Disusun Oleh:
Novia Fisca Liliany 141611101042
Pembimbing:
dr. Swinasis
1
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis telah selesai
menyusun makalah ini yang berjudul “Mekanisme Karies Gidi pada Anak”. Pada
kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih dosen
pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti PKL-IKGM 4 di
Puskesmas Ambulu.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………….. 2
Daftar Isi…………………………………………………………… 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………….. 5
1.3 Tujuan …………….…………………………………... 5
1.4 Manfaat………………………………………………… 5
Bab II Isi/Pembahasan
2.1 Etiologi karies gigi..…………………………………….. 6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies........ 7
2.3 Gejala karie gigi………………………………………… 9
2.4 Diagnosa karies gigi…………..………………………… 10
2.5 Pencegahan karies………………………………………. 13
2.5 Perawatan karies gigi…………………………………… 14
2.6 Indeks Tooth Caries-WHO……………………………... 15
Bab III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 18
3.2 Saran…………………………………………………….. 19
Daftar Pustaka .................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang
ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansi
organic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan kerusakan
jaringan ,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah interproksimal) meluas
kearah pulpa.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang
terlihat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa.
Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun
berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat
dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk
mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu
merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan
glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga
menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan
remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5 proses demineralisasi
menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral
gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah
perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk
mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui
cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi
kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi,
misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.
4
1.2 Rumusan
1. Bagaimana penyebab karies gigi?
2. Bagaimana gejala karies gigi?
3. Bagaimana diagnosa karies gigi?
4. Bagaimana Indeks Tooth Caries-WHO?
5. Bagaimana cara pencegahan dan perawatan karies gigi?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang penyebab karies gigi
2. Menjelaskan tentang gejala karies gigi
3. Menjelaskan tentang diagnosa karies gigi
4. Menjelaskan tentang Indeks Tooth Caries WHO
5. Menjelaskan tentang cara pencegahan dan perawatan karies gigi
1.4 Manfaat
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
2. Semoga pembaca mengerti tentang karies gigi
3. Semoga pembaca mengerti tentang gejala karies gigi
4. Semoga pembaca mengerti tentang cara mendiagnosa karies gigi
5. Semoga pembaca mengerti tentang cara pencegahan dan perawatan karies
gigi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Etiologi atau penyebab karies atas faktor waktu penyebab primer yang
langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang
berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi
biofilm. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti faktor
host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor
waktu, tetapi merupakan interaksi dari faktor - faktor tersebut. Pada tahun 1960-an
oleh Keyes dan Jordan (cit. Harris and Christen, 1995), karies
dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu :
1. Host atau tuan rumah
2. Agen atau mikroorganisme
3. Substrat atau diet dan
4. Waktu.
6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies:
1. Keturunan
2. Ras
Ras tertentu dengan mempunyai rahang yang sempit, menyebabkan gigi
tumbuh tidak teratur sehingga menyembabkan sukar untuk membersihkan
gigi dan ini akan mempertinggi prosentase karies pada ras tersebut.
3. Jenis kelamin
Volker. Dkk mengatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita lebih
tnggi dibandingkan pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi karies
gigi sulung anak wanita lebih tinggi di bandingkan anak-anak laki-laki.
4. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun bertambah.
Hal ini jelas karena factor resiko terjadinya karies akan lebih lama
berpengaruh terhadap gigi.
5. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi. Terutama pada
periode pembentukan gigi.
Tabel beberapa vitamin dan pengaruhnya terhadap kerusakan gigi adalah sebagai
berikut :
No Vitamin Kebutuhan Pengaruh
perhari
1. A 1-2 mg Merusak pembentukan email dan
dentin
7
4. B6 2 mg Tidak ada pengaruh
6. Unsur kimia
Unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap tejadinya karies gigi
masih dalam peelitian. Unsur kimia yang paling berpengaruh adalah Flour.
Tabel dibawah ini menunjukan beberapa unsure kimia yang mempengaruhi atau
memperlambat terjadinya karies :
1. Brellium Menghambat
2. Flour Menghambat
3. Aurium Menghambat
4. Cuprum Menghambat
5. Magnesium Menghambat
6. Platina Menunjang
7. Cadmium Menunjang
8. Selenium Menunjang
8
8. Saliva
1. Campuran bahan-bahan yang terkandung didalamnya
2. Derajat keasaman
3. Jumlah/ volume
4. Faktor anti bakteri
9. Letak geografis
10. Kultur social penduduk
Gejala karies gigi bukan hanya satu gejala saja, adapun gejala –gejalanya sebagai
berikut :
9
2.4 Diagnosis
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum
berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk
membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah
efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk
mendiagnosis karies kecil. Untuk dapat mendiagnosis maka harus mengenali
bentuk-bentuk karies lokasi karies.
1. Bentuk-bentuk Karies:
A. Cara meluasnya karies
B. Dalamnya karies
10
C. Lokasi karies
D. Berdasarkan banyaknya permukaan yang terkena
E. Berdasarkan keparahan atau kecepatan serangan karies
11
c. Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih setengahnya dentin dan kadang -
kadang sudah mengenai pulpa
12
E. Berdasarkan Keparahan/ Kecepatan Serangan Karies
a. Rampant karies
b. Karies terhenti
b. Pencegahan Sekunder
Diagnosa dini dengan pengobatan yang tepat dan membatasi ketidak
mampuan/cacat yaitu pengobatan yang cepat untuk menghentikan
proses penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada gigi yang
terserang karies dan masih dapat dilakukan penambalan maka dilakukan
perawatan gigi/restorasi gigi. Dengan demikian, lengkung geligi dapat
dipertahankan dalam keadaan utuh, fungsi pengunyahan dipertahankan,
13
infeksi dan peradangan kronis dapat dihilangkan sehingga kesehatan
jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan. Selain itu,
mempertahankan gigi anterior dapat mempertahankan fungsi estetik,
membantu fungsi bicara dan mencegah timbulnya efek psikologis bila
gigi tersebut harus dicabut (Tarigan, 1991).
b. Pencegahan Tertier
Gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap
rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu (Tarigan, 1991). Becker
(1979) mengajukan beberapa klasifikasi perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan (Health Related Behaviour) salah satu diantaranya
adalah perilaku kesehatan (Health Behaviour), yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan
untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,
sanitasi dan sebagainya (Herijulianti, 2002).
14
3. Fungsi terganggu.
4. Estetik tergangu.
5. Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan kontak
dengan gigi yang berlubang.
Selama bertahun-tahun kita hanya kenal bahan tambal logam dan amalgam
Namun, sekarang telah dikembangkan bahan tambal sewarna gigi yaitu resin
komposit dan semen ionomer kaca dan porselen. Berdasarkan metode
peletakannya, tambalan terbagi dalam dua kategori, yaitu direct restoration dan
indirect restoration. Tambalan langsung adalah tambalan yang diletakkan langsung
pada gigi, prosedur penambalan selesai dalam sekali kunjungan. Termasuk dalam
kategori ini adalah tambalan amalgam, resin komposit.
Pencabutan gigi
Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa penti atau kebih kedalam
lagi, maka sebaiknya gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut.
15
F hanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7 (jembatan, mahkota khusus
atau viner/implan) tidak dimasukkan dalam penghitungan DMFT.
A 0 0 Permukaan gigi
sehat/keras
B 1 1 Gigi karies
C 2 2 Gigi dengan tumpatan,
ada karies
D 3 3 Gigi dengan tumpatan
baik, tidak ada karies
E 4 - Gigi yang hilang karena
karies
- 5 - Gigi dengan tumpatan
silen
F 6 - Jembatan, mahkota gigi
atau viner/implan
G 7 7 Gigi yang tidak erupsi
- 8 8 T T - Trauma/fraktur
T T - T T - Trauma/fraktur
- 9 9 Dan lain-lain: gigi yang
memakai pesawat cekat
ortodonti atau gigi yang
mengalami hipoplasia
enamel yang berat
16
25-50 orang untuk setiap kelompok. 5 tahun. Anak-anak seharusnya diperiksa di
antara ulangtahun mereka yang ke 5 dan 6. Umur ini menjadi umur indeks untuk
gigi susu karena tingkat karies pada kelompok umur ini lebih cepat berubah
daripada gigi permanen sekaligus umur 5 tahun merupakan umur anak mulai
sekolah. Namun, di negara yang usia masuk sekolahnya lebih lambat, dapat
digunakan umur 6 atau 7 tahun sebagai umur indeksnya. Pada kelompok umur ini,
sebaiknya gigi susu yang hilang tidak dimasukkan ke dalam skor m (missing)
karena kesulitan membedakan penyebab kehilangan gigi, apakah karena sudah
waktunya tanggal atau dicabut karena karies. 12 tahun. Kelompok umur ini penting
untuk diperiksa karena umumnya anak-anak meninggalkan bangku sekolah pada
umur 12 tahun. Selain itu, semua gigi permanen diperkirakan sudah erupsi pada
kelompok umur ini kecuali gigi
KARIES GIGI: Pengukuran Risiko dan Evaluasi 18 molar tiga.
Beradasarkan ini, umur 12 tahun ditetapkan sebagai umur pemantauan global
(global monitoring age) untuk karies. 15 tahun. Pada kelompok umur ini dianggap
bahwa gigi permanen sudahterekspos dengan lingkungan mulut selama 3-9 tahun,
sehingga pengukuran prevalensi karies dianggap lebih bermakna dibandingkan usia
12 tahun. Umur ini
juga merupakan usia kritis untuk pengukuran indikator penyakit periodontal pada
remaja. 35-44 tahun (rerata = 40 tahun). Kelompok umur ini merupakan kelompok
umur standar untuk memonitor kesehatan orang dewasa dalam hal efek karies,
tingkat keparahan penyakit periodontal, dan efek pelayanan kesehatan gigi yang
diberikan. 65-74 tahun. (rerata = 70 tahun). Kelompok umur ini lebih penting
sehubungan dengan adanya perubahan distribusi umur dan bertambahnya umur
harapan hidup yang terjadi di semua negara. Data dari kelompok umur ini
diperlukan untuk membuat perencanaan pelayanan keseahatan bagi manula dan
memantau semua efek pelayanan rongga mulut yang diberikan
17
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Karies gigi adalah Penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang
ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansi
organic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan kerusakan
jaringan ,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah interproksimal) meluas
kearah pulpa.
Etiologi atau penyebab kesatuan dari empat factor yaitu :
1. Host
2. Agen atau mikroorganisme
3. Substrata tau
4. Waktu
Diagnosis
Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan
gigi
Pencegahan Karies
1. Pra erupsi
2. Pasca erupsi
Tindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari
pencegahan
18
3.2 Saran
Dengan perawatan kesehatan diri yang khususnya rongga mulut, seperti
sikat gigi secara teratur . Maka resiko terjadinya karies gigi dapat dikurangi.
Lapisan enamel gigi yang tipis mudah mengalami kerusakan terutama pada gigi
molar sebelum terjadinya karies pada gigi periksalah gigi anda ke dokter gigi enam
bulan sekali.
19
DAFTAR PUSTAKA
20