Anda di halaman 1dari 14

EVALUASI PEMANTAUAN KETEPATAN HASIL

LABORATORIUM
SEPTEMBER 2017

HASIL SURVEI
NO TANGGAL NAMA
Jenis Pemeriksaan Waktu

Pelaksana
PANDUAN KESELAMATAN PASIEN

Terbitan :

No. Revisi :

Tgl Terbit :

Halaman :

Ditetapkan Oleh
Kepala UPTD Puskesmas Penawar Jaya

FARINA
Nip. 196403021985022001
UPTD PUSKESMAS PENAWAR JAYA
KAB TULANG BAWANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keselamatan pasien puskesmas merupakan tanggung jawab puskesmas dalam
pemberian layanan kesehatan guna meminimalkan terjadinya resiko dan peningkatan
mutu layanan. Puskesmas penawar jaya sebagai puskesmas yang menyelengaraan pelayanan
klinis dan berkomitmen dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

B. Pengertian
Keselamatan paseien puskesmasadalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliiputi asesmen risiko,identifikasi dan pengolahan
hal yang berhubungan dan resiko pasien,pelaporan dan analisis insiden,kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risaiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksankan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

C. Tujuan
Tujuan dari upaya kesalamatan pasien meliputi
1. Meningkatkan kualitas layanan puskesmas
2. Mengurangi terjadinya resiko klinis
3. Meningkatkan rasa nyaman pasien

D. Ruang lingkup layanan


1. Puskesmas rawat jalan
2. Puskesmas pembantu
3. Poskeskel
4. Posyandu
BAB II
SASARAN KESALAMATAN PASIEN

A. Sasaran keselamatan pasien meliputi


1. Ketepatan identifikasi pasien;
2. Peningkatan komunikasi yang efektif;
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai;
4. Pengurangan resiko infeksi terklait pelayanan kesehatan; dan
5. Pengurangan pasien jatuh.

B. Standar keselamatan pasien meliputi:


1. Hak pasien;
2. Mendidik pasien dan keluarga;
3. Keselamatan pasien dalam kesinambunga pelayan;
4. Penggunan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evalusi dan program
Peningkatan keselamatan pasien;
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien;
6. Mendidik staf tentang keselematan pasien; dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.

C. Langkah-langkah menuju Keselamatan pasien


1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien;
2. Memimpin dan mendukung staf;
3. Mengintegrasikan aktivitas pegolahan resiko;
4. Mengembangkan sitem pelaporan;
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
6. Belajar dan membagi pengelaman tentang keselamatan pasien; dan
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.

D. Klasifikasi insiden keselamatan pasien


1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)
KTD adalah insiden yang mengakibatkan cidera pada pasien.
2. Kejadian nyaris cidera (KNC)
Merupakan insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
3. Kejadian tidak cidera (KTC)
Merupakan insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cidera.
4. Kondisi potensial cidera (KPC)
Dimana kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera,tetapi belum
Terjadi insiden.
5. Kejadian sentinel
Dimana merupakan suatu kejadian KTD yang mengakibatkan kematian atau cidera
yang serius.
BAB III
PENGORGANISASIAN

System pengoganisasian keselamatan pasien merupakan suatu system yang di bentuk oleh
Puskesmas untuk menekan terjadinya kecelakaan dan meningkatkan rasa nyaman pasien.
Semua pihak harus ikut terlibat dalam upaya keselamatan pasien puskesmas sebagai bagian
Dari upaya penigkatan miyu klinis dan keselamatan pasien.

a. Penanggung jawab keselamatan pasien puskesmas


Puskesmas membentuk tim mutu dan keselamatan pasien sebagai pananggung jawab
Program mutu dan keselamatan pasien puskesmas.Keselamatan pasien harus selalu
Didintefikasi dan dianalisa untuk menghindari pasien dari cidera baik KTD,KNC
KPC,dan KTC.

b. Pelaksana keselamatan pasien


Semua pihak unit yang merupakan bagian dari puskesmas wajib melaksanakan
Program keselamatan pasien guna mengurangi resiko.
BAB IV
PELAPORAN DAN EVALUASI

Pelaporan insiden analisa dan solusi


Pelaporan memegang peran pentinng sebagai bahan analisa dan tindak lanjut dalam upaya
Keselamatan pasien puskesmas setiap hal yang terjadi tidak sesuai dengan standar
Penyelenggaraan layanan klinis ataupun hal yang menyimpang dari hasil standarnya harus
Dilaporkan untuk segera mengambil tindak lanjut.

Sistem pelaporan insiden di internal puskesmas kepada tim mutu dan keselamatan pasien dan
Selanjutnya melaporkan kepada kepala puskesmas untuk dianalisa dan mencari solusinya kepala
Puskesmas bertanggung jawab terhadap kepada keselamatan pasien dan peningkatan rasa aman
Dan nyaman semua orang yang ada didalam lingkungan puskesmas yang di pimpinnya.
KERANKA ACUAN
PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM
UPTD PUSKESMAS PENAWAR JAYA

I. Pendahuluan

Pelayanan laboratorium puskesmas merupakan sala satu unsur penting dalam upaya
Puskesmas untuk meningkatkan drajat kesehatan masyarakat. Laboratorium puskesmas
Melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
Manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah
Kerja puskesmas.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat bahaya/ resiko yang mungkin terjadi
terhadap petugas yang berada didalam laboratorium maupun lingkungan di sekitarnya.
Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas harus
melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

II. Latar Belakang

Puskesmas Penawar Jaya merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Tulang Bawang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja Penawar Jaya. Dalam pelaksanaan tugasnya unit laboratorium Puskesmas
Penawar Jaya merupakan laboratorium rujukan untuk pemeriksaan BTA di wilayah
Kecamatan Penawar Jaya, kecuali untuk Puskesmas Penawar Jaya.

Hingga saat ini belum tercatat adanya insiden keselamatan kerja laboratorium di
puskesmas Penawar Jaya. Namun demikian mengingat besarnya resiko kecelakaan dan
gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kegiatan laboratorium, maka diperlukan
pengelolaan K3 Laboratorium yang baik melalui penerapan manajemen K3 di puskesmas
Penawar Jaya.

Penerapan manajemen K3 adalah agar seluruh kegiatan K3 dapat terlaksana melalui


proses identifikasi, perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta kegiatan pengendalian,
pengawasan dengan baik.

Berdasarkan hal tersebut maka dipuskesmas Penawar Jaya perlu dilakukan manajemen
K3 dengan menunjuk seorang petugas atau membentuk Tim K3 yang terdiri dari ketua
dan beranggotakan staf yang memahami K3, dimana nantinya petugas atau tim ini akan
bertanggung jawab kepada kepala puskesmas sebagai penanggung jawab tertinggi dalan
pelaksanaan K3 di puskesmas.
III. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan laboratorium di Puskesmas Penawar
Jaya.
b. Tujuan Khusus
1. Acuan dalam melaksanakan program keselamatan/keamanan laboratorium di
Puskesmas Penawar Jaya
2. Meningkatkan pengetahuan petugas terhadap resiko terjadinya kecelakaan dan
gangguan kesehatan akibat kegiatan laboratorium di Puskesmas Penawar Jaya
3. Menjamin mutu pekerjaan di laboratorium Puskesmas Penawar Jaya.
IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
a. Identifikasi
Pengenalan diri berbagai bahaya dan resiko kesehatan di tempat dan lingkungan kerja
biasanya dilakukan dengan cara melihat dan mengenal (Wolk Through Survey). Untuk
dapat mengenal bahaya dan resiko lingkungan keja dengan baik dan tepat diperlukan
informasi mengenai :
 Alur proses dan cara kerja yang digunakan
 Bahan kimia, media dan reagen yang digunakan
 Spesimen yang diperiksa
 Sarana prasarana dan alat laboratorium
 Limbah yang dihasilkan
 Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya di tempat dan lingkungan kerja
 Perkiraan petugas yang potensial terpapar/terpajang
b. Perencanaan
 Analisis situasi kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium puskesmas.
Analisis situasi merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dengan melihat
sumber daya yang tersedia,
 Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium puskesmas
dan bahaya potensial di laboratoruim Puskesmas. Identifikasi masalah kesehatan
dan keselamatan kerja dapat dilakukan dengan mengadakan inspeksi tempat kerja
dan mengadakan pengukuran lingkungan kerja. Dari kegiatan ini kita dapat
menemukan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
 Alterbatif rencana upaya penanggulangannya dari masalah-masalah yang
ditemukan dicar akternatif upaya penanggualangannuya berdasarkan dana dan
daya yang tersedia :
o Adanya denag lokasi bahaya potensial
o Rumusan alternatif rencana upaya penanggulangannya
c. Pelaksanaan
 Melaksanakan sosialisasi K3 laboratorium pada seluruh opetugas dalam bentuk
pelatihan,penyuluhan dan lain-lain,
 Membuat SOP pelaksanaan program keselamatan/keamanan kerja laboratorium
puskesmas dan melakukan revisi apabila diperlukan
 Meningkatkan kerja sama antara personil Tim K3 melalui pertemuan secara
verkala untuk membahas tugas Tim K3 dari kendala yang ada
 Membuat laporan pelaksanaan program keselamatn/keamanan laboratorium
 Mengkoordinasi pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan imunisasi karyawan.
d. Pengawasan
 Melakukan pengawasan dan pengendalian penerapan program keselamatan /
keamanan laboratorium
 Melakukan penyelidikan sesuai kebutuhan di dalam laboratorium jika terjadi
pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya
 Melaporkan kejadian yang berkaitan dengan K3 kepada pihak yang berwenang
sesuai kebutuhan
 Mencatat kejadian atau masalah K3 di laboratorium puskesmas
e. Melaksanakan Upaya-Upaya Perbaikan (Continues Improvement)
 Menetapkan kebutuhan tahun depan
 Memperbaiki sistem, prosedur dan manajemen yang kurang
V. Cara Melaksanakan Kegiatan dan Sasaran
a. Cara Melaksanakan Kegiatan
Melaksanakan program meliputi :
 Identifikasi :
o Alur proses dan cara kerja yang digunakan
o Bahan kimia, media dan reagen yang digunakan
o Spesimen yang diperiksa
o Sarana prasarana dan alat laboratorium
o Limbah yang dihasilkan
o Efek kesehatan dari semua bahan berbahaya di tempat dan lingkungan kerja
o Perkiraan petugas yang potensial terpapar/terpajang
 Perencanaan :
o Analisis situasi kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium puskesmas
o Identifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
puskesmas dan bahaya potensial di laboratorium puskesmas
 Pelaksanaan :
o Sosialisasi L3 laboratorium
o Membuat SOP melakukan revisi
o Meningkatkan kerja sama antara personil Tim K3
o Membuat laporan pelaksanaan kegiatan program
o Koordinasi pemeriksaan kesehatan dan imunisasi karyawan
 Pengawasan :
o Pengawasan dan pengendalian penerapan program keselamatan / keamanan
laboratorium
o Penyelidikan jika terjadi pelepasan bahan infeksi dan bahan berbahaya
o Melaporkan kejadian yang berkaitan dengan mencatat kejadian atau masalah
K3 di laboratorium puskesmas
 Upaya Perbaikan :
o Menetapkan kebutuhan tahun depan
o Memperbaiki sistem, prosedur dan manajemen yang kurang
b. Sasaran :
 Tempat kerja dan lingkungan kerja yang menunjang K3
 Pelaksanaan praktek laboratorium yang sesuai dengan standar dan peraturan yang
berlaku
 Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di laboratorium (tempat cuci
tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadan kebakran)
 Penggunaan APD (jas lab, masker, sarung tangan alas kaki) di laboratorium
 Pelaksanaan cuci tangan yang baik dan benar
 Tidak ada pengelolaan spesimen yang tidak sesuai dengan standar dan peraturan
yang berlaku
 Tidak ada pengelolaan bahab kimia yang menyalahi aturan
 Tidak ada pengelolaan limbah yang menyalahi aturan
 100% insiden keselamatan laboratorium do laporkan dan ditindak lanjuti
VI. Jadwal Kegiatan

Tahun 2017
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1 Identifikasi
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan
4 Pengawasan
Upaaya
5
perbaikan

Tahun 2018
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1 Identifikasi
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan
4 Pengawasan
Upaaya
5
perbaikan

Tahun 2019
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

1 Identifikasi
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan
4 Pengawasan
Upaaya
5
perbaikan
VII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporannya
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap setahun sekali pada bulan
Desember, sedangkan pelaporannya dilakukan pada bulan Januari tahun berikutnya.

VIII. Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan dokumentasi kegiatan oleh petugas atau Tim K3 yang ditugaskan
melakukan manajemen K3 di Puskesmas Penawar Jaya. Petugas atau Tim K3 kemudian
membuat laporan dan laopran program ditujuan kepada Kepala Puskesmas Penawar Jaya.
Daftar Lampiran : Surat Keputusan Kepala
UPTD Puskesmas Penawar Jaya
Nomor : 800/79/II/PKM-PJ/I?2016
Tanggal : 05 Januari 2016

PELAYANAN LABORATORIUM

1. Permintaan pemeriksaan adalah tujuan utama untuk menetukan pemeriksaan, untuk


mengetahui jenis pemeriksaan laboratorium dan untuk menentukan diagnosa penyakit.
Dengan menggunakan blanko permintaan pemeriksaan lab, sebelumnya pasien mendaftar
di loket pendaftara, pasien diperiksa terlebih dahulu di PU/ Gigi/ KIA/ KB sebelum ke
Laboratorium. Pasien ke laborat sambil membawa blanka permintaan pemeriksaan
laborat.

2. Pelayanan laboratorium yang dilakukan diluar jam kerja puskesmas yaitu untuk kasus
gawat darurat. Dengan menggunakan form pemeriksaan lab, petugas melakukan
anamnesa pada pasien yang membutuhkan pemeriksaan lab sebagai pemeriksaan
penunjang.

3. Pemeriksaan laboratorium yang beresiko tinggi bertujuan untuk menunjang diagnosis


penyakit, ditetapkan penandaan hasil laboratorium yang kritis, agar memberi kejelasan
kepada unit pelayanan klinis untuk segera ditindak lanjuti. Guna meningkatkan mutu dan
pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Penawar Jaya.

4. Keselamatan dan Kesehatan kerja petugas laboratorium (K3) merupakan bagian dari
pengelolaan laborat, pemahaman keamanan laboratorium dengan melakukan tidakan
potensi infeksi dari petugas ke petugas lain untuk keluarga dan masyarakat. Petugas
laboratorium wajib menggunakan alat pelindung dari (APD) dalam setiap tindakan.

5. Pelaporan hasil pemeriksaan laborat yang kritis adalah pelaporan hasil laboratorium yang
menggambarkan kondisi patofisiologi pasien yang nilainya diluar batas normal yang telah
disepakati bersama baik dibawah/ diatas nilai normal, dimana pasien memerlukan
intervensi tindakan medis segera karena dapat membahayakan keselamatan pasien.
Petugas memberi tanda dengan warna hijau pada hasil pemeriksaan laborat sisesiakan
dengan jenis pemeriksaan lab yang dilakukan, khusus pasien urgent/ cito maka waktu
penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium harus disdahulukan dari pasien lainnya.

6. Jenis reagen dan esensial yang diperlukan sesuaikan dengan metode yang digunakan
untik tiap pemeriksaan di laboratorium Puskesmas. Penanganan dan penyampaian reagen
harus sesuai persyaratan
Rentang Nilai Rujukan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Yaitu :
a. Hematologi
 Hematologi : L : 13 – 18 g/dl, P : 12 – 16 g/dl A : 11 – 16 g/dl
 Hematokrit : L : 40 – 50 % , P : 45 – 55 %
 Eritrosit : L : 4 – 5 Juta , P : 4,5 – 5,5 juta
 Leukosit : 5 – 10 103/ I
 Trombosit : 150 – 400 103/ I
 Laju Endap Darah : L L <10, P : <15
 Masa Pendarahan : 2 – 6 menit
 Masa Pembekuan : 7 – 15 detik

b. Urinalisi
 Makroskopis : kuning, jernih
 PH :5–7
 Berat Jenis :1,005 – 1,030
 Leukosit : <20 / I
 Nitrit : Negatif
 Protein : Negatif
 Glukosa : Negatif
 Keton : Negatif
 Urobilinogen : ≤ 1 mg/dl
 Bilirubin : Negatif
 Darah Samar : Negatif
 Sedimen : Leukosit : 0 – 5 / LPB
Eritrosit : 0 – 1 / LPB
Epitel : <10 / LPK
Kristal : Negatif

c. Pemeriksaan Feses
 Makroskopis : Warna ; Kuning, Coklat
Lendir ; Negatif
Darah : Negatif
 Darah Samar : Negatif
 Mikroskopis : Negatif

d. Pemeriksaan Sputum / BTA : Negatif

e. Serologi
 Dengue IgG : Negatif
 Dangue IgM : Negatif
 NS 1 : Negatif

f. Kimia Darah
 Glukosa Puasa : 80 – 19 md/ dL
 Glukosa 2 jam PP : 70 – 140 md/ dL
 Glukosa Sewaktu : 80 – 200 md/ dL
 Cholesterol : <200 md/ dL
 Asam Urat : L : 3 – 7 md/ dL
7. Dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dan menjamin dapat berlangsungnya
pemeriksaan secara berkesinambungan, maka perlu reagen esensial yang harus tersedia di
UPTD Puskesmas Penawar Jaya, adapun daftar reagen esensial yang tersedia di UPTD
Puskesmas Penawar Jaya yaitu :
a) Alkohol 70 % j) Eosin 1 %
b) Metanol k) EDTA 10 %
c) Larutan truk l) Oil Immersi
d) Larutan Hayem m) Glucosa Stik
e) Na Citrat 3,8 % n) UA Sure Stik
f) Giemsa Stain o) Cholesterol
g) HCL 0,1 N p) PP Tes
h) Amonium Oxalat q) Golongan Darah
i) Widal

8. Batas Bufferstock reagensia untuk pemesan dalam pengadaan ketersediaan reagen


disesuaikan dengan kebutuhan reagen dalam batas tertentu dengan dilakukan
penambahan 20 % dari kebutuhan reagen sebagai Bufferstock/ persediaan.

9. Pengendalian mutu laboratorium adalah serangkaian kegiatan laboratorium dan menjamin


bahwa pasien hingga penyerahan hasil kepada pasien. Dengan tujuan untuk menjamin
bahwa spesimen-spesimen yang diterima benar dan dari pasien yang benar pula.

10. Prinsip pengelolaan limbah adalah pemisahan dan pengurangan volume, jenis limbah
harus diidentifikasikan dan dipilih serta mengurangi volume limbah. Klinis sebagai syarat
keamanan yang penting untuk petugas pembuangan sampah, petugas Emergensy dan
masyarakat.

Mengetahui,
KEPALA UPTD PUSKESMAS PENAWAR JAYA

FARINA
Nip. 196403021985022001

Anda mungkin juga menyukai