Anda di halaman 1dari 36

Tinjauan Pustaka

A. Embriologi Payudara
Payudara terbentuk dari penebalan ektoderma (mammary ridges, milk line) pada
minggu ke-5 atau ke-6 pembentukan fetus. Payudara dibentuk disekitar ridge, yang terbentang
dari dasar forelimb (nantinya aksila) hingga hindlimb (nantinya inguinal). Tetapi nantinya
ridge ini akan menghilang/atrofi pada akhir trimester, kecuali bagian-bagian kecil yang dapat
bertahan disekitar dada seperti puting susu yang muncul disepanjang milk line. Ektoderma
yang tumbuh kedalam membentuk duktus dan lobulus susu, sehingga payudara dapat
berkembang menjadi suatu organ.
Payudara kembali berkembang pada masa pubertas, karena adanya pengaruh
hormone mammotrophic. Terdapat 5 fase dari perkembangan payudara pada masa pubertas,
yaitu fase pertama saat usia 8-10 tahun dimana puting semakin menonjol tetapi belum ada
perkembangan pada kelenjar payudara; fase kedua pada usia 10-12 tahun dimana mulai
terbentuknya kelenjar payudara atau pembentukan kelenjar subareola; fase ketiga terjadi pada
usia 12-13 tahun, dimana kelenjar terbentuk dan volumenya meningkat serta terjadi
pigmentasi areola; kemudian proses ini berlanjut di fase keempat pada usia 13-14 tahun
dimana areola semakin jelas membesar dan pigmentasi juga semakin jelas. Terakhir, pada
fase kelima pada usia 14-17 tahun, pembentukan dan perkembangan payudara menjadi
sempurna.
B. Anatomi Payudara
Pada laki-laki, payudara tetap rudimenter dengan komponen kelenjar payudara
berkembang tidak sempurna, dimana acini berkembang tidak sempurna dengan duktus yang
pendek, serta terjadi defisiensi perkembangan papilla mammae, parenkim dan aerola. Pada
laki-laki, aerola berada pada intercostal 4.
Pada perempuan, payudara berkembang menjadi susunan yang kompleks. Payudara
perempuan dewasa masing-masing terletak di torak anterior dengan dasarnya terletak dari
kira-kira iga II atau III sampai iga VI atau VII. Kompleks puting-areola terletak antara costa
IV dan V. Medial payudara mencapai pinggir sternum dan di lateral setentang garis mid
aksilaris dan meluas ke atas ke aksila melalui suatu ekor aksila berbentuk piramid. Payudara
melekat diantara subcutaneous fat dan fascia otot pektoralis mayor, otot seratus anterior, oblix
entern dan rectus abdominis.
Payudara terdiri dari kelenjar susu, jaringan ikat dan jaringan lemak. Masing-masing
kelenjar susu terdiri dari 15-20 lobus, dan mempunyai mempunyai ductus lactiferous yang
menutup secara radial sehingga dapat membuka puting. Jaringan lemak membungkus lobus,
membentuk dan mengisi payudara serta memberikan ukuran yang berbeda-beda pada tiap
orang.

Aerola adalah hiperpigmentasi yang melingkari puting susu, disekeliling aerola


terdapat Montgommery tubercles yang berukuran kecil dan dapat melumasi seluruh daerah
puting-aerola selama laktasi. Epitel aerola adalah sel khusus myoepitelial yang dapat
berkontraksi dibawah pengaturan oksitosin, epitel ini meluas ke seluruh sistem duktus.

Terdapat ligamen yang terbentang sepanjang fascia pektoralis profunda sampai


lapisan fascia superfisialis di dalam dermis yang berfungsi menyokong payudara, disebut
sebagai Ligamentum Cooper’s. Oleh karena itu, jika terdapat tumor pada payudara yang
melibatkan ligamentum Cooper dapat menyebabkan penyusutan (penarikan) pada kulit dan
retraksi kulit.
Payudara mendapat suplai darah utama dari cabang a. mammary interna, cabang
bagian lateral dari a. intercostal posterior, dan cabang dari a. axillary termasuk a. thoracic
lateral, dan cabang-cabang pectoral dari a. thoracoacromial.
Pembuluh darah vena akan mengikuti pembuluh darah arteri dengan drainase vena
menuju aksila. Tiga kelompok vena yang paling berperan adalah v. axilla (yang mempunyai
peran utama dalam drainase), v. thorakalis interna dan v. intercostal posterior. Pleksus
vertebra Batson's dari v. paravertebra yang berjalan sepanjang tulang belakang dan
memanjang dari dasar tengkorak ke sacrum, dapat memberikan rute metastasis kanker
payudara ke tulang belakang, tengkorak, tulang panggul dan sistem saraf pusat.

Cabang kornu lateral dari nervus intercostal ke 3 sampai ke 6 memberikan


persarafan sensorik pada payudara dan dinding dada anterolateral. Cabang ini keluar dari
ruang intercostal diantara m. serratus anterior. Cabang kutaneus yang timbul dari plexus
cervical, khususnya cabang-cabang n. supraclavicular, mempersarafi kulit bagian atas
payudara. N. intercostabrachial adalah kulit cabang kutaneus lateral n. interkostal kedua dan
dapat terlihat ketika pembedahan bagian axila. Reseksi n. intercostabrachial menyebabkan
hilangnya sensasi pada lengan atas.

Di bagian dalam dari m. pectoralis mayor terdapat m. pectoralis minor yang


berhubungan dengan letak pembuluh limfe aksila, pembagian pembuluh limfe pada daerah
tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pembedahan dan menilai stadium kanker.
Tingkat I adalah pembuluh limfe aksila yang terletak dari lateral sampai batas lateral m.
pectoralis minor. Tingkat II terdapat tepat di bagian dalam m. pectoralis minor. Bagian III
adalah pembuluh limfe yang terletak dari medial sampai batas medial dari m. pectoralis minor
dan termasuk pembuluh limfe subclavicular. Rotter’s node atau pembuluh limfe intrapectorial
terletak antara m. pectoralis mayor dan m. pectoralis minor.
C. Fisiologi Payudara
Perkembangan payudara dan fungsi payudara dipengaruhi oleh hormon estrogen,
progesteron, prolaktin, oksitosin, hormon tiroid, kortisol dan growth hormone. Hormon
estrogen, progesteron dan prolaktin memiliki efek trophic yang penting bagi perkembangan
payudara dan fungsi payudara normal. Estrogen mempengaruhi perkembangan payudara,
sedangkan progresteron bertanggungjawab terhadap diferensiasi epitel dan perkembangan
lobus. Prolaktin merupakan hormon utama yang menstimulus proses laktogenesis pada
periode kehamilan akhir dan postpartum.
Hormon neurotropik dari hipotalamus bertanggungjawab terhadap regulasi dan
sekresi hormon yang mempengaruhi jaringan di payudara. Hormon gonadotropine leutinizing
dan folicel stimulating mengatur pelepasan estrogen dan progesteron dari ovarium.
Hipotalamus melepaskan gonadotrophin–releasing hormone yang merangsang kelenjar
hipofise anterior melepaskan LH dan FSH dari sel basofilik. Disini terdapat umpan balik dari
sirkulasi estrogen dan progresteron, terhadap pengaturan sekresi LH, FSH dan GnRH.
Hormon-hormon tersebut berguna sebagai perkembangan, fungsi dan pemeliharaan jaringan
payudara. Setelah lahir, kadar estrogen dan progresteron pada bayi perempuan menurun hal
ini masih berlangsung hingga masa kanak-kanak karena sensitivitas umpan balik negatif dari
axis hipotalamus-hipofisis dari hormon ini. Kemudian pada masa pubertas terjadi penurunan
sensitivitas umpan balik negatif axis hipotalamus-hipofisis dan meningkatnya sensitivitas
umpan balik positif dari estrogen. Kejadian fisiologik meningkatkan sekresi GnRH, FSH dan
LH sehingga terjadi peningkatan sekresi estrogen dan progresteron oleh ovarium, yang
nantinya terbentuk siklus menstruasi. Pada awal siklus menstruasi, terjadi penambahan
ukuran dan kepadatan payudara, yang diikuti dengan pembesaran jaringan payudara dan
proliferasi epitel. Timbulnya menstruasi, pembengkakan payudara mereda dan proliferasi
epitel berkurang.

Pada masa kehamilan estrogen dan progrestin di ovarium dan plasenta meningkat,
yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan substansi pada payudara. Payudara
membesar, bersamaan dengan proliferasi duktus dan lobus, areola semakin gelap, kelenjar
Montgomery semakin menonjol. Pada trimester pertama dan kedua duktus minos bercabang
dan berkembang. Pada trimester ketiga lemak menumpuk di epitel alveolar dan rongga
duktus. Pada akhir kehamilan, prolaktin merangsang sintesis lemak susu dan protein. Setelah
plasenta keluar, estrogen dan progresteron yang beredar menjadi berkurang, yang
menimbulkan pengeluaran penuh aksi laktogenik dari prolaktin. Produksi dan pengeluaran
susu diatur oleh refleks saraf yang berasal dari ujung saraf puting-areola. Proses laktasi
membutuhkan stimulasi dari refleks saraf yang kemudian menimbulkan sekresi prolaktin dan
pengeluaran susu. Oksitosin keluar akibat adanya stimulus dari menyusui baik visual, auditory
dan olfaktori. Oksitosin menyebabkan kontraksi pada sel epitelial sehingga terjadi penekanan
pada alveoli, kemudian susu masuk ke dalam sinus laktiferus. Setelah menyusui, pelepasan
prolaktin dan oksitosin berkurang. Ketika proses menyusui terhenti maka terjadi peningkatan
tekanan didalam duktus dan alveoli. Ketika menopause terjadi penurunan sekresi estrogen dan
progresteron oleh ovarium dan inovulasi duktus dan alveoli. Terjadi peningkatan densitas di
sekitar jaringan ikat fibrosa dan jaringan di payudara diganti dengan jaringan adipose.
D. Tumor Payudara
Non-kanker (jinak) adalah kondisi payudara yang sangat umum dan dapat
ditemukan pada sebagian besar wanita. Perubahan payudara dapat disebabkan baik oleh
kondisi jinak (non-kanker) atau kanker. Gejala yang paling umum adalah mungkin
disebabkan oleh kondisi jinak. Kondisi jinak memiliki banyak gejala yang sama seperti kanker
payudara, sehingga akan sulit untuk membedakan antara kondisi jinak dan kanker dari gejala
saja. Beberapa perubahan payudara mungkin tidak menimbulkan gejala apapun dan dapat
ditemukan selama mammogram.
1. Tanda dan Gejala Perubahan Payudara
a) Benjolan
Sebuah kondisi payudara jinak sering menyebabkan benjolan. Ini mungkin
atau tidak mungkin terasa nyeri. Seorang wanita mungkin menemukannya saat mandi,
selama kegiatan sehari-hari lainnya, atau ketika memeriksa payudaranya selama
SADARI. Semakin muda seorang wanita, semakin besar kemungkinan bahwa
benjolan payudara adalah jinak. Yang paling umum benjolan payudara jinak
fibroadenoma dan gabungan antara fibrosis dan kista yang kadang-kadang disebut
fibrokistik.
Meskipun kebanyakan benjolan bukan kanker payudara, selalu ada
kemungkinan bahwa benjolan mungkin kanker payudara, bahkan pada wanita yang
lebih muda. Tidak peduli usia seorang wanita, benjolan dan perubahan lainnya harus
diperiksa untuk memastikan benjolan tersebut bukan kanker payudara. Memiliki
banyak benjolan di kedua payudara paling sering disebabkan oleh gabungan fibrosis
dan kista (fibrokistik).
Benjolan payudara, seperti gejala lain, harus dipertimbangkan bersama
dengan gejala lain bagi seorang wanita yang mungkin akan mengalami. Sebagai
contoh, sebuah benjolan baru yang muncul pada waktu yang sama seperti kulit
kemerahan dan demam bisa menjadi tanda infeksi payudara. Namun, setiap benjolan
baru atau perubahan lainnya harus diperiksa oleh dokter, perawat, atau ahli kesehatan
lainnya.
b) Penebalan dan/atau kulit kemerahan
Kemerahan atau penebalan area kulit pada payudara juga dapat memiliki
penyebab yang berbeda. Misalnya, radang payudara, yang dikenal sebagai mastitis,
sering terjadi pada wanita yang sedang menyusui dan biasanya disebabkan oleh
infeksi.
Namun, penting untuk dokter atau perawat memeriksa setiap kemerahan atau
penebalan karena tipe khusus dari kanker payudara (disebut kanker payudara
inflamasi). Bahkan kadang-kadang dokter mengalami kesulitan mengatakan
perbedaannya. Karena jenis kanker payudara tumbuh dengan cepat, perlu segera
kembali ke dokter, jika diperlakukan dengan antibiotik dan gejala tidak membaik
dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan.
c) Nyeri
Beberapa wanita mengalami nyeri payudara atau ketidaknyamanan yang
berhubungan dengan siklus menstruasi. Jenis rasa sakit siklik paling sering terjadi
pada minggu atau lebih sebelum periode menstruasi. Hal ini sering hilang setelah
menstruasi dimulai. Banyak wanita dengan perubahan fibrokistik memiliki jenis nyeri
payudara siklik. Ini diduga disebabkan oleh perubahan kadar hormon.
Beberapa kondisi payudara jinak, seperti radang payudara (mastitis) dapat
menyebabkan rasa sakit yang lebih mendadak. Dalam kasus tersebut rasa sakit tidak
berhubungan dengan siklus menstruasi. Meskipun kanker payudara biasanya tidak
menyakitkan, tetapi tidak menutup kemungkinan memiliki rasa sakit tidak berarti
kanker tidak ada.
d) Nipple discharge
Sesuatu yang keluar (selain susu) dari puting mungkin mengkhawatirkan,
tetapi dalam banyak kasus itu disebabkan oleh kondisi jinak. Seperti benjolan
payudara, pada seorang wanita yang lebih muda, semakin besar kemungkinan bahwa
kondisi ini jinak.
Dalam kondisi jinak, nipple discharge biasanya jelas, kuning, atau hijau.
Bahkan jika Anda dapat melihat darah dalam cairan atau darah yang ditemukan dalam
tes laboratorium, penyebabnya masih belum tentu kanker. Namun, itu adalah alasan
untuk perlu melakukan tes lagi.
Jika discharge yang berasal dari lebih satu saluran payudara atau dari kedua
payudara, hal ini sering dari kondisi jinak seperti perubahan fibrokistik atau duct
ectasia. Jika discharge (berdarah atau tidak berdarah) dari saluran tunggal, dapat
disebabkan oleh kondisi jinak pada saluran itu. Tetapi juga dapat disebabkan oleh
kanker, sehingga perlu segera diperiksakan ke dokter.
Sebuah nipple discharge dari kedua payudara (selain saat hamil atau
menyusui) kadang-kadang dapat terjadi sebagai respons terhadap siklus menstruasi.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang dibuat oleh
hipofisis atau kelenjar tiroid, atau bahkan disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Jadi,
kondisi jinak jauh lebih umum daripada kanker payudara, tetapi penting untuk
menyadari kesehatan tentang perubahan payudara sehingga dapat diperiksa segera.
2. Mendiagnosis perubahan payudara
a) Riwayat medis dan pemeriksaan fisik
Langkah pertama adalah pertanyaan kesehatan (riwayat medis) dan
pemeriksaan fisik. Menjawab pertanyaan tentang riwayat penyakit dahulu dan riwayat
penyakit keluarga akan memberikan informasi tentang faktor risiko baik kanker
maupun tumor payudara. Gejala yang dialami, termasuk berapa lama kanker atau
tumor payudara tersebut dialami akan ditanyakan juga.
Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan payudara secara menyeluruh untuk
menemukan benjolan dan meraba tekstur, ukuran, dan hubungan dengan kulit dan otot
dada. Setiap perubahan pada puting atau kulit payudara akan dicatat. Getah bening
(limfe node) di bawah ketiak dan di atas tulang leher dapat dirasakan karena bengkak
atau ketegasan dari kelenjar getah bening ini bisa menjadi tanda penyebaran kanker
payudara. Seiring dengan pertanyaan tentang kesehatan dan pemeriksaan fisik, tes
pencitraan dan biopsi payudara dapat dilakukan.
b) Tes pencitraan
Beberapa jenis tes pencitraan dapat digunakan untuk mencari atau membantu
mengevaluasi penyakit payudara. Beberapa di antaranya adalah:
 Mammogram - x-ray payudara.
 USG payudara - menggunakan gelombang suara untuk melihat bagian dalam
payudara.
 MRI (Magnetic Resonance Imaging) payudara - menggunakan gelombang radio
dan magnet yang kuat untuk mendapatkan gambar rinci dari bagian dalam
payudara.
 Ductogram - tabung plastik sangat tipis dimasukkan ke dalam saluran dimana
discharge itu berasal dan sejumlah kecil pewarna kontras disuntikkan untuk
menguraikan bentuk saluran pada x-ray
 Biopsi - mengambil sampel dari area yang abnormal untuk dilihat di bawah
mikroskop. Biopsi dapat dilakukan bila mammogram, tes pencitraan lainnya, atau
pemeriksaan fisik menemukan perubahan payudara yang mungkin ke arah kanker.
Biopsi adalah satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kanker benar-benar ada.
3. Jenis kondisi payudara non-kanker
Beberapa kondisi payudara yang bukan kanker dan tidak mengancam jiwa, disebut
payudara jinak (benign breast). Namun, mereka dapat menyebabkan gejala, dan ada pula
yang terkait dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Kondisi jinak payudara
meliputi:
a) Fibroadenoma
Fibroadenoma jinak (non-kanker) terdiri dari dua jaringan payudara glandular
dan jaringan stroma (ikat). Jaringan tersebut yang paling umum pada wanita muda
berusia 20-an dan 30-an, tetapi dapat ditemukan juga pada wanita dari segala usia.
Penggunaan pil KB sebelum usia 20 dikaitkan dengan risiko fibroadenoma.
Beberapa fibroadenoma terlalu kecil untuk dirasakan dan dapat dilihat hanya
ketika jaringan payudara diangkat dan diperiksa di bawah mikroskop. Jaringan
tersebut cenderung bulat dan memiliki batas yang berbeda dari jaringan payudara di
sekitarnya.
Beberapa fibroadenoma bisa dirasakan, namun ada juga yang hanya
ditemukan pada tes pencitraan (seperti mammogram). Biopsi diperlukan untuk
mengetahui apakah tumor adalah suatu fibroadenoma. Sebagian besar fibroadenoma
terlihat sama di seluruh lapang pandang di bawah mikroskop dan disebut
fibroadenoma sederhana. Tetapi beberapa fibroadenoma mengandung komponen lain
(seperti macrocysts, sclerosing adenosis, atau deposit mineral). Ini disebut
fibroadenoma kompleks.
Banyak dokter menyarankan menghilangkan fibroadenoma, terutama jika
terus tumbuh atau jika mengubah bentuk payudara. Kadang-kadang (terutama pada
wanita setengah baya atau tua) tumor ini berhenti tumbuh atau bahkan menyusut
dengan sendirinya, tanpa pengobatan apapun. Dalam hal ini, selama yakin massa
benar-benar fibroadenoma dan bukan kanker payudara, massa tersebut dapat
dibiarkan di tempat dan memastikan massa tidak tumbuh. Pendekatan ini berguna
untuk wanita dengan banyak fibroadenoma yang tidak tumbuh. Dalam kasus tersebut,
menghilangkan semua massa tersebut berarti menghilangkan jaringan normal
disekitarnya, menyebabkan jaringan parut yang akan mengubah bentuk dan tekstur
payudara. Hal ini juga bisa membuat pemeriksaan fisik dan mammogram lebih sulit
untuk ditegakkan.
Sangat penting bagi wanita yang memiliki fibroadenoma memeriksakan
payudara secara teratur untuk memastikan massa/benjolan tersebut tidak berkembang.
Kadang-kadang satu atau lebih fibroadenoma baru tumbuh setelah diangkat
atau dihilangkan. Ini berarti bahwa fibroadenoma lain telah terbentuk, tetapi itu tidak
berarti bahwa massa/benjolan yang lama timbul kembali. Wanita dengan
fibroadenoma memiliki peningkatan risiko kanker payudara - sekitar 1 ½ sampai 2
kali tanpa perubahan payudara.
b) Fibrosis dan kista sederhana
Banyak benjolan payudara ternyata disebabkan oleh fibrosis dan/atau kista.
Fibrosis adalah pembentukan bekas luka seperti (fibrosa) jaringan, dan kista adalah
kantung berisi cairan. Fibrokistik paling sering didiagnosis berdasarkan gejala, seperti
benjolan payudara, pembengkakan, dan nyeri atau sakit. Gejala ini cenderung lebih
buruk sebelum periode menstruasi dimulai. Payudaranya mungkin terasa kental dan
kadang-kadang mungkin melihat nipple discharge yang jelas atau sedikit berawan.
Perubahan ini paling umum pada wanita usia subur, tetapi dapat juga
mempengaruhi perempuan dari segala usia. Fibrokistik adalah kondisi jinak yang
paling umum dari payudara. Dapat ditemukan di salah satu payudara dan di kedua
payudara pada saat yang sama.
Banyak perubahan yang berbeda dapat ditemukan ketika jaringan payudara
fibrokistik yang dilihat di bawah mikroskop. Sebagian dari perubahan ini
menggambarkan jaringan payudara dalam menanggapi perubahan hormon bulanan.
Fibrosis mengacu pada sejumlah besar jaringan fibrosa, yang terbentuk dari
ligamen dan jaringan parut. Area fibrosis terasa kenyal, tegas, atau sulit untuk
disentuh. Fibrosis tidak membutuhkan perawatan khusus.
Bulat, benjolan bergerak, lembut untuk disentuh, menunjukkan kista. Kista
adalah cairan, berbentuk bulat atau oval. Kista paling sering ditemukan pada wanita
di usia 40-an, tetapi dapat terlihat pada perempuan dari segala usia. Perubahan hormon
bulanan sering menyebabkan kista lebih besar dan nyeri dan lebih terlihat tepat
sebelum masa menstruasi.
Kista terbentuk dari cairan yang berkembang di dalam kelenjar payudara.
Microcysts (kista mikroskopis) terlalu kecil untuk dirasakan dan hanya ditemukan
ketika jaringan dilihat di bawah mikroskop. Jika cairan terus berkembang, macrocysts
(kista besar) terbentuk. Ini bisa dirasakan dengan mudah sebesar 1 atau 2 inci. Ketika
kista tumbuh, jaringan payudara di sekitar kista dapat meregangkan dan nyeri.
Pemeriksaan klinis payudara (pemeriksaan fisik) tidak bisa membedakan
antara kista dan massa yang solid, sehingga USG atau aspirasi jarum diperlukan untuk
memastikan. Memasukkan jarum tipis ke dalam kista dapat mengkonfirmasi diagnosis
kista dan pada saat yang sama, dapat dilakukan pengosongan cairan kista. Mengambil
cairan dapat mengurangi tekanan dan rasa nyeri untuk beberapa waktu, tetapi cairan
tidak perlu diambil kecuali jika menyebabkan ketidaknyamanan. Jika diambil, cairan
mungkin kembali lagi.
Paling sering, perubahan fibrokistik didiagnosis berdasarkan gejala saja.
Gejala-gejala ini dapat termasuk rasa nyeri pada payudara dan benjolan tender atau
daerah menebal di payudara. Gejala-gejala dapat berubah mengikuti tahap siklus
menstruasi. Kadang-kadang, salah satu benjolan mungkin terasa lebih kencang atau
memiliki gejala lain yang menyebabkan kekhawatiran tentang kanker. Ketika ini
terjadi, biopsi mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa kanker tidak ada.
Fibrosis dan kista juga dapat dilihat pada biopsi yang dilakukan untuk benjolan yang
ternyata menjadi sesuatu yang lain.
Kebanyakan wanita dengan fibrokistik dan tidak ada gejala yang mengganggu
tidak memerlukan pengobatan, tetapi lebih dekat tindak lanjut mungkin disarankan.
Wanita dengan ketidaknyamanan ringan mungkin dapat mencoba menggunakan bra
yang sesuai, applying heat, atau menggunakan penghilang rasa sakit.
Jumlah yang sangat kecil untuk kista yang nyeri, mengambil cairan dengan
jarum dapat membantu meringankan gejala. Beberapa wanita melaporkan bahwa
gejala payudara mereka membaik jika mereka menghindari kafein dan stimulan
lainnya yang ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, dan minuman ringan. Studi belum
menemukan orang-orang stimulan untuk memiliki dampak yang signifikan pada
gejala, tetapi banyak wanita merasa bahwa menghindari makanan dan minuman
tersebut selama beberapa bulan bisa untuk dicoba.
Karena pembengkakan payudara menjelang akhir siklus menstruasi yang
nyeri bagi beberapa wanita, beberapa dokter merekomendasikan bahwa wanita dengan
gejala berat mengurangi garam dalam diet mereka atau minum diuretik (obat untuk
menghilangkan garam dan cairan dari tubuh).
Beberapa dokter telah mengemukakan bahwa banyak suplemen vitamin
meredakan gejala, tapi sejauh ini tidak ada bukti kegunaannya, dan beberapa mungkin
memiliki efek samping yang berbahaya bila dikonsumsi dalam dosis besar.
Beberapa dokter meresepkan hormon, seperti kontrasepsi oral (pil KB),
tamoxifen, atau androgen. Tapi ini biasanya hanya diberikan kepada wanita dengan
gejala berat karena dapat memiliki efek samping yang serius.
c) Tumor phyllodes
Tumor phyllodes adalah tumor payudara langka seperti fibroadenoma,
mengandung 2 jenis jaringan payudara: jaringan stroma (ikat) dan kelenjar jaringan
(lobulus dan duct). Paling sering terjadi pada wanita di usia 30-an dan 40-an, tetapi
dapat ditemukan pada wanita dari segala usia.
Tumor biasanya dirasakan sebagai benjolan yang nyeri, tetapi mungkin hanya
beberapa. Tumor dapat tumbuh dengan cepat dan meregangkan kulit. Sering sulit
untuk membedakan dari fibroadenoma pada tes pencitraan, atau bahkan dengan jenis
tertentu biopsi. Seringkali seluruh tumor perlu diangkat atau dihilangkan untuk
mengetahui secara pasti bahwa itu adalah tumor phyllodes.
Ketika dilihat di bawah mikroskop, perbedaan utama antara tumor phyllodes
dan fibroadenoma adalah bahwa tumor phyllodes memiliki pertumbuhan berlebih dari
jaringan ikat. Sel-sel yang membentuk bagian jaringan ikat dapat normal. Tergantung
bagaimana sel-sel terlihat, tumor phyllodes dapat diklasifikasikan sebagai jinak (non-
kanker), ganas (kanker), atau batas (tampak lebih normal dibandingkan tumor jinak,
tapi tidak cukup ganas).
Tumor phyllodes (bahkan yang jinak) kadang-kadang dapat kembali di
tempat yang sama jika mereka diangkat atau dihilangkan tanpa mengambil cukup dari
jaringan normal di sekitar mereka. Untuk alasan ini, diperlakukan dengan
menghilangkan tumor dan setidaknya 1 cm (sedikit kurang dari ½ inci) area dari
jaringan payudara normal di sekitar tumor.
Tumor phyllodes ganas diperlakukan dengan mengangkat massa/benjolan
tersebut bersama dengan margin yang lebih luas dari jaringan normal, atau dengan
mastektomi (menghapus seluruh payudara) jika diperlukan. Tumor phyllodes ganas
berbeda dari jenis yang lebih umum dari kanker payudara. Mereka tidak merespon
terapi hormon dan kecil kemungkinannya daripada kebanyakan kanker payudara
dalam terapi radiasi atau obat kemoterapi yang biasanya digunakan untuk kanker
payudara. Tumor phyllodes yang telah menyebar ke daerah yang jauh sering
diperlakukan lebih seperti sarkoma (kanker jaringan lunak).
Tumor phyllodes biasanya bukan kanker, tetapi dalam kasus yang jarang
mungkin bisa terjadi. Meskipun sebanyak sepertiga dari tumor ini diklasifikasikan
sebagai ganas didasarkan bagaimana jaringan terlihat di bawah mikroskop, kurang
dari 5% tumor phyllodes keseluruhan adalah kanker berdasarkan penyebaran ke
daerah lain, seperti paru-paru, baik ketika mereka didiagnosis atau di kemudian hari.
Karena tumor ini bisa kembali, tindak lanjut dengan pemeriksaan payudara harus lebih
sering dan tes imaging biasanya dianjurkan setelah pengobatan.
d) Tumor sel granular
Tumor sel granular dimulai pada sel-sel saraf. Jarang ditemukan pada
payudara. Sebagian besar ditemukan di kulit atau mulut. Hampir selalu jinak (bukan
kanker).
Tumor sel granular payudara paling sering dirasakan sebagai benjolan tegas
yang dapat digerakkan, tetapi beberapa dapat melekat pada kulit atau dinding dada.
Biasanya sekitar ½ sampai 1 inci dan paling sering ditemukan pada bagian atas, bagian
dalam payudara.
Tumor sel granular kadang-kadang dianggap kanker ketika mereka
ditemukan pada pemeriksaan fisik payudara karena tegas, terutama jika tidak dapat
digerakkan. Mungkin terlihat seperti kanker pada mammogram. Biopsi membedakan
massa/benjolan tersebut dari kanker atau non-kanker.
Tumor ini biasanya sembuh dengan mengangkat massa/benjolan tersebut
bersama dengan jaringan payudara normal di sekitarnya. Tumor sel granular tidak
terkait dengan risiko lebih tinggi mengalami kanker payudara di kemudian hari.

4. Tumor Ganas
Insiden dan epidemiologi
Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah karsinoma
serviks uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan 28% kanker pada
warna kulit putih, dan 25% pada warna kulit hitam.
Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang
sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada
wanita usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma mamma pada lelaki hanya 1% dari kejadian
pada perempuan.

Etiologi dan faktor resiko


Secara pasti belum diketahui, hanya bisa ditandai pada wanita yang mempunyai faktor
resiko dibawah ini :
 Umur diatas 30 tahun ( sekarang, dibawah 20 tahun juga sudah ditemukan kanker
payudara )
 Riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara ( sekarang ini juga tidak
mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa terkena )
 Punya riwayat tumor
 Haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun
 Tidak menikah / tidak menyusui
 Melahirkan anak petama diatas usia 35 tahun
 Sering terkena radiasi ( Bisa dari sering melakukan pemeriksaan kesehatan dengan
menggunakan alat X-ray )
 Pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan
 Kegemukan
 Konsumsi alcohol berlebihan
 Mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang
 Stress
 Faktor genetic ( BRCA1/BRCA2 )

Tingkat penyebaran
Kanker payudara sebagian besar mulai berkembang di duktus, setelah itu baru
menembus ke parenkim. Lima belas sampai empat puluh persen karsinoma payudara
bersifat multisentris.
Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis. Bila
tidak diobati, ketahanan hidup lima tahun adalah 16-22%, sedangkan ketahanan hidup
sepuluh tahun adalah 1-5%. Ketahanan hidup bergantung pada tingkat penyakit, saat
mulai pengobatan, gambaran histologik, dan uji reseptor strogen yang bila positif lebih
baik.
Presentase ketahanan hidup lima tahun ditentukan pada penderita yang diobati
lengkap. Pada tingkat I ternyata 15% meninggal dunia karena penentuan TNM dilakukan
secara klinik, yang berarti metastasis kecil dan metastasis mikro tidak dapat ditemukan.
Pada 85% orang yang hidup setelah lima tahun, tentu termasuk penderita yang tidak
sembuh dan menerima penanganan karena kambuhnya penyakit atau karena metastasis.
Demikian juga pada mereka dengan tingkat penyebaran II-IV.

Gambaran klinis dan diagnosis


Tanda dan gejala
Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita ke dokter. Benjolan ganas
yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat diraba
benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya. Bila tumor telah besar, perlekatan
lebih jelas. Konsistensi kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran cairan dari puting
biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma intaduktal, sedangkan nyeri lebih
mengarah ke kelainan fibrokostik.

Staging
Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium dari kanker
adalah system TNM. System ini menggunakan tiga criteria untuk menentukan stadium
kanker. Yaitu :
1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya ( T, Tumor
)
2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar kekelenjar getah
bening disekitarnya? ( N, Node )
3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis )

STADIUM 0 : Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker
tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules)
susu pada payudara
.
STADIUM I :Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada
pembuluh getah bening

STADIUM IIa :
Pasien pada kondisi ini :
 Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-titik
pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes )
 Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke
titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ).
 Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di
pembuluh getah bening ketiak.

STADIUM IIB :
Pasien pada kondisi ini :
1. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.
2. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.
3. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.

STADIUM III A :
Pasien pada kondisi ini :
 Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening ketiak.
 Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh
getah bening ketiak.

STADIUM III B :
Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga
luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer. Bisa
sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening di ketiak
dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

STADIUM IIIC :
Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah
bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah bening
dibawah tulang selangka ).
STADIUM IV :
Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu
tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.

GRADE
Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsy dipelajari dibawah
microscope. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana bentuk
sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan memberi
petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang.
Berikut adalah Grade dalam kanker payudara :
GRADE 1 : Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang,
biasanya tidak menyebar.
GRADE 2 : Ini adalah grade tingkat sedang
GRADE 3 : Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya
menyebar.

Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :


• T (Tumor size), ukuran tumor :
T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada
atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara
kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :


N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla
N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di
mammary interna di dekat tulang sternum

• M (Metastasis) , penyebaran jauh :


M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :
Stadium 0 : T0 N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0
Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
Stadium III C : Tiap T N3 M0
Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1

Pemeriksaan Penunjang
IMAGING TEST :
Diagnostic mammography.
Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak gambar yang bisa
diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-tanda, diantaranya putting
mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru. Diagnostic mammography bisa juga
digunakan apabila sesuatu yang mencurigakan ditemukan pada saat screening
mammogram.

Ultrasound ( USG )
Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi dengan frekuensi
tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang bunyi yang
tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista
yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

MRI
MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images ( gambaran ) detail
dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita, telah didiagnose
mempunyai kanker, maka untuk mencheck payudara lainnya bisa digunakan MRI. Tapi ini
tidak mutlak. Bisa juga untuk screening saja.Menurut American Cancer Society ( ACS ),
wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti contohnya pada
wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya yang terkena kanker
payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammography. MRI
biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada payudara yang
mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang
mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan
padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan
suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi
harus dilakukan biopsy.
TEST DENGAN BEDAH
Biopsi
Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya biopsy yang bisa
memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari biopsy, danalisa oleh ahli
patologi ( dokter spesialis yang ahli dalam menterjemahkan test-test laboratorium dan
mengevaluasi sel, jaringan, organ untuk menentukan penyakit )
 Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan tidak
teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy ( FNAB,
menggunakan jarum kecil untuk untuk mengambil sample jaringan ). Stereotactic Core
Biopsy ( menggunakan X-ray untuk menentukan jaringan yang akan diambil ) atau
Vacuum-Assisted Biopsy ( menggunakan jarum yang tebal untuk mengambil beberapa
macam jaringan inti yang luas ). Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk
menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. Metal clip
kecil bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy. Dalam
kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka segera diadakan
operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali
operasi untuk menetukan pengobatan dan menetukan stadium.
 Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari suatu massa
yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk menentukan adanya sel
kanker.
Fine needle biopsy Surgical Biopsy ( biopsy dengan cara operasi ) mengambil
sejumlah besar jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari benjolan
) atau excisional ( mengambil seluruh benjolan ).
lumpectomy biopsy
Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk mendapatkan
clear margin area ( area jaringan disekitar tumor dimana dipastikan sudah bersih dari
sel kanker ) kemungkinan, sekalian mengambil jaringan kelenjar getah bening.
Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk menentukan
pengobatan.Test itu untuk melihat:
 Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive ( biasanya menyebar ) atau In situ (
biasanya tidak menyebar ). Ductal ( dalam saluran susu ) atau lobular ( dalam kelenjar
susu ). Grade ( seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat ) dan apakah sel
kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh getah bening. Margin dari
tumor juga di amati.
 Receptor Estrogen ( ER ) dan Receptor Progesteron ( PR ) test. Sel kanker payudara
apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR (+) berarti sel kanker
ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut. Biasanya diadakan terapy
hormone ( akan dibahas tersendiri ).
 Test HER2 neu.( C-erb2 ). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata 25%
penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 ( positive atau negative ) maka
dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan menggunakan obat yang disebut
trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. ( mengenai HERCEPTIN akan dibahas
tersendiri )
 Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari tumor, untuk
memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype DX adalah test untuk
mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.

TEST DARAH
Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test itu antara lain
:
 Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel
darah merah
 Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam seluruh
badan
 Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi
 Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah )
 Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )

JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASE


Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati
dan saluran empedu dan tulang.
SGOT & SGPT
Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu test ini
mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran
ke liver
TUMOR MARKER TEST
Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah,
kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal
dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga bukan. Pada kanker payudara
tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sample darah.
Pada standard PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30

TEST-TEST LAIN
Test –test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :
 Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru
 Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada
bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya
akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara
suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan
minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang
lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat
warnanya lebih gelap dari tulang normal.
 Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan.Untuk melihat secara detail letak
tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi
volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik
CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian
dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan
melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.
 Positron Emission Tomography ( PET ) scan.Untuk melihat apakah kanker sudah
menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan
pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding
sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET scan. PET scan biasanya
digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara
fisik

Terapi
Dalam banyak kasus, dokter akan bekerjasama dengan pasien untuk menentukan
rencana pengobatan, meskipun pengobatan tiap pasien akan di sesuaikan oleh dokter. Tapi
berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan dalam pengobatan kanker payudara
:
 Tujuan utama pengobatan kanker stadium awal adalah mengangkat tumor dan
membersihkan jaringan disekitar tumor. Jadi dokter akan merekomendasikan operasi
untuk mengangkat tumor. Umumnya kemudian akan dilakukan terapi radiasi pada
jaringan payudara yang masih ada. Untuk keadaan tertentu ( misalnya, pasien dengan
problem medis yang serius ) radiasi bisa jadi ditunda.
 Tahapan berikut dalam menangani kanker stadium awal adalah mengurangi resiko
kanker akan kambuh dan membuang sel kanker yang masih ada. Bila tumornya lebar
atau saluran kelenjar getah bening telah terserang kanker juga, dokter akan
merekomendasikan terapi tambahan, antara lain : Terapi Radiasi, Chemotherapy, dan
/ atau hormone terapi. Sedang untuk kanker yang kambuh lagi, diperlakukan dengan
bermacam-macam cara. Ketika merencanakan pengobatan, dokter akan
mempertimbangkan beberapa factor :
o Stadium dan grade kanker
o Satus tumor hormone receptor (ER, PR) dan status HER2/neu
o Umur pasien dan kesehatannya secara umum
o Pasien sudah menopause atau belum
o Adanya mutasi dari gen kanker payudara Kondisi biologi kanker payudara
memberi efek pada tingkah laku kankernya dan pengobatannya. Beberapa tumor
ukurannya kecil tapi tumbuhnya cepat atau ukurannya besar tapi tumbuhnya
lambat.
OPERASI
Secara umum, semakin kecil tumor, dianjurkan untuk operasi. Berikut adalah type-type
operasi :
 Lumpectomy ( Partial mastectomy / Segmental mastectomy ), mengangkat tumor
dan membersihkan jaringan sekitar tumor. Untuk DCIS dan Kanker yang invasive,
biasanya terapi radiasi pada area yang terkena tumor diberikan.

A.Dark pink indicates tumor


B.Light pink highlited area indicates tissue ( jaringan ) removed at lumpectomy
 Total mastectomy, mengangkat seluruh payudara, tetapi tidak termasuk kelenjar
getah bening dibawah ketiak

A. Pink highlighted area indicates tissue removed at mastectomy


B. Axillary limph nodes : level I
C. Axillary limph nodes : level II
D. Axillary limph nodes : level III
E. Supraclavicular lymp nodes
F. Internal mammary lymp nodes Total ( simple )
Gambar untuk tindakan Simple mastectomy :
A. Pink highlighted area indicates tissue removed at mastectomy
B. Axillary limph nodes : level I
C. Axillary limph nodes : level II
D. Axillary limph nodes : level III
 Modified radical mastectomy, mengangkat payudara dan kelenjar getah bening
dibawah ketiak.
 Axillary limph node, mengangkat titik-titik kelenjar getah bening ketiak, kemudian
sel kankernya diteliti oleh ahli patology.
 Sentinel lymp node biopsy, prosedur dimana ahli bedah akan mencari dan kemudian
mengangkat kelenjar getah bening utama pad ketiak ( sentinel lymph node ) yang
langsung berhubungan dengan payudara. Ahli patology kemudian akan meneliti sel-
sel kankernya. Untuk mengidentifikasi sentinel lymp node ahli bedah akan
menyuntikkan suatu cairan dan / atau radioactive tracer kedalam area sekitar puting
payudara. Cairan atau tracer tadi akan mengalir ketitik-titik kelenjar getah bening,
yang pertama akan sampai ke sentinel lymp node. Ahli bedah akan menemukan titik-
titik pada KGB ( kelenjar Getah Bening ) yang warnanya berbeda ( apabila digunakan
cairan ) atau pancaran radiasi ( bila menggunakan tracer ). Cara ini biasanya
mempunyai resiko rendah akan terjadinya lymphedema ( pembengkakan pada lengan
) daripada axillary lymp node dissection. Bila ternyata hasilnya sentinel node bebas
dari penyebaran kanker, maka tidak ada operasi lanjutan untuk KGB. Apabila
sebaliknya, maka dilanjutkan operasi pengangkatan KGB.
Wanita yang sudah dilakukan mastectomy kemudian bisa mempertimbangkan untuk
melakukan breast reconstruction yaitu ahli bedah akan membuatkan payudara baru.
Rekonstruksi bisa dilakukan dengan mengambil jaringan dari bagian tubuh lain. Atau
dengan implant sintetis. Hal ini bisa dilakukan langsung pada saat mastectomy bisa
juga sesudahnya.
ADJUVANT THERAPY.
Adalah pengobatan yang diberikan sebagai tambahan pengobatan setelah operasi.
Tujuannya untuk mengurangi resiko kanker untuk kambuh. Tapi setiap pengobatan kanker
tidak ada yang pasti akan melenyapkan kanker ( hanya Tuhan yang tahu, manusia
berikhtiar saja ). Adjuvant theraphy antara lain : Terapi Radiasi, Chemotherapy, Hormon
terapi dan Targeted Therapy. Dibawah ini adalah garis besar adjuvant therapy :
1. TERAPI RADIASI.
Terapi ini menggunakan X-ray berenergy tinggi atau partikel lain untuk
membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara regular perminggu. Biasanya 5 hari
selama seminggu. ( Senin – Jum’at ) selama 6-7 minggu. Tujuannya adalah :
mematikan sel kanker yang mungkin masih ada / teetinggal disekitar area tumor yang
sudah dioperasi, mengecilkan ukuran tumor sebelum kemudian dioperasi, agar
memudahkan pada saat pengangkatan. Pengalaman saya, ketika metastasis kanker
ketulang belakang, di radiasi sebanyak 10x untuk menghilangkan rasa sakit. Danuntuk
mengecilkan tumor sebelum operasi di radiasi lagi sebanyak 38 kali. Proses radiasi
tidak menyakitkan untuk prosesnya tidak lama. Tidak sampai 4 menit, tidak ada efek
apapun. Hanya area yang di radiasi tidak boleh terkena air karena bisa melepuh. Ketika
saya radiasi di ketiak, memang agak lecet. Karena biasanya ketiak berkeringat. Bisa
diobati dengan perban luka, setelah agak kering lukanya bisa diolesi krem / salep untuk
lecet karena radiasi.

2. CHEMOTHERAPY.
Chemotherapy adalah menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk
membunuh sel kanker. Systemic chemotherapy, obat chemo tersebut dialirkan lewat
pembuluh darah, targetnya adalah seluruh sel kanker yang ada di tubuh. Efek samping
obat chemotherapy sangat individual, tergantung dari masing-masing pasien juga
dosisi yang diberikan biasanya dokter akan menghitung luas tubuh melalui berat badan
pasien. Pada saat saya melakukan chemotherapy tahun lalu dan sekarang efek samping
bisa dikatakan tidak ada / bisa diabaikan. Yang saya rasakan adalah rambut rontok,
kalau leukosit mulai turun merasa sangat lelah. Lainnya tidak ada. ( untuk
meminimalkan efek samping akan dibahas tersendiri ). Efek samping yang umumnya
dirasakan pasien adalah :
1. Rambut rontok
2. Kemungkinan resiko infeksi ( basanya sariawan pada mulut, tenggorokan susah
menelan karena infeksi jamur )
3. Kuku dan kulit menghitam, kadang kulit kering
4. Mual & muntah
5. Ngilu tulang-tulang
6. Hilang nafsu makan
7. Diare atau malahan susah buang air besar
8. Asam lambung naik
Gejala-gejala itu biasanya akan menghilang ketika pengobatan selesai.
Chemotherapy bisa diberikan secara oral (diminum) dan intravenous (diinfuskan).
Diberikan secara beseri (untuk oral biasanya diminum selama 2 minggu, istirahat 1
minggu. Kalau diinfuskan 6 kali chemo, jaraknya 3 minggu untuk yang full dose).
Biasanya tidak perlu menginap di Rumah Sakit, apabila satu jam setelah chemo tidak
mengalami efek apapun. Kalau agak mual-mual sedikit tidak apa-apa sampai dirumah
biasanya akan hilang asal langsung istirahat / tidur.
Chemotherapy, bisa diberikan sebagai neoadjuvant therapy (diberikan
sebelum diadakan operasi, tujuannya adalah untuk mengecilkan tumor yang besar,
mengeringkan luka kanker akibat kanker yang sudah pecah), atau adjuvant therapy
(diberikan setelah operasi, untuk mengurangi kekambuhan).
Dalam hal mana apabila kanker kambuh lagi (cancer reccurence). Pasien
biasanya ditawari untuk menggunakan obat baru atau kombinasi dari obat yang sudah
ada. Obat yang berbeda, berguna untuk kanker yang berbeda pula. Dan penelitian
menunjukkan bahwa kombinasi dari obat-obat tertentu akan lebih efektif daripada obat
individual. Obat – obat chemotherapy yang biasanya digunakan untuk kanker
payudara adalah :
 Cyclophosphamide ( cytoxan, Neosar )
 Methotrexate ( banyak merk )
 Fluorouracil ( 5-Fu, Adrucil )
 Doxorubicin ( Adriamycin, Rubex )
 Paclitaxel ( Taxol )
 Docetaxel ( Taxotere )
 Vinorelbine ( Navelbine )
 Capecitabine ( Xeloda )
 Protein bound paclitaxel ( Abraxane )
 Gemcitabine ( Gemzar )
 Ada juga obat yang baru di buat oleh Brysto Myers and Squib yaitu Ixempra ( tapi
belum beredar di Indonesia, karena masih sangat baru )
 Dll
Contoh kombinasi obat :
 CMF ( cyclophosphamide, methotrexate, dan 5-FU )
 FAC ( 5-Fu, Doxorubicin, cyclophosmide )
 TAC ( docetaxel, doxorubicin, dan cyclophosphamide )
 GT ( gemcitabine dan paclitaxel )
 Dll
Beberapa obat ini bisa juga dikombinasikan dengan trastuzumab (Herceptine),
suatu obat yang tergolong dalam targeted therapy. Dalam pengobatan kanker akan
selalu dievaluasi oleh team dokter juga lebih baik apabila pasien aktif terlibat.

3. HORMON THERAPY.
Terapi hormone berguna bagi pasien yang hasil biopsynya menunjukkan hasil
positive untuk Estrogen receptor ( ER + ) dan Progesterone receptors ( PR + ) tipe
kanker ini berarti pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormone-hormon tersebut
sehingga diperlukan obat untuk memblock hormone untuk membatasi / mengerem
pertumbuhan tumor. Pemakaiannya bisa sendiri atau bersamaan dengan obat
chemotherapy. Contoh terapi hormone sebagai adjuvant therapy adalah tamoxifen,
anastrozole ( arimidex ), letrozole ( femara ), dan exemestane ( aromasin ).
4. TARGETED THERAPY.
Adalah termasuk obat baru yang bekerja untuk mengerem / menghentikan aksi dari
protein abnormal ( HER2/neu ) yang menyebabkan sel kanker tumbuh dan membelah
tak terkontrol.Monoclonal antibodies targete protein yang biasanya ada dalam jumlah
yang besar didalam sel kanker.
 Trastuzumab ( Herceptin ) dipakai sebagai obat untuk kanker payudara yang
mengandung terlalu banyak protein HER2/neu.
 Bevacizumab ( Avastin ) adalah antiangiogenic. ( masih dalam percobaan klinis ).
Antiagiogenesis agent ini memblock angiogenesis ( formasi dari pembuluh darah
baru ) yang dibutuhkan tumor untuk berkembang dan metastasis.

Pencegahan
1. Pola hidup sehat dan SADARI
2. Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk
assessement survey. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk
dilakukan mammografi setiap tahun. Wanita normal mendapat rujukan mammografi
setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.
3. Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita
serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai