Anda di halaman 1dari 33

• Galih Ayu Pratiwi 112017170

Tumor Mammae • Dewa Ayu Agung Gita Sugandhi 112017215


Dextra Suspek • Dhea Nur Puspita 112017257
Ganas • Lim Kee Zhen 112017275
• Lynnet dawina tokiu 112017277
T4BN1M0
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny.S (00-41–09-86)


• Jenis Kelamin :Perempuan
• Tanggal Lahir : 05-10-1971 (47th)
• Agama : Muslim
• Alamat : Lampung Utara
• Suku Bangsa : Indonesia
Diambil secara autoanamnesa pada tanggal 5 Maret
pukul 06.30 WIB

ANAMNESIS Keluhan utama : Benjolan pada payudara kanan

Riwayat penyakit sekarang (RPS) :


Pasien dengan keluhan benjolan pada payudara kanan
sejak 7 bulan, semakin membesar. Keluhan disertai
mual dan muntah, pasien juga mengaku mengalami
penurunan berat badan
Riwayat penyakit
dahulu (RPD) :
Hipertensi
Status Umum : Keadaan Umum : Tanda-tanda Vital TB : 160 cm
Tampak sakit sedang : Frekuensi
SISTEM nadi 80x/menit

PRAESENS

Tekanan darah BB : 55 kg Frekuensi nafas 20 Suhu tubuh 37,0oc


140/90mmHg x/menit
Kepala :

Bentuk dan ukuran: Normocephali

Rambut dan kulit kepala : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut

Mata : Palpebra tidak cekung, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, ada reflek cahaya langsung, ada reflek cahaya
tidak langsung.

Telinga : Normotia, tidak tampak serumen dan tidak tampak sekret.

Hidung : Tidak ada deformitas, septum deviasi atau sekret

Bibir : Tidak kering, tidak sianosis

Mulut : Mukosa mulut tidak kering

Lidah : Tidak kotor

Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea lurus di tengah


Teraba masa ukuran 10x5cm
Inspeksi: Simetris dalam
Toraks: berbatas tegas , Paru
keadaan statis dan dinamis
immobile,padat

Auskultasi: Suara nafas Palpasi : Vokal fremitus


vesikuler di kedua lapang Perkusi : Sonor pada kedua teraba simetris pada saat
Jantung
paru, tidak ada wheezing, lapangan paru statik dan dinamis, massa (-),
tidak ada rhonki nyeri (-)

Palpasi : Ictus cordis teraba Auskultasi: BJ I normal, BJ II


Inspeksi: Ictus cordis tampak pada ICS V 2cm lateral garis normal, regular, tidak ada
di ICS V 2cm lateral linea splitting, tidak
midclavicularis sinistra midclavicularis ada murmur, tidak ada
sinistra, tidak teraba thrill gallop.
Anggota gerak:
atas : akral hangat, tidak ada
deformitas, tidak sianosis atau
Kelenjar getah bening : Tidak
Abdomen:
teraba membesar oedema (-)
• bawah : akral hangat, tidak ada
deformitas, tidak sianosis atau

oedema (-)

Inspeksi: datar, tidak tampak


Auskultasi: bising usus (+)
distensi, tidak tampak vena
normoperistaltik
collateral

Palpasi : supel, nyeri tekan


abdomen kiri bawah regio
inguinal, massa (+) apabila pasien Perkusi : timpani pada seluruh
diinstruksikan mengejan (valsava), lapang abdomen, shifting dullness
tidak ada pembesaran hati, tidak negatif
ada pembesaran limpa,
ballotement negatif
HEMATOLOGI tanggal 03/03/2019
Pemeriksaan Hemoglobin : 12,8g/dL
Laboratorium Hematokrit : 39 %

Laboratoriu MCV : 84 fL
MCH : 28pg
m MCHC : 33 g/L
Trombosit : 281.000 /uL
Leukosit : 11.200 /uL
Eritrosit : 4.6 juta/uL
Ureum : 16
Creatinin : 0,8
Rontgen Thorax

• Soft Tissue Mass di


mammae dextra
• Pulmo dan besar Cor normal
• Tak tampak pulmonal
metastase ataupun bone
metastase
• Perempuan usia 47 tahun dating ke RSMW dengan keluhan
utama benjolan pada payudara kanan. keluhan benjolan
pada payudara kanan sejak 7 bulan, semakin membesar.
Keluhan disertai mual dan muntah, pasien juga mengaku
mengalami penurunan berat badan. Riwayat penyakit
dahulu hipertensi. Pada pemeriksaan fisik frekuensi nadi
80x/menit, tekanan darah 140/90mmHg, frekuensi nafas 20
x/menit, suhu tubuh 37oC. Pada palpasi thorax teraba masa
ukuran 10x5cm berbatas tegas , immobile,padat. Pada
pemeriksaan penunjang, Hemoglobin: 12,8 g/dL
Hematokrit: 39 % MCV: 84 fL MCH: 28 pg, MCHC: 33 g/L,
Trombosit: 281.000 /uL, Leukosit: 11.200 /uL, Eritrosit : 4.6
juta/uL, Foto thorax: Soft Tissue Mass di mammae dextra,
Pulmo dan besar Cor normal

Resume :
Diagnosis • Tumor Mammae Dextra Suspek Ganas T4BN1M0
• Dasar diagnose : benjolan di payudara kanan, terdapat mual dan muntah, disertai
penurunan berat badan. Pada PF teraba masa ukuran 10x5cm berbatas tegas ,

Kerja : immobile,padat. Dari PP rontgen thorax terdapat gambaran Soft Tissue Mass di
mammae dextra dan Tak tampak pulmonal metastase ataupun bone metastase

Diagnosis • Fibroadenoma mammae


• Dasar: benjolan yang dapat digerakkan , tidak nyeri, dapat bertambah besar
• Mastitis

Banding : • Dasar: radang akut yang nyeri biasa terjadi pada minggu pertama setelah
melahirkan degan Staphylococcus aureus sebagai penyebab, keras
USG
Pemeriksaan Mamografi
Anjuran: MRI
Biopsi

Parasetamol
1g 3x1 IV
Pengobatan: Cefotaxime
1g 2x1 IV
PROGNOSIS : AD VITAM: DUBIA AD FUNGSIONAL: AD SANATIONAM:
AD BONAM AD BONAM AD MALAM
Tinjauan
pustaka
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan
salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada
wanita

Data di Indonesia kanker payudara menduduki tempat


kedua (11,5%) setelah kanker leher rahim.
Pendahuluan

menurut WHO haruslah meliputi prevensi dan skrining,


deteksi dini dan diagnosis yang tepat, terapi dan
rehabilitasi yang segera dan tepat, dan perawatan paliatif
kasus terminal untuk mempertahankan kualitas hidup
Fisiologi payudara

Perubahan kedua terjadi pada


Perubahan pada fase pertama usia reproduksi yang mengikuti Pada fase ketiga, yaitu pada
dipicu oleh estrogen dan siklus haid, Pada saat pasca menopause terjadi
progesteron yang diproduksi kehamilan dan menyusui involusi kelenjar payudara
oleh ovarium yang diatur oleh terjadi hiperplasia dan hipertofi dimana struktur kelenjar hilang
hipofisis duktus alveoli oleh Sekresi diganti oleh lemak
hormon prolaktin
Anatomi
payudara
• Kanker payudara adalah karsinoma yang berasal dari
epitel duktus atau labulus payudara. Kanker dapat
tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan
lemak, maupun jaringan ikat pada payudara.

Definisi kanker payudara


Keturunan / gen
Usia yang diturunkan Faktor hormone
(BRCA1 , BRCA2)
Faktor resiko
Aktivitas fisik
Obesitas Alkohol
yang kurang
Benjolan yang tidak nyeri pada payudara

Lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu

Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan atau darah

Puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk,
mengkerut, atau timbul borok pada payudara ‘peau d'orange’

Adanya benjolan-benjolan kecil

• Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak , gatal

• Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak terasa sakit

• Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara

Gejala klinis
1.Non-invasif

• a. Intraduktal

• b. Lobular karsinoma in situ

2.Invasif

• a. Karsinoma invasif duktal

• b. Karsinoma invasif duktal dengan komponen

intraduktal yang predominant

• c. Karsinoma invasif lobular

• d. Karsinoma mucinous

• e. Karsinoma medullary

• f. Karsinoma papillary

• g. Karsinoma tubular

• h. Karsinoma adenoid cystic


• i. Karsinoma sekretori (juvenile)
• j. Karsinoma apocrine
• k. Karsinoma dengan metaplasia
Berdasarkan WHO Histological i. Tipe squamous

Classification of breast tumor, kanker ii. Tipe spindle-cell


iii. Tipe cartilaginous dan osseous
payudara diklasifikasikan sebagai berikut: • iv. Mixed type
• l. Lain-Lain
3.Paget’s disease of the nipple
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.

Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh.

Patafisiologi
Kanker Payudara Ca mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula
terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
carcinoma insitu dan menginvasi stroma. Ca membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh
dari sel tunggal untuk menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari ca mammae telah bermetastasis.
Ca mammae telah bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah.

Banyak perempuan memilki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA 1 (
dikromosom 17q21.3 ). Pada keturunan adalah dominan autosomal dan dapat dituunkan
melalui garis maternal maupun paternal. Sindom kanker payudraa lainnya berkaitan dengan gen
pada kromosom 13, yang disebut BRCA 2 ( dikromosom 13q12-13 ). Kedua gen ini diperkirakan
berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor. Kanker
muncul jika kedua alel inaktif atau cacat, pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan
kedua oleh sel somatic berikutnya.
• Anamnesis: • Keluhan tambahan pada kanker payudara
stadium lanjut merupakan manifestasi, adanya
Keluhan utama yang sering umumnya berupa metastasis regional, metastasis jauh ataupun
benjolan di payudara. Nyeri payudara dan nipple komplikasi, yaitu:
discharge. Malaise, nyeri tulang, sesak napas dan
• Lengan bengkak

Diagnosis
kehilangan berat badan.
• nyeri pinggang/punggung atau tulang belakang,
keluhan kanker payudara umumnya adalah: lemah atau kelumpuhan

Kanker •

Sebagian besar berupa benjolan yang padat keras
Perubahan bentuk puting


tungkai, atau patah tulang
batuk-batuk kering yang tidak mau sembuh

Payudara • retraksi puting • sesak napas jika sudah terdapat pleural efusi
atau metastasis di parenkim paru yang luas
• puting mengeluarkan darah (nipple discharge)
• rasa penuh,mual, mata kuning
• eksem sekitar puting (Paget's disease)
• nyeri kepala yang hebat,kejang, kesadaran
• Perubahan kulit menurun
• lesung pada kulit (dimpling) • penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

• retraksi kulit
• berkerut seperti jeruk (peau d'orange)
• borok (ulkus)
• eritema, edema
• nodul satelit
• Benjolan di aksila
Sampai saat ini belum
Kontak dengan karsinogen
dipastikan sebab terjadinya
membutuhkan waktu
Proses jangka panjang kanker, tapi lingkungan
Fase induksi: 15-30 tahun bertahun-tahun sampai bisa
terjadinya kanker ada 4 fase : memegang peranan penting
merubah jaringan displasi
dalam terjadinya kanker pada
menjadi tumor ganas.
manusia.

Pada fase ini perubahan


jaringan muncul menjadi suatu
Sel-sel menjadi ganas,
lesi pre-cancerous yang bisa
berkembang biak dan
ditemukan di serviks uteri,
Fase insitu: 1-5 tahun Fase invasi mengifiltrasi melalui membran
rongga mulut, paru-paru,
sel ke jaringan sekitarnya ke
saluran cerna, kandung kemih,
pembuluh darah serta limfe.
kulit dan akhirnya ditemukan di
payudara.

Waktu antara fase ke 3 dan ke Bila tumor makin membesar


4 berlangsung antara beberapa maka kemungkinan
Fase diseminasi: 1-5 tahun
minggu sampai beberapa penyebaran ke tempat-tempat
tahun. lain bertambah

Patogenesis
Diagnosis Kanker Payudara

Palpasi dilakukan perabaan dengan menggunakan kedua


Pada saat palpasi daerah subaerola amati apakah ada
tangan bagian polar distal jari 2,3,4, dimana penderita
Inspeksi lakukan pengamatan ukuran dan bentuk kedua keluar sekret dari puting payudara dan perhatikan
dalam posisi berbaring dengan pundak diganjal bantal
payudara pasien, serta kelainan pada kulit, antara lain: warna, bau, serta kekentalan sekret tersebut. Sekret
kecil dan lengan di atas kepala. Cara melakukan palpasi
benjolan, perubahan warna kulit (eritema), tarikan pada yang keluar dari puting payudara dapat berupa air susu,
ada 3 cara, yaitu sirkular, radier dan dilakukan dari
kulit (skin dimpling), luka/ulkus, gambaran kulit jeruk cairan jernih, bercampur darah dan pus. Palpasi kelenjar
pinggir payudara menuju ke aerola dan meraba seluruh
(peau de orange), nodul satelit, kelainan pada aerola dan aksila dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat
bagian payudara bertahap. Hal yang harus diamati bila
puting, seperti puting susu tertarik (nipple retraction), yang bersamaan dengan benjolan pada payudara
didapati benjolan adalah likasi benjolan (5 regio
eksema dan keluar cairan dari puting. Ada atau tidaknyya didapati juga benjolan pada kelenjar getah bening aksila
payudara, aksila, infra dan supra klavikula), permukaan
benjolan pada aksilla atau tanda-tanda radang serta yang merupakan tempat penyebaran limfogen kanker
(licin rata, berbenjol-benjol), mobilitas (dapat
benjolan infra dan supra klavikula juga diperhatikan. payudara. Begitu juga dengan palpasi pada infra dan
digerakkan, terfiksasi jaringan sekitarnya), batas (tegas
supra klavikula.
atau tidak tegas), nyeri (ada atau tidak ada), ukuran.
Stadium
Ukuran Tumor (T) Interpretasi Palpable Lymph Node (N) Interpretasi Metastase Interpretasi
TX Tumor primer tidak dapat dinilai N0 Kanker belum menyebar ke
T0 Tidak ada bukti adanya suatu tumor lymph node M0 Tidak ada metastase ke organ
Tis Lobular carninoma in situ (LCIS), ductus carninoma in situ (DCIS),
yang jauh
atau Paget’s disease
M1 Metastase ke organ jauh
N1 Kanker telah menyebar ke
T1 Diameter tumor ≤ 2cm
T1a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis axillary lymph node
Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis ipsilateral dan dapat
T1b
digerakkan

T2 Diameter tumor 2-5 cm


T2a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis N2 Kanker telah menyebar ke
Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis axillary lymph node
T2b
ipsilateral dan melekat
antara satu sama lain
T3 Diameter tumor ≤ 5 cm
T3a Tidak ada perlekatan ke fasia atau otot pektoralis (konglumerasi) atau melekat
Dengan perlekatan ke fasia atau otot pektoralis pada struktru lengan
T3b
N3 Kanker telah menyebar ke
T4 Berapa pun diameternya, tumor telah melekat pada dinding dada mammary lymph node atau
T4a dan mengenai pectoral lymph node
Dengan fiksasi ke dinding toraks
supraclavicular lymph node
T4b Dengan edema, infiltrasi, atau ulserasi di kulit ipsilateral
Kanker Payudara Ukuran Tumor (T) Palpable Lymph Metastase
Stadium Node

0 Tis N0 M0
Setelah masing- IA T1a N0 M0
masing faktor T, N, M
IIA T0 N1b M0
didapatkan, ketiga T1a N1b M0

faktor tersebut IB T0 N1mi M0

kemudian IIB
T1a
T2
N1mi
N1
M0
M0

digabungkan dan T3 N0 M0

akan diperoleh IIIA T0


T1a
N2
N2
M0
M0

stadium kanker T2
T3
N2
N2
M0
M0

sebagai berikut: IIIB T4


T4
N0
N1
M0
M0
T4 N2 M0

IIIC Any T N3 M0
IV Any T Any N M1
• Mammografi

Gambaran mammografi yang spesifik untuk ca mammae antara lain massa padat dengan atau
tanpa gambaran serti bintang (stellate), penebalan asimetris jaringan mammae dan kumpulan
mikrokalsifikasi. Gambaran mikrokalsifikasi ini meupakan tanda penting karsinoma pada wanita
muda, yang mungkin merupakan satu-satunya kelainan mammografi yang ada.

• Ultrasonografi (USG)

baik digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Pada Karsinoma
mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga berbatas tegas dengan
peningkatan akustik. USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy
(FNAB), core-needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG merupakan pemeriksaan
praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter

Pemeriksaan ≤ 1 cm.

• Magnetic Resonance Imaging (MRI)

MRI berguna dalam membedakan karsinoma mammae yang rekuren atau jaringan parut. MRI juga

penunjang bermanfaat dalam memeriksa mammae kontralateral pada wanita dengan karsinoma payudara,
menentukan penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma lobuler atau menentukan respon
terhadap kemoterapi neoadjuvan.

• Fine-needle aspiration biopsy (FNAB)

Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan
juga dalam masalah pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi
false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah.

• Biomarker

Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis. Biomarker sebagai salah satu factor
yang meningkatkan resiko karsinoma mammae. Bimarker ini mewakili gangguan biologik pada
jaringan yang terjadi antara inisiasi dan perkembangan karsinoma.
Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif

Tetapi kuratif dianjurkan untuk stadium I, II, III. Pasien dengan tumor local lanjut
(T3,T4) dan bahkan inflammatory carcinoma mungkin dapat disembuhkan dengan
terapi multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya bersifat paliatif

Terapi paliatif diberikan kepada pasien dengan stadium IV daan untuk pasien dengan
metastasis jauh atau untuk karsinoma local yang tidak dapat direseksi.

Penatalaksanaan
Tindakan konservatif terhadap jaringan
payudara terdiri dari reseksi tumor
primer hingga batas jaringan payudara
normal, radioterapi dan pemeriksaan
status KGB (kelenjar getah bening)
Masektomi partial (breast
aksilla. Tindakan konservatif, saat ini
conservation)15
merupakan terapi standar untuk wanita
dengan karsinoma mammae invasive
stadium I atau II. Wanita dengan DCIS
hanya memerlukan reseksi tumor primer
dan radioterapi adjuvan.

Terapi secara
pembedahan mempertahankan baik M. pectoralis
mayor dan M. pectoralis minor, dengan
pengankatan KGB aksilla level I dan II
tetapi tidak level III. Modifikasi Patey
mengangkat M. pectoralis minor dan
diseksi KGB aksilla level III. Batasan
Modified radical mastectomy anatomis pada Modified radical
mastectomy adalah batas anterior M.
latissimus dorsi pada bagian lateral, garis
tengah sternum pada bagian medial,
bagian inferiornya 2-3 cm dari lipatan
infra-mammae dan bagian superiornya
m.subclavia.
• Radioterapi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma mammae. Radiasi juga diberikan pada
kasus resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi.
• Kemoterapi
• Kemoterapi adjuvant : doxorubisin, 5-flurourasil dan methotrexate. Untuk wanita dengan
karsinoma mammae yang reseptor hormonalnya negative dan lebih besar dari 1 cm,
kemterap adjuvan cocok untuk diberikan.

Terapi secara • Neoadjuvant chemotheraphy : Rekomendasi saat ini untuk karsinoma mammae stadium
lanjut adalah kemoterapi neoadjuvan dengan regimen adriamycin diikuti masektomi atau
lumpectomy dengan diseksi KGB aksilla bila diperlukan, diikuti kemoterapi adjuvant,
dilanjutkan dengan terapi radiasi. Untuk stadium IIIa inoperable dan IIIb, kemoterapi

medical •
neoadjuvan digunakan untuk menurunkan beban atau ukuran tumor tersebut.
Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spsifik berupa reseptor hormonal yaitu
reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor hormone ini ditemukan pada lebih dari 90% karsinoma
duktal dan lobular invasive yang masih berdiferensiasi baik. tamoxifen menghambat pengambilan
estrogen pada jaringan payudara. Resiko jangka panjang penggunaan tamoxifen adalah karsinoma
endometrium. Terapi dengan tamoxifen dihentikan setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi
merkomendasikan tamoxiifen untuk ditambahkan pada terapi neoadjuvan pada karsinoma mammae
stadium lanjut terutama pada reseptor hormonal yang positif. Untuk semua wanita dengan karsinoma
mammae stadium IV, anti-estrogen (tamoxifen), dipilih sebagai terapi awal.
1. Ukuran karsinoma primer

Pasien dengan karsinoma invasive yang lebih kecil dari 1 cm memiliki harapan hidup yang sangat baik jika tidak
ada keterlibatan kelenjar getah bening.
2. Tipe histologik karsinoma

Carsinoma in situ (CIS) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasive.

3. Invasi limfivaskuler

Adanya tumor di dalam rongga vaskuler disekitar tumor primer, merupakan factor prognosis yang buruk.

Prognosis 4. Ada tidaknya reseptor estrogen dan progesterone

Adanya reseptor hormone menyebabkan prognosis sedikit membaik.

5. Laju proliferasi kanker

Proliferasi dapat dihitung dari hitung miotik. Flow Cytometry. Atau dengan penanda histokimia untuk protein
siklus sel. Laju proliferasi yang tinggi berhubungan dengan prognosis yang buruk.
6. Stadium kanker

Angka harapan hidup 5 tahun berdasarkan derajat/stadium kanker

Anda mungkin juga menyukai