Anda di halaman 1dari 37

SUSPECT CA MAMAE DEXTRA

JESSICA OSWARI PEMBIMBING :


112017104 DR. APLIN ISMUNANTO, SP.B
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. Marni


 Jenis Kelamin : Perempuan
 TTL : 07 Agustus 1997
 Suku Bangsa : Jakarta
 Status Perkawinan : Menikah
 Agama : Islam
 Pekrjaan : Karyawan
 Pendidikan : SMP
 Alamat : Jl. Perumnas Bloc C 18 No 14
ANAMNESIS

• Benjolan pada
Keluhan payudara kanan
Utama • Sejak 3 tahun smrs

• Nyeri
Keluhan • Terasa panas
tambahan
• Gatal
RIWAYAT PENKAIT SEKARANG

 Pasien datang ke Poli Bedah RSUD Cengkareng dengan keluhan muncul benjolan di payudara kanan bawah tengah.
Benjolan tersebut muncul sekitar 3 tahun yang lalu, awalnya benjolan tersebut kecil, kemudian lama kelamaan
benjolan semakin membesar dengan lambat hingga saat ini semakin membesar. Terkadang daerah sekitar benjolan
tersebut terasa cekit-cekit, gatal dan nyeri juga di rakan oleh pasien. nyeri maupun gatal tidak sesuai dengan siklus
menstruasi. Terdapat benjolan pada ketiak kanan sekitar 2 cm, terdapat kerutan pada putting atau area putting,
namun tidak terdapat cairan dari putting, daerah payudara tidak merah. Pasien tidak mengeluh sakit pada tulang
dan punggung, sakit batuk maupun sesak nafas. Pasien merasakan berat badan menurun dengan drastis.
 Pasien menikah pada saat usia 39 tahun dan mempunyai anak pada usia 40 tahun. Pasien mempunyai 2 orang
anak. Pasien tidak memberikan ASI pada kedua anaknya. Pasien dulunya pernah menggunakan alat kontrasepsi yaitu
suntik hormon 3 bulan. Namun, sekarang pasien sudah steril. Pasien pertama kali terkena haid pada usia 14 tahun.
Pasien sebelumnya juga pernah melakukan rontgen thorax.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien mempunyai riwayat hipertensi, tidak mempunyai diabetes mellitus.
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Keluarga pasien tidak mempunyai riwayat kanker. Keluarga pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, hipertensi,
kencing manis, asam urat, asma dan alergi.
RIWAYAT MASA LAMPAU

 Penyakit terdahulu : Hipertensi


 Sistem gastrointestinalis : Tidak ada
 Trauma terdahulu : Tidak ada
 Sistem urinarius : Tidak ada
 Operasi : Tidak ada
 Sistem genitalis : Tidak ada
 Sistem saraf : Tidak ada
 Sistem musculoskeletal : Tidak ada
 Sistem kardiovaskular : Tidak ada
STATUS UMUM

 Keadaan umum : Tampak sakit sedang  Muka : simetris


 Keadaan gizi : Normal  Kepala : Normocephal
 Kesadaran : Compos mentis  Mata : Conjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik
 Pernapasan : 20 kali/menit
 Hidung : Normosepta, tidak ada septum,
 Suhu : 36,8 deviasi, tidak ada sekret
 Tekanan darah : 145/89 mmHg  Mulut / gigi : Terdapat karies dentis pada gigi
insisikus atas
 Nadi : 86 kali/menit
 Leher : Tidak terdapat pembesaran
 Kulit : Warna kulit sawo matang kelenjar getah bening
 Kelenjar limfe : Terdapat pembesaran kelenjar  Dada : Bentuk thoraks normal, tampak
getah bening pada axila dextra dengan ukuran 1x1 cm luka bekas operasi di midsternalis sepanjang 4 cm
jantung Paru
 Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis  Inspeksi : Pergerakan dada simetris, tidak ada
bagian yang tertinggal
 Palpasi : Teraba ictus cordis pada sela iga V
linea midclavicularis sinistra  Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, vocal
fremitus simetris
 Perkusi : Sonor, batas jantung dalam batas
normal  Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi : BJ I-II murni regular, murmur (-),  Auskultasi :Vesikuler pada seluruh lapang paru
gallop (-)
Perut
 Inspeksi : Terdapat bekas luka operasi  Kandung empedu : Tidak tampak kelainan
 Kandung kencing : Tidak tampak kelainan
 Palpasi : Supel, tidak teraba massa.
 Kemaluan : Tidak ada nyeri tekan dan tidak
 Liver : Tidak teraba pembesaran ada benjolan
 Lien : Tidak teraba pembesaran  Punggung : Tidak tampak kurvatur tulang
punggung, nyeri (-)
 Ginjal : Tidak teraba pembesaran, nyeri ketuk CVA (-)
 Refleks : Normorefleks
 Perkusi : Timpani  Rektum/anus : Tidak tampak kelainan
 Auskultasi : BU (-)  Ekstremitas : Tidak terdapat atrofi otot pada
kedua ekstremitas bawah, edema ekstremitas atas -/-
edema ekstremitas bawah -/-
 Sensibilitas : Tidak tampak kelainan
STATUS LOKALIS

 Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitarnya, Terdapat kerutan pada area putting, peau d’orange (-), cairan pada
putting (-)
 Palpasi : Terdapat benjolan pada mamae dextra pada kuadran lateral bawah dengan ukuran 3x3 cm, pada jarum
jam 6, terfiksasi dengan jaringan sekitar, immobile, konsistensi padat, permukaan bernodul, nyeri tekan
(-)
PEMERIKSAAN KHUSUS LAINNYA

 Lesi noduler solid heteroecchoic non homogeny,


berbatas ireguler, ukuran sekitar (2,94 cm x 2,20 cm)  Kesan:
di region jam 6, peripapila payudara dextra yang
 Gambaran:
meluas ke region retropapila sugestif malignan
 Lesi noduler solid heteroecchoic non homogeny,
 Pembesaran kgb axila dextra
berbatas ireguler, ukuran sekitar (2,94 cm x 2,20 cm)
 Kutis dan subtukutis normal di region jam 6, peripapila payudara dextra yang
meluas ke region retropapila sugestif malignan
 Struktur fibroglandular tidak prominen
dengan pembesaran kgb axilla dextra
 Struktur duktuli lactiferous tidak prominen
DIAGNOSIS

 Ca Mamae dextra T2N1M0 Stage IIA


DIAGNOSIS BANDING

 Fibroadenoma
 Tumor Phyllodes
RESUME
 Pasien perempuan usia 45 tahun datang ke Poli Bedah RSUD Cengkareng dengan keluhan benjolan di payudara kanan
bawah tengah. Benjolan terserbut dikeluhkan 3 tahun. Kemudian benjolan tersebut semakin lama, semakin membesar.
Terkadang di daerah benjolan pasien mengeluh terasa cekit-cekit, gatal dan nyeri. Nyeri dan gatal tidak di pengaruhi
ketika menstruasi. Pasien juga memiliki benjolan di daerah ketiak kanan sekitar 1 cm. terdapat kerutan pada putting atau
di area putting, namun tidak terdapat cairan dari putting daerag payudara juga tidak memerah.pasien merasakan
penurunan beratbadan .
 Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda vital, Tekanan darah 145/89 HR 89x/ menit, RR 20x/menit, Suhu 36,6. Terdapat
pembesaran kelenjar getah bening axila dectra dengan ukuran 1x1 cm dan pada status lokalis pada region mamae dextra
warna kulit sama dengan sekitarnya, Terdapat kerutan pada area putting, peau d’orange (-), cairan pada putting (-), Palpasi,
Terdapat benjolan pada mamae dextra pada kuadran lateral bawah dengan ukuran 3x3 cm, pada jarum jam 6, terfiksasi
dengan jaringan sekitar, immobile, konsistensi padat, permukaan bernodul, nyeri tekan (-). Hasil pemeriksaan usg kesan
Lesi noduler solid heteroecchoic non homogeny, berbatas ireguler, ukuran sekitar (2,94 cm x 2,20 cm) di region jam 6,
peripapila payudara dextra yang meluas ke region retropapila sugestif malignan dengan pembesaran kgb axilla dextra.
TATALAKSANA

 FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)


 Operatif : MRM (Modified Radical Mastectomy)
PROGNOSIS

 Ad vitam : Dubia
 Ad functional : Dubia
 Ad sanationam : Dubia
ANATOMI PAYUDARA

 Duktus lactiferous
 Terdiri atas 12-20 lobules kelenjar saluran ke papilla
mamae
 Ligamentum Cooper
 Diantara lobules
DEFINISI

Penyakit
neoplasma yang
ganas berasal
dari parenchyma
EPIDEMIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Negara Usia pada


maju decade ke 4
Monopause
Usia
menarche
lebih lama
epidemiologi <11 tahun

Faktor
Paling resiko
banyak di Riwayat
menderita
Usia
melahirkam
wanita kanker
payudara
>30 tahun

Insiden no Faktor
krturunan
1 paling kanker
payudara
tertinggi Resiko muncul Dari ibu,
kontralateral Saudara perempuan
Anak perempuan
PATOFISIOLOGI

Riwayat
Kasus
mutase sel
herediter
pada keluarga

Paparan
sporadis
hormonal
Berkaitan
dengan
PATOFISIOLOGI

Mutasi gen Mutasi gen


BRCA 1 pada BRCA 2 pada
kromosom kromosom
nomor 17q21 nomor 13q12

Faktor
genetik
STADIUM (T=UKURAN PRIMER TUMOR)

 T1mi : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau


 Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.
kurang.
 To : Tidak terdapat tumor primer.
 T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm
 Tis : Karsinoma in situ. sampai 0,5 cm.
 Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.  T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm
sampai 1 cm.
 Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.
 T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm
 Tis(Paget’s) : Penyakit Paget pada putting tanpa sampai 2 cm.
adanya tumor.
 T2 : Tumor dengan ukuran diameter
 T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm - 5 cm.
terbesarnya 2cm atau kurang.
 T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar
lebih dari 5 cm.
 T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.
 T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada 1 payudara.
 T4c : Mencakup kedua hal di atas.
 T4d : inflammatory carcinoma.
N= KELENJAR GETAH BENING REGIONAL

 N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna


 Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah
diangkat sebelumnya). ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat
metastasis pada kgb aksila.
 N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.  N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular
 N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb
mobil. aksila atau klinis terdapat metastasis pada
kgb aksila; atau metastasis pada kgb
 N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa
berkonglomerasi, atau adanya pembesaran metastasis pada kgb aksila/mamaria interna.
kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis)
tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.  N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
 N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau  N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb
berkonglomerasi atau melekat ke struktur aksila.
lain.  N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.
M = METASTASIS JAUH

 Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.


 M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.
 M1 : Terdapat metastasis jauh.
Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stage IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stage IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stage IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stage IIIC T (semua) N3 M0
Stage IV T (semua) N (semua) M1
JALUR PENYEBARAN

• Menjalar dalam duktus


• Menginvasi dinding ductus dan keitarnya ke anterior mengenai kulit, posterior ke otot pektoralis hingga
Invasi lokal ke dinding toraks

• Tersering ke kelenjar limfe aksilar


Metastasis kelenjar
limfe regional

• Melalui vena kava atau sistem vena intercostal vertebral


Metastasis
hematogen
DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

Inspeksi
Palpasi USG
Pemeriksaan
Fisik

Diagnosis
Diagnosis

Massa stellate
Pemeriksaan secret di putting susu Mikroklasifikasi
Pemeriksaan Sediaan tekan (sitologi Imprint) Mamografi Retraksi papilla
sitologi Fine needle aspiration Infiltrasi subkutan
Biopsi Pembesaran
limfonodi
OPERASI

Classic Radical Mastectomy – Pengangkatan seluruh jaringan payudara


beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis
mayor dan minor serta diseksi KGB aksila level I,II dan III.

Modified Radical Mastectomy – Pengangkatan seluruh jaringan


payudara beserta tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, dan
diseksi KGB aksila level I dan II

Skin Sparing Mastectomy – Pengangkatan seluruh jaringan payudara


beserta tumor, nipple areola komplek, dengan mempertahankan kulit
sebanyak mungkin, dan diseksi KGB aksila level I dan II
OPERASI

Nipple Sparing Mastectomy – Pengangkatan seluruh jaringan payudara


beserta tumor, dengan mempertahankan nipple areola komplek dan kulit
serta diseksi KGB aksila level I dan II

Breat Conserving Treatment – Terapi yang terdiri dari lumpektomi /


segmentektomi / kuadrantektomi dan diseksi aksila serta radioterapi
KEMOTERAPI

Menghancurkan sel kanker

Dibawa melalui aliran darah


Atau langsung ke dalam tumor
Mengganggu Obat anti
sintesa DNA sel kanker
Pengobatan
Cara kerja bersifat
sistemik

Kemoterapi
KEMOTERAPI

• Terapi tambahan
Neoadjuvan • Terapi stadium lanjut
setelah terapi utama IV
(operasi) • Pada penderita kanker
high grade malignancy
• Belum pernah
mendapatkan tindakan
bedah
Adjuvan Primer
kemoterapi (paliatif)
Setelah
RADIOTERAPI breast
conserving
treatment

KGB (+)
• Radiasi Tepi sayatan
dengan
merusak dekat indikasi ekstensi
ektra
Mekanisme DNA kapsular
kerja • Mengganggu
proses
replikasi

Tumor di
sentral
TERAPI HORMONAL

 Paling efektif dan paling jelas targetnya dari terapi


sistemik.
 Indikasi :
 Estrogen reseptor (+) dan/atau
 Progesteron reseptor (+)
Bila diberikan pada pasien dengan ER dan PR yang (-), tidak
akan memperbaiki overall survival, malah merugikan saat
fase pra-menopause.

Tamoxifen adalah adjuvan hormonal yang paling banyak digunakan dan


merupakan terapi standard wanita pre-menopause.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai