Anda di halaman 1dari 3

Khutbah II

‫َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر َاللُه َأْك َبُر‬
‫ اَل ِإ َلَه ِإاَّل اللُه َو ْح َد ُه َص َدَق َو ْع َد ُه َو َنَصَر َعْبَد ُه َو َأَع َّز ُج ْنَد ُه َو َهَز َم‬،‫َاللُه َأْك َبُر َك ِبْيًر ا َو ْالَح ْم ُد للِه َك ِثْيًر ا َو ُسْبَح اَن اللِه ُبْك َر ًة َو َأِص ْيًال‬
‫ اَل‬، ‫ َو َلْو َك ِرَه اْلَكاِفُرْو َن َو َلْو َك ِرَه ْالُم ْش ِرُك ْو َن َو َلْو َك ِرَه ْالُم َناِفُقْو َن‬، ‫ اَل ِإ َلَه ِإاَّل اللُه َو َال َنْعُبُد ِإَّال ِإَّياُه ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْين‬، ‫ْاَألْح َز اَب َو ْح َد ُه‬
‫ َاللُه َأْك َبُر َو ِلَّلِه اْلَحْم ُد‬، ‫ِإ َلَه ِإاَّل اللُه َو اللُه َأْك َبُر‬
‫ َأْش َهُد َاْن َال ِإَلَه‬.‫ َتَباَرَك اَّلِذ ْي َجَعَل ِفي الَّس َم اِء ُبُرْو ًج ا َو َجَعَل ِفْيَها ِسَر اًج ا َو َقَم ًر ا ُمِنْيًر ا‬،‫ َاْلَحْم ُد ِلَّلِه اَّلِذ ْي َك اَن ِبِع َباِدِه َخ ِبْيًر ا َبِص ْيًر ا‬،‫َاْلَحْم ُد ِلَّلِه‬
‫ َاللُهَّم َص ِّلى َع َلى ُمَحَّمٍد‬.‫ َو َداِعَيا ِإَلى اْلَح ِّق ِبِإْذ ِنِه َوِس َر اًج ا ُمِنْيًر ا‬،‫ِإَّال اللُه وََأْش َهُد َاَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه ُوَر ُسوُلُه اَّلِذ ْي َبَع َثُه ِباْلَح ِّق َبِش ْيًر ا َو َنِذ ْيًر ا‬
‫ َوَس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا َك ِثْيًرا‬،‫َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َم اَالَح َهَالٌل َو َأْنَو اٌر‬

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Marilah kita ucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT. Yang mana atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, kita semua bisa berkumpul bersama dalam suasana
hari kemenangan yang penuh suka cita ini, yakni hari raya idul fitri.

Tentunya yang menjadi manivestasi utama dari rasa syukur itu ialah meningkatkan
ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya kapanpun dan dimanapun kita berada.

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…\

Hari raya idul fitri adalah salah satu bentuk syiar umat Islam. Di hari kemenangan
ini, marilah kita pertahankan kerukunan, persatuan dan kesatuan umat Islam dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih lagi, di zaman yang seperti saat ini.
Begitu maraknya berita, kabar, dan bahkan fenomena kebohongan di sekitar kita yang
semakin sulit terbendung. Berita hoax, ujaran kebencian, adu domba, dan lain-lain
telah menjadi ancaman nyata bagi kita semua, umat Islam, bahkan ancaman bagi
seluruh elemen bangsa Indonesia. Tidak ada tujuan lain dari semua itu kecuali untuk
memecah belah kerukunan umat dan mengadu domba bangsa kita.
Dengan demikian, formula terbaik dalam menyikapinya adalah dengan mempererat ikatan
ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wataniyah kita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam al-
Qur’an Allah SWT telah berfirman:

‫َو اْعَتِصُم وا ِبَح ْبِل الَّلِه َجِم يًعا َو اَل َتَفَّر ُقوا‬

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai“. (QS. Ali Imran: 103).
Dalam penafsiran ayat tersebut, sahabat Ibnu Mas’ud menafsiri kata hablillah dengan
arti jamaah atau perkumpulan. Seperti halnya yang telah Allah SWT firmankan dalam
al-Qur’an, Rasulullah SAW pernah menyampaikan sebuah hadis tentang pentingnya
sebuah persatuan dan bahaya perpecahan. Diriwayatkan dari al-Qadha’i, Nabi SAW
bersabda:

‫َاْلَج َم اَع ُة َر ْح َم ٌة َو اْلُفْر َقُة َع َذ اٌب‬

“Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab”.

Beberapa dalil tersebut telah memberi pemahaman bahwa Allah SWT dan Rasulllah SAW
memerintahkan terhadap kita semua untuk menjaga persatuan dan kerukunan umat serta
menjauhi permusuhan dan perpecahan. Dan seandainya terjadi sebuah perbedaan, itu
adalah sebuah keniscayaan. Karena pada dasarnya perbedaan yang dilarang adalah
setiap perbedaan yang berdampak pada kehancuran dan perpecahan di antara umat
Islam. Sehingga kita semua diharuskan pandai dan bijak dalam menyikapi perbedaan
yang ada.

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…


Kerukunan dan persatuan harus terus kita pertahankan, terlebih lagi kita sadari
bahwa sebentar lagi kita semua akan merasakan atmosfer udara pesta demokrasi.
Percaturan dunia politik, permaninan elit, bahkan spekulasi strategi tak lama lagi
akan berada di sekeliling kita semua. Apabila tidak disikapi secara bijak, semuanya
akan berpotensi besar akan membawa dampak buruk. Silahkan memiliki pilihan yang
berbeda. Namun perbedaan pilihan itu jangan sampai mencederai kerukunan dan
persatuan di antara kita semua.

Persoalan pemimpin dalam Islam sangat krusial. Ia dibutuhkan dalam masyarakat atau
komunitas bahkan dalam lingkup yang sangat kecil sekalipun. Adanya pemimpin
mengandaikan adanya sistem secara lebih terarah. Tentu saja pemimpin di sini bukan
seseorang dengan otoritas mutlak. Ia dibatasi oleh syarat-syarat tertentu yang
membuatnya harus berjalan di atas jalan yang benar. Dari Abu Hurairah, Rasulullah
SAW pernah bersabda:

‫ِإَذ ا َك اَن َثَالَثٌة ِفي َس َفٍر َفْلُيَؤ ِّم ُروا َأَح َد ُهْم‬

“Bila ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara
mereka menjadi pemimpinnya.” (HR Abu Dawud)

Hadits ini memuat pesan bahwa kepemimpinan adalah hal penting dalam sebuah
aktivitas bersama. Perjalanan tiga orang bisa dikatakan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh tim kecil. Artinya, perintah Nabi tersebut tentu lebih relevan lagi
bila diterapkan dalam konteks komunitas yang lebih besar, mulai dari tingkat rukun
tentangga (RT), rukun warga (RW), desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga
negara. Juga ada lingkup-lingkup aktivitas lainnya yang memperlukan kebersamaan.
Hadirnya pemimpin membuat kerumunan massa menjadi kelompok (jamaah) yang
terorganisasi. Ada tujuan, pembagian peran, dan aturan yang ditegakkan bersama.

Sebagai warga negara, kita harus berpartisipai aktif dalam pemilihan kepala daerah
yang tak lama lagi akan digelar dengan menggunakan hak pilih kita. Dengan ikut
andil di dalamnya, berarti kita semua turut berperan aktif dalam melancarkan misi
untuk menciptakan hubungan timbal balik dan keharmonisan antara agama dan negara.

Namun yang menjadi tugas penting kita adalah bagaimana tetap menjaga kondusivitas
selama pesta demokrasi ini berlangsung. Kita semua harus tetap memegang teguh dan
memprioritaskan asas persatuan dan kesatuan. Karena kesatuan tidak hanya sebatas
menjaga kita semua dari segala ancaman yang telah ada di depan mata. Melainkan
kesatuan sangat dibutuhkan demi menciptakan kemaslahatan bersama.

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Pesan kedamaian, persatuan, dan kesatuan ini merupakan salah satu misi jam’iyah
Nahdlatu ‘Ulama (NU). Karena di dalam konsep sosial Aswaja An-Nahdliyah, selalu
ditekankan akan pentingnya arti kerukunan, terlebih lagi persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena bagaimanapun, jami’yah Nahdlatu
Ulama menganggap bahwa eksistensi sebuah negara merupakan elemen paling penting
dalam mengimplementasikan serta menerapkan ruh syariat islam dalam kehidupan
sehari-hari.

Al-Ghazali, sang argumentator islam pernah berkata dalam salah satu karya
monumentalnya, Ihya’ Ulumuddin:

‫َالُم ْلُك َو الِّدْيُن َتْو َأَم اِن َفالِّدْيُن َأْص ٌل َو الُّس ْلَطاُن َح اِرٌس َو َم ا اَل َأْص َل َلُه َفَم ْهُد ْو ٌم َو َم ا اَل َح اِرَس َلُه َفَض اِئٌع‬

“Kekuasaan dan agama merupakan dua saudara kembar. Agama sebagai landasan dan
kekuasaan sebagai pengawalnya. Sesuatu yang tidak memiliki landasan pasti akan
tumbang. Sedangkan sesuatu yang tidak memiliki pengawal akan tersia-siakan.”
Indonesia itu seperti Negara Madinah yang dibangun atas dasar kesepakatan antar
elemen bangsa yang berbeda untuk hidup bersama di bawah bendera NKRI. Maka dari
itu, tidak ada alasan lagi untuk terus mempertahankan dan memegang teguh jam’iyah
Nahdlatul ‘Ulama (NU).

Jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah…

Marilah kita jadikan idhul fitri kali ini untuk kembali memahami fitrah dasar
manusia. Fitrah yang diciptakan untuk saling mengasihi dan saling menyayangi. Kita
jadikan idul fitri sebagai momentum untuk merajut kembali tali kerukunan,
kebersamaan, dan persatuan bagi bangsa kita dan Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmatnya serta menjadikanya baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur Amin
ya rabbal ‘alamin.

‫َاْح َسَن اْلَكَالِم َكَالُم اللِه اْلَم ِلِك اْلَع َّالِم َو اللُه ُسْبَح اَنُه َو َتَع الَى َيُقْو ُل َو ِبَقْو ِلِه َيْهَتِد ى اْلُم ْهَتُد ْو َن‬ ‫ِإَّن‬
‫) ِإاَّل اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا‬2( ‫) ِإَّن اِإْل ْنَساَن َلِفي ُخ ْس ٍر‬1( ‫ َو اْلَع ْص ِر‬. ‫الَّرْح َمِن الَّر ِح يِم‬ ‫ ِبْس ِم الَّلِه‬. ‫َأُع ْو ُذ ِبا للِه ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬
)3(‫الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَصْو ا ِباْلَح ِّق َو َتَو اَصْو ا ِبالَّصْبِر‬
‫ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع اْلَعِلْيم‬. ‫ َو َتَقَّبَل ِم ِّنى َوِم ْنُك ْم ِتَالَو َتُه‬, ‫ِبَم ا ِفْيِه ِم َن ْاألَياِت َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيِم‬ ‫بَا َرَك اللُه ِلْي َو َلُك ْم ِفى اْلُقْر اِن اْلَعِظ ْيِم َو َنَفَعِنْي َو ِإَّياُك ْم‬

Anda mungkin juga menyukai