Anda di halaman 1dari 20

INSTRUMEN PORTOFOLIO

SERTIFIKASI TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)

DESKRIPSI DIRI

MASHURI A. Md

PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PEKERJA SOSIAL DAN PENYULUH SOSIAL


BADAN PENDIDIKAN PENELITIAN DAN PENYULUHAN SOSIAL
KEMENTERIAN SOSIAL RI
2019
DESKRIPSI DIRI
TENAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL (TKS)

PETUNJUK UMUM
 Deskripsi diri dibuat berdasarkan kepada praktik pelayanan nyata yang anda sedang
atau telah lakukan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial
 Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan merupakan kasus/situasi/permasalahan
nyata dan bukan hasil rekaan.
 Kasus/situasi/permasalahan yang disajikan berbeda untuk setiap bagian.
 Deskripsi dibuat dengan jelas sesuai dengan perintah pada setiap bagian.

A. PENERAPAN PENGETAHUAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan
fungsi sebagai pemberi pelayanan. Gambarkan kasus/situasi/permasalahan dengan
memperhatikan aspek-aspek: apa masalahnya, kapan dan dimana masalah itu
terjadi, siapa pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan, mengapa dan
bagaimana masalah itu terjadi (5W + 1H).

Deskripsi Kasus 1:

KONDISI KELUARGA MENYEBABKAN ANAK HAMPIR PUTUS SEKOLAH


Kasus ini terjadi pada tahun 2018, dimana ada salah satu keluarga di desa Klodan
Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk mempunyai anak yang hampir putus sekolah
karena lebih memilih untuk bekerja. Nama anak tersebut adalah YSKR yang masih
duduk di bangku kelas 10 di SMK PGRI 2 NGETOS. Pada saat pendamping melakukan
verifikasi pendidikan di sekolah, pendamping mendapatkan laporan bahwa anak
tersebut sudah ada 1,5 bulan tidak masuk sekolah, pihak sekolah sudah berusaha
menghubungi pihak keluarga untuk membicarakan hal ini, tetapi hasilnya nihil.
Pendamping mendatangi keluarga tersebut untuk mengetahui akar
permasalahannya. Dari keterangan yang didapat dari anak, ternyata si anak malu
datang ke sekolah karena pernah ditegur oleh salah seorang guru dikarenakan
tunggakan biaya seragam dan biaya pembelian Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
belum terbayarkan. Sedangkan dari keterangan wali anak yang kebetulan saat itu di
wakili oleh pak dhenya, penunggakan pembayaran tersebut dikarenakan memang
keterbatasan dana yang ada. Pak dhenya hanya buruh serabutan dengan
penghasilan yang pas-pasan dan masih membiayai 2 anak yang masih sekolah
sedangkan kedua orangtua anak sudah bercerai, dan anak tersebut di asuh oleh Pak
Dhenya keluarga dari ayahnya. Satu tahun lalu tanpa ada kabar beritanya hingga
kini. Akhirnya pendamping membuat kesepakatan dengan Pak Dhenya untuk
mengangsur biaya-biaya tersebut. Dan pendamping juga mendatangi pihak sekolah
untuk membantu meringankan pembayarannya. Selain itu, karena peristiwa
perceraian kedua orangtuanya membuat sang anak kurang mendapatkan kasih
sayang,perhatian dan penghargaan sehingga membuat sang anak enggan untuk
berpatisipasi dalam sekolahnya. Karena akibat sering bolos sekolahnya sang anak
mempunyai keinginan untuk memilih bekerja saja. Sang anak pun tidak terlalu
respect ketika pendamping datang kerumahnya pada awal kalinya. Cerita dari Pak
dhenya memang sang anak keras kepala dan susah untuk di atur. Lewat
pendampingan yang terus dan dibantu pihak keluarga beserta kepala desa
setempat sang anakpun tidak jadi putus sekolah. Pendamping tidak mau terlalu
menekan sang anak, biar suasana keakraban benar-benar terjalin. Pendamping
mencoba untuk menjadi tempat curhat yang paling nyaman sebagai teman.
Pendamping menerapkan pengetahuan tentang kebutuhan-kebutuhan individu
berusia remaja yang antara lain memiliki ego yang kuat untuk diakui dan di beri
kesempatan untuk berekspresi serta menemukan identitas dirinya. Pendamping
mengarahkan dia untuk memahami dirinya dengan mengungkap realitas dirinya
termasuk konflik-konflik dan keinginannnya.

2. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:


a. Pemahaman penerapan teori/konsep-konsep yang relevan dan terkait dengan
permasalahan yang ditangani pada kasus 1.
1) Sebutkan teori / konsep-konsep yang relevan untuk menjelaskan
permasalahan pada kasus 1 dan jelaskan isi dari teori / konsep-konsep
tersebut sesuai konteks kasus 1 (minimal 150 kata)

Deskripsi isi teori / konsep-konsep: [1]


1. Teori Psikologi menurut Taylor, Peplau dan juga Sears memiliki arti sebuah
studi ilmiah mengenai cara seseorang berpikir, mempengaruhi dan juga
berhubungan dengan orang lainnya.
2. Teori Motivasi menurut T.Hani Handoko merupakan keadaan pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu agar melakukan sebuah
kegiatan untuk mencapai tujuan. Seseorang dikatakan memiliki motivasi
tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk
mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang
sekarang
3. Teori Ekonomi menurut Lionel Robbins mengandung artian suatu ilmu
yang mendalami tingkah laku manusia yang berkaitan dengan keinginan
mereka yang tidak terbatas diantara semua sumber daya yang terbatas.
Tetapi dalam penilaian pendamping pada kasus ini , untuk mengatasi
permasalah kasus tersebut maka pendamping mendahulukan teori ekonomi,
kemudian teori psikologi dan terakhir teori motivasi. Karena perbaikan pola
ekonomi keluarga penerima manfaat dipandang yang paling mendesak
untuk didahulukan. Kemudian teori psikologi dapat membantu melalui cara
memberikan sesi-sesi cerita mengenai kondisi yang di alami kemudian
diberikan pengarahan yang baik atas solusi terbaik yang bisa ditempuh.
Serta teori motivasi melakukan dukungan kepada anak khususnya keluarga
bahwa tiada penghambat untuk bisa menuntut ilmu.

2) Uraikan penerapan atau penggunaan teori / konsep-konsep tersebut dalam


pemberian pelayanan pada kasus 1 yang telah anda lakukan (minimal 150
kata)
Deskripsi penerapan teori / konsep-konsep: [2]
Dalam pemberian layanan kasus diatas, pendamping menerapkan teori
ekonomi, teori psikologi dan teori motivasi. Dimana pada kasus ini pengurus
keluarga penerima manfaat mengalami kesulitan masalah ekonomi sehingga
berdampak pada pembayaran sekolah sang anak. Terdapat beberapa solusi
untuk mengatasi masalah ekonomi, salah satunya dengan memperbaiki cara
pengelolaan keuangan keluarga. Dimana pengurus kurang baik dalam
pengelolaan keuangan keluarga dan juga buruknya pengurus dalam
pemanfaatan bantuan sosial program keluarga harapan yang diterima setiap
tiga bulan. Dengan penjelasan dan pemahaman atas teori ekonomi,
diharapkan pengurus keluarga penerima manfaat untuk selanjutnya mampu
memperbaiki sistem ekonomi keluarga.
Pendamping juga menggunakan teori psikologi, karena dampak yang dialami
oleh sang anak akibat permasalahan ekonomi dan perceraian, adalah
timbulnya rasa kurang percaya diri. Dan hal itu diperkuat dengan dampak
psikologi akibat adanya peristiwa perceraian kedua orang tuanya, sehingga
sang anak merasa terbuang dan kurang kasih sayang dari orang tuanya. Sang
anak merasa seperti tidak dibutuhkan oleh orangtuanya dan menjadi beban
bagi pak dhenya.
Selain itu pendamping juga menggunakan teori motivasi, dimana pendamping
memberikan motivasi pada anak tersebut agar tumbuh rasa percaya diri dan
rasa tanggung jawab anak pada masa depannya sendiri. Sehingga di harapkan
sang anak mempunyai motivasi yang tinggi dan mempunyai alasan yang kuat
untuk memperolah masa depan yang lebih baik, dengan cara aktif dalam
proses belajar mengajar. Karena anak laki-laki adalah nantinya menjadi tulang
punggung bagi keluarganya setelah sang anak menikah. Pendamping pun
memberikan arahan atau gambaran apabila sang anak nantinya putus sekolah
hanya tamatan SMP saja untuk mencari pekerjaan pun akan sulit nantinya
apalagi di jaman modern ini.
3) Sebutkan dasar pertimbangan anda dalam menerapkan teori/konsep untuk
kasus 1 (minimal 150 kata)

Deskripsi dasar pertimbangan: [3]


Yang menjadi dasar dari pendamping menggunakan urutan teori atau konsep
dimana teori ekonomi yang didahulukan adalah dengan pertimbangan bahwa
perbaikan ekonomi keluarga harus lebih didahulukan karena pengurus
keluarga penerima manfaat yang mengalami masalah-masalah yang menjadi
kendala dalam mengatur keuangan keluarganya meski dengan penghasilan
yang kecil dan tidak menentu setiap bulannya. Dengan teori ini pendamping
juga menjelaskan bagaimana seharusnya pengurus memanfaatkan dana
bantuan sosial yang pada hakikatnya adalah untuk biaya sekolah anak-
anaknya terlebih dahulu tetapi malah dia gunakan untuk pemenuhan
kebutuhan yang lainnya sehingga penunggakan biaya sekolah yang besar
menjadi beban berat yang sulit dipenuhi. Maka dari itu dengan penerapan
teori ekonomi didahulukan pelaksanaannya.
Teori psikologi digunakan untuk mengetahui secara dalam perasaan yang
dialami oleh sang anak sendiri akibat persoalan perceraian kedua
orangtuanya dan persoalan teguran pihak sekolah akibat penunggakan biaya
sekolah. Akibat yang tampak karena persoalan-persoalan tersebut adalah
sang anak merasa malu di depan guru dan teman-temannya. Selain itu dia
juga merasa kurang percaya diri, karena akibat dari perceraian kedua
orangtuanya, dirinya harus berpisah pula dengan kedua orangtuanya dan
kepada pak dhenya. Sang anak merasa terbuang dan tidak dibutuhkan oleh
orangtuanya. Selain itu dia juga merasa menjadi beban bagi pak dhenya yang
masih mempunyai anak sekolah juga. Hal ini yang mengakibatkan sang anak
menjadi tertutup dan merasa tidak perlu sekolah bahkan sering membolos
sekolah, karena itu akan memberatkan beban biaya bagi pak dhenya. Dan dia
memilih untuk bekerja saja daripada sekolah.
Teori motivasi digunakan pendamping untuk menumbuhkan motivasi yang
tinggi pada anak tersebut agar dia menjadi lebih percaya diri dan mempunyai
keinginan yang kuat untuk meraih masa depan yang lebih baik dengan cara
aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah. Disini pendamping melakukan
pendekatan secara komunikatif dan bicara dari hati ke hati dengan sang anak.
Pendamping menjelma sebagai teman yang bisa leluasa untuk di ajak berbagi
cerita. Karena untuk menghadapi sifat yang tertutup dari sang anak,
pendamping menempatkan diri sebagai teman bagi sang anak. Pendamping
mencoba untuk memberikan semangat dan gambaran-gambaran masa depan
dan pendamping tidak menekan sang anak, sehingga diharapkan sang anak
mampu bangkit dari keterpurukannya dan menghilangkan rasa gelisah dalam
dirinya akibat dari perceraian orangtuanya.

b. Implikasi penerapan teori/konsep terhadap tampilan/capaian praktik anda


sebagai TKS dalam penanganan kasus 1
1) Uraikan implikasi penerapan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang
telah anda lakukan terhadap capain anda sebagaimana dalam penanganan
kasus 1 (minimal 150 kata)

Deskripsi implikasi penerapan pengetahuan: [4]


1. Dengan penerapan teori ekonomi, pendamping melihat adanya dampak
atau output yang muncul terhadap kasus ini yaitu sebagai berikut:
pertama, pengurus menjadi lebih berhati-hati dalam pemanfaatan dana
bantuan sosial program keluarga harapan yang sebelumnya tidak digunakan
sebagaimana mestinya untuk pembayaran sekolah anak. kedua, pengurus
keluarga penerima manfaat mengerti dan tahu bagaimana cara mengelola
keuangan keluarga dan bagaimana cara memanfaatkan dana bantuan sosial
secara benar. yang ketiga, dengan teori ekonomi tersebut masalah yang
muncul ini bisa dengan cepat ditemukan solusinya karena teori ini sangat
relevan dengan kasus pengelolaan keuangan yang kurang baik dan
pemanfaatan bantuan sosial yang tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Dengan penerapan teori psikologi, pendamping menjadi tahu dan paham
apa yang dialami dan dirasakan oleh sang anak, sehingga pendamping dapat
menginventarisasi permasalahan dari pihak anak dan mencari solusi yang
sesuai dengan kapasitas anak sehingga nantinya diharapkan anak dapat
menerima solusi tersebut sesuai dengan pola pikirnya.
3. Dengan penerapan teori motivasi, pendamping berusaha menghilangkan
rasa tidak percaya dirinya sang anak akibat permasalahan ekonomi yang di
hadapi oleh keluarganya, karena sedikit banyak pendamping juga mengajak
anak ikut berpikir dengan solusi perekonomian yang ditawarkan oleh
pendamping. Sehingga sang anak merasa dia juga dibutuhkan untuk
memberikan ide-ide dalam menghadapi masalah tersebut. Selain itu
pendamping juga berusaha memberikan semangat dan motivasi pada sang
anak dalam menghadapi masalah perceraian orangtuanya. Sehingga sang
anak tidak merasa terbuang, dan dapat menerima keadaan dengan
mengambil hikmah yang terbaik dari keadaan yang ada dan selalu sabar
dalam menghadapinya karena masa depan sangatlah penting daripada ego
dan ambisi sesaat.

2) Uraikan bahwa penerapan pengetahuan dalam praktik pelayanan yang anda


lakukan mengakibatkan hasil praktik pelayanan anda lebih baik
dibandingkan dengan jika tanpa menggunakan pengetahuan tersebut
(minimal 150 kata)

Deskripsi implikasi tanpa penerapan pengetahuan: [5]


Jika tidak berdasar kepada teori-teori tersebut maka pertolongan terhadap
kasus keluarga penerima manfaat akan mengalami hambatan, bahkan akan
lama untuk mencapai output, pelayanan yang diberikan kurang maksimal
dan rencana intervensi tidak akan dapat tercapai secara baik. Karena
pelayanan yang dilakukan oleh pendamping tentunya tidak bisa secara
berkesinambungan dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga, sehingga
apabila tidak menggunakan ketiga teori tersebut akan mendapatkan hasil
yang kurang maksimal. Dengan memperhatikan kendala yang ada pada diri
pendamping maka ketiga toeri tersebut yang dipandang paling efektif . Dan
apabila hasilnya tidak maksimal maka akan menjadi hambatan untuk
tercapainya sebuah keluarga yang sejahtera, dan tentunya juga akan
menjadi ganjalan bagi pendamping karena merasa gagal untuk menolong
sebuah keluarga apalagi untuk masa depan generasi muda seperti dia
sekarang ini sungguh sangat disayangkan apabila tidak terselesaikan.

B. PENERAPAN KETERAMPILAN DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan satu kasus / situasi / permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas
dan fungsi sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial. Gambarkan kasus / situasi /
permasalahan ketidakberfungsian sosial dengan memperhatikan aspek-aspek: apa
masalahnya, kapan dan dimana masalah itu terjadi, siapa pihak-pihak yang terkait
dengan permasalahan, mengapa dan bagaimana masalah itu terjadi (5W + 1H).

Deskripsi Kasus 2 :

MEMENTINGKAN PEKERJAAN SEBAGAI PENJAGA TOKO DARIPADA


MENGHADIRI PERTEMUAN KELOMPOK SETIAP BULANNYA
Kasus ini terjadi di tahun 2014, dimana terdapat keluarga penerima manfaat
Program Keluarga Harapan di desa Tanjungrejo kecamatan Ngetos kabupaten
Nganjuk, yang pengurusnya sering kali tidak menghadiri pertemuan kelompok
yang diadakan setiap bulannya. Pengurus tersebut adalah Sri Fatmawati. Dimana
pengurus tersebut mempunyai anak masih sekolah di jenjang SD waktu itu.
Pengurus sering tidak menghadiri pertemuan kelompok tiap bulannya di
karenakan bekerja sebagai penjaga toko suku cadang motor di salah satu toko di
Nganjuk, dimana tempat kerjanya berjarak 1,5 km, dimana bila bekerja pengurus
tersebut di antar oleh suaminya. Pendamping mendatangi rumah pengurus
tersebut dan mencari tahu kenapa pengurus tidak bisa hadir dalam pertemuan
kelompok dan kadang-kadang diwakilkan oleh ibunya. Pendamping menanyakan
tentang hal apa yang membuatnya tidak menghadiri pertemuan kelompok.
Pendamping siap mendengarkan ceritanya dan tidak akan menyalahkannya.
Ternyata pengurus sering tidak hadir dalam pertemuan kelompok karena merasa
tidak enak dengan bos pemilik toko karena jam kerjanya sampai sore hari, dia
pernah ditegur oleh pemilik toko karena sering ijin tidak masuk kerja padahal
toko sedang ramai-ramainya. Pendamping berdiskusi dengan pengurus mencari
solusi agar semua bisa teratasi tanpa ada pihak yang dirugikan. Akhirnya
disepakati bahwa pengurus harus tetap hadir dalam pertemuan kelompok, karena
itu salah satu kewajiban yang harus dipenuhi sebagai KPM PKH. Dan untuk
mengganti hari kerja yang digunakan pengurus untuk hadir di pertemuan
kelompok sebaiknya di ganti pada hari minggu, karena setiap hari minggu
pengurus mendapatkan jatah hari libur.

2. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:


a. Penerapan metode/teknik dalam praktik pelayanan yang telah anda lakukan
pada proses awal penanganan kasus/situasi/permasalahan dan dampaknya
terhadap proses praktik selanjutnya.
1) Uraikan metode/teknik yang anda gunakan pada proses awal upaya
penanganan kasus/situasi/permasalahan serta jelaskan penerapannya
sebagaimana yang anda lakukan pada penanganan kasus 2 (minimal 150
kata)

Deskripsi penerapan metode/teknik pada proses awal : [6]


Yang pertama pendamping lakukan adalah menggunakan metode
kunjungan ke rumah. Kunjungan ke rumah merupakan upaya untuk
mendeteksi keadaan keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan
pengurus sering tidak hadir dalam pertemuan kelompok tiap bulannya
sehingga informasi yang di dapat lebih efektif.
Kedua, metode wawancara juga dilakukan dalam teknik awal.
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari
wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari
narasumber yang terpercaya.
Selain itu, metode diskusi pada metode ini pendamping dan
pengurus keluarga penerima manfaat bermusyawarah untuk
menyamakan pemahaman agar tercipta keputusan dan kesepakatan
bersama, dimana hasil kesepakatan yang didapatkan tersebut tidak
merugikan dan memberatkan salah satu pihak.

2) Uraikan dampak penerapan metode/teknik yang anda lakukan pada proses


awal upaya penanganan terhadap proses selanjutnya sebagaimana yang anda
lakukan pada penanganan kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi dampak penerapan metode/teknik pada proses awal: [7]


Dengan menggunakan metode kunjungan ke rumah, metode
wawancara dan diskusi saya dapat menggali berbagai informasi-informasi
mengenai permasalahan pengurus. Setelah beberapa informasi saya
dapat, kemudian perlahan saya mulai melontarkan beberapa pertanyaan
kepada pengurus seputar permasalahannya. Pertanyaan demi pertanyaan
saya lontarkan agar perlahan membangun kepercayaan pengurus
terhadap saya. Pertanyaan yang dilontarkan agar saya dapat mengetahui
permasalahan pengurus lebih dalam untuk dapat memahami,
mempelajari, dan membantu dalam menyelesaikan permasalahan
pengurus tersebut. Dari beberapa jawaban dan penjelasan dari pengurus,
selanjutnya disusun perencanaan dan solusi untuk permasalahan yang
pengurus hadapi.
Setelah penerapan metode atau teknik kunjungan kerumah, wawancara
dan diskusi yang dilakukan antara pendamping dan pengurus,
memberikan dampak yang signifikan terhadap penanganan kasus yang
dihadapi oleh pengurus keluarga penerima manfaat. Padahal pertemuan
kelompok adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh KPM PKH.
Disamping itu kewajibannya sebagai penjaga toko suku cadang motor juga
tidak terganggu, karena bisa menghadiri pertemuan kelompok pada hari
minggu.
b. Penerapan metode/teknik asesmen dalam mengidentifikasi ketidakberfungsian
sosial beserta sumber dan potensi yang anda gunakan dalam upaya mengatasi
ketidakberfungsian sosial tersebut.
1) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses identifikasi
masalah/ketidakberfungsian dan penerapannya dalam upaya penanganan
kasus/situasi/permasalahan yang ada kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan metode/teknik identifikasi masalah: [8]


Dalam kasus ini, pendamping menggunakan system wawancara
terhadap pengurus dan semua elemen (Suami beserta orang tua). Akhirnya
pendamping menyimpulkan bahwa yang terjadi adalah pengurus merasa
bingung tidak enak hati atau sungkan dengan pemilik toko. Sehingga
pengurus memutuskan untuk tidak menghadiri pertemuan kelompok setiap
bulannya. Pengurus juga takut apabila di berhentikan dari pekerjaannya.
Padahal syarat kepersertaan PKH adalah selalu menghadiri pertemuan
kelompok tiap bulannnya untuk mengetahui informasi-informasi terbaru
masalah PKH.
Selain itu, teknik diskusi mendiskusikan dan musyawarah untuk
mendapatkan kesepakatan atau untuk mencari solusi yang tepat dan
terbaik pada kasus ini, sehingga tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.
Pengurus tetap bisa bekerja dari pagi sampai sore dan pengurus bisa
menghadiri pertemuan kelompok tiap bulannya tanpa kendala. Sehingga
informasi-informasi yang di dapat bisa di dengarkan langsung tanpa
perantara yang kadang terjadi kesalahpahaman informasi.
2) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses identifikasi potensi
dan sumber yang relevan untuk penanganan kasus/situasi/permasalahan
yang ada pada kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan metode/teknik identifikasi potensi dan sumber: [9]


1. teknik wawancara
Dari wawancara dengan pengurus didapatkan keterangan suami pengurus
bekerja sebagai kuli bangunan, yang penghasilannya atau pekerjaannya
tidak menentu dan relatif kecil. Semua bantuan dari PKH telah digunakan
untuk kebutuhan sekolah anaknya. Karena pengurus merasa jika hanya
mengandalkan penghasilan dari suami, dimana penghasilannya yang pas-
pasan, maka pengurus berniat bekerja sebagai penjaga toko suku cadang
motor. Dimana jadwalnya mulai pagi sampai sore, dari senin sampai sabtu,
dengan jatah libur di hari minggu saja. Keadaan ekonomi yang membuat
pengurus untuk tetap bekerja dan bertahan untuk jangan sampai di
keluarkan dari pekerjaan menjaga toko. Karena mencari pekerjaan tidaklah
mudah apalagi dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Itulah yang
membuat pengurus lebih mementingkan pekerjaan daripada mengahdiri
pertemuan kelompok tiap bulannya.
2 . teknik diskusi
Dengan diskusi dengan pengurus didapatkan kesepakatan bahwa pengurus
harus tetap hadir di pertemuan kelompok karena hal tersebut adalah
kewajiban yang harus dipenuhi sebagai peserta PKH. Dan untuk mengganti
hari dimana pengurus ijin tidak masuk kerja, akan digantikan di hari minggu.
Dengan begitu bos pemilik toko suku cadang motor dari pengurus tidak
akan dirugikan. Pengurus tetap bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya beserta keluarganya tanpa memikirkan apabila pengurus nantinya
akan diberhentikan karena sering ijin dalam kerja.
c. Penerapan metode/teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang pernah
anda lakukan dalam praktik pelayanan.
1) Jelaskan metode/teknik yang anda gunakan pada proses penyusunann
rencana intervensi dalam upaya penanganan kasus/situasi/permasalahan
yang ada kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan perencanaan dan pelaksanaan intervensi: [10]


Teknik perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang dilakukan adalah
melakukan hal-hal berikut :
Proses penyelesaian kasus diatas yang pendamping lakukan pertama
kali adalah mendengarkan curhat atau keluh kesah dengan mendengar
pendamping mengetahui informasi yang di keluhkan atau yang
dipermasalahkan. Pendamping juga mengidentifikasi akar permasalahannya
atau faktor-faktor yang membuatnya sering tidak mengikuti kegiatan
pertemuan kelompok setiap bulannya padahal pertemuan itu syarat wajib
untuk anggota kelompok. Kemudian pendamping mengumpulkan informasi
- informasi yang di butuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Terakhir,
adalah mengajukan pertanyaan,disini pendamping bisa menggali lebih
dalam masalah yang terjadi. Jadi, pendamping mencoba mencari tahu lebih
dalam inti dari permasalahan tersebut, serta merencanakan langkah
selanjutnya untuk pemecahan masalah pada kasus ini.
Dalam penanganan kasus ini, saya selalu memberikan motivasi-motivasi
kepada pengurus agar berkenan selalu menghadiri pertemuan kelompok
setiap bulannya serta sedikitnya merubah sikap dan pola pikir pengurus
yang merupakan sasaran utama penanganan pada kasus ini.
Kemudian pendamping memberikan informasi dan nasehat pada pengurus
tentang pentingnya hadir dalam pertemuan kelompok bagi peserta PKH,
juga konsekuensi yang di dapat apabila terlalu sering tidak hadir dalam
pertemuan kelompok. Meskipun bekerja tetapi ada waktu atau hari libur
yang bisa digunakan oleh pengurus untuk tetap menghadiri pertemuan
kelompok. Dan memberikan arahan untuk boleh saja bekerja membantu
suami untuk memenuhi kebutuhannya tetapi jangan melupakan
kewajibannnya. Pendekatan ini dilakukan untuk membangun kepercayaan
pengurus terhadap pendamping.
Kemudian pendamping akan melibatkan seluruh anggota keluarga untuk
berdiskusi seperti pengurus, suami dan orang tua. Dengan berdiskusi
bersama, semua anggota keluarga akan menyampaikan pendapat yang ada
di benak mereka. Semua akan mengetahui alasan pengurus tidak mau
mengikuti kegiatan pertemuan kelompok setiap bulannya sehingga bisa
memberikan dukungan untuknya bahwa pertemuan kelompok merupakan
hal yang penting dan syarat wajib yang harus di hadiri karena dengan
pertemuan kelompok pengurus bisa memperbaharui informasi-informasi
yang didapatkan di kelompoknya agar tidak terjadi kesalahpahaman
informasi yang didapatkan.
Dan langkah terakhir,pendamping tetap mengharuskan pengurus
hadir dalam pertemuan kelompok setiap bulannya, karena hal itu adalah
komitmen sebagai peserta PKH. Tetapi pengurus juga harus tetap
bertanggung jawab pada tugasnya sebagai penjaga toko suku cadang
motor. Sehingga antara pendamping dan pengurus beserta anggota
keluarganya menyepakati hari minggulah untuk melakukan kegiatan
pertemuan kelompoknya. Respon yang baik dari keluarga pengurus
membuat saya merasa lebih bersemangat. Keluarga pengurus juga merasa
mendapatkan perhatian, khususnya dari bidang kesejahteraan sosial.

2) Jelaskan pelaksanaan intervensi untuk mengimplementasikan rencana


intervensi yang telah disusun dalam penanganan kasus/situasi/permasalahan
yang ada kasus 2 (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan teknik intervensi: [11]


1. teknik wawancara
Wawancara dengan pengurus keluarga penerima manfaat, dimana dari
wawancara tersebut digali segala hal yang mencakup kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan kasus yang dihadapi oleh pengurus. Tentang
pekerjaan suami, jumlah anak yang menjadi tanggungan, pendidikan anak,
berapa jumlah bantuan PKH yang diterima dan digunakan untuk apa, serta
mengapa pengurus berniat untuk bekerja sebagai penjaga toko suku
cadang.
2. teknik diskusi
berdiskusi dengan pengurus tentang alasan mengapa pengurus tidak bisa
hadir dalam pertemuan kelompok, padahal pertemuan kelompok adalah
salah satu kewajiban yang harus dipenuhi sebagai peserta PKH. Dengan
pertemuan kelompok bisa mengetahui informasi-informasi terbaru masalah
PKH. Seperti perubahan komponen atau bisa saling tukar pendapat bisa
juga untuk bahan dikusi bagaimana memajukan kelompoknya.
3. teknik memberi informasi dan nasehat
Pendamping memberikan informasi dan nasehat pada pengurus tentang
pentingnya hadir dalam pertemuan kelompok bagi peserta PKH, juga
konsekuensi yang di dapat apabila terlalu sering tidak hadir dalam
pertemuan kelompok
4. teknik manajemen konflik
Pendamping tetap mengharuskan pengurus hadir dalam pertemuan
kelompok setiap bulannya, karena hal itu adalah komitmen sebagai peserta
PKH. Tetapi pengurus juga harus tetap bertanggung jawab pada tugasnya
sebagai penjaga toko suku cadang motor. Pada akhirnya di sepakati bahwa
pengurus tetap hadir di setiap pertemuan kelompok, dan untuk mengganti
hari dimana dia ijin akan diganti pada hari minggu.

C. PENERAPAN NILAI DALAM PRAKTIK PELAYANAN


1. Uraikan kasus/situasi/permasalahan yang anda tangani sesuai dengan tugas dan
fungsi sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial. Gambarkan kasus/situasi/permasalahan
yang akan terkait dengan nilai-nilai dalam praktik dengan memperhatikan aspek-
aspek: apa masalahnya, kapan dan dimana masalah itu terjadi, siapa pihak-pihak
yang terkait dengan permasalahan, mengapa dan bagaimana masalah itu terjadi
(5W + 1H).
Deskripsi Kasus 3 :
KETUA KELOMPOK YANG SERING BERBICARA KASAR
DAN MEMANFAATKAN KEDUDUKANNYA

Ada salah satu ketua kelompok PKH di Desa Tanjungrejo Kecamatan Ngetos
Kabupaten Nganjuk atas nama Yuli Astutik. Yang mana Yuli Astutik mempunyai dua
orang anak yaitu balita dan satu masih sekolah SD pada saat itu. Sedangkan
suaminya adalah tukang becak. Dia menjadi ketua kelompok sejak tahun 2013,
sejak pertama kali PKH ada di kabupaten Nganjuk. Proses terpilihnya Yuli Astutik
yakni dari kesepakatan anggota pada saat verifikasi dan validasi Supa pada bulan
September 2013 di balai desa Tanjungejo waktu itu. Yuli Astutik menjadi ketua
kelompok selama 1 tahun menaungi 15 anggota, sebelum digantikan Sri Harnani
pada bulan Agustus 2014.
Kasus ini terungkap ketika Yuli Astutik pada waktu itu ijin tidak bisa
menghadiri pertemuan kelompok. Pada saat itulah beberapa anggota kelompok
melaporkan kepada pendamping apabila perlakuan Yuli Astutik sangatlah kasar dan
anggota kelompok pun menanyakan apakah selama ini sering di ajak rapat sehingga
Yuli Astutik meminta uang ganti transport demi data-data mereka agar uang
mereka bisa cair. Ketika Yuli Astutik menjadi ketua kelompok sering berbicara kasar
terhadap anggotanya, ketika melaksanakan perannya sebagai Ketua Kelompok. Dan
Yuli Astutik memanfaatkan keadaan yang ada dengan membohongi anggotanya
bahwa sering kali di ajak rapat dimana-mana oleh pendamping. Karena anggota
merasa diperlakukan kasar oleh ketua kelompoknya, banyak anggota PKH yang
tidak terima. Terlebih, peran ketua kelompok sebagai orang kepercayaan
pendamping di masing-masing kelompok.
Setelah hampir satu tahun diperlakukan kasar, akhirnya anggota
mencurahkan keluh kesahnya kepada pendamping dan meminta untuk dilakukan
pergantian ketua kelompok. Hal ini bertujuan untuk menjaga kerukunan di antara
sesama anggota PKH. Setelah di kroscek oleh pendamping kepada beberapa
anggota, memang seperti itu keadaannya. Sebelum melakukan pergantian ketua
pendamping melakukan kunjungan ke rumah Yuli Astutik untuk memastikan kabar
yang ada memanglah benar. Dan akhirnya Yuli Astutik mengakui perbuatannya
tersebut. Akhirnya disepakati waktu pertemuan kelompok di bulan Agustus 2014
pada waktu itu di Rumah Ibu Dwi Sri Rahayu untuk mengganti ketua kelompok, dari
Yuli Astutik kepada Sri Harnani.

2. Berdasarkan kasus tersebut, jelaskan:


a. Penerapan nilai umum terkait dengan klien:
Uraikan bagaimana anda menerapkan nilai umum dalam bekerja dengan klien,
serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pelayanan yang anda lakukan.
(minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan nilai umum ketka bekerja dengan klien: [12]


Melihat kasus seperti ini, yang saya lakukan adalah menerapkan nilai
umum dalam praktik pelayanan sosial, antara lain Penerimaan, Komunikasi,
Partisipasi, Kerahasiaan, keterbukaan, Kejujuran dan Kerjasama. Nilai-nilai
tersebut merupakan nilai-nilai umum yang menjadi landasan dalam
menjalankan peran-perannya baik dalam bekerja dengan penerima layanan,
mitra kerja, maupun kelembagaan.
Metode penerimaan kami gunakan untuk menerima berbagai informasi,
baik dari ketua kelompok sendiri maupun anggota sebagai pembanding.
Sedangkan komunikasi terus kita jalankan seperti biasa, agar tidak terksesan
memberikan tekanan pada orang-orang tertentu. Pastisipasi aktif dari seluruh
elemen, baik anggota, ketua kelompok dan ketua kelompok yang lain menjadi
modal yang sangat berharga dalam penanganan kasus ini. Dan yang terakhir
adalah kerahasiaan, karena menyangkut privasi klien. Baik dari pribadi pelaku,
maupun informan yang memberikan informasi terkait masalah ini. Sehingga
klien akan merasa nyaman karena tidak merasa terhakimi walaupun
melakukan kesalahan.

Penerapan nilai-nilai diatas diyakini pendamping dapat digunakan dalam


penerapan pada klien pada kasus ini. Pendamping berusaha semaksimal
mungkin menyikapi permasalahan dengan penuh kehati-hatian. Terlebih
perilaku positif merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial.

b. Penerapan nilai terkait dengan teman sejawat:


Uraikan bagaimana anda menerapkan nilai umum dalam bekerja dengan teman
sejawat, serta bagaimana implikasinya terhadap praktik pelayanan anda
(minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan nilai-nilai umum etika bekerja dengan teman sejawat :


[13]
Dalam penanganan kasus ini, pendamping berdiskusi dan berkomunikasi
dengan teman sejawat yang sama-sama menjadi pendamping PKH satu
kecamatan dengan saya. Kami bertukar pikiran dan menyatukan pemahaman
yang sama untuk bisa menangani kasus ini. Kerjasama ini kami lakukan dengan
mendatangi rumah pengurus yang nantinya akan memunculkan
pertimbangan-pertimbangan yang akan kami diskusikan dan mencari
solusinya. Sehingga klien pun juga bisa mendapatkan solusi atau jalan keluar
untuk menghadapi kasus permasalahannya dengan baik dan tepat. Saya dan
teman saya saling mendukung satu sama lain dan memiliki rasa kepedulian
dalam proses pendampingan. Kerjasama ini terus pendamping lakukan
disemua kegiatan, seperti sharing kasus-kasus pun sangat berguna untuk
menghadapi atau menyelesaikan masalah-masalah yang sama terutama
dengan KPM di lapangan. Sehingga akhirnya saya memutuskan untuk
mengganti ketua kelompok agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Selain itu, mencari informasi melalui anggota kelompok sebagai sumber
informasi utama, ketua kelompok yang lain ataupun berbagai pihak lainnya
termasuk, warga sekitar untuk mendapatkan informasi yang akurat agar dalam
menangani permasalahan tersebut sesuai dengan realitanya.

c. Penerapan nilai terkait dengan lembaga tempat bekerja:


Uraikan bagaimana anda menerapkan nilai-nilai umum terhadap lembaga
tempat bekerja/masyarakat umum, serta bagaimana implikasinya terhadap
praktik pelayanan anda (minimal 150 kata)

Deskripsi penerapan nilai-nilai umum lembaga pelayanan: [14]


Penerapan nilai pada lembaga pelayanan dengan berkoordinasi bersama
dengan Koordinator Kecamatan Pendamping Sosial Kecamatan Ngetos, dan
pendamping lainnya mengenai penangan kasus ini. Agar yang diharapkan tidak
terjadi kasus yang sama untuk kedepannya.
Pendamping hendaknya menjunjung tinggi dan memegang
komitmennya terhadap instansi atau lembaga yang mempekerjakannya, dalam
hal ini pendamping harus menjaga nama baik instansi dan lembaga dimana dia
bekerja, terutama terkait dengan penyelesaian kasus klien diatas, pendamping
harus melakukan pendekatan dengan keluarga klien secara hati-hati. Karena
hal ini ada hubungan dengan perasaan orang klien. Dan apabila menghadapi
kendala yang berarti segera untuk berkonsultasi dengan instansi atau lembaga
tempat dia bekerja.
Nilai integritas, dalam hal ini pendamping tidak gegabah dalam
memberikan pelayanan dalam penyelesaian masalah yang ditemui di lapangan.
Pendamping harus paham batasan dimana dia bisa ikut campur untuk
mengatasi masalah klien.
Nilai tanggung jawab yang pendamping lakukan dengan Ketua PPKH
Kabupaten Nganjuk mengenai kasus Yuli Astutik adalah dengan membantu
memberikan pengarahan, pengertian, dan penjelasan lebih dalam mengenai
kasus tersebut. Koordinasi tersebut sangat dibutuhkan, agar kerjasama dengan
pihak Ketua PPKH Kabupaten Nganjuk dapat terwujud dan contohnya pada
kasus ini. Terlebih peran ketua kelompok sering menjadi corong terdepan bagi
pendamping di hadapan KPM PKH.

Anda mungkin juga menyukai