubuh semakin meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut
adalah radang sendi dan osteoporosis
d. Mitos ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi beban
keluarganya. Faktanya: tidak demikian, banyak individu yang mencapai kebenaran,
kematangan, kemantapan, serta produktifitas mental dan material dimas lanjut usia
e. Mitos asektualitas
Ada pandangan bahwa pada lansia, minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya
seks menurun. Faktanya: kehidupan seks pada lansia berlangsung normal, dan
frekuensi hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap
tinggi
Kasus :
Dijalan Yos Sudarso, Gang Bunga no.15 dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.T.
Tn.T yang berusia 70 tahun tinggal bersama istrinya Ny.S yang berusia 60 tahun. Pendidikan
terakhir Tn.T adalah sarjana dan pekerjaan sehari-harinya sekarang adalah wirausaha.
Keluarga Tn.T merupakan tipe keluarga Nuclear Family. Dengan diagnose diabetes mellitus
dengan keluhan. Klien tampak gelisah, lemah, nafas terengah-engah, kulit tampak kering dan
turgor tidak elastic. Dan setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapat TD :130/100
mmHg, RR : 26x/mnt, N : 75x/mnt
Tn.T Ny.S
Menikah
Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Pasien
i. Tipe Keluarga :
Jenis tipe keluarga : Nuclear Family
Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : tidak pernah ada masalah dalam
keluarga tersebut
j. Suku Bangsa :
Asal suku bangsa : Melayu
Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada budaya yang
berhubungan dengan kesehatan dalam keluarga tersebut
1. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah :
Luas rumah : 15 x 12 m persegi
Type rumah : permanen
Kepemilikan : Milik Sendiri
Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Kamar : 4, Ruang Depan, Tengah, Dan Dapur
Ventilasi / Jendela : 14/ 8
Pemanfaatan ruangan : dimanfaatkan dengan baik
Septic tank : ada
Sumber air minum : Air Galon
Kamar mandi / WC : 1 / 1(WC jongkok)
Sampah : Buang ketempat pembuangan sampah
Kebersihan lingkungan : Bersih
e. Sistem pendukung keluarga : Tn.T dan Ny.S selalu merawat satu sama lain apabila ada
yang sakit
2. Struktur Keluarga
a. Pola / cara Komunikasi Keluarga : keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa
melayu
b. Struktur Kekuatan Keluarga : pada ayah
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) : Ayah : KK, Ibu : IRT d.
Nilai dan Norma Keluarga : keluarga Tn.T beragam islam dan Tn.T menanamkan
kepada keluarganya tidak boleh meninggalkan shalat
3. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif : Ayah berperan dalam mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan
keluarga sekaligus mengatur keuangan, sesekali ibu ikut berperan dalam mengatur
keuangan
b. Fungsi sosialisasi
Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup dengan kurang harmonis
karena Tn.T lebih sering tinggal di rumah kontrakannya yang sekarang ditempati
oleh adiknya dengan alasan tidak nyaman dengan lingkungan tempat tinggalnya
dan Tn.T mengatakan ia ingin meninggal di kamar yang dulunya di tempati orang
tuanya di rumah kontrakan tersebut
Interaksi dan hubungan dalam keluarga : setiap anggota berinteraksi dengan baik
tetapi lebih sering berkomunikasi melalui telfon
Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Ayah(Tn.T)
Kegiatan keluarga waktu senggang : Kumpul dengan keluarga tetapi Tn.T dan
Ny.S lebih sering berkumpul dengan anak-anaknya hanya di waktu lebaran
meskipun sesekali anak-anaknya mengunjungi mereka
Partisipasi dalam kegiatan sosial : di lingkungan keluarga Tn.T jarang diadakan
kegiatan social
d. Fungsi reproduksi
Perencanaan jumlah anak : klien tidak merencanakan untuk mempunyai anak lagi
Akseptor : tidak
e. Fungsi ekonomi
Upaya pemenuhan sandang pangan : terpenuhi
6. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatannya : kadar gula darahnya dapat dikontrol sehingga tidak
memperburuk kondisi klien
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Puskesmas lebih ditingkatkan lagi pelayanan
kesehatannya jadi klien bisa berobat ke puskesmas dan tidak perlu ke dokter praktik
lagi
7. Pemeriksaan Fisik
0
Potensial masalah Potensial masalah dapt dicegah
dapat dicegah : adalah cukup karena Tn.T
- Tinggi sesekali pulang kerumahnya
- Cukup 3
- Rendah 2 1 2/3X1-2/3
1
Menonjolnya Menonjolnya masalah adalah
masalah : masalah berat, harus segera
- Masalah berat, 2 1 2/2X1=1 ditangani karena apabila
harus segera dibiarkan makan akan
ditangani berpengaruh pada keharmonisan
- Ada masalah, tapi rumah tangga Tn.T
tidak perlu segera 1
ditangani
- Masalah tidak
dirasakan
0
2/3+1+2/3+1 =3 1/3
Dx 2 : Penatalaksanaan program terapeutik : Komunitas b.d Ketidakefektifan komunikasi di
antara subkelompok atau komunitas
2/3+1+2/3+1=2 1/3
1+0+1/3+1=2 1/3
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan proses keluarga b.d Modifikasi dalam status sosial keluarga
2. Penatalaksanaan program terapeutik : Komunitas b.d Ketidakefektifan komunikasi di
antara subkelompok atau komunitas
3. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotic
C. Rencana Tindakan
Do :
Klien tampak jarang
berkumpul dengan
masyarakat sekitar
3. Kekurangan volume
cairan b.d dieresis
osmotic yang ditandai
dengan :
Ds :
- Klien mengatakan
telah menderita
DM sejak 1 tahun
yang lalu
- Klien mengatakan
sering merasa
pusing dan mudah
lelah
- Klien mengatakan
sering kesemutan
dan ngilu pada
kakinya
- Klien mengatakan
sering berkemih
dimalam hari
Do :
- Klien tampak
gelisah, lemah dan
nafas terengah-
engah
- Kulit tampak
kering dan turgor
tidak elastic
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg keterikatan
aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (friedman 2005).
Dimana keluarga juga bagian atau unit terkecil dari masyarakat yang beranggotakan dua
orang ataupun lebih dan masing – masing mempunyai ikatan perkawinan dan hubungan
darah, mempunyai kepala dalam rumah tangga, mempunyai peran masing – masing serta
menganut suatu budaya yang keluarga itu yakini. Keluarga mempunyai beberapa tipe dan
memiliki fungsi. Keluarga juga mempunyai struktur yang dapat digambarkan bagaimana
keluarga menjalankan peran dan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat sekitar.
Dalam hal ini, perawat mempunyai peran juga untuk membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap usia lanjut merupakan salah satu dari
proses keperawatan dimana dalam hal ini dapat mengoptimalkan peran dan fungsi lansia.
Jadi, semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia terhadap masalah-masalah yang terjadi,
maka dapat diminimalisir masalah itu terjadi
B. Saran
1. Perawat
Sebagai perawat dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan, perawat harus lebih
tanggap dalam mengidentifikasi masalah – masalah apa saja yang terkait dengan
keluarga lanjut usia, sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan tahap
lanjut usia serta perawat menjadi fasilitator dalam membantu penyelesaian masalah
2. Pasien dan keluarga
Pasien diharapkan agar menjalankan tugas perkembangan sesuai dengan tahap lanjut
usia, dapat menjaga keharmonisan keluarga, juga menjaga kesehatan dengan
menkonsumsi makanan-makanan yang bernutrisi tinggi serta mengoptimalkan
kemampuan yang dimiliki
3. Masyarakat
Sebagai masyarakat juga harus memahami tentang masalah-masalah yang sering
terjadi pada lansia serta perawatannya pada masing-masing masalah tersebut dengan
mengikuti pendidikan kesehatan yang diadakan oleh perawat sehingga apabila
dikeluarga masyarakat terdapat keluarga dengan tahap lanjut usia, masyarakat dapat
memberikan saran-saran yang bermanfaat pada lansia-lansia yang ada disekitar
masyarakat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/GinaAnggraeni4/askep-keluarga-tahap-lansia