Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barokaatuh.

Yang terhormat para Dewan Juri


Yang terhormat para kakak Pembina
Serta teman – teman seperjuangan yang berbahagia

Salam pramuka !!!

Puja dan puji sykur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segenap
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga pada kesempatan yang penuh
kebahagiaan ini kita masih bisa berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat wal alfiat.
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan Pidato yang berjudul
“Keanekaragaman Budaya”.

Seperti yang kita ketahui Negara kita Indonesia merupakan Negara yang banyak
mempunyai keanekaragaman, baik itu Agama, Suku dan Budaya. Sebagai warga Negara
Indonesia yang cinta tanah kelahiran, sudah sepatutnya kita bisa melindungi apa yang
sudah jadi warisan leluhur kita yakni kebudayaan yang sangat kental dengan sebuah
tradisi serta nilai-nilai kehidupan , sebagai generasi muda hendaknya kita mencintai
kebudayaan kita dan bangga karena hidup di Negara yang mempunyai keanekaragaman
budaya.

Dewan juri yang saya hormati.


Keanekaragaman Budaya sebenarnya memberikan manfaat untuk kita semua, dengan
keanekargaman budaya yang kita miliki maka wisatan akan banyak berkunjung ke
Indonesia. Akan tetapi perlu diingat bahwa diantara budaya asli milik kita sendiri , kadang
diakui oleh Negara lain yang menganggap budaya itu milik mereka. Kalau sudah begitu
kejadiannya maka kita sebagai warga Negara Indonesia mempunyai tindakan yang tegas
bahwa budaya tersebut milik Negara kita,dengan cara menghak patenkan budaya
tersebut agar tidak ada kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan. Kita mengetahui
bersama bahwa alangkah banyaknya kesenian serta kebudayaan yang kita punyai,begitu
luasnya negara kita yang diisi beragam suku serta nyaris di tiap-tiap suku memiliki
kebudayaan yang beranekaragam.

Teman- teman yang berbahagia.


Marilah kita jaga serta lestarikan keanekaragaman budaya Indonesia, janganlah sampai
mengabaikan warisan leluhur kita. Dengan adanya kesadaran untuk menjaga warisan
Budaya apalagi dengan ikut serta berpartisipasi maka keanekaragaman budaya yang
ada akan menjadi asset yang berharga bagi kita semua. Keanekaragaman Budaya dijaga
dan dilestarikan karena kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan
warisan asli milik Indonesia Hadirin yang saya hormati, demikianlah pidato yang bisa
saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua , akhir
kata saya tutup dengan wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakaatuh.
Assalamu’alaikum Wr.Wb

Salam Pramuka !!!


Dewan Juri yang mulia
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan pemilik langit dan bumi, dan segenap apa yang ada di
antara keduanya. Sholawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, izinkanlah saya untuk menyampaikan pidato berjudul, “INDAHNYA
KEBERSAMAAN.”

Dewan Juri yang terhormat


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...
Allah SWT. telah menganugerahkan kepada kita manusia daya pikir dan nalar untuk
memahami sesuatu. Namun, daya pikir dan nalar itu mempunyai keterbatasan. Bila saja dalam
memahami sesuatu kita sampai kepada sebuah kesimpulan yang memuaskan keingintahuan kita,
maka berbahagialah, meski belum tentu itu yang dimaksudkan Allah. Tetapi bilamana kita tidak
kunjung menemukan sebuah kesimpulan karena keterbatasan daya pikir dan nalar kita, yakinlah
Allah punya maksud sendiri tentang hakikat yang diinginkan-Nya di balik sesuatu.
Penciptaan kita manusia dapat menjadi sebuah contoh. Firman Allah dalam surat al-Hujarat
ayat 13: ‫َوقَبَائِ َل‬ ُ
‫شعُوبًا‬ ‫َو َجعَ ْلنَا ُك ْم‬ ‫َوأ ُ ْنثَى‬ ‫ذَك ٍَر‬ ‫ِم ْن‬ ‫َخلَ ْقنَا ُك ْم‬ ‫إِنَّا‬ ُ َّ‫الن‬
‫اس‬ ‫ يَاأَيُّ َها‬, “Hai
sekalian manusia, sesungguhnya kami telah ciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan Kami telah jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.”
Meski dilahirkan sama-sama dari rahim ibu, kita muncul sebagai manusia yang berbeda. Ada
yang berkulit putih, ada yang hitam, ada yang bermata sipit, ada yang bermata biru, ada yang
rambut keriting, ada pula yang berambut pirang. Demikian pula halnya, ada yang lahir di daerah
tropis, ada pula di daerah bersalju, ada yang di pegunungan, ada yang di pesisir pantai, bahkan ada
yang dilahirkan di daerah gurun pasir.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...
Dewan Juri yang mulia
Mencermati penomena ini, tentunya menimbulkan sebuah pertanyaan dalam hati kita.
Kenapa tidak Allah jadikan saja kita satu? Tidak sanggupkah Allah? Sanggup!! Pasti Allah
sanggup!! Dalam al-Qur’an, surat Hud ayat 118 Allah berfirman: ً‫اس أ ُ َّمة‬ َ َّ‫َولَ ْو شَا َء َربُّكَ لَ َج َع َل الن‬
ً‫احدَة‬
ِ ‫“ َو‬Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentuDia menjadikan sekalian manusia menjadi umat yang
satu.”
Allah sanggup kok menjadikan seluruh manusia menjadi umat yang satu, menganut satu
agama saja dan tunduk dengan sendirinya kepada Allah seperti halnya para malaikat. Tetapi Allah
tidak menghendaki yang demikian, sehingga manusia tidak menjadi satu umat saja. Kita menjadi
heterogen. Allah memberikan kita kebebasan untuk memilah dan memilih. Bagaikan sebuah
taman, tidaklah ia akan menyejukkan pandangan mata bila hanya sekuntum bunga yang tumbuh.
Semakin banyak ragam bunga semakin senang mata memandang. Itulah pula mungkin di antara
maksud Allah menjadikan kita berbeda satu dengan lainnya. Namun, kadang nalar kita tak sanggup
mencapai hakikat itu.
Hanya saja sangat disayangkan, Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Dewan Juri yang
mulia, di ujung ayat Allah katakan: َ‫“ َو ََل يَزَ الُونَ ُم ْخت َ ِلفِين‬Tetapi mereka senantiasa berselisih
pendapat.” mereka senantiasa bersilang kata, yang kadangkala menyangkut persoalan pokok
agama yang mestinya tidak diperselisihkan. Mereka berselisih menurut kecenderungan, cara
berfikir, kepentingan dan hawa nafsu masing-masing. Tiap kubu bersikeras bertahan dengan
pendapatnya tanpa mau bertarik ulur. Jika ini yang terjadi, di sinilah awal mula tumbuh
permasalahan. Mereka bersaing menjadi yang ter dalam segala hal. Terkaya, terkenal, tertinggi
pangkat, jabatan, dan kedudukannya, terbanyak hartanya! Dan untuk mendapatkan semua itu jika
perlu sikat atas, sikat atas, jika perlu injak bawah, injak bawah, jika perlu sikut kiri kanan, sikut
kiri kanan, asal tujuan tercapai cara apapun saja halal!! Na’uzubillahi man zalik! Mereka
berselisih, bertengkar, dan jika perlu berperang untuk sesuatu yang tidak akan dibawa mati!
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...
Dewan Juri yang mulia
Pada hakikatnya dalam Islam, istilah perselisihan, pertengkaran, apalagi peperangan
bukanlah pakaian orang beriman. Kenapa? Allah swt. berfirman dalam al-Quran surat al-Hujarat
ْ َ ‫َان ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِينَ ا ْقتَتَلُوا فَأ‬
ayat 9: ‫ص ِل ُحوا بَ ْينَ ُه َما‬ َ ‫“ َوإِ ْن‬Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang
ِ ‫طائِفَت‬
beriman itu berperang hendaklah kalian damaikan antara keduanya!” Dalam kajian tafsir, kata
“‫ ”إِ ْن‬menunjukkan sesuatu yang jarang terjadi. Ini bermakna bahwa pertikaian antara kelompok
orang beriman sebenarnya diragukan atau jarang terjadi. Kenapa? Pertama, karena mereka
adalah orang-orang yang memiliki keimanan yang sama sehingga visi dan tujuan mereka tentu
juga sama. Kedua dan ini yang terpenting, karena orang-orang yang beriman itu bersaudara! ‫إِنَّ َما‬
‫ ْال ُمؤْ ِمنُونَ ِإ ْخ َوة‬Semestinya mereka sesakit sesenang, seiya setidak, saciok bak ayam, sadanciang bak
basi. Bukankah demikian orang yang bersaudara?? Dalam hadits, Rasulullahpun bersabda: “Tarol
mukminiina fii taroohimihim wa tawaadihim wa ta’aathufihim, kamatsalil jasadi, izasytakaa
’adhwa tadaa’iy saairu jasadihi bissahri wal humaa.” “Kamu, kata Rasulullah, akan melihat
kaum mukminin dalam kasih sayang dan cinta-mencintai, pergaulan mereka bagaikan satu badan,
jika satu anggotanya sakit maka menjalarlah kepada anggota lainnya sehingga badannya terasa
panas dan tidak dapat tidur (HR. Bukhari).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...
Dewan Juri yang mulia
Jika demikian adanya maka semestinya muncul suatu kefahaman kepada kita, walau belum
tentu selaras dengan maksud Allah, bahwa hikmah kita diciptakan berbeda-beda ini untuk
menumbuhkan persaudaraan. Untuk merasakan indahnya kebersamaan dalam perbedaan. Saling
cinta-mencintai, saling kasih mengasihi, dan saling mengalah untuk kepentingan yang lain. Dan
ujung dari semua itu memunculkan syukur dalam diri kita kepada Allah, meski Ia telah jadikan
kita berbeda namun ia telah jadikan kita bersaudara dan indah dalam kebersamaan, sebagaimana
lirik sebuah lagu:
Alhamdulillah wa syukru lillah.. bersyukur padamu ya Allah..
Kau jadikan kami saudara.. hilanglah semua perbedaan..
Alhamdulillah wa syukru lillah.. bersyukur padamu ya Allah..
Kau jadikan kami saudara.. indah dalam kebersamaan.
Semoga Allah membukakan hati kita untuk saling menerima satu dengan yang lainnya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...


Dewan Juri yang mulia
Demikian pidato ini saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kesalahan. Terima kasih atas
segala perhatian. Wa billaahi taufiiq wal hidayah wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai