Anda di halaman 1dari 8

diskusi terkait SOAP

SOAP itu apa?

S = Subjek
kondisi klinis pasien, keluhan pasien. Apakah pasien ada alergi obat

O = Objek
terapi obat yg diberikan.
Data2 laboratorium dan radiologi yg mendukung

A = Analisa
Menganalisa terapi obat yg diberikan apakah ada interaksi obat, apakah ada duplikasi obat,
apakah dosis yg diberikan sdh sesuai.

P = Planning
Saran dari analisa yg kita dapat.
Apakah obat diteruskan, apakah ada perubahan dosis.

Bisa juga
S: Riwayat penyakit terdahulu
O: semua data penunjang, termasuk diagnosa dan terapi yg diberikan
A: DRPs
P: Rekomendasi dan Tindaklanjut

untuk SOAP
Yang bagian Assesment: DRPs bisa menggunakan form PCNE pharmaceutical clinical network
european yang berisi klasifikasi terkait DRPs dan form sehingga memudahkan dalam assement
setiap kasus.

Sebenarnya, metode Assesment kefarmasian ada beberapa macam, yaitu:


1. PAM (problem, Assesment, Plan)
2. FARM (FInding, Assesment, Resolution, Monitoring)
3. SOAP (Subjective, Objective, Assesment, Plan)
4. SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation)

Akan tetapi, dalam penanganan pasien, diharapkan seluruh assesment seragam mulai dari
dokter, perawat, apoteker, bidan, n tenakes lainnya.

maka yang digunakan saat ini adalah metode SOAP dan SBAR.

Assesment kefarmasian dalam bentuk SOAP dituliskan oleh apoteker bersama dengan tenaga
kesehatan lainnya di Lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT). Dahulu,
apoteker melakukan penulisan SOAP pada lembar tersendiri sesuai pedoman visite Apoteker
tahun 2011

assesment kefarmasian yang dituliskan juga berguna sebagai:


1. Bentuk dokumentasi terhadap pekerjaan Apoteker klinis.
2. komunikasi tertulis antara tenaga kesehatan yang menangani pasien.
edited
yang harus diperhatikan oleh apoteker adalah komponen-komponen yang ada pada S, O, A dan
P.. karena seringkali terjadi kesalahan sebagai berikut:
1. Letak data sering salah tempat atau SOAP nya sama dengan dokter. :grin:
2. Kalimat ASSESMENT tidak dapat dimengerti atau dipahami profesi lain
3. Kalimat pada PLAN menimbulkan kesalahpahaman (biasanya ketersinggungan dokter)
edited
Untuk itu, kita akan mengkaji setiap Poin dalam S, O, A dan P, serta membandingkan antara
SOAP dari dokter

Subjective...

secara garis besar, data subjektif adalah data YANG HANYA BISA DIDAPATKAN DARI
PASIEN seperti gambar yang ada di atas.

mari kita kaji satu persatu:


1. Gejala
Sebenarnya, data gejala juga kita bisa dapatkan dari Data Subjektif yang dituliskan oleh dokter
maupun perawat. Akan tetapi, lebih baik kita melakukan penelusuran sendiri langsung ke
pasien/keluarga pasien.
seringkali data nyeri, mual, muntah dsb berubah-ubah seiring waktu. ATAU.. data yang
dituliskan oleh dokter atau perawat bisa mengecoh.. :grin:. Sehingga kita sebaiknya melakukan
wawancara sendiri ke pasien/keluarga.

2. Riwayat Penggunaan Obat


Riwayat penggunaan obat ini sendiri dapat kita lihat pada lembar rekonsiliasi dan Riwayat
penggunaan obat yang diisi pada saat pasien masuk. Riwayat ini juga bisa kita langsung
tanyakan ke pasien.
Ingat!!!! pastikan jika pasien membawa obat dari rumah dan lanjut digunakan di r.s, kita selalu
membandingkan dengan instruksi dari dokter (potensi interaksi atau malah obatnya duplikasi).
poin ini dapat manjadi salah satu poin yang kita perhatikan karena tenakes yang lain seringkali
mengabaikan.

sy kira itu saja dulu yg dijelaskan terkait poin yang ada di subjektif. poin lainnya akan dijawab
kalau ada yang menanyakan.
edited
Kesimpulan untuk data Subjektif adalah:
DATA YANG HANYA BISA DIDAPATKAN DARI PASIEN/KELUARGA PASIEN.

Objektif

Nah.. di sini sudah mulai terlihat perbedaan antara data dari Apoteker, Dokter, dan perawat...

Dari semua data di atas, seringkali kita menghabiskan lembar CPPT buat diri sendiri sehingga di
komplain oleh tenakes yang lain.. hehhehehe
edited
Kita lihat dulu pengertian dari data objektif.
Data objektif adalah data yang dapat diamati berupa kondisi pasien dan obat-obat yang
digunakan saat ini. Data tersebut bisa berasal dari hasil pemeriksaan dokter dan atau
assesment perawat.

perbedaan antara SOAP Apoteker dan Dokter.

data Objektif, Assesment, dan Plan dokter..... merupakan data Objektif dari Apoteker.

karena apoteker tidak memiliki kompetensi dalam melakukan diagnosis dan pemeriksaan lab,
maka data-data tersebut kita peroleh dari data yang sudah ada.

Kecuali jika kita bisa meminta kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lab terkait potensi
masalah yang mungkin timbul dalam penggunaan obat.

Harus diperhatikan kembali ya.... sesuai saran kk @Alfiana22 di atas, bahwa spesifikkan data
objektif ke hal-hal yang terkait potensi/aktualisasi DRPs yang bisa/telah terjadi.

jangan lupa membuat kesimpulan terkait data objektif.


misal:
jika nilai GFR 20 mL/menit, jangan cuma dituliskan:

GFR 20 ml/menit.

tapi, tambahkan kesimpulan seperti:

"Kondisi ginjal menurun GFR 20 mL/menit"

Nah, saya kira itu saja dulu untuk data Objektif.. ada yang ingin menambahkan????
silahkan...

saya tambahkan sendiri kalau begitu.. hehehhe


mohon diingat ya, jika menuliskan obat-obat yang digunakan sekarang mohon jangan fanatik
merek... Sebisa mungkin dituliskan juga generik atau zat aktifnya...

misal:
Anbacim

dituliskan:
Anbacim (Cefuroxime)

kalau tidak ada tambahan, kita lanjut ke Assesment yaaaa


Assesment merupakan Bentuk Judgment atau penilaian kita terhadap Penggunaan obat pada
pasien....

seperti yang di share kk @Alfiana22 di atas, bahwa kita dapat menggunakan alat bantu PCNE
sebagai bentuk assesment kita....

untuk PCNE Versi terbaru (Versi 8.03) dapat di download di sini:

jadi, isi dari Assesment adalah HANYA Drug Related Problems/Masalah terkait obat.. bukan
yang lain....

agar sistematis, Assesment dibuat poin per poin, diawali dengan masalah yang paling berat,
kemudian dilanjutkan dengan masalah yang lebih ringan.

untuk PCNE, bisa nanti kita bahas di lain waktu... tapi sebagai pengantar, masalah tersebut bisa
berasal dari Problem dan causes dari PCNE yaitu:

Problem:
1. Masalah terkait efektivitas (tidak berefek, efek kurang optimal, ada indikasi yang belum
diterapi)
2. Masalah terkait Kemanan dan kenyamanan (Adverse effect, Efek samping)
3. Masalah lain (Ada obat yg tidak diperlukan, Cost-Effectiveness dll)

Penyebab:
1. Pemilihan obat
2. Bentuk sediaan
3. Dosis
4. Durasi penggunaan
5. Dispensing
6. Proses pemberian obat
7. Masalah terkait pasien
8. dll (jika tidak ada kategori di atas)

mungkin nanti kk @Alfiana22 bisa meluangkan waktu untuk penjelasan rinci terkait PCNE.
sepertinya semua sudah tidur... baiklah.. kita masuk ke bagian terakhir yaitu PLAN.

PLAN merupakan solusi dari Assesment Plus Monitor Efektivitas dan potensi ADR atau ESO yang
mungkin dapat terjadi..
--- Sunday, May 19, 2019 ---

Plan juga bisa dibantu dari PCNE, yaitu pada poin PLANNED INTERVENTIONS berupa:
1. Tidak ada intervensi
2. Intervensi ke dokter
3. Intervensi ke Pasien
4. Intervensi ke obat
5. Lainnya
edited
Yang harus diingat adalah........... yagn paling penting, yaitu.........

JIKA INTERVENSINYA ADALAH KE DOKTER ATAU OBAT, SELALU AWALI DENGAN KATA......

DISARANKAN..... atau DIREKOMENDASIKAN..

karena sudah banyak terjadi peperangan akibat tidak mencantumkan kata ini....

Pertanyaan

Untuk obat pasien SMRS (sebelum masuk rumah sakit), kita mesti ditulis di S atau O?

Jawab : Di Subjektive.

Cth kasus, pasien dg keluhan dyspepsia, dapat terapi obat gastrointestinal 3 macam dg efek
samping mengurangi gerakan peristaltik, sehingga pasien susah BAB.
Setelah beberapa hari dirawat keluhan susah BAB muncul, tapi dokter tdk menulis di data S.
Menurut pemateri tsb, jangan tambahkan keluhan BAB, komunikasikan dlu kepada dokter
keluhan yg baru muncul, nanti ditulis d Asesment saja penyebab keluhan tersebut, yg ditulis
adalah cara kerja obatnya sehingga menyebabkan susah BAB.

Tambahan catt nya: Untuk di A jangan sesekali menuliskan diagnosa, tapi cukup cara kerja obat
secara ringkas.
Karena diagnosa itu kewenangan dokter.
Misal, susah BAB jangan tulis konstipasi tulis saja terjadinya penurunan gerakan peristaltik usus
sehingga BAB tdk lancar.
Cth lain, efek samping hipotensi ditulis penurunan tekanan darah.

TANGGAPAN Di A (assesment), yang dituliskan hanya MASALAH TERKAIT OBAT. untuk


cara kerja obat, tidak masuk dalam penulisan SOAP.
Jika pasien mengalami hipotensi, di data O harus ada data tekanan darah disertai dgn waktu
(jam pada saat tekanan darahnya turun) dan keterangan.

Misal, tekanan darah pasien 90/70 mmHG, dituliskan:

TD 90/70 mmHg ,

PERTANYAAN

bisa bantu jelaskan satu DRPs. Interaksi obat.


Pernah juga dapat kiriman contoh SOAP plus curhat kalo dokter marah akibat interaksi obat yg
ditulis sehalaman penuh CPPT. Semua interaksi yg ada diliteratur betpindah tempat ke CPPT.
Sebaiknya bagaimana?

TANGGAPAN

Sebaiknya ditulis ringkas saja... Langsung intinya. Misal:


edited
bahasa resminya sesuai PCNE V 3.08 adalah
Inappropriate combination of drugs, or drugs and herbal medications, or drugs and dietary
supplements

Kalau yang biasa saya tuliskan adalah:


Kasus. pasien diberikan Omeprazole dan Vitamin B12.

A:
Omeprazole berpotensi menghambat absorpsi vitamin B12

PERTANYAAN

Apakah seluruh potensi interaksi harus kita tulis baik Mayor, moderat dan minor?

TANGGAPAN

Tergantung makna klinisnya kak... Klo bermakna klinis (established), sebaiknya dituliskan..
tetapi jika hanya teoritis, ditunda dl..

Kecuali, efek yg ditimbulkan bersifat Mayor (mengancam nyawa atau kecacatan).. harus
dituliskan..

Kecuali jika interaksi tersebut telah terjadi, harus dituliskan. Mau itu mayor, sedang, atau minor
DISKUSI INTERAKSI OBAT

Interaksi kejadian suatu zat mempengaruhi aktivitas obat

Bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan suatu obat berubah

bisa meningkatan atau mengurangi aktifitas


bagaimana insidensi Interaksi obat?

ternyata dari studi yg di RS interaksi 7% pada pasien yg sdpet 6-10 macam obat

dan 40% pada pasien yg dapat 16-20 macam obat


dari skrining 2442 pasien hanya 113 orang yg kombinasi obatnya mungkin berinteraksi

dan hanya 7 orang yg interaksinya serius


edited
jd kejadiannya kecil sekali hanya 0,3%
kecil jg Tp serius
jd kalo yg interaksi minor frequensinya banyak dan tdk terlalu bermakna secara klinis
interaksi bisa terjadi antara obat dngan obat, obat vs makanan, obat vs herbal dan obat vs
penyakit/data lab

berdasarkan mekanismenya interaksi bisa farmakokinetik dan farmakodinamik

Farmakokinetik
1 absorpsi, misalkan quinolon dngan sucralfat berinteraksi ketika diberikan bersamaan

karena akan membentuk khelat


untuk distribusi bisa karena ikatan protein
bisa induksi atau Inhibisi drug transporter protein
yg ketiga pada tahap metabolisme
dan tahap ekskresi
yg berikutnya adalah Farmakodinamik
Yaitu interaksi yg terjadi pada tempat aksi atau reseptor obat sehingga dapat merubah efek
obat

ada sinergisme
antagonisme
efek reseptor tdk langsung sn gangguan cairan elektrolit
ternyata interaksi obat td selamanya jelek
ada jg yg malahan dimanfaatkan
1. meningkatkan kerja obat. contoh ketersediaan hayati Parasetamol meningkat dgn pemberian
bersama kafein
mengurangi efek samping, misalkan lidocain dan adrenalin. efek baalnya jd terlikalisir ga
menyebar pda pencabutan gigi
PERTANYAAN
bagaimana ya manajemen interaksi jika ada yg ditemukan terkait qtc prolong dri obat
amiodaron vs moksifloksasin??lalu cpg vs omz dan cpg vs lanso sama saja hasil interaksinya ato
lebih baik pke lansoprazole?
TANGGAPAN

PPI Vs Cpg interaksi terjadi penurunan efek CPG

rekomendasi yg bisa diberikan yaitu, disarankan penggantian PPI dngan H2Bloker


Untuk mengganti obat, bisa mempertimbangkan hal2 berikut:

1.
Obat yang diganti merupakan obat yg memiliki kegunaan lebih sedikit dibandingkan obat yg
lain.

2.
Obat untuk penyakit kronis, apalagi pasien telah lama menggunakan dan efektif, sedapat
mungkin dipertahankan.. modifikasi pada obat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai