Anda di halaman 1dari 21

TUMOR MAMMAE

DISUSUN OLEH:
Sitti Hajar Malika
111 2015 2272

Pembimbing
dr. Hj. Ratih Devianti

DISUSUN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
Laporan Kasus

IDENTITAS PASIEN
 Nama : Nn. R
 Usia : 20 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status : Belum menikah
 Alamat : Minasa Upa
 Agama : Islam
 Tgl. Masuk PKM : 26 Juni 2018
 Tgl. Pemeriksaan : 26 Juni 2018
AUTOANAMNESIS
 Keluhan Utama:
Benjolan di payudara kanan, sejak 6 bulan yang lalu.
 Riwayat Penyakit Sekarang:
Seorang perempuan datang ke PKM Minasa Upa mengeluh terdapat benjolan di
payudara kanan yang sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan pertama kali
dirasakan saat pasien melakukan sadari. Benjolan kadang terasa nyeri dan bisa digerakkan.
Tidak ada cairan yang keluar dari payudara. Os tidak merasa pusing, demam (-), sesak (-),
mual (-), muntah (-), nyeri pada tulang (-), BAB dan BAK lancar. Os mengaku belum
menikah. Haid teratur, lama haid 1 minggu. Sedang tidak haid saat diperiksa.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien sebelumnya pernah mengalami benjolan yang berlokasi di payudara kiri, dan
dioperasi sekitar kurang lebih 2 tahun yang lalu
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Dikeluarga tidak ada yang mengalami seperti ini.
 Riwayat Pengobatan:
Os mengaku pernah berobat.
 Riwayat Alergi:
Tidak ada keluhan/riwayat alergi.
 Riwayat Psikososial:
Os mengaku tidak merokok dan mengonsumsi alkohol. Os sering makan masakan dirumah
daripada diluar rumah. Jarang mengonsumsi makanan yang berlemak, seperti sate
kambing atau daging lainnya. Jarang makan cemilan dan yang manis-manis.
 PEMERIKSAAN FISIK tidak ada luka bekas operasi
 Keadaan Umum  Palpasi : tidak ada pergerakan dada yang
tertinggal, nyeri tekan (-), vokal
 Keadaan umum : Baik
 fremitus teraba sama pada kedua lapang paru
 Kesadaran : compos mentis
 Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
 Tanda Vital
 Auskultasi : vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-),
 TD :110/80 mmHg wheezing (-/-), BJ I dan II
 Nadi :72x/menit  murni regular, murmur (-), gallops (-)
 Napas :19x/menit  Abdomen
 Suhu :36,0°C  Inspeksi : distensi abdomen (-), luka bekas
 Status Generalisata operasi (-)

 Kepala  Auskultasi : bising usus (+) normal

 Rambut : warna hitam, rontok (-)  Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen

 Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)  Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
 Hidung : tidak tampak adanya deformitas, tidak
tampak adanya sekret, tidak tampak adanya Ekstremitas
perdaharan/epistaksis/rhinorhagic  atas: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-)
 Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)  bawah: akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-)
 Thorax
 Inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris,
 Status Lokalis
 e/r mammae dextra
 Inspeksi
Tidak tampak kemerahan pada bagian benjolan dipayudara, payudara tampak simetris
kanan kiri, retraksi papil (-), dimpling (-), peau d’orange (-), nipple discharge (-), ulkus (-)
 Palpasi
Benjolan berukuran d= 1,5 cm e/r superior lateralis, bentuk bulat-oval, konsistensi
lunak/kenyal, mobile, nyeri tekan (-)
 e/r KGB axilla dextra-sinistra
Tidak teraba benjolan di axilla dextra dan sinistra
 e/r KGB supraclavicula dextra-sinistra
Tidak teraba benjolan di supraklavikula dextra dan sinistra
 Resume
Pasien datang ke PKM Minasa Upa dengan keluhan terdapat benjolan di payudara kanan yang
sudah dirasakan sejak 6 bulan lalu. Pada regio superior lateralis mammae dextra terdapat
benjolan berukuran d= 1,5 cm, mobile (+), bentuk bulat-oval (+), konsistensi lunak/kenyal (+), nyeri
(-). Pasien sebelumnya pernah mengalami benjolan yang berlokasi di payudara kiri, dan dioperasi
sekitar kurang lebih 2 tahun yang lalu. Os mengaku belum menikah. Haid teratur, lama haid 1
minggu.
 Differential Diagnosis
 Fibroadenoma mammae dextra.
 Fibrokistik mammae dextra.
 Tumor phyllodes mammae dextra.
 Tumor sel granular mammae dextra.
 Analisa Kasus
 Perempuan
 Usia 20 tahun
 Mengeluh adanya benjolan pada payudara kanan sejak 6 bulan
 Mobile, bentuk bulat-oval, konsistensi lunak/kenyal, ukuran d= 1,5 cm, tidak nyeri
 Rencana Penatalaksanaan
 Rujuk ke Rumah Sakit
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Definisi

Tumor jinak mammae ialah lesi jinak yang


berasal dari dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mamma. Termasuk : Tumor jinak
jaringan lunak mamma, lipoma,
hemangioma mamma dan displasia
mamma.
Manifestasi Klinis

Tumor jinak mamma maupun tumor non neoplasma bermanifestasi sebagai:


1. Tumor pada mamma.
2. Jaringan mamma yang padat dan noduler.
3. Nyeri pada mamma.
Benjolan jinak pada payudara

 Kebanyakan benjolan jinak pada payudara berasal dari perubahan normal pada
perkembangan payudara, siklus hormonal, dan perubahan reproduksi. Terdapat 3 siklus
kehidupan yang dapat menggambarkan perbedaan fase reproduksi pada kehidupan
wanita yang berkaitan dengan perubahan payudara, yaitu :
 Pada fase reproduksi awal (15-25 tahun) terdapat pembentukan duktus dan stroma
payudara. Pada periode ini umumnya dapat terjadi benjolan FAM dan juvenil hipertrofi
(perkembangan payudara berlebihan).
 Periode reproduksi matang (25-40 tahun). Perubahan siklus hormonal mempengaruhi
kelenjar dan stroma payudara.
 Fase ketiga adalah involusi dari lobulus dan duktus yang terjadi sejak usia 35-55 tahun.
Pemeriksaan fisik payudara

 SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri)


 Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat
benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan
angka kematian. Meskipun angka kejadian kanker payudara rendah pada wanita muda,
namun sangat penting untuk diajarkan SADARI semasa muda agar terbiasa
melakukannya di kala tua. Wanita premenopause (belum memasuki masa menopause)
sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1 minggu setelah siklus menstruasinya selesai.
Cara melakukan SADARI adalah :

 Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri menghadap cermin.
 Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit payudara, dan
puting yang masuk.
 Angkat lengannya lurus melewati kepala atau lakukan gerakan bertolak pinggang untuk
mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk memperjelas kerutan pada kulit
payudara.
 Sembari duduk / berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya.
 Selanjutnya sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak.
 Terakhir tekan puting untuk melihat apakah ada cairan.
Mammografi adalah metode
terbaik untuk mendeteksi
benjolan yang tidak teraba.
Mammografi
Ketepatan 83 – 95%, tergantung
dari teknisi dan ahli
radiologinya.

Dengan pemeriksaan ini dapat


Pemeriksaan Penunjang Ultrasonografi
dibedakan lesi solid dan kistik.

Pemeriksaan ini mempunyai


sensitifitas tinggi untuk menilai
aktivitas sel kanker pada
Scintimammografi
payudara. Selain itu dapat pula
mendeteksi lesi multipel dan
keterlibatan KGB regional.
Diagnosis

Diagnosa pasti hanya dapat ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan


pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara, yaitu
 Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)
 Needle core bipsi dengan jarum Silverman
 Excisional biopsy dan pemeriksaan frozen section (potong beku) waktu operasi
 Pemeriksaan potong beku (frozen section) waktu operasi banyak dilakukan di senter-
senter pendidikan. Ketepatan cukup tinggi 97,65 % dengan tidak ada false positif dan
hanya 0,6 % false negatif.
Fibrokistik
Fibrosis

Jenis- Fibroadenoma

Jenis Adenoma

Tumor Adenosis
Tumor Filoides ( Sistosarkoma Filoides )
Jinak Nekrosis Lemak
Payudara Intraductal Papilloma
Tumor Sel Granular
Kista
Ektasia Duktus
Mastitis
Galaktokel
2.3.14 Hiperplasia Epitel
Tabel. ANDI Classification of Benign Breast Disorder
Normal  Disorder  Disease
Early reproductive years (15- Lobular development. Fibroadenoma. Giant fibroadenoma.
25 tahun Stromal development. Gigantomastia.
Nipple eversion. Adolescent hypertrophy.
Nipple eversion. Subareolar abscess.
Mammary duct fistula.

Later reproductive years (25- Cyclical changes of Cyclical mastalgia. Incapacitating mastalgia.
40 tahun) menstruation.
Epithelial hyperplasia of Nodularity.
pregnancy. Bloody nipple discharge.
Involution age (35-55 tahun) Lobular involution. Macrocytes.
Duct involution Sclerosing lesions.
- Dilation Duct ectasis. Periductal mastitis.
- Sclerosis Nipple retraction.
Epithelial turnover Epithelial hyperplasia Epithelial hyperplasia with
atypia.
Tatalaksana
 Kista
 Investigasi awal dari massa yang terpalpasi adalah biopsi jarum
 Setelah aspirasi, mammae dipalpasi lagi untuk menentukan adanya massa residual. Jika ada,
dilakukan USG untuk menyingkirkan adanya kista persisten, dan dapat dilakukan reaspirasi.
 Bila masa solid, dilakukan pengambilang spesimen jaringan.
 Fibroadenoma
 Pengangkatan seluruh fibroadenoma telah dianjurkan terlepas dari usia pasien atau pertimbangan
lainnya.
 Periductal mastitis:
 Biopsi
 Pasien diberi antibiotik mulai dari Metronidazol dan Dicloxacillin sambil menunggu hasil kultur.
 Bila ditemukan pus, maka tindakan operatif harus dilakukan.
 Terapi antibiotik bermanfaat untuk infeksi berulang setalh eksisi fistulasi, dan dikonsumsi 2-4 minggu
direkomendasikan sebelum total duct excision.
THANK YOU
Referensi
 Bleicher RJ. Management of the palpable breast mass. In: Harris JR, Lippman ME, Morrow
M, Osborne CK, eds. Diseases of the Breast. 4th ed. Philadelphia, Pa: Lippincott Williams &
Wilkins; 2010:32-41
 Calhoun KE, Lawton TJ, Kim JN, Lehman CD, Anderson BO. Phyllodes tumors. In: Harris JR,
Lippman ME, Morrow M, Osborne CK, eds. Diseases of the Breast. 4th ed. Philadelphia, Pa:
Lippincott Williams & Wilkins; 2010:781-792
 Guray M, Sahin AA. Benign breast diseases: Classification, diagnosis, and management.
Oncologist. 2006;11;435-449
 Hartmann LC, Sellers TA, Frost MH, et al. Benign breast disease and the risk of breast
cancer. N Engl J Med. 2005;353:229-237
 Santen RJ, Mansel R. Benign breast disorders. N Engl J Med. 2005;353:275-285.
 Schnitt SJ, Collins LC. Pathology of benign breast disorders. In: Harris JR, Lippman ME,
Morrow M, Osborne CK, eds. Diseases of the Breast. 4th ed. Philadelphia, Pa: Lippincott
Williams & Wilkins; 2010:69-85.
 Brunicardi, F. Charles, et al. 2010. Schwartz’s Principles of Surgery 9th Edition. Mc Graw Hill:
United State of America.

Anda mungkin juga menyukai