Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pendahuluan

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

OLEH:

Nama : Bustamin Taepabu


Npm : 1420115034
Prodi : Keperawatan
Ruangan :perinatologi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MALUKU HUSADA
KAIRATU
2018
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. dulu bayi baru lahir yang
berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram (≤2500 gram) disebut bayi
prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya
bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu.1
Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine
II di London (1970) telah diusulkan defenisi berikut : 1,2
- Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu.
- Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu
sampai 42 minggu.
- Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau
lebih. 1,2
Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan diatas, bayi BBLR dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu :
1. Prematuritas murni
Masa gestasinya <37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan-sesuai masa
kehamilan (BKB-SMK).
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK). 1,3
INSIDENS
Angka bayi berat lahir rendah (BBLR) masih cukup tinggi, terutama di
negara dengan sosio ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan sekitar 90 kasus
BBLR terjadi di negara berkembang. Di negara berkembang, angka kematian
BBLR mencapai 35 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat lahir di atas
2500 gram. 4
Sejak tahun 1981, frekuensi BBLR telah naik, terutama karena adanya
kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat
mengalami dismaturitas, dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Di negara-negara
yang sedang berkembang sekitar 70% bayi BBLR tergolong dismaturitas. 4
Di Negara maju, angka kejadian kelahiran bayi prematur adalah sekitar 6-
7%. Di Negara sedang berkembang, angka kelahiran ini lebih kurang tiga kali
lipat. Di Indonesia, kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan, tetapi
angka kejadian BBLR di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986
adalah 24%. Angka kematian perinatal di rumah sakit pada tahun yang sama
adalah 70%, dan 73% dari seluruh kematian disebabkan oleh BBLR. 1,2

ETIOLOGI
A. Prematuritas murni
1. Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan
psikologis. Penyebab lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit
jantung, bacterial vaginosis, chorioamnionitis atau tindakan operatif
dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.
b. Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20
tahun dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu
dekat. Pada ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4
anak juga sering ditemukan. Kejadian terendah adalah pada usia
antara 26-35 tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi
Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan
antenatal yang kurang.
2. Faktor janin
Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya
akan mengakibatkan BBLR. 1,4
B. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat
antara ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas
dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan
insuffisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan
umum dan nutrisi ibu. 2,3

PATOGENESIS
Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan umur kehamilan
pretermnya biasanya dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat
ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan janin (incompetent
cervix/premature dilatation), gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan
plasenta, atau rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada
uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan. 2
Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu
sirkulasi dan efisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau
kesehatan umum dan nutrisi ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon janin
normal terhadap kehilangan nutrisi atau oksigen. Sehingga masalahnya bukan
pada dismaturitasnya, tetapi agaknya pada resiko malnutrisi dan hipoksia yang
terus menerus. Serupa halnya dengan beberapa kelahiran preterm yang
menandakan perlunya persalinan cepat karena lingkungan intrauteri berpotensi
merugikan. 2,4
GEJALA KLINIK
A. Prematuritas murni
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama
dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33
cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya,
kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Ossifikasi
tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus
testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia
mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun telinga belum
cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma belum
sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih
posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya kurang dan masih lemah.
Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum
teratur dan sering terdapat serangan apnoe. Otot masih hipotonik, sehingga kedua
tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan
kepala menghadap ke satu jurusan. 1,2
Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum
sempurna, begitu juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis,
gelisah, aktivitas bertambah. Bila dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak
ada, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakranial.
Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah
24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat ‘pitting edema’.
Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes
mellitus, dan toksemia gravidarum. 1,2
Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila
frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus waspada
kemungkinan terjadinya penyakit membran hialin, pneumonia, gangguan
metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus dicari
penyebabnya, misalnya dengan melakukan pemeriksaan radiologis toraks. 1,2
B. Dismaturitas
Dismaturis dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan
terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas.
Dalam hal ini berat badan kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan
bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan
‘wasting’. Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol
adalah ‘wasting’, demikian pula pada post term dengan dismaturitas. 1,3
Bayi dismatur dengan tanda ‘wasting’ tersebut, yaitu :
1. Stadium pertama
Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti
perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium.
2. Stadium kedua
Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada
kulit, plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang
tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit,
umbilikus, dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin.
3. Stadium ketiga
Ditemukan tand stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning,
demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin
yang sudah berlangsung lama. 1,3
DIAGNOSIS
Bayi berat lahir rendah didiagnosis bila termasuk dalam golongan :
1. Prematuritas murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannnya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut Bayi Kurang
Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (BKB-SMK).
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin
dan merupakan bayi yang Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK). 1

PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Prematur Murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus, maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan, dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi,
serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. 2
- Atur suhu
BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh karena itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat. Bisa dengan membersihkan cairan pada tubuh
bayi, kemudian dibungkus. Atau bisa juga dengan meletakkannya di
bawah lampu atau dalam inkubator. Dan bila listrik tidak ada, bisa dengan
metode kangguru, yaitu meletakkan bayi dalam pelukan ibu (skin to skin).
5

- Cegah sianosis
Cara mencegah sianosis dapat dengan cara pemberian oksigen agar
saturasi oksigen dalam tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas
normal.
- Cegah infeksi
BBLR mudah sekali diserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya
tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup untuk
membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan
belum baik. Oleh karena itu, perlu diperhatikan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi, antara lain mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi,
membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak dipakai lagi,
membersihkan kulit dan tali pusat bayi dengan baik. 5,6
- Pemberian vitamin K
Dosis 1 mg intra muskular, sekali pemberian. Pemberian vitamin K pada
bayi imatur adalah sama seperti bayi-bayi dengan berat badan dan
maturitas yang normal.
- Intake harus terjamin
Pada bayi-bayi prematur, refleks isap, telan dan batuk belum sempurna.
Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan, terutama lipase
masih kurang. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam
agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada
umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu
pada ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1500 gram kurang mampu
mengisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari-hari pertama.
Dalam hal ini bayi diberi minum melalui sonde lambung. 2,6

B. Penatalaksanaan bayi dismaturitas


Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti
pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain. Bayi
dismatur biasanya tampak haus dan harus diberi makanan dini (early feeding).
Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. Kadar
gula darah harus diperiksa setiap 8-12 jam. Frekuensi pernapadan terutama
dalam 24 jam pertama harus diawasi untuk mengetahui adanya sindrom
aspirasi mekonium atau sindrom gangguan pernapasan idiopatik. Sebaiknya
setiap jam dihitung frekuensi pernapasan. Bila frekuensi lebih dari 60x/menit,
dibuat foto thorax. Pencegahan terhadap infeksi sangat penting, karena bayi
sangat rentan terhadap infeksi, yaitu karena pemindahan IgG dari ibu ke janin
terganggu. Temperatur harus dikelola, jangan sampai kedinginan karena bayi
dismatur lebih mudah menjadi hipotermik, hal ini disebabkan oleh karena
luas permukaan tubuh bayi relatif lebih besar dan jaringan lemak subkutan
kurang. 1,6
Perawatan bayi dalam inkubator
Inkubator yang canggih dilengkapi oleh alat pengatur suhu dan
kelembaban bayi agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang
normal, alat oksigen yang dapat diatur, serta kelengkapan lain untuk
mengurangi kontaminasi bila inkubator dibersihkan. Kemampuan bayi berat
lahir rendah dan bayi sakit untuk hidup lebih besar bila mereka dirawat pada
suhu mendekati suhu lingkungan yang netral. Suhu ini ditetapkan dengan
mengatur suhu permukaan yang terpapar radiasi, kelembapan yang relatif,
dan aliran udara sehingga produksi panas sesedikit mungkin dan suhu tubuh
bayi dapat dipertahankan dalam batas normal. Bayi yang besar dan lebih tua
memerlukan suhu lingkungan lebih rendah dari bayi yang kecil dan lebih
muda. Suhu inkubator yang optimum diperlukan agar panas yang hilang dan
konsumsi oksigen terjadi minimal sehingga bayi telanjang pun dapat
mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36,5- 37,5 oC. Tingginya suhu
lingkungan ini tergantung dari besar dan kematangan bayi. Dalam keadaaan
tertentu, bayi yang sangat prematur tidak hanya memerlukan inkubator untuk
mengatur suhu tubuhnya, tetapi juga memerlukan pleksiglas penahan panas
atau topi maupun pakaian. 2,6
Seandainya tidak ada inkubator, pengaturan suhu dan kelembapan
dapat diatur dengan memberikan sinar panas, dan botol air hangat, disertai
dengan pengaturan suhu dan kelembapan ruangan. Mungkin pula diperlukan
pemberian oksigen melalui pipa intubasi. 6
Ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak perlu
khawatir lagi soal perawatan buah hatinya itu selepas keluar rumah sakit.
Sekarang para ahli di bidang kedokteran mengembangkan metode kangguru
untuk merawat BBLR itu. Metode tersebut memungkinkan panas tubuh
ibunya memberikan kehangatan bayinya. Metode kangguru ini memang
terkesan unik, dengan sebuah pakaian yang berbentuk seperti tubuh kangguru
yang berkantung, bayi bisa mendapatkan kehangatan cukup karena
bersentuhan langsung dengan tubuh ibunya. Ada tiga kriteria BBLR sudah
bisa dirawat di rumah setelah keluar dari inkubator. Pertama, berat sudah
kembali ke berat lahir dan lebih dari 1500 gram. Kemudian berat bayi
cenderung naik dan suhu tubuh stabil selama tiga hari berturut-turut. Yang
juga harus diperhatikan, bayi sudah mampu mengisap dan menelan. Selain
itu, ibu sudah harus merawat dan memberi minum. Metode kangguru ini
cukup efektif sebab selain membuat bayi tidak tergantung pada rumah sakit,
ibu lebih percaya diri merawat bayinya di rumah. Keuntungan lainnya, BBLR
bisa mendapatkan ASI eksklusif dan menurunkan resiko bayi terkena
kehilangan panas tubuh. 6

KOMPLIKASI
Komplikasi prematuritas 1,5,6
1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik
Disebut juga sebagai penyakit membran hialin karena pada stadium akhir
akan terbentuk membran hialin yang akan melapisi paru.
2. Pneumonia aspirasi
Sering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk
belum sempurna.
3. Perdarahan intraventrikuler
Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral karena anoksia otak. Kelainan ini
biasanya hanya ditemukan pada otopsi.
4. Fibroplasias retrolental
Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh gangguan
oksigen yang berlebihan.
5. Hiperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hiprebilirubinemia dibandingkan
dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan hepar
yang tidak sempurna sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin
direk belum sempurna.
6. Infeksi
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG gamma
globulin.
Komplikasi dismaturitas 1,2,5
1. Sindrom aspirasi mekonium
Keadaan hipoksia intrauterin mengakibatkan janin mengadakan ‘gasping’
dalam uterus. Selain itu mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor amnion,
akibatnya cairan yang mengandung mekonium yang lengket itu masuk ke
dalam paru janin karena inhalasi. Pada saat lahir, bayi akan menderita
gangguan pernapasan idiopatik.
2. Hipoglikemia simptomatik
Tertama pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali
disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi
dismaturitas. Diagnosis dapat dibuat dengan melakukan pemeriksaan kadar
gula darah. Bayi BBLR dinyatakan hipoglikemia bila kadar gula darah yang
kurang dari 20 mg%.
3. Asfiksia neonatorum
Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan
dengan bayi biasa.
4. Penyakit membran hialin
Terutama pada bayi dismatur yang preterm. Hal ini karena surfaktan pada
paru belum cukup sehingga alveoli selalu kolaps.

5. Hiperbilirubinemia
Bayi dismatur lebih sering mendapat penyakit ini dibandingkan dengan bayi
yang sesuai dengan masa kehamilannya. Hal ini disebabkan gangguan
pertumbuhan hati.
PROGNOSIS
Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masa perinatal,
misalnya masa gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat badan,
makin tingggi angka kematian), asfiksia atau iskemia otak, sindroma gangguan
pernapasan, perdarahan intraventrikuler, fibroplasias retrolental, infeksi, gangguan
metabolik. Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan
orang tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal
(pengaturan suhu lingkungan, resusitasi, makanan, pencegahan infeksi, mengatasi
gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain).
2,4
DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-


4. Jakarta : FKUI, 1985;1051-7.
2. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu
Kebidanan; edisi ke-3. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2002;771-83.
3. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh
Kembang. Jakarta : FKUI, 2004;9-11.
4. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In :
Nelson Textbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-
8.
5. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1.
Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000;376-8.
6. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low Birth
Infant During the First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. New
York : Medical Publishing Division, 2002; 120-31.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tabulasi
    Tabulasi
    Dokumen3 halaman
    Tabulasi
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Hasil Penelitian
    Hasil Penelitian
    Dokumen15 halaman
    Hasil Penelitian
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Komunitas
    Format Pengkajian Komunitas
    Dokumen14 halaman
    Format Pengkajian Komunitas
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen17 halaman
    Bab V
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Diki Siap Barning
    Diki Siap Barning
    Dokumen120 halaman
    Diki Siap Barning
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Irma Najarudin
    Irma Najarudin
    Dokumen81 halaman
    Irma Najarudin
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kegiatan Tes Tulis
    Jadwal Kegiatan Tes Tulis
    Dokumen3 halaman
    Jadwal Kegiatan Tes Tulis
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Laporan Akhir PBL 1
    Laporan Akhir PBL 1
    Dokumen119 halaman
    Laporan Akhir PBL 1
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Diki Ibrahim
    Skripsi Diki Ibrahim
    Dokumen128 halaman
    Skripsi Diki Ibrahim
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Pengesahan
    Kumpulan Pengesahan
    Dokumen6 halaman
    Kumpulan Pengesahan
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Askep Malaria 1
    Askep Malaria 1
    Dokumen14 halaman
    Askep Malaria 1
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • ASKEP POST PARTUM Nita
    ASKEP POST PARTUM Nita
    Dokumen43 halaman
    ASKEP POST PARTUM Nita
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Askep Malaria 2
    Askep Malaria 2
    Dokumen11 halaman
    Askep Malaria 2
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Izin Sekolah
    Izin Sekolah
    Dokumen2 halaman
    Izin Sekolah
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ratni Mahu Tuharea
    Proposal Ratni Mahu Tuharea
    Dokumen29 halaman
    Proposal Ratni Mahu Tuharea
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Terapi Aktivitas Kelompok
    Terapi Aktivitas Kelompok
    Dokumen27 halaman
    Terapi Aktivitas Kelompok
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • LP Irigasi Bledder
    LP Irigasi Bledder
    Dokumen2 halaman
    LP Irigasi Bledder
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • LP Papsmer
    LP Papsmer
    Dokumen4 halaman
    LP Papsmer
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • LP Enema
    LP Enema
    Dokumen3 halaman
    LP Enema
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Materi Triage S. V
    Materi Triage S. V
    Dokumen25 halaman
    Materi Triage S. V
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • LP Pemasangan Kateter
    LP Pemasangan Kateter
    Dokumen3 halaman
    LP Pemasangan Kateter
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • LP Hemodialisa
    LP Hemodialisa
    Dokumen9 halaman
    LP Hemodialisa
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • Sidang Laduni
    Sidang Laduni
    Dokumen10 halaman
    Sidang Laduni
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • LP Pemasangan NGT
    LP Pemasangan NGT
    Dokumen2 halaman
    LP Pemasangan NGT
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat
  • LP Colostomi Care
    LP Colostomi Care
    Dokumen3 halaman
    LP Colostomi Care
    bustamin taiabu
    Belum ada peringkat