LP - Diare (Apri)
LP - Diare (Apri)
DIARE
2019
NAMA : APRIYANTI
NIM : 01.2016.003
PALOPO
2019
DIARE
A. Definisi
kepadatan dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.COLI terhadap makanan. Bakteri ini
sangat senang berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk
mencegah terjadinya diare, makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis.
Jangan lupa juga untuk selalu mencuci tangan dengan bersih (Widjaja. 2005:26)
kehilanangn cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuiensi
satu kali atau lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.
Menurut Suradi, dan Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau
cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal
yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai
atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses
B. Etiologi
3. Alergi
6. Penyebab lain
yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan
berasal dari makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya, kasus
diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim
kasus diare. Fakta yang ada menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal
sungai yang jelas-jelas kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air
besar. Jelas airnya tak bisa digunakan. Jangan heran kalau kemudian penderita
diare sangat banyak karena menggunakan air yang sudah tercemar oleh kuman
maupun zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa
atau minuman yang tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit
penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata lemah, alhasil terjadilah diare.
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.
penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum dapat dicerna dan
diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan
diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan
oleh infeksi pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen
penyebab :
2. Faktor parenteral : infeksi di bagian tubuh alin (OMA sering terjadi pada
anak-anak)
C. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung, seperti:
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar Penyebab
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen
iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh,
sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya untuk
HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus yang
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman) yang
dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan
transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa intestinal mengalami
dan elektrolit
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
D. Manifestasi Klinis
5. Bisa ada darah dan mukus (lendir) dalam feses (misalnya pada disentri
amuba)
6. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit
9. Demam
11. Anoreksia
12. Lemah
13. Pucat
hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare
yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat
berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan
merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi
tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan
(pernapasan Kussmaul)
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin
dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada diare akut juga
timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit
nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.
E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
2. Kultur tinja
F. Penatalaksanaan
mengatasi pasien diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau
oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat dilakukan. Pemberian
ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya
sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru
secara intravena merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh, atau
dengan kata lain perlu diinfus. Masalah dapat timbul karena ada sebagian
alasan, mulai dari biaya, kesulitam dalam menjaga, takut bertambah parah setelah
masuk rumah sakit, dan lain-lain. Pertimbangan yang banyak ini menyebabkan
respon time untuk mengatasi masalah diare semakin lama, dan semakin cepat
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS.
Apabila kondisi stabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti Salmonella sp, Giardia
Oleh karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan
untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus diare akut dan parah, pengobatan
1. Banyak minum
2. Rehidrasi perinfus
6. Tintura opium dan paregorik untuk mengatasi diare (atau obat lain)
G. Komplikasi
Kondisi ini jika diatasi dengan cepat dengan perawatan dan pengobatan yang
benar, kemungkinan bisa sembuh dalam waktu beberapa hari. Namun jika tidak
ditangani dan didiamkan begitu saja, ini akan menyebabkan diare kronis dengan
risiko berikut :
Pasalnya, buang air berlebih dalam waktu lebih dari sebulan bisa
Selain cairan, Anda juga bisa kehilangan vitamin, mineral, protein, dan
lemak ketika terkena kondisi ini. Diare kronis juga dapat menurunkan berat
badan jika tubuh Anda tidak menyerap cukup karbohidrat dan kalori dari
Diare kronis dapat menyebabkan iritasi pada usus besar atau rektum. Iritasi
bisa berupa luka yang menyebabkan jaringan di usus rapuh. Iritasi ini juga
3. Dehidrasi
Ramaiah, safitri, 2007. All You Wanted To Know About Diare. Jakarta: Bhuana Ilmu
Popular.
Rizky, Kurniadi. 2009. Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Diare. Diakses
tanggal 30
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan Utama
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari
(diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare
kronis)
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa,
porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu.
kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan. Cara pengelolahan
makanan yang baik menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci
tangan
8. Pemeriksaan Fisik
b. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak
normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit
f. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary
i. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress
invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian
menerima
9. Pengkajian Primer
a. Airway
Jika terjadi perburukan jalan napas segera hubungi ahli anestesi dan
bawa ke ICU
b. Breathing
92%
Auskultasi dada
Lakukan pemeriksaan rontgent
c. Circulation
Catat temperature
d. Disability
Menurut (Heriana, 2014, hal. 63-65) ada tiga hal yang dinilai dalam
Coma Scale) :
nyeri
dibicarakan
Respon motorik
muskulus trapizius
diberikan
mengepal
mengepal
e. Exposure
sensitivitas
Berikan anti diare seperi codein atau loperamide sampai hasil kultur
diketahui
tanda- Mempermud
tanda ah
dehidrasi melakukan
Frekuensi intervensi
BAB 1X / selanjutnya
hari Pemberian
cairan secara
cepat dapat
sebagai
penganti
cairan yang
hilang
Menentukan
pemberian
obat secara
tepat
hilang
Menentukan
pemberian
obat secara
tepat
B. Implementasi
dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi
dokumentasi dikenal 2 cara yaitu secara sumatif dan formatif. Biasanya evaluasi
1. Berhasil : perilaku klien sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal
3. Belum tercapai : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang
Pada tanggal 25 April 2017, pukul 11.30 WIB Ny.S dating dari UGD RSUD
berumur 50 tahun dan mengatakan sudah diare selama 2 hari. BAB encer berlendir
dengan frekuensi 6-7 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan
klien panas, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 84 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 38 º C
Keadaan umum : Lemah Mukosa bibir kering, turgor kulit kurang elastic
A. Pengkajian Data Keperawatan :
Ruang : anggrek 1
a) Identitas
1. Biodata Klien :
Nama : Ny.S
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Nama : Tn.A
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gadung 1
b) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien menyatakan sudah diare ± 2 hari yang lalu sejak tanggal 25 April
Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti ini. Klien juga
sayur
jernih
keluarganya
4. Istirahat Tidur Klien tidur ± 10 jam / hari Klien tidur ± 12 jam / hari
penerangan terang
5. Personal
Hygiene 1 x / hari
pakaian
e) Data Psikososial
1. Status Emosi
2. Konsep Diri :
- Body image
- Self Ideal
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar dapat beraktivitas
- Self Esteem
- Role Performance
- Self Identify
Klien adalag seorang ibu dengan tiga orang anak dan seorang istri dari
seorang suami
- Interaksi Sosial
- Spiritual
2. Kesadaran : Composmentis
N : 78x/ menit
RR : 20x/ menit
S : 37,5 º C
4. Kepala
5. Thorax
6. Abdomen
7. Ekstermitas
C. Data Penunjang
HB : 11,56
Leukosit : 6100
Trombosit : 154.000
PCU : 36
Widal : TO : - TH : -
D. Terapi
Infus RA : D5 30 TMP
Injeksi Cefotaxime 3 x 1
Sanmol 3 x 1
Plantasit syrup 3 x 1
Luminal 2x1 / 2
E. Data Senjang
DS :
DO :
Suhu : 37,5 º C
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x / menit
RR : 20 x /menit
Konsistensi feses cair
F. Diagnosa Keperawatan
G. Intervensi
tanda- Mempermud
tanda ah
dehidrasi melakukan
Frekuensi intervensi
BAB 1X / selanjutnya
hari Pemberian
cairan secara
cepat dapat
sebagai
penganti
cairan yang
hilang
Menentukan
pemberian
obat secara
tepat
hilang
Menentukan
pemberian
obat secara
tepat
H. Implementasi
1. Memantau TTV
2. Memantau intake dan output dengan memperhatikan tetesan infus dan BAB,
BAK klien
I. Evaluasi
mmHg, S = 37 C
Jakarta, 2005