Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PKL MANAJEMEN DAN PELAYANAN KESEHATAN

“Mekanisme Karies Gigi Pada Anak”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah


PKL-MPK di Puskesmas Ambulu

Disusun Oleh:
Novia Fisca Liliany 141611101042

Pembimbing:
dr. Swinasis

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis telah selesai
menyusun makalah ini yang berjudul “Mekanisme Karies Gidi pada Anak”. Pada
kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih dosen
pembimbing atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti PKL-IKGM 4 di
Puskesmas Ambulu.

Penulis sadar bahwa usaha penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangannya, karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis. Segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah


pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam pengetahuan.

Jember, 27 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………….. 2
Daftar Isi…………………………………………………………… 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………….. 5
1.3 Tujuan …………….…………………………………... 5
1.4 Manfaat………………………………………………… 5
Bab II Isi/Pembahasan
2.1 Etiologi karies gigi..…………………………………….. 6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies........ 7
2.3 Gejala karie gigi………………………………………… 9
2.4 Diagnosa karies gigi…………..………………………… 10
2.5 Pencegahan karies………………………………………. 13
2.5 Perawatan karies gigi…………………………………… 14
2.6 Indeks Tooth Caries-WHO……………………………... 15
Bab III Kesimpulan
3.1 Kesimpulan……………………………………………… 18
3.2 Saran…………………………………………………….. 19
Daftar Pustaka .................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang
ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansi
organic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan kerusakan
jaringan ,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah interproksimal) meluas
kearah pulpa.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang
terlihat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa.
Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun
berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat
dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk
mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu
merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan
glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga
menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan
remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5 proses demineralisasi
menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral
gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah
perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk
mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui
cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi
kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi,
misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.

4
1.2 Rumusan
1. Bagaimana penyebab karies gigi?
2. Bagaimana gejala karies gigi?
3. Bagaimana diagnosa karies gigi?
4. Bagaimana Indeks Tooth Caries-WHO?
5. Bagaimana cara pencegahan dan perawatan karies gigi?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang penyebab karies gigi
2. Menjelaskan tentang gejala karies gigi
3. Menjelaskan tentang diagnosa karies gigi
4. Menjelaskan tentang Indeks Tooth Caries WHO
5. Menjelaskan tentang cara pencegahan dan perawatan karies gigi

1.4 Manfaat
1. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
2. Semoga pembaca mengerti tentang karies gigi
3. Semoga pembaca mengerti tentang gejala karies gigi
4. Semoga pembaca mengerti tentang cara mendiagnosa karies gigi
5. Semoga pembaca mengerti tentang cara pencegahan dan perawatan karies
gigi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etiologi Karies Gigi

Etiologi atau penyebab karies atas faktor waktu penyebab primer yang
langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal pada permukaan gigi yang
berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang tidak langsung mempengaruhi
biofilm. Karies terjadi bukan disebabkan karena satu kejadian saja seperti faktor
host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet dan faktor
waktu, tetapi merupakan interaksi dari faktor - faktor tersebut. Pada tahun 1960-an
oleh Keyes dan Jordan (cit. Harris and Christen, 1995), karies
dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu :
1. Host atau tuan rumah
2. Agen atau mikroorganisme
3. Substrat atau diet dan
4. Waktu.

Gambar : Faktor – factor yang mempengaruhi terjadinya karies.

6
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies:
1. Keturunan
2. Ras
Ras tertentu dengan mempunyai rahang yang sempit, menyebabkan gigi
tumbuh tidak teratur sehingga menyembabkan sukar untuk membersihkan
gigi dan ini akan mempertinggi prosentase karies pada ras tersebut.
3. Jenis kelamin
Volker. Dkk mengatakan bahwa prevalensi karies gigi tetap wanita lebih
tnggi dibandingkan pria. Demikian juga halnya anak-anak, prevalensi karies
gigi sulung anak wanita lebih tinggi di bandingkan anak-anak laki-laki.
4. Usia
Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies pun bertambah.
Hal ini jelas karena factor resiko terjadinya karies akan lebih lama
berpengaruh terhadap gigi.
5. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi. Terutama pada
periode pembentukan gigi.

Tabel beberapa vitamin dan pengaruhnya terhadap kerusakan gigi adalah sebagai
berikut :
No Vitamin Kebutuhan Pengaruh
perhari
1. A 1-2 mg Merusak pembentukan email dan
dentin

2. B1 1-2 mg Karies meninggi (perubahan pada


lidah, bibir, dan p”tium)

3. B2 2 mg Karies meninggi (perubahan pada


lidah, bibir, dan p”tium)

7
4. B6 2 mg Tidak ada pengaruh

5. C 7 5-100 mg Degenerasi odontoblas kerusakan


periodontium, stomatitis, dll

6. D 400-600 IU Hipoplasia enamel dantin

7. E 10mg Tidak diketahui

8. K 1 mg (?) Tidak diketahui

6. Unsur kimia
Unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap tejadinya karies gigi
masih dalam peelitian. Unsur kimia yang paling berpengaruh adalah Flour.

Tabel dibawah ini menunjukan beberapa unsure kimia yang mempengaruhi atau
memperlambat terjadinya karies :

No Unsur Kimia Pengaruh

1. Brellium Menghambat

2. Flour Menghambat

3. Aurium Menghambat

4. Cuprum Menghambat

5. Magnesium Menghambat

6. Platina Menunjang

7. Cadmium Menunjang

8. Selenium Menunjang

8
8. Saliva
1. Campuran bahan-bahan yang terkandung didalamnya
2. Derajat keasaman
3. Jumlah/ volume
4. Faktor anti bakteri
9. Letak geografis
10. Kultur social penduduk

2.3 Gejala Karies Gigi

Gejala karies gigi bukan hanya satu gejala saja, adapun gejala –gejalanya sebagai
berikut :

1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis. Gigi terasa sangant


sensitive terhadap panas, dingin, manis dan asam menandakan karies
gigi sudah sampai bagian dentin
2. Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri akan
bersifat menetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifat sepontan,
meski tidak ada rangsangan.
3. Jika bakteri telah mencapai pulpa. Dan pulpa mati maka nyeri untuk
sementara akan hilang lalu akan timbul lagi dalam beberapa jam atau
hari dan gigi akan menjadi peka karena peradangan dan infeksi telah
menyebar keluar dan menyebabkan abses.

9
2.4 Diagnosis

Gambar : Dental explorer, alat diagnostik karies.

Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua


permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer.
Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies
interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang.
Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada
gigi dengan eksplorer. Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak
menggunakan eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah
daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk
lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.

Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum
berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk
membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah
efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk
mendiagnosis karies kecil. Untuk dapat mendiagnosis maka harus mengenali
bentuk-bentuk karies lokasi karies.

1. Bentuk-bentuk Karies:
A. Cara meluasnya karies
B. Dalamnya karies

10
C. Lokasi karies
D. Berdasarkan banyaknya permukaan yang terkena
E. Berdasarkan keparahan atau kecepatan serangan karies

Gambar : Dalamnya karies karies

A. Berdasarkan cara meluasnya karies


a. Karies Penetriende
Karies yang meluas dari email kedentin dalam bentuk kerucut
perluasannya secara penetrasi merembes ke dalam
b. Karies Unterminirende
Karies yang meluas dari email ke dentin dimana pada oklusal kecil tetapi
di dalam email atau dentin sudah meluas
B. Berdasarkan dalamnya karies
a. Karies Superfisialis
Karies yang baru mengenai lapisan email, tidak sampai dentin
b. Karies Media
Karies yang sudah mengenai dentin tetapi belum melebihi setengah
dentin

11
c. Karies Profunda
Dimana karies sudah mengenai lebih setengahnya dentin dan kadang -
kadang sudah mengenai pulpa

- Profunda pulpa terbuka


Bila pulpa sudah terbuka/ mengenai pulpa
- Profunda pulpa tertutup
Bila karies belum mengenai pulpa

C. Berdasarkan Lokasi Karies (Olah G Black)


a. Karies kelas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal (Pits dan fissure ) dari gigi
premolar dan molar. Dapat juga terdapa ada anterior di foramen caecum.
b. Karies kelas II
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi molar atau
premolar yang umumnya meluas sampai bagian oklusal.
c. Karies kelas III
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior tetapi
belum mencapai margo incisal (belum mencapai 1/3 incisal gigi).
d. Karies kelas IV
Karies yang terdapat pada bagian aproximal dari gigi anterior dan sudah
mencapai margo incisal (telah mencapai 1/3 incisal gigi )
e. Karies kelas V
Karies yang terletak di cerviks gigi anterior maupun posterior.

D. Berdasarkan Banyaknya Permukaan Yang Terkena


a. Simple karies
Bila hanya satu permukaan yang terkena.
b. Kompleks karies
Bila lebih dari satu permukaan gigi yang terkena.

12
E. Berdasarkan Keparahan/ Kecepatan Serangan Karies
a. Rampant karies
b. Karies terhenti

2.4 Pencegahan Karies


1. Pra erupsi
Tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima
tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari leavell and clark yang
dikutip
Herijulianti (2002) didalam bukunya adalah sebagai berikut :
1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)
2. Perlindungan Khusus (Specific Protection)
3. Diagnosa Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis And
PromptTreatment)
4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
2. Pasca erupsi
Tindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari pencegahan
primer, sekunder dan tertier.
a. Pencegahan Primer
Yaitu pencegahan sebelum gejala klinik timbul yaitu dengan cara
peningkatan dan perlindungan khusus. Peningkatan kesehatan :
pendidikan kesehatan, meningkatkan keadaan sosio ekonomi seseorang,
standart nutrisi yang baik, membatasi frekuensi makanan dan minuman
yang manis-manis dan pemeriksaan berkala (Tarigan, 1991).

b. Pencegahan Sekunder
Diagnosa dini dengan pengobatan yang tepat dan membatasi ketidak
mampuan/cacat yaitu pengobatan yang cepat untuk menghentikan
proses penyakit dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada gigi yang
terserang karies dan masih dapat dilakukan penambalan maka dilakukan
perawatan gigi/restorasi gigi. Dengan demikian, lengkung geligi dapat
dipertahankan dalam keadaan utuh, fungsi pengunyahan dipertahankan,

13
infeksi dan peradangan kronis dapat dihilangkan sehingga kesehatan
jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan. Selain itu,
mempertahankan gigi anterior dapat mempertahankan fungsi estetik,
membantu fungsi bicara dan mencegah timbulnya efek psikologis bila
gigi tersebut harus dicabut (Tarigan, 1991).
b. Pencegahan Tertier
Gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap
rehabilitasi dengan pembuatan gigi palsu (Tarigan, 1991). Becker
(1979) mengajukan beberapa klasifikasi perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan (Health Related Behaviour) salah satu diantaranya
adalah perilaku kesehatan (Health Behaviour), yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan
untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan,
sanitasi dan sebagainya (Herijulianti, 2002).

2.5 Perawatan Karies Gigi


Tumpatan

Gambar : Gigi yang ditumpat dengan bahan amalgam


Gigi indikasi untuk ditumpat bila terdapat salah satu daritanda berikut :
1. Gigi sangat sensitif terhadap panas,dingin, manis.
2. Terbentuk lubang yang rentan perlekatan plak, sisa makanan.

14
3. Fungsi terganggu.
4. Estetik tergangu.
5. Kecenderungan bergesernya gigi disebelahnya akibat kehilangan kontak
dengan gigi yang berlubang.

Selama bertahun-tahun kita hanya kenal bahan tambal logam dan amalgam
Namun, sekarang telah dikembangkan bahan tambal sewarna gigi yaitu resin
komposit dan semen ionomer kaca dan porselen. Berdasarkan metode
peletakannya, tambalan terbagi dalam dua kategori, yaitu direct restoration dan
indirect restoration. Tambalan langsung adalah tambalan yang diletakkan langsung
pada gigi, prosedur penambalan selesai dalam sekali kunjungan. Termasuk dalam
kategori ini adalah tambalan amalgam, resin komposit.

Pencabutan gigi
Jika kerusakan gigi telah mencapai dekat pulpa penti atau kebih kedalam
lagi, maka sebaiknya gigi dicabut untuk mencegah infeksi yang lebih lanjut.

2.6 Indeks Tooth Caries-WHO

Indeks DMFT yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk


menggambarkan pengalaman karies seseorang atau dalam suatu populasi. Semua
gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut
dan kadang-kadang tidak berfungsi. Indeks ini dibedakan atas indeks DMFT
(decayed missing filled teeth) yang digunakan untuk gigi permanen pada orang
dewasa dan deft (decayed extracted filled tooth) untuk gigi susu pada anak-anak.
Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar. Indeks ini
tidak memerlukan gambaran radiografi untuk mendeteksi karies aproksimal.
Kriteria pemeriksaan seperti terlihat pada Tabel 1.5. Cara perhitungannya adalah
dengan menjumlahkan semua DMF atau DEF. Komponen D meliputi penjumlahan
kode 1 dan 2, komponen M untuk kode 4 pada subjek <30 tahun, dan kode 4 dan 5
untuk subjek >30 tahun misalnya hilang karena karies atau sebab lain. Komponen

15
F hanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7 (jembatan, mahkota khusus
atau viner/implan) tidak dimasukkan dalam penghitungan DMFT.

Kode pemeriksaan karies dengan indeks WHO


Kode
GIGI GIGI Kondisi/Status
SUSU PERMANEN
Mahkota Mahkota Akar
gigi Gigi gigi

A 0 0 Permukaan gigi
sehat/keras
B 1 1 Gigi karies
C 2 2 Gigi dengan tumpatan,
ada karies
D 3 3 Gigi dengan tumpatan
baik, tidak ada karies
E 4 - Gigi yang hilang karena
karies
- 5 - Gigi dengan tumpatan
silen
F 6 - Jembatan, mahkota gigi
atau viner/implan
G 7 7 Gigi yang tidak erupsi
- 8 8 T T - Trauma/fraktur
T T - T T - Trauma/fraktur
- 9 9 Dan lain-lain: gigi yang
memakai pesawat cekat
ortodonti atau gigi yang
mengalami hipoplasia
enamel yang berat

Umur indeks dan kelompok umur


WHO merekomendasikan kelompok umur tertentu untuk diperiksa yaitu
kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk
gigi permanen. Jumlah subjek yang diperiksa untuk setiap kelompok umur minimal

16
25-50 orang untuk setiap kelompok. 5 tahun. Anak-anak seharusnya diperiksa di
antara ulangtahun mereka yang ke 5 dan 6. Umur ini menjadi umur indeks untuk
gigi susu karena tingkat karies pada kelompok umur ini lebih cepat berubah
daripada gigi permanen sekaligus umur 5 tahun merupakan umur anak mulai
sekolah. Namun, di negara yang usia masuk sekolahnya lebih lambat, dapat
digunakan umur 6 atau 7 tahun sebagai umur indeksnya. Pada kelompok umur ini,
sebaiknya gigi susu yang hilang tidak dimasukkan ke dalam skor m (missing)
karena kesulitan membedakan penyebab kehilangan gigi, apakah karena sudah
waktunya tanggal atau dicabut karena karies. 12 tahun. Kelompok umur ini penting
untuk diperiksa karena umumnya anak-anak meninggalkan bangku sekolah pada
umur 12 tahun. Selain itu, semua gigi permanen diperkirakan sudah erupsi pada
kelompok umur ini kecuali gigi
KARIES GIGI: Pengukuran Risiko dan Evaluasi 18 molar tiga.
Beradasarkan ini, umur 12 tahun ditetapkan sebagai umur pemantauan global
(global monitoring age) untuk karies. 15 tahun. Pada kelompok umur ini dianggap
bahwa gigi permanen sudahterekspos dengan lingkungan mulut selama 3-9 tahun,
sehingga pengukuran prevalensi karies dianggap lebih bermakna dibandingkan usia
12 tahun. Umur ini
juga merupakan usia kritis untuk pengukuran indikator penyakit periodontal pada
remaja. 35-44 tahun (rerata = 40 tahun). Kelompok umur ini merupakan kelompok
umur standar untuk memonitor kesehatan orang dewasa dalam hal efek karies,
tingkat keparahan penyakit periodontal, dan efek pelayanan kesehatan gigi yang
diberikan. 65-74 tahun. (rerata = 70 tahun). Kelompok umur ini lebih penting
sehubungan dengan adanya perubahan distribusi umur dan bertambahnya umur
harapan hidup yang terjadi di semua negara. Data dari kelompok umur ini
diperlukan untuk membuat perencanaan pelayanan keseahatan bagi manula dan
memantau semua efek pelayanan rongga mulut yang diberikan

17
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Karies gigi adalah Penyakit jaringan gigi yang mengalami klasifikasi yang
ditandai oleh demineralisasi dari bagian inorganic dan dekstrusi dari subtansi
organic dari gigi atau penyakit jarigan gigi yang di tandai dengan kerusakan
jaringan ,dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, daerah interproksimal) meluas
kearah pulpa.
Etiologi atau penyebab kesatuan dari empat factor yaitu :
1. Host
2. Agen atau mikroorganisme
3. Substrata tau
4. Waktu

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies:


1. Keturunan 6. Unsur kimia
2. Ras 7. Air ludah
3. Jenis kelamin 8. Letak geografis
4. Usia 9. Kultur social penduduk
5. Vitamin

Diagnosis
Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan
gigi

Pencegahan Karies
1. Pra erupsi
2. Pasca erupsi
Tindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari
pencegahan

Perawatan Karies Gigi


dengan tumpatan apabila kerusakan baru mencapai enamel

18
3.2 Saran
Dengan perawatan kesehatan diri yang khususnya rongga mulut, seperti
sikat gigi secara teratur . Maka resiko terjadinya karies gigi dapat dikurangi.
Lapisan enamel gigi yang tipis mudah mengalami kerusakan terutama pada gigi
molar sebelum terjadinya karies pada gigi periksalah gigi anda ke dokter gigi enam
bulan sekali.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland, W.A. Nenman, Kamus Kedokteran Dorland : ahli bahasa,


Huriawati H. dkk –Ed-29- Jakarta ; EGC, 2002.
2. Erni Gultom. Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut . Bandar Lampung
3. Rasinta T. Karies gigi. Juwono L, editor. Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2014. hlm. 1 - 79.
4. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta; 2010. hlm. 10 - 9.
5. Suwelo, Ismu Suharsono. Karies Gigi Pada Anak Dengan Berbagai Faktor
Etiologi. Jakarta: EGC. 1992.
6. Petersen PE. The World Oral Health Report 2003: Continuous Improvement
of Oral Health in the 21st century – the Approach of the WHO Oral Global
Health Programme. Community Dentistry and Oral Epidemiology 2003; 31
Suppl 1:3-2

20

Anda mungkin juga menyukai