Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa peningkatan kadar glukosa dalam darah
melebihi batas normal. Hiperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit diabetes mellitus
(DM), meskipun juga mungkin didapatkan pada beberapa keadaan yang lain.1

Dalam world helath report tahun 2002 menyatakan bahwa diabetes mellitus merupakan
faktor resiko utama yang menyebabkan kematian dengan presentase 58% dari seluruh kasus.
Tingginya angka kematian disebabkan oleh diabetes mellitus (DM), menyebabkan penyakit ini
menjadi salah satu penyakit kronis yang ditetapkan sebagai masalah serius bagi kesehatan dunia.
WHO memperkirakan di Asia tenggara ada 30 juta penderita diabetes mellitus (DM) pada tahun
2000 dan akan meningkat sampai mencapai pada tahun 2025.2

World Health Organization (WHO) memprediksikan kenaikan jumlah penyandang DM di


Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Internasional
Diabetes Federation (IDF) memprediksikan adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia
dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.3
Berdasarkan data dari IDF 2014, Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik
2 peringkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan 7,6 juta orang penyandang DM. Penelitian
epidemiologi yang dilakukan hingga tahun 2005 menyatakan bahwa pervalensi diabetes melitus
di Jakarta pada tahun 1982 sebesar 1,6%, tahun 1992 sebesar 5,7% dan tahun 2005 sebesar 12,8%.2
Pada tahun 2015 Indonesia menempati peringkat ke 7 dunia untuk prevalensi penderita diabetes
tertinggi di dunia bersama dengan China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko
dengan jumlah estimasi orang dengan diabetes sebesar 10 juta. Lebih dari 60% laki-laki dan 40%
perempuan dengan diabetes meninggal sebelum berusia 70 tahun di wilayah regio asia tenggara.4

Menurut IDF, ada tiga/ triad disease gangguan mikrovaskuler oada penderita diabetes
mellitus (DM), diantaranya coronary heart disease, cerebrovascular disease, dan peripheral
vascular disease (PVD) termasuk didalamnya peripheral arteria; disese (PAD). Walters melporkan
bahwa prevalensi PAD dan PVD pada penderita diaberes mellitus cukup tinggi yaitu 8,7% pada
penderita DM tipe I dan 235 % pada penderita DM tipe II. Sedangkan PAD dan PVD yang tinggi
sering ditemukan ketika terjadi kekronisan. 5

Diabetes mellitus menjadi perhatian yang sangat serius dikarenakan komplikasi yang
bersifat jangka panjang dan janga pendek. Salah satu bentuk komplikasi kronik yang dijumpai
pada penyandang diabetes mellitus adalah diabetic foot ulcer yang menimbulkan kelainan vaskuler
(PAD). Salah satu pemeriksaan vaskuler non invasive yang mampu mendeteksi secara dini resiko
adanya penyakit arteri perifer yang dapat berlanjut menjadi ulkus adalag ABPI (Ankle Brachial
Pressure Index). ABI merupakan pemeriksaan noninvasif dimana dilakukan rasio tekanan darah
sistolik pada pergelangan kaki dengan lengan dalam keadaan posisi tidur telentang dengan
menggunakan sphygmomanometer. ABI didapatkan dari tekanan sistolik ankle dibagi tekanan
sistolik brachialis. 6,7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.

1.2.1 Berdasarkan data dari IDF, Indonesia menempati peringkat ke 7 didunia sebagai
penyandang diabetes mellitus bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan
Meksiko.

1.2.2 Diabetes mellitus menjadi perhatian yang sangat serius dikarenakan komplikasi yang
bersifat jangka panjang dan jangka pendek, dimana komplikasi yang dijumpai adalah
diabetic foot ulcer yang menimbulkan kelainan vaskuler PAD.

1.2.3 Bardasarkan IDF gerdapat trias disease mikrovaskular pada diabetes mellitus diantaranya
coronary heart disease, cerebrovascular disease, dan peripheral vascular disease (PVD)
termasuk didalamnya peripheral arterial disese (PAD)

1.2.4 Pemeriksaan vaskuler non invasive yang mampu mendeteksi secara dini penyakit arteri
perifer yang dapat berlanjut menjadi ulkus adalah ABI.

1.2.5 Belum terdapat penelitian tentang hubungan kadar gula darah dengan nilai ankle brachial
index pada puskesmas.
1.3 Hipotesa

Ada hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan nilai ankle brachial indeks (ABI)
pada pengunjung Puskesmas Jelambar Baru pada bulan Oktober 2019.

1.4 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan kadar gula darah sewaktu dengan nilai ankel brachial indeks (ABI)
pada pengunjung Puskesmas Jelambar Baru pada bulan September 2019.

1.5 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya sebaran kadar gula darah sewaktu pada pengunjung puskesmas Jelambar
Baru pada bulan September.
2. Diketahuinya sebaran nilai ankle brachial indeks pada pengunjung Puskesmas Jelambar
Baru pada bulan September 2019
3. Diketahuinya hubungan kadar gula darah sewaktu dengan nilai ankel brachial indeks (ABI)
pada pengunjung Puskesmas Jelambar Baru pada bulan September 2019

1.6 Manfaat Penelitian

1..5.1 Manfaat bagi peneliti

1. penelitan ini memberikanpengalam yang beharga bagi peneliti untuk kedepannya dapat
melakukan penelitian lenih lanjut dan lebih baik lagi
2. penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir analisis dan sistematis dalam
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan
3. penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi langsung dengan
masyarakat.

1.5.2 Manfaat bagi Institusi Pendidikan

1. Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan tambahan bagi mahasiswa Fakultas
Kedokteran mengenai hubungan kadar gula darah dengan nilai angkel brachial indeks di
Puskesmas Jelambar.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dasar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
peneliti lainnya.

1.5.3. Manfaat bagi Puskesmas

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan informasi bagi petugas kesehatan
khususnya petugas kesehatan di Puskesmas Jelambar Baru.

1.5.4 Manfaat bagi Msyarakat

Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang hubungan kadar
gula darah dengan nilai angkel brachial indeks di Puskesmas Jelambar.

Anda mungkin juga menyukai