Anda di halaman 1dari 3

Pencegahan COVID-19 dengan Etika Batuk dan Bersin

 
Penularan virus corona bisa melalui berbagai macam cara. Salah satunya adalah
melalui percikan cairan air ludah dengan cara batuk dan bersin. Untuk itu, kita semua
perlu tahu etika batuk dan bersin yang benar terutama saat di tempat umum. Berikut
ini merupakan cara yang harus Anda lakukan saat batuk dan bersin.

Etika batuk/bersin yang benar

 Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu atau lengan baju dalam.
Hal ini agar tidak ada virus yang menyebar melalui percikan air ludah dan
menular ke orang lain.
 Segera buang tisu yang telah dipakai ke tempat sampah.
 Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan
berbasis alkohol.
 Gunakan masker.

Kebiasaan batuk/bersin yang salah

 Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.


 Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat
batuk/bersin.
 Membuang ludah batuk di sembarang tempat.
 Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat.
 Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk

http://yankes.kemkes.go.id/read-ayo-gunakan-etika-ketika-batuk-4931.html

Pencegahan COVID-19 dengan Jaga Jarak (Physical Distancing)

Pembatasan Fisik dan Pembatasan Sosial Pembatasan fisik harus diterapkan oleh
setiap individu. Pembatasan fisik merupakan kegiatan jaga jarak fisik (physical
distancing) antar individu yang dilakukan dengan cara:
 Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jaga jarak minimal
1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman
 Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan angkot) yang
tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika berpergian.
 Bekerja dari rumah (Work from Home), jika memungkinkan dan kantor
memberlakukan ini
 Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum
 Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat wisata
 Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung /bersilaturahmi/
mengunjungi orang sakit / melahirkan tatap muka dan menunda kegiatan
bersama. Hubungi mereka dengan telepon, internet, dan media sosial
 Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau fasilitas
lainnya
 Jika anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda tinggal satu
rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung dengan mereka dan pakai
masker kain meski di dalam rumah
 Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain bersama keluarganya sendiri di
rumah. Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah
 Jika terpaksa keluar harus menggunakan masker kain

Kementrian Kesehatan RI, PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN 6


CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19) REVISI KE-5. Jakarta, 2020; h. 114-15

Sumber Informasi Terhadap Pengetahuan Tentang COVID-19

Sebagai lembaga pelayan masyarakat, pusat data dari pemerintah juga


berkewajiban mengelola semua data yang berkaitan dengan virus corona. Kepanikan
masyarakat terhadap update data setiap detik tentang korona perlu dijembatani oleh
pusat data, sehingga warga memperoleh data yang terpercaya. Pesatnya penyebaran
virus ini berdampak pula pada cepatnya persebaran data tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan Corona. Zhou et. al (2020) berpendapat di era big data, data tidak
hanya datang dari pemerintah. Perusahaan, kantor, pusat informasi, lembaga
pendidikan, komunitas, bahkan individu mampu menciptakan dan menyebarkan data
yang berkaitan dengan COVID-19.
Namun demikian, pada kenyataannya muncul sebuah permasalahan tersendiri
ditengah cepatnya arus perputaran informasi. Berita tidak valid, kabar tidak jelas
sumbernya dan hoax tentang COVID-19 muncul ditengah kepanikan masyarakat saat
menghadapi pandemi ini. Terlebih dari beberapa berita dikabarkan kian hari penyakit
ini kian menelan korban jiwa. Mudahnya pembuatan dan penyebaran informasi
ditengah masyarakat membuat informasi yang valid terasa kabur tertutup berita hasil
editan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Dengan demikian masyarakat
benar-benar membutuhkan pengetahuan yang valid tentang COVID-19.Terkait
dengan kasus korona, kebutuhan informasi masyarakat tentang COVID-19 menjadi
kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi dengan segera.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan tergantung pada banyak faktor,
termasuk pengetahuan, motivasi, persepsi, dan keyakinan terhadap upaya
pengontrolan dan pencegahan penyakit, variable lingkungan, kualitas intruksi
kesehatan, dan kemampuan mengakses sumber informasi yang ada (Sinuraya dkk,
2018).

Sinuraya, dkk. 2018. Tingkat Kepatuhan Pengobatan Pasien Hipertensi di


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama di INFOKES, VOL 10 NO 1,Jurnal Ilmiah
Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 55 Kota Bandung. Jurnal Farmasi Klinik
Indonesia. Vol. 7. No. 2. Sumedang: Universitas Padjajaran

Zhou, C., Su, F., Pei, T., Zhang, A., Du, Y., Luo, B., … Xiao, H. (2020). COVID-19 :
Challenges to GIS with Big Data. Geography and Sustainability, (xxxx).
https://doi.org/10.1016/j.geosus.2020.03.005

Anda mungkin juga menyukai