Pemeriksaan
Pemeriksaan
Disusun oleh:
Silvia Zuela 1711313030
Dosen Pengampu :
Reni Prima Gusty S.Kep, M. Kes.
3. PEMERIKSAAN MATA
3.1. INSPEKSI MATA
Bentuk dan penyebaran alis dan bulu mata. Apakah bulu mata lentik, kebawah atau
tidak ada. Fungsi alis dan bulu mata untuk mencegah mauknya benda asing (debu)
untuk mencegah iritasi atau mata kemerahan.
Lihat sclera dan konjungtiva.
Konjungtiva, dengan menarik palpebral inferior dan meminta klien melihat
keatas. Amati warna, anemis atau tidak, apakah ada benda asing atau tidak
Sclera, dengan menarik palpebral superior dan meminta klien melihat ke
bawah. Amati kemerahan pada sclera, icterus, atau produksi air mata berlebih.
Amati kedudukan bola mata kanan kiri simetris atau tidak, bola mata keluar
(eksoptalmus) atau ke dalam (endoftalmus).
Palpebral turun menandakan kelemahan atau atropi otot, atau hiperaktivitas
palpebral yang menyebabkan kelopak mata terus berkedip tak terkontrol.
Observasi celah palpebral. Minta klien memandang lurus ke depan lalu perhatikan
kedudukan kelopak mata terhadap pupil dan iris. Normal jika simetris. Adanya
kelainan jika celah mata menyempit (ptosis, endoftalmus, blefarospasmus) atau
melebar (eksoftalmus, proptosis)
Kaji sistem lakrimasi mata dengan menggunakan kertas lakmus untuk
mendapatkan data apakah mata kering atau basah yang artinya lakrimasi berfungsi
baik ( Schime test).
Kaji sistem pembuangan air mata dengan uji anel test. Yaitu dengna
menggunakan spuit berisi cairan, dan berikan pada kanal lakrimal.
3.2. REFLEK PUPIL
Gunakan penlight dan sinari mata kanan kiri dari lateral ke medial. Amati respon
pupil langsung. Normalnya jika terang, pupil mengecil dan jika gelap pupil
membesar.
Amati ukuran lebar pupil dengan melihat symbol lingkaran yang ada pada badan
penlight dan bagaimana reflek pupil tersebut, isokor atau anisokor. Interpretasi:
- Normal : Bentuk pupil (bulat reguler), Ukuran pupil : 2 mm – 5 mm, Posisi pupil
ditengah-tengah, pupil kanan dan kiri Isokor, Reflek cahaya langsung (+) dan Reflek cahaya
konsensuil atau pada cahaya redup (+)
- Kelainan : Pintpoin pupil, Bentuk ireguler, Anisokor dengan kelainan reflek cahaya dan
ukuran pupil kecil atau besar dari normal (3-4 mm)
Dasarnya lapang pandang klien normal jika sama dengan pemeriksa. Maka
sebelumnya, pemeriksa harus memiliki lapang pandang normal. LP klien = LP
pemeriksa
- Klien menutup mata salah satu, misalnya kiri tanpa menekan bola mata.
- Pemeriksa duduk di depan klien dg jarak 60cm sama tinggi dengan klien. Pemeriksa
menutup mata berlawanan dengan klien, yaitu kanan. Lapang pandang pemeriksa dianggap
sebagai referensi (LP pemeriksa harus normal)
- Objek digerakkan dari perifer ke central (sejauh rentangan tangan pemeriksa) dari
delapan arah pada bidang ditengah pemeriksa dan klien (dari arah superior, temporal, inferior,
dan , nasal)
- Lapang pandang klien dibandingkan dengan pemeriksa. Lalu lanjutkan pada mata
berikutnya
SNELLEN CARD
- Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan, maka minta klien untuk tutup
dengan penutup mata atau telapak tangan tanpa menekan bolamata
- Pasien disuruh membaca huruf SNELLEN dari baris paling atas ke bawah.
Hasil pemeriksaan dicatat, kemudian diulangi untuk mata sebelahnya.
- HASIL :
PERGERAKAN JARI
- Tidak bisa hitung jari, maka dilakukan pemeriksaan gerakan tangan
didepan pasien dengan latar belakang terang. Jika pasien dapat
menentukan arah gerakan tangan pada jarak 1 m:
- VISUS 1/300 (Hand Movement/HM) kadang kala sdh perlu menentukan
arah proyeksinya
PENYINARAN
- Jika tidak bisa melihat gerakan tangan dilakukan penyinaran dengan
penlight ke arah mata pasien.
- Apabila pasien dapat mengenali saat disinari dan tidak disinari dari
segala posisi (nasal,temporal,atas,bawah) maka tajam penglihatan V =
1/ ~ proyeksi baik (Light Perception/LP).
- Jika tidak bisa menentukan arah sinar maka penilaian V = 1/ ~ (LP,
proyeksi salah).
- Jika sinar tidak bisa dikenali maka tajam penglihatan dinilai V= 0
(NLP). Bila tidak dapat melihat sinar senter disebut BUTA TOTAL
(tulis 00/000)
PEMERIKSAAN DENGAN PINHOLE
- Bila responden tidak dapat melanjutkan lagi bacaan huruf di kartu Snellen atau kartu E maka
pada mata tersebut dipasang PINHOLE
- Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya sampai baris normal (20/20) berarti
responden tersebut GANGGUAN REFRAKSI
- Bila dengan pinhole responden tidak dapat melanjutkan bacaannya maka disebut KATARAK
- Bila responden DAPAT membaca sampai baris normal 20/20 TANPA pinhole maka
responden tidak perlu dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole
- Semua orang akan dapat melihat angka "12" termasuk juga mereka yang
buta warna
Bagi orang yang buta warna hijau merah akan melihat angka 2
- Bagi mereka yang buta warna hijau dan merah akan melihatnya angka 5.
- Bagi mereka yang buta warna hijau dan merah akan melihatnya angka 17
- Orang normal mampu meyebutkan angka 74 buta warna merah hijau
menyebutkan angka 21
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
- Persiapan Alat :Tonometer ditera dg meletakkan di
perm datar, jarum menunjukkan angka 0, Perm
Tonometer dibersihkan dg kapan alkohol