PRAESENS
Rambut dan kulit kepala : Hitam, distribusi merata, dan tidak mudah dicabut
Mata : Palpebra tidak cekung, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, ada reflek cahaya langsung, ada reflek cahaya
tidak langsung.
oedema (-)
Laboratoriu MCV : 84 fL
MCH : 28pg
m MCHC : 33 g/L
Trombosit : 281.000 /uL
Leukosit : 11.200 /uL
Eritrosit : 4.6 juta/uL
Ureum : 16
Creatinin : 0,8
Rontgen Thorax
Resume :
Diagnosis • Tumor Mammae Dextra Suspek Ganas T4BN1M0
• Dasar diagnose : benjolan di payudara kanan, terdapat mual dan muntah, disertai
penurunan berat badan. Pada PF teraba masa ukuran 10x5cm berbatas tegas ,
Kerja : immobile,padat. Dari PP rontgen thorax terdapat gambaran Soft Tissue Mass di
mammae dextra dan Tak tampak pulmonal metastase ataupun bone metastase
Banding : • Dasar: radang akut yang nyeri biasa terjadi pada minggu pertama setelah
melahirkan degan Staphylococcus aureus sebagai penyebab, keras
USG
Pemeriksaan Mamografi
Anjuran: MRI
Biopsi
Parasetamol
1g 3x1 IV
Pengobatan: Cefotaxime
1g 2x1 IV
PROGNOSIS : AD VITAM: DUBIA AD FUNGSIONAL: AD SANATIONAM:
AD BONAM AD BONAM AD MALAM
Tinjauan
pustaka
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan
salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada
wanita
Lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu
Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan atau darah
Puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk,
mengkerut, atau timbul borok pada payudara ‘peau d'orange’
• Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak terasa sakit
• Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara
Gejala klinis
1.Non-invasif
• a. Intraduktal
2.Invasif
• d. Karsinoma mucinous
• e. Karsinoma medullary
• f. Karsinoma papillary
• g. Karsinoma tubular
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak
terkendali yang menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya
dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh.
Patafisiologi
Kanker Payudara Ca mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula
terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
carcinoma insitu dan menginvasi stroma. Ca membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh
dari sel tunggal untuk menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari ca mammae telah bermetastasis.
Ca mammae telah bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga
melalui saluran limfe dan aliran darah.
Banyak perempuan memilki mutasi dalam gen kanker payudara, yang disebut BRCA 1 (
dikromosom 17q21.3 ). Pada keturunan adalah dominan autosomal dan dapat dituunkan
melalui garis maternal maupun paternal. Sindom kanker payudraa lainnya berkaitan dengan gen
pada kromosom 13, yang disebut BRCA 2 ( dikromosom 13q12-13 ). Kedua gen ini diperkirakan
berperan penting dalam perbaikan DNA. Keduanya bekerja sebagai gen penekan tumor. Kanker
muncul jika kedua alel inaktif atau cacat, pertama disebabkan oleh mutasi sel germinativum dan
kedua oleh sel somatic berikutnya.
• Anamnesis: • Keluhan tambahan pada kanker payudara
stadium lanjut merupakan manifestasi, adanya
Keluhan utama yang sering umumnya berupa metastasis regional, metastasis jauh ataupun
benjolan di payudara. Nyeri payudara dan nipple komplikasi, yaitu:
discharge. Malaise, nyeri tulang, sesak napas dan
• Lengan bengkak
Diagnosis
kehilangan berat badan.
• nyeri pinggang/punggung atau tulang belakang,
keluhan kanker payudara umumnya adalah: lemah atau kelumpuhan
Kanker •
•
Sebagian besar berupa benjolan yang padat keras
Perubahan bentuk puting
•
•
tungkai, atau patah tulang
batuk-batuk kering yang tidak mau sembuh
Payudara • retraksi puting • sesak napas jika sudah terdapat pleural efusi
atau metastasis di parenkim paru yang luas
• puting mengeluarkan darah (nipple discharge)
• rasa penuh,mual, mata kuning
• eksem sekitar puting (Paget's disease)
• nyeri kepala yang hebat,kejang, kesadaran
• Perubahan kulit menurun
• lesung pada kulit (dimpling) • penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
• retraksi kulit
• berkerut seperti jeruk (peau d'orange)
• borok (ulkus)
• eritema, edema
• nodul satelit
• Benjolan di aksila
Sampai saat ini belum
Kontak dengan karsinogen
dipastikan sebab terjadinya
membutuhkan waktu
Proses jangka panjang kanker, tapi lingkungan
Fase induksi: 15-30 tahun bertahun-tahun sampai bisa
terjadinya kanker ada 4 fase : memegang peranan penting
merubah jaringan displasi
dalam terjadinya kanker pada
menjadi tumor ganas.
manusia.
Patogenesis
Diagnosis Kanker Payudara
0 Tis N0 M0
Setelah masing- IA T1a N0 M0
masing faktor T, N, M
IIA T0 N1b M0
didapatkan, ketiga T1a N1b M0
kemudian IIB
T1a
T2
N1mi
N1
M0
M0
digabungkan dan T3 N0 M0
stadium kanker T2
T3
N2
N2
M0
M0
IIIC Any T N3 M0
IV Any T Any N M1
• Mammografi
Gambaran mammografi yang spesifik untuk ca mammae antara lain massa padat dengan atau
tanpa gambaran serti bintang (stellate), penebalan asimetris jaringan mammae dan kumpulan
mikrokalsifikasi. Gambaran mikrokalsifikasi ini meupakan tanda penting karsinoma pada wanita
muda, yang mungkin merupakan satu-satunya kelainan mammografi yang ada.
• Ultrasonografi (USG)
baik digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Pada Karsinoma
mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga berbatas tegas dengan
peningkatan akustik. USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy
(FNAB), core-needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG merupakan pemeriksaan
praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter
Pemeriksaan ≤ 1 cm.
MRI berguna dalam membedakan karsinoma mammae yang rekuren atau jaringan parut. MRI juga
penunjang bermanfaat dalam memeriksa mammae kontralateral pada wanita dengan karsinoma payudara,
menentukan penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma lobuler atau menentukan respon
terhadap kemoterapi neoadjuvan.
Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan
juga dalam masalah pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi
false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah.
• Biomarker
Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis. Biomarker sebagai salah satu factor
yang meningkatkan resiko karsinoma mammae. Bimarker ini mewakili gangguan biologik pada
jaringan yang terjadi antara inisiasi dan perkembangan karsinoma.
Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif
Tetapi kuratif dianjurkan untuk stadium I, II, III. Pasien dengan tumor local lanjut
(T3,T4) dan bahkan inflammatory carcinoma mungkin dapat disembuhkan dengan
terapi multimodalitas, tetapi kebanyakan hanya bersifat paliatif
Terapi paliatif diberikan kepada pasien dengan stadium IV daan untuk pasien dengan
metastasis jauh atau untuk karsinoma local yang tidak dapat direseksi.
Penatalaksanaan
Tindakan konservatif terhadap jaringan
payudara terdiri dari reseksi tumor
primer hingga batas jaringan payudara
normal, radioterapi dan pemeriksaan
status KGB (kelenjar getah bening)
Masektomi partial (breast
aksilla. Tindakan konservatif, saat ini
conservation)15
merupakan terapi standar untuk wanita
dengan karsinoma mammae invasive
stadium I atau II. Wanita dengan DCIS
hanya memerlukan reseksi tumor primer
dan radioterapi adjuvan.
Terapi secara
pembedahan mempertahankan baik M. pectoralis
mayor dan M. pectoralis minor, dengan
pengankatan KGB aksilla level I dan II
tetapi tidak level III. Modifikasi Patey
mengangkat M. pectoralis minor dan
diseksi KGB aksilla level III. Batasan
Modified radical mastectomy anatomis pada Modified radical
mastectomy adalah batas anterior M.
latissimus dorsi pada bagian lateral, garis
tengah sternum pada bagian medial,
bagian inferiornya 2-3 cm dari lipatan
infra-mammae dan bagian superiornya
m.subclavia.
• Radioterapi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma mammae. Radiasi juga diberikan pada
kasus resiko/kecurigaan metastasis yang tinggi.
• Kemoterapi
• Kemoterapi adjuvant : doxorubisin, 5-flurourasil dan methotrexate. Untuk wanita dengan
karsinoma mammae yang reseptor hormonalnya negative dan lebih besar dari 1 cm,
kemterap adjuvan cocok untuk diberikan.
Terapi secara • Neoadjuvant chemotheraphy : Rekomendasi saat ini untuk karsinoma mammae stadium
lanjut adalah kemoterapi neoadjuvan dengan regimen adriamycin diikuti masektomi atau
lumpectomy dengan diseksi KGB aksilla bila diperlukan, diikuti kemoterapi adjuvant,
dilanjutkan dengan terapi radiasi. Untuk stadium IIIa inoperable dan IIIb, kemoterapi
medical •
neoadjuvan digunakan untuk menurunkan beban atau ukuran tumor tersebut.
Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spsifik berupa reseptor hormonal yaitu
reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor hormone ini ditemukan pada lebih dari 90% karsinoma
duktal dan lobular invasive yang masih berdiferensiasi baik. tamoxifen menghambat pengambilan
estrogen pada jaringan payudara. Resiko jangka panjang penggunaan tamoxifen adalah karsinoma
endometrium. Terapi dengan tamoxifen dihentikan setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi
merkomendasikan tamoxiifen untuk ditambahkan pada terapi neoadjuvan pada karsinoma mammae
stadium lanjut terutama pada reseptor hormonal yang positif. Untuk semua wanita dengan karsinoma
mammae stadium IV, anti-estrogen (tamoxifen), dipilih sebagai terapi awal.
1. Ukuran karsinoma primer
Pasien dengan karsinoma invasive yang lebih kecil dari 1 cm memiliki harapan hidup yang sangat baik jika tidak
ada keterlibatan kelenjar getah bening.
2. Tipe histologik karsinoma
Carsinoma in situ (CIS) mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan invasive.
3. Invasi limfivaskuler
Adanya tumor di dalam rongga vaskuler disekitar tumor primer, merupakan factor prognosis yang buruk.
Proliferasi dapat dihitung dari hitung miotik. Flow Cytometry. Atau dengan penanda histokimia untuk protein
siklus sel. Laju proliferasi yang tinggi berhubungan dengan prognosis yang buruk.
6. Stadium kanker