Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sinyal merupakan sebuah fungsi yang berisi informasi mengenai keadaan


tingkah laku dari sebuah sistem secara fisik. Meskipun sinyal dapat diwujudkan
dalam beberapa cara, dalam berbagai kasus informasi terdiri dari sebuah pola dari
beberapa bentuk yang bervariasi. Secara matematis, sinyal merupakan fungsi dari
satu atau lebih variable yang berdiri sendiri independent variable. Cara untuk
menggabungkan dua buah fungsi sinyal dapat dilakukan dengan sebuah metode
konvolusi.

Konvolusi secara umum dapat diartikan sebagai cara untuk mengkombinasika


n dua buah deret angka untuk menghasilkan deret angka ketiga. Konvolusi dilamb
angkan secara asterisk(*).Bagi para insiniyur konvolusi adalah instrument yang sa
ngat penting. Sebagai contoh,konvolusi digunakan dalam sistem linier dan teori k
ontrol untuk mendapatkan respon y(t) dari sebuah sistem x(t) jika diberikan impul
s h(t). Secara umum konvolusi dua buah sinyal x.1 t dan x 2 yt = x t dituliskan
sebagai berikut : 1 t x 2 = x t 2 t x 1 atau t yt = x 1 λx 2 t- λdλ = x 2 λx 1 t- λdλ Di
mana λ adalah variable dummy.

Fungsi singularitas merupakan sinyal-sinyal dasar yang dapat digunakan


untuk mempresentasikan sinyal-sinyal lain yang belum diketahui sebelumnya.
Secara garis besar sinyal-sinyal dasar dapat dikelompokkan menjadi dua macam,
yaitu sinyal dasar waktu kontinyu continuous-time signal dan sinyal diskrit
discrete-time signal.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

2.2 Konvolusi dua Sinyal

Berikut ini akan ditunjukkan konvolusi dua sinyal. Konvolusi antara dua
sinyal diskrit x[n] dan v[n] dapat dinyatakan sebagai

Bentuk penjumlahan yang ada di bagian kanan pada persamaan (1) disebut
sebagai convolution sum. Jika x[n] dan v[n] memiliki nilai 0 untuk semua integer
pada n<0, selanjutnya x[i]=0 untuk semua integer pada i<0 dan v[i-n]=0 untuk
semua integer n – i < 0 (atau n<i). Sehingga jumlahan pada persamaan (1) akan
menempati dari nilai i=0 sampai dengan i=n, dan operasi konvolusi selanjutnya
dapat dituliskan sebagai:

2.3 Mekanisme Konvolusi


Komputasi pada persamaan (1) dan (2) dapat diselesaikan dengan
merubah discretetime index n sampai dengan i dalam sinyal x[n] dan v[n]. Sinyal
yang dihasilkan x[i] dan v[i] selanjutnya menjadi sebuah fungsi discrete-time
index i. Step berikutnya adalah menentukan v[n-i] dan kemudian membentuk
pencerminan terhadap sinyal v[i]. Lebih tepatnya v[-i] merupakan pencerminan
dari v[i] yang diorientasikan pada sumbu vertikal (axis), dan v[n-i] merupakan v[-
i] yang digeser ke kanan deng an step n. Saat pertama kali product (hasil kali)
x[i]v[n-i] terbentuk, nilai pada konvolusi x[n]*v[n] pada titik n dihitung dengan

2
menjumlahkan nilai x[i]v[n-i] sesuai rentang i pada sederetan nilai integer
tertentu.

Untuk lebih jelasnya permasalahan ini akan disajikan dengan suatu contoh
penghitung konvolusi pada dua deret nilai integer berikut ini.
Sinyal pertama: x[i]= 1 2 3
Sinyal kedua : v[i]= 2 1 3

• Step pertama adalah pembalikan sinyal kedua, v[n] sehingga didapatan kondisi
seperti berikut:
Sinyal pertama: x[i] = 1 2 3
Sinyal kedua: v[-i] = 3 1 2

• Step ke dua adalah pergeseran dan penjumlahan


Sinyal pertama: 1 2 3
Sinyal kedua: 3 1 2
------------------ x
product and sum: 0 0 2 0 0 = 2
• Step ke tiga adalah pergeseran satu step dan penjumlahan
Sinyal pertama: 1 2 3
Sinyal kedua: 3 1 2
--------------------- x
product and sum: 0 1 4 0 = 5

• Step ke empat adalah pergeseran satu step dan penjumlahan


Sinyal pertama: 1 2 3
Sinyal kedua: 312
------------------------- x
product and sum: 3 2 6 = 11

• Step ke lima adalah pergeseran satu step dan penjumlahan

3
Sinyal pertama: 1 2 3
Sinyal kedua: 312
------------------- x
product and sum: 0 6 3 0 = 9

• Step ke enam adalah pergeseran satu step dan penjumlahan


Sinyal pertama: 1 2 3
Sinyal kedua: 312
------------------- x
product and sum: 0 0 9 0 0 = 9

• Step ke tujuh adalah pergeseran satu step dan penjumlahan


Sinyal pertama: 1 2 3
Sinyal kedua: 312
------------------- x
product and sum: 0 0 0 0 0 0 = 0

Dari hasil product and sum tersebut hasilnya dapat kita lihat dalam bentuk
deret sebagai berikut: 2 5 11 9 9. Disini hasil penghitungan product and sum
sebelum step pertama dan step ke tujuh dan selanjutnya menunjukkan nilai 0,
sehingga tidak ditampilkan. Secara grafis dapat dilihat seperti berikut ini:

Gambar 6.1. Mekanisme Konvolusi

Pada Gambar 6.1 bagian atas, menunjukkan sinyal x[n], bagian kedua
menunjukkan sinyal v[n], sedangkan bagian ketiga atau yang paling bawah
merupakan hasil konvolusi.

4
BAB III

LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM

3.1 Langkah –Langkah Praktikum


1. Buka Software Matlab,Lalu klik file, pilih new kemudian pilih function
2. Setelah itu akan muncul editor pada desktop matlab dan disinilah kita dapat
menuliskan program yang akan kita buat,Setelah program selesai dibuat,
simpan dengan mengklik file, pilih save as.
3.2 Konvolusi Dua Sinyal

Gambar 3.2 Script Dari Konvolusi Dua Sinyal


3.3 Konvolusi Dua Sinyal Discrate Unit Step

5
Gambar 3.3 Script Konvolusi Dua Sinyal Discrate Unit Step

Gambar 3.1 Script Konvolusi Dua Sinyal Discrate Unit Step dengan
P=30 dan L=10

3.4 Konvulusi Dua Sinyal Sinus

6
Gambar 3.4 Script Konvulusi Dua Sinyal Sinus

Gambar 3.4.1 Script Konvolusi Dua Sinyal Sinus dengan l=50 w1=w2
=2 teta1=1.5 teta2=0.5 dan A1=A2=1

3.5 Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosine

Gambar 3.5 Script Sinyal Raise Cosine dan Sinyal Sinus Asli

7
Gambar 3.5.1 Script Sinyal Sinus Bernoise

Gambar 3.5.2 Script Sinyal Konvolusi

Gambar 3.5.3 Script Sinyal Perubahan pada nilai sinyal raise cosine

3.6 Konvolusi Pada Sinyal Audio

Gambar 3.6 Script Sinyal audio

8
BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PRAKTIKUM

4.1 Pembahasan dan Hasil Praktikum


4.2 Konvolusi Dua Sinyal

Pada percobaan ini dibahas tentang konvolusi dua sinyal.Fungsi fungsi yang terda
pat pada script 3.2 diatas yaitu xn,nh yang ada pada script diatas yaitu jangkaun x[
n] dan h[n].Fungsi x,h yaitu isyarat x[n] dan h[x] fungsi nyb = nx(1)+nh(1) adalah
nilai n terendah dari y[n],Fungsi nye= nx(length(x))+nh(length(h)) adalah nilai n t
ertinggi dari y[n] fungsi ny = [nyb;nye] adalah jangkauan n dari y[n].Setelah kita
mencari nilai y[n] maka didaptkan hasil dari isyarat y[n] atau konvolusi seperti
hasil pada gambar 4.2 dibawah.

Gambar 4.2 Hasil Dari Konvolusi Dua Sinyal

4.3 Konvolusi Dua Sinyal Discrete Unit Step

Pada percobaan diatas dibahas tentang konvolusi dua sinyal discrate unit step.pad
a gambar script 3.3 diatas pada saat dijalnkan kita menginput nilai L=20 dan P=10
kemudian dimasukkan pembangkitan sekuen unit step pada sinyal tersebut,lalu dij
alankan maka program tersebut menghasilkan dua buah sinyal yang sama .sinyal p
ertama sama bentuk dengan sinyal kedua seperti pada gambar 4.3 hasil dibawah.S
elanjutnya kedua sinyal tersebut dikonvolusikan sehingga mengahsilkan sinyal ya

9
ng berbeda seperti gambar 4.3 dibawah.Pada script 3.3.1 diatas diperintahkan untu
k mengubah nilai L=12,15dan 12 sedangkan untuk P masukkan nilaiP=10,5dan 12
pada saat dimasukan salah satu nilai tersebut pada saat dijalnkan terdapat erorr
karena nilai yang dimasukkan nilai p lebih kecil dari pada l,untuk tidak terjadi
eror maka nilai p yang dimasukkan harus lebih besar dari pada nilai L.Dari nilai
yang telah dimasukkan tersebut step yang pertama yaitu pembalikan sinyal
kedua,pergeseran dan penjumlahan kedua sinyal tersebut digeser sekali ke
kiri,begitu juga untuk seterusnya.Maka dapat dilihat hasil pada gambar 4.3.1
dibawah .

Gambar 4.3 Hasil Dari Konvolusi Dua Sinyal Discrete Unit Step

Gambar 4.3.1 Hasil Dari Konvolusi Sinyal Discrate Unit Step dengan
P=30 dan L=10

10
4.4 Konvolusi Dua Sinyal Sinus

Pada percobaan ini dibahas tentang konvolusi dua sinyal sinus.Pada script 3.4
diatas pada sinyal sinus ini nilai sampel yang diberikan sama yaitu 20.Kedua
sinyal tersebut memiliki nilai gelombang amplitudonya yang sama yaitu 1 tetapi
variable lain berbeda beda nilainya.Pada sinyal yang pertama nilai yang
dibangkitkan yaitu nilai frekuensinya gel 1 yaitu 1 dan fase gel1 dalam radiant 0
maka dapat dilihat hasil sinyal pertama pada gambar 4.4 diatas sinyal pertama
setelah dijalankan titik sampel yang dihasilkan yaitu 20 titik sampel.Pada sinyal
yang kedua dibangkitkan nilai frekuensi gel 2 yaitu 0.5 dan fase gel2 dalam
radiant 0.5 maka dapat dilihat hasil sinyal kedua pada gambar 4.4 dibawah titik
sampel yang dihasilkan yaitu 20 ,hasilnya sama seperti sinyal pertama yang
membedakannya yaitu frekuesni gelombang dan fase gelombang.Kemudian kedua
sinyal diatas itu dikonvulusikan menjadi konvolusi dua sinyal sinus yaitu titik
sampelnya menjadi 40 titik seperti pada gambar hasil 4.4 dibawah.Pada script 3.4.
1 Kedua sinyal tersebut dibangkitkan dengan nilai sampel yang sama yaitu 50.Nil
ai Frekuensi dan nilai amplitudo yang sama yaitu 2 dan 1.Sinyal pertama memilik
i nilai fase 1.5 dan nilai kedua memiliki nilai fase 0.5 sehingga nilai sample titik
gelombang yang dhiasilkan yaitu 100 titik sampel seperti pada gambar 4.4.1
dibawah.

Gambar 4.4 Hasil Konvolusi Dua Sinyal Sinus

11
Gambar 4.4.1 Hasil Konvolusi Dua Sinyal Sinus dengan l=50 w1=w2=
2 teta1=1.5 teta2=0.5 dan A1=A2=1

4.5 Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosine

Pada percobaan ini dibahas tentang konvolusi sinyal bernoise dengan raise
cosine.Pada gambar script 3.5 diatas membangkitkan sinyal sinus menjadi sinyal
raise cosine seperti pada hasil gambar 4.5 dibawah.Pada gambar script 3.5.1 diatas
ditambhankan noise pada sinyal sinus maka hasil dapat dilihat dibawah pada
gambar 4.5.1 grafik yang ditampilkan seperti gambar tersebut.Selanjutnya pada
gambar scrip 3.5.2 sinyal noise yang telah dijalankan sebelumnya dilakukan
konvolusi sinyal sinus bernoise dengan raise cosin maka hasil dapat dilihat pada
gambar 4.5.2 dibawah yang terjadi yaitu grafiknya memiliki perubah seperti yang
telah dilihat.Pada script 3.5.3 membuat perubahan pada sinyal raise cosine,pada
saat dijalankan terlihat grafik yang dihasilkan tampak sama dengan hasil pada
gambar diatas,yang membedakannya pada scrip ini merubah nilai rentang n
seperti pada scrip diatas,dapat dilihat pada hasil 4.5.3 dibawah gambar yang ke 3
grafik yang dihasilkan lebih rapat.Maka dapat dilihat hasil dibawah ini pada
gambar 4.5.3.

Gambar 4.5 Hasil Sinyal Raise Cosine dan Sinyal Sinus Asli

12
Gambar 4.5.1 Hasil Sinyal Sinus Bernoise

Gambar 4.5.2 Hasil Sinyal Konvolusi

Gambar 4.5.3 Hasil Sinyal Perubahan pada nilai sinyal raise cosine

4.6 Konvolusi Pada Sinyal Audio

Pada percobaan ini dibahas tentang konvolusi pada sinyal audio.Pada gambar scri
pt 3.6 diatas yang pertama pada saat dijalnkan hasil yang didapat yaitu suara yang
dihasilkan seperti suara lembu,nilai fs yang dimasukkan yaitu FS=16000 yaitu sua
ra yang dihasilkan lebih tebal dan normal.Pada gambar yang kedua yang dihasilka
n setelah dijalkan yaitu pada suara terdapat noise suara noise yang dihasilkan yait
u seperti suara hujan atau suara gemuruh setelah itu diikuti dengan suara huruf ya
ng telah kita rekam.tetapi tidak menghasilkan grafik.pada gambar ketiga dibangkit
kan sinyal ones,hasilnya masih sama seperti gambar pertama dan kedua.Ones berf
ungsi sebagai pengali.Pada saat dijalankan tidak muncul grafik.

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari praktikum diatas dapat disimpulakn Konvolusi adalah salah satu proses
filtering image yang sering dilakukan pada proses pengolahan gambar. Pada
MATLAB terdapat banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
proses konvolusi. Proses konvolusi dilakukan dengan menggunakan matriks yang
biasa disebut mask yaitu matriks yang berjalan sepanjang proses dan digunakan
untuk menghitung nilai representasi local dari beberapa piksel pada image.

Konvolusi secara umum dapat diartikan sebagai cara untuk mengkombinas


ikan dua buah deret angka untuk menghasilkan deret angka ketiga. Konvolusi dila
mbangkan secara asterisk(*).Bagi para insiniyur konvolusi adalah instrument yan
g sangat penting. Sebagai contoh,konvolusi digunakan dalam sistem linier dan teo
ri kontrol untuk mendapatkan respon y(t) dari sebuah sistem x(t) jika diberikan im
puls h(t).Secara umum konvolusi dua buah sinyal x.1 t dan x 2 yt = x t dituliskan
sebagai berikut : 1 t x 2 = x t 2 t x 1 atau t yt = x 1 λx 2 t- λdλ = x 2 λx 1 t- λdλ Di
mana λ adalah variable dummy.

Dari praktikum yang telah dilakukan maka kita dapat mengethui konvolusi
merupakan operasi dua fungsi sinyal yang menghasilkan fungsi yang telah
dimodifikasi ,prngaruh amplitudo pada konvolusi sinyal hasil dari kali kedua
sinyal tersebut.

5.2 Saran

1. Mahasiswa harus paham tentang Konvolusi.


2. Praktikan juga harus dapat mempelajari terlebih dahulu tentang Operasi konvo
lusi agar tidak bingung dalam melakukan percobaan.

14
REFERENSI

dokumen.tips. (n.d.). bab ii Sinyal Sistem.

Susilawati, I., & Eng, M. (2009). Kuliah 8 – KONVOLUSI DAN KORELASI. 1–8.

Santoso, Tri Budi dan Miftahul Huda. 2006. Modul Praktikum Sinyal dan Sistem
(Bagian 1 & 2)

Soliman and Srinath,” Continous and Discrete Signals and Systems ”.

Tri Budi Santoso, Miftahul Huda, Hary Oktavianto,Operasi Konvolusi

15

Anda mungkin juga menyukai