Anda di halaman 1dari 7

MODUL 1

Analisis Keselamatan PLTN


Oriza N. H, Nurul Atiqah, Astari, Rizki Adi Nugroho, Ervano, Shabrina Ghassani
10211110, 10211032, 10211034, 10211038, 10211053,10211064
Program StudiFisika, InstitutTeknologi Bandung, Indonesia
Email: Orizanaufalharish@yahoo.com

Asisten: Indah Rosidah /10210061


Puguh Andik Prastyo/10209088
Tanggal Praktikum: 26-02-2014

Abstak
Reaktor nuklir menjanjikan sumber energy baru yang dapat menghasilkan energy yang besar,murah, dan tahan
lama di masadepan. Namun kesalahan manusia (human error) sering terjadi di segala bidang, termasuk pada
reactor. Praktikum kali ini bertujuan untuk melihat parameter parameter yang mempengaruhi efek Xenon yaitu
salah satu sumber kecelakaan unuk reactor. Xenon sangat kuar menyerap netron serta Xenon tidak stabil juga
meluruh dengan waktu cepat (skala jam). karena hal ini terjadi kendala perubahan daya secara drastic pada PLTN
thermal. Selain osilasi Xenon ada pula ULOF (unprotected Low Of Flow) dan UTOP (unprotected Transient Over
Power) adalah contoh lain kecelakaan kecelakaan pada reactor nuklir.
Kata kunci: Kecelakaan Reaktor, Osilasi Xenon, Reaktor
𝑑𝐼
I. Pendahuluan = 𝛾𝐼 ∑𝑓 ∅ − 𝜆𝐼 𝐼 (1)
𝑑𝑡
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan
parameter yang mempengaruhi efek Xenon dan 𝑑𝑋𝑒
= 𝜆𝐼 𝐼 + 𝛾𝑋𝑒 ∑𝑓 ∅ − 𝜎𝑎𝑋𝑒 ∅𝑋 − 𝜆𝑋𝑒 𝑋 (2)
efeknya pada kecelakaan reaktor nuklir. juga 𝑑𝑡
𝑋(𝑡)𝜎𝑎𝑥𝑒
untuk memahami kecelakaan UTOP dan ULOF. ∆𝜌 = − (3)
∑𝑎
Reaktor nuklir adalah alat atau instalasi yang 𝑑𝑃 𝜌(𝑡)−𝛽
= 𝑃 + 𝜆𝐶 (4)
dijalankan dengan bahan bakar nuklir yang 𝑑𝑡 𝛼
dapat menghasilkan reaksi inti berantai yang 𝑑𝐶 𝛽
terkendali dan digunakan untuk pembangkitan 𝑑𝑡
= −𝜆𝐶 + Λ 𝑃 (5)
daya, atau penelitian, dan / atau produksi
radioisotop.[1].
Keterangan:
𝛾𝐼 : konstanta fisi iodine
𝛾𝑋𝑒 : konstanta fisi Xenon
∅ : fluks
𝜎𝑎𝑋𝑒 :cross section absorbs xenon
𝜆𝐼 : konstanta peluruhan Iodine
Gambar 1: Skema Peluruhan Uranium 𝜆𝑋𝑒 : konstanta peluruhan xenon

Dari skema di atas dapat dilihat bahwa II. Metode Percobaan


produk fisi meluruh menjadi 𝑇𝑒 135 dan ada pula Dilakukan simulasi selama 200 jam dengan
yang langsung menjadi 𝑋𝑒 135 . 𝑇𝑒 135 meluruh selang waktu 0.1 jam. untuk mengsimulasikan
menjadi 𝐼135 dengan sangat singkat. Lalu dalam osilasi Xenon. Dengan menggunakan persamaan
selang waktu 4.1 jam meluruh menjadi 𝑋𝑒 135 . 1 dan 2 kita dapat menghitung jumlah Iodine
Kemudian 𝑋𝑒 135 membutuhkan waktu kurang dan Xenon yang di hasilkan. Kita akan
lebih 6.7 jam untuk menjadi 𝐶𝑠135 yang stabil mengsimulasikan terjadinya perubahan daya
membutuhkan waktu jutaan tahun. Karena siklus mendadak. 100 jam pertama kita pakai untuk
di ataslah terjadi penumpukan Xenon. Secara 100% fluks kemudian 100 jam berikutnya kita
analitik jumlah/populasi xenon/iodin dapat di variasikan fluks menjadi 50%/25%/5%/0%.
tentukan sebagai berikut Kemudian kita buat grafik iodine dan xenon
terhadap waktu. Selanjutkan dibuat data
temperature dan daya pada reactor kemudian
kita plot terhadap waktu.

III. Data dan Pengolahan Iodin


8E+15
6E+15
Iodin 4E+15
Iodin
8E+15 2E+15
6E+15 0
4E+15 0 100 200 300
Iodin
2E+15
Gambar 5: Grafik populasi Iodine perubahan daya
0
100% ke 50%
0 100 200 300

Gambar 2: Grafik populasi Iodine perubahan daya


100% ke 0% Xenon
6E+15

4E+15
Iodin Xenon
2E+15
8E+15
6E+15 0
0 100 200 300
4E+15
Iodin
2E+15
Gambar 6: Grafik populasi Xenon perubahan daya
0 100% ke 0%
0 100 200 300

Gambar 3: Grafik populasi Iodine perubahan daya


100% ke 5% Xenon
6E+15

4E+15
Iodin
2E+15 Xenon
8E+15
6E+15 0
4E+15 0 100 200 300
Iodin
2E+15
0 Gambar 7: Grafik populasi Xenon perubahan daya
100% ke 5%
0 100 200 300

Gambar 4: Grafik populasi Iodine perubahan daya


100% ke 25%
0.1 reaktivitas feedback
0.05
Xenon
0 reaktivitas
4E+15 0 100 200 300 feedback
3E+15 -0.05
2E+15
Xenon -0.1
1E+15
Gambar 11: Grafik Reaktivitas Feedback (+delta
0 RHO) perubahan daya 100% ke 5%
0 100 200 300

Gambar 8: Grafik populasi Xenon perubahan daya


100% ke 25% 0.05 reaktivitas feedback
0
Xenon 0 100 200 300 reaktivitas
3E+15 -0.05 feedback

2E+15
-0.1
1E+15 Xenon

0 Gambar 12: Grafik Reaktivitas Feedback (+delta


RHO) perubahan daya 100% ke 25%
0 100 200 300

Gambar 9: Grafik populasi Xenon perubahan daya


100% ke 50% 0.05 reaktivitas feedback

0.1 reaktivitas feedback 0


0 100 200 300 reaktivitas
0.05 -0.05 feedback

0 reaktivitas
0 100 200 300 feedback -0.1
-0.05
Gambar 13: Grafik Reaktivitas Feedback (+delta
-0.1 RHO) perubahan daya 100% ke 50%

Gambar 10: Grafik Reaktivitas Feedback (+delta


RHO) perubahan daya 100% ke 0%
0
reaktivitas feedback 0 reaktivitas feedback
0 100 200 300 0 100 200 300
-0.02
-0.05
reaktivitas -0.04 reaktivitas
-0.1 feedback feedback
-0.06

-0.15 -0.08

Gambar 14: Grafik Reaktivitas Feedback perubahan Gambar 17: Grafik Reaktivitas Feedback perubahan
daya 100% ke 0% daya 100% ke 50%

0 reaktivitas feedback Daya


0 100 200 300
300
-0.05 200
reaktivitas
100 Daya
-0.1 feedback
0
0 0.05 0.1 0.15
-0.15 -100
Gambar 18: Grafik Daya terhadap waktu, perubahan
Gambar 15: Grafik Reaktivitas Feedback perubahan daya 100% ke 0%
daya 100% ke 5%

Daya
0 reaktivitas feedback 200
0 100 200 300 150
100
Daya
-0.05 reaktivitas 50
feedback 0
-50 0 0.05 0.1 0.15

-0.1
Gambar 19: Grafik Daya terhadap waktu, perubahan
Gambar 16: Grafik Reaktivitas Feedback perubahan daya 100% ke 5%
daya 100% ke 25%
Daya Temperatur
60 600
40 400
20 Daya Temperatur
200
0 0
0 0.05 0.1 0.15 0 0.05 0.1 0.15
Gambar 23: Grafik Temperatur terhadap waktu,
Gambar 20: Grafik Daya terhadap waktu, perubahan perubahan daya 100% ke 5%
daya 100% ke 25%

Temperatur
Daya 380
6
360
4
340 Temperatur
2 Daya
320
0 0 0.05 0.1 0.15
0 0.05 0.1 0.15
Gambar 21: Grafik Daya terhadap waktu, perubahan Gambar 24: Grafik Temperatur terhadap waktu,
daya 100% ke 50% perubahan daya 100% ke 25%

Temperatur Temperatur
600 338
336
400 334
200 Temperatur 332 Temperatur
330
0 328
0 0.05 0.1 0.15 0 0.05 0.1 0.15

Gambar 22: Grafik Temperatur terhadap waktu, Gambar 25: Grafik Temperatur terhadap waktu,
perubahan daya 100% ke 0% perubahan daya 100% ke 50%
IV. Pembahasan kembali. Yang akhirnya ketika semua telah
Terjadi efek osilasi Xenon karena adanya menyadari hal tersebut semua terlah terlambat.
proses pembuatan/penghasil Xenon secara Kecelakaan tersebut juga di tambah dengan
bersamaan, yaitu ketika produk fisi(uranium) buruknya desain reactor Chernobyl yang tidak
meluruh menjadi xenon dan iodine yang stabil pada daya rendah[2]
meluruh menjadi xenon lebih cepat daripada UTOP (Unprotected transient over power)
meluruhnya xenon menjadi Cs. masuknya reaktivitas positif menyebabkan
Efek osilasi xenon mengakibatkan ketika kenaikan daya pada reaktor nuklir. Selanjutnya
populasi Xenon tiba tiba naik dengan signifikan, kenaikan daya ini memicu kenaikan temperatur
adanya reaktivitas feedback yang pada bahan pendingin, kelongsong dan bahan
mengakibatkan daya pada reactor naik dan bakar. Kenaikan temperatur ini pada gilirannya
temperature naik kemudian ketika populasi menyebabkan terjadinya balikan reaktivitas
xenon sudah mulai stabil/turun daya kembali negatif dari keempat kompenen di atas yang
turun namun temperature masik tetap naik. mengkompensasi reaktivitas positif eksternal.
Waktu yang optimal untuk menyalakan Dalam keadaan asimtotik daya reaktor akan
kembali reactor nuklir yang telah di shutdown stabil pada harga yang lebih tinggi dari daya
adalah ketika jumlah xenon yang di hasilkan pada kondisi normal. Contohnya adalah
minimal/sedikit/ tidak ada. Karena pada masa itu kecelakaan pada reaktor Chernobyl[3]
tidak akan terjadi osilasi xenon yang ULOF(unprotected Loss of Flow)
menyebabkan daya tidak stabil. Jika pada merupakan ketidak seimbangan daya dan aliran
simulasi waktu 100 jam yang dipakai untuk pendingin yang menyebabkan kenaikan
mematikan reactor, terlihat xenon sudah mulai temperatur pendingin dan bahan bakar.
minimal (gambar 6). Kenaikan temperatur ini menyebabkan
Pengaruh osilasi daya pada reactor adalah terjadinya balikan reaktivitas negatif yang
terjadinya peningkatan temperature pada bahan kemudian menekan daya untuk turun hingga
bakar juga pada pendingin. Jika osilasi daya akhirnya menyesuaikan dengan kemampuan
sangat signifikan. Maka temperature dari bahan sirkulasi alamiah. Pada kondisi akhir, terjadi
bakar dan pendingin akan naik secara drastic dan keseimbangan reaktivitas antara reaktivitas
dapat menimbulkan ledakan. positif akibat turunnya temperatur bahan bakar
Reactor jenis fast reactor memanfaatkan dan kenaikan temperatur pendingin. Contohnya
neutron yang di hasilkan produk fisi. Maka adalah kecelakaan pada reaktor Fukushima.[3]
karena efek xenon menghasilkan neutrons juga, Suatu reactor meledak jiga terdapat
pada fast reactor efek xenon sangat berpengaruh. kenaikan/penurunan daya yang tidak dapat
Peristiwa yang terjadi di Chernobyl adalah. terkendali yang mengakibatkan kenaikan suhu
Reactor unit 4 chernobyl dipadamkan untuk yang besar lalu mengaikabtkan temperature turbi
aslsan perwatan rutin selama pemadaman, reactor dan pendingin meningkat dan tidak dapat
teknisi ingin mengetes apakah ketika reactor di kendalikan.
kehilangan daya turibin mempunyai cukup Ketika fluks neutron di variasikan jumlah
energy untuk membuat system pendingin tetap populasi Xenon meningkat secara signifikan.
berjalan. Untuk hal membuat data yang lebih Dapat di lihat pada gambar grafik 6 hingga 9.
akurat, beberapa system keselamatan di matikan. Ketika fluks di buat menjadi 0% Xenon menjadi
Batang kendali reactor yang digunakan hanya 8 sangat banyak di bandingkan dengan fluks 5%,
padahal minimal 30 untuk dapat mengontrol 25% dan 50%.
reactor. Karena hal tersebut absorban neutron Daya dalam reactor dapat berubah secara
berkurang drastic mengakibatkan jumlah xenon drastic di sebabkan karena perubahan fluks
yang berlimpah. Lalu terjadi kenaikan neutron yang tiba tiba. Seperti pada kasus
temperature pendingin dan reactor utama. simulasi ketika ada perubahan fluks yang sangat
Teknisi teknisi pada lokasi telah mengetahui jika besar. Dari 100% menjadi 0% daya dalam
pengujian dilanjutkan akan terjadi kecelakaan, reactor berubah sangat drastic. Yang berarti
namun hal tersebut tidak meyakinkan atasan bahwa perubajan daya berbanding lurus dengan
atasannya. Kemudian pengujian di lanjutkan perubahan fluks.
V. Simpulan
 perubahan daya pada reactor berbanding
lurus dengan perubahan fluks.
 perubahan fluks berbanding lurus dengan
jumlah populasi Xenon
 ULOF kecelakaan reactor akibat hilangnya
daya pompa promer
 UTOP kecelakaan reactor akibat kelebihan
daya pada reaktor

VI. Pustaka
[1]
http://www.batan.go.id/prod_hukum/istilah.php
(diakses pada 28-02-2014 pukul 13.00)
[2]
http://www.infonuklir.com/read/detail/87/reakto
r-chernobyl-desain-yang-cacat (diakses pada 28-
02-2014 pukul 14.07)
[3] Zaki Su’ud. 2006. Sistem Analisa
Kecelakaan Reaktor Cepat Berpendingin Logam
Cair dengan Tingkat Kompleksitas Berjenjang.
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan
Teknologi Nuklir XVII

Anda mungkin juga menyukai