“Satu Hati itu nanti kita hitung. Satu hati antara siapa dengan siapa. Antara
pemerintah dengan rakyat, antara konsumen dengan produsen, atau siapa
dengan siapa lagi. Satu hati yang mutlak adalah menyadari sangkan paran
hidup kita. Satu Hati yang mutlak itu adalah “menyatu” dengan Allah.”
Mengutip apa yang pernah di sampaikan oleh Mbah Nun pada suatu Acara
Sinau Bareng di Polinema tentang Apa dan bagaimana Maksud dari Satu
Hati.
Bertepatan juga pada malam ini kita bersama sama mengingat peristiwa
indah dan sangat istimewa yang pernah terjadi pada Rasulullah SAW, yaitu
sebuah peristiwa dimana Beliau di Perjalankan oleh Allah yang sering kita
sebut sebagai peristiwa Isra’ mi;raj, dengan ini kita juga berharap akan terjadi
pada diri kita semua untuk diperjlankan oleh Allah agar memiliki SATU
HATI, kalau kita menoleh pada era zaman saat ini sudah banyak terjadi
perpecahan bahkan permusuhan yang semua itu pasti disebabkan ketidak
adanya Peran hati dan Kesatuan Hati,
satu hati adalah kebersatuan hati di antara berbagai orang atau pihak. Very
well noted. Tentang apa urgensi SatuHati, saya kira tak terlalu sulit
membayangkannya. Membangun negara, masyarakat, atau lembaga kecil pun
perlu dilandasi hati yang kompak. Suami-istri menjalankan bahtera rumah
tangga juga diawali dengan kedua hati mereka yang berpaut menjadi satu.
Al - Hasr : 14
“Mereka tidak akan memerangi kamu (secara) bersama-sama, kecuali di negeri-negeri yang
berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Kamu kira
mereka itu bersatu padahal hati mereka terpecah belah. Yang demikian itu karena mereka
orang-orang yang tidak mengerti.”
Al - Anfal : 63