Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita
setiap bulanya untuk kehamilan. Walaupun menstruasi datang setiap bulan pada usia
reproduksi, banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan fisik saat menjelang atau
selama haid berlangsung. Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu nyeri
haid. Nyeri haid dalam istilah medis disebut juga dysmenorrhea (dismenore) atau
menstrual cramps.
Dismenorhea adalah kondisi medis saat haid yang dapat mengganggu aktivitas dan
memerlukan pengobatan, ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun
panggul. Menurut Winkjosastro, dismenorhea adalah keluhan yang sering dialami
seorang wanita pada bagian perut bawah saat haid yang disebabkan karena kontraksi
uterus (rahim) yang intens.
Di USA, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15%
diantaranya mengalami dismenorhea berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu
melakukan kegiatan apapun (Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008).
Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam kerja yang hilang setiap tahunnya di
Amerika Serikat karena dismenorhea primer (Schwarz, 1989). Di Indonesia, angka
kejadian dismenorhea 64,25% , terdiri dari 54,89% dismenorhea primer dan 9,36%
dismenorhea sekunder.
Dahulu, nyeri haid dianggap sebagai masalah psikologis wanita, tetapi sekarang
merupakan kondisi medis yang nyata dan menyebabkan gangguan apabila tidak diatasi
dengan baik. Nyeri haid dijumpai pada 30-75 % dari populasi dan kurang lebih
separuhnya memerlukan pengobatan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Dismenorhea.
2. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada gangguan kesehatan reproduksi yaitu
Dismenorhea.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Dismenorhea
Menstruasi merupakan proses yang lami dan wajar dalam kehidupan seorang wanita.
Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah
menstruasi, di antaranya adalah nyeri haid atau dismenorhea.
Dismenorhea adalah rasa nyeri pada perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
selama menstruasi. Dismenerhea biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan
prostaglandin tertentu, prostaglandin F2 alfa,dari sel-sel endometrium uterus.
Dismenorhea juga dapat diartikan sebagai haid yang nyeri yang terjadi tanpa tanda-
tanda infeksi atau penyakit panggul. Selain itu, Dismenorea juga memiliki arti sebagai
nyeri uteri pada saat menstruasi. Dismenorhea primer tidak dikaitkan dengan patologi
pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Intensitas dismonerhea bisa berkurang
setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun. Jadi dapat disimpulkan definisi dari
dismenorhea adalah nyeri yang dirasakan wanita saat haid.

2.2 Macam Dismenorhea


A. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenorhea spasmodik
dan dismenorhea kongestif.
1) Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa
haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa harus
berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat
mengerjakan apa pun. Ada di antara mereka yang pingsan, merasa sangat
mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Kebanyakan penderitanya
adalah wanita muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang berusia
40 tahun ke atas. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak
dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula wanita
yang tidak mengalami hal seperti itu.
2) Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-hari
sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Dia mungkin akan
mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu,
bra terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha,
merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 2


keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di
paha dan lengan atas dan sebagainya. Semua itu merupakan simptom
pegal menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari
2 minggu. Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri
jika sudah berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang
yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
B. Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri haid
dapat dibagi menjadi, dismenorhea primer dan dismenorhea sekunder.
1) Dismenorhea primer (idiopatik/fungsional)muncul pada permulaan
menstruasi saat menarke, dan biasanya tidak terdapat dasar organik untuk
nyeri tersebut, yang diyakini disebabkan oleh aktivitas abnormal saraf dan
otot serviks uterus ataupun hormonal.. Sering dimulai pada waktu wanita
mendapatkan haid hari pertama dan sering dibarengi rasa mual, muntah, dan
diare. Gadis dan wanita muda dapat diserang nyeri haid primer. Dinamakan
dismenorhea primer karena rasa nyeri timbul tanpa ada sebab yang dapat
dikenali. Nyeri haid primer hampir selalu hilang sesudah wanita itu
melahirkan anak pertama, sehingga dahulu diperkirakan bahwa rahim yang
agak kecil dari wanita yang belum pernah melahirkan menjadi penyebabnya,
tetapi belum pernah ada bukti dari teori itu. Etiologi patogenesis adalah teori
prostaglandin terutama prostaglandin F2α. Pada akhir daur haid, kadar
progesteron menurun, kadar prostaglandin dalam endometrium (dan darah
haid) bertambah. peninggian kadar prostaglandin ini menyebabkan
bertambahnya kontraksi otot uterus, menyebabkan timbulnya iskemi yang
menimbulkan rasa sakit.
2) Nyeri haid yang disebabkan karena kelainan yang jelas dinamakan
dismenorhea sekunder. Nyeri menstruasi dimulai lebih lambat dan sering kali
terkait dengan penyakit organik yang mendasari. Nyeri haid yang baru timbul
1 tahun atau lebih sesudah haid pertama dapat dengan mudah ditemukan
penyebabnya melalui pemeriksaan yang sederhana. Jika pada usia 40 tahun ke
atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali
baginya untuk memeriksakan diri. Rasa nyeri biasanya mulai sebelum datang
haid, dapat berlangsung sepanjang haid serta dapat pula disertai keluhan-
keluhan lainnya seperti pendarahan banyak, disprareunia serta keputihan

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 3


2.3 Tanda Dan Gejala Dismenorhea
Menurut Arif Mansjoer (2000) tanda dan gejala dari dismenorhea adalah sebagai berikut
A. Dismenorhea primer
1) Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun
2) Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur
3) Sering terjadi pada nulipara
4) Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastic
5) Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau
kedua haid
6) Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic
7) Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
8) Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa
9) Pemeriksaan pelvik normal
10) Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, nyeri kepala
B. Dismenorhea sekunder
1) Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25 tahun
2) Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur
3) Tidak berhubngan dengan siklus paritas
4) Nyeri sering terasa terus menerus dan tumpul
5) Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
6) Berhubungan dengan kelainan pelvic
7) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
8) Seringkali memerlukan tindakan operatif
9) Terdapat kelainan pelvik

2.4 Patofisiologi Dismenorhea


Ada beberapa faktor yang terkait dengan dismenorhea primer yaitu prostaglandin
uterine yang tinggi, aktivotas uteri abnormal, dan faktor emosi/ psikologis. Belum
diketahui dengan jelas bagaimana protaglandin bisa menyebabkan dismenorhea tetapi
telah diketahui bahwa wanita dengan dismenorea mempunyai prostaglandin yang 4 kali
lebih tinggi dari pada wanita tanpa dismenorhea. Dismenorhea primer biasanya timbul
pada hari pertama atau kedua dari menstruasi. Nyerinya bersifat kolik atau kram dan
dirasakan pada abdomen.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 4


2.5 Penatalaksanaan Dismenorhea
Dismenorhea primer dapat diatasi dengan inhibitor prostaglandin yang bisa
menghalangi sintesis dan metabolisme prostaglandin. Obat anti-inflamasi nonsteroid
(nonsteroidal anti-inflamatory drugs, NSAID) adalah obat yang efektif untuk
menghambat sintesis prostaglandin. Contoh obat-obat ini adalah Ibuprofen, Naproxen,
dan Ketoprofen. Disminorea sekunder diatasi dengan memperbaki penyebab organik.
Bagi sebagian besar wanita, obat-obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) yang
menghambat terbentuknya prostaglandin, misalnya ibuprofen, dapat secara efektik
mengurangi kram. Asetaminofen kurang membantu, karena bekerja dengan mekanisme
yang berbeda dengan obat-obat anti-inflamasi terdahulu. Inhibitor prostaglandin harus
digunakan pada saat tanda awal nyeri muncul atau pada tanda pertama pengeluaran darah
haid. Hal ini dikarena kram akibat haid yang kuat dapat menyebabkan terjadinya
endometris (pertumbuhan jaringan uterus di luar uterus yang menyebabkan nyeri)
keluhan dismenore harus selalu dianggap serius dan harus dilakukan upaya untuk
mengurangi insidensnya.
Selain itu penatalaksanaan yang dapat dilakukan menurut Sarwono (1999), adalah
sebagai berikut:
1. Penerangan dan nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenore adalah gangguan
yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan
diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita.
Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau tahayul
mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat,
istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang
diperlukan psikoterapi.
2. Pemberian obat analgetik.
Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesic yang dapat diberikan
sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di
tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi
penderitaan. Obat analgesic yang sering di berikan adalah preparat kombinasi
aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran ialah
antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 5


3. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat
sementara dengan maksud membuktikan bahwa gangguan benar-benar
dismenore primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan
pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai
dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontasepsi.
4. Terapi alternative
Sebagai tambahan pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, ada
banyak yang dapat anda lakukan sendiri untuk membantu mengurangi kram
menstruasi, dan dengan sedikit percobaan, anda pasti dapat menemukan cara
untuk membawa kelegaan. Suhu panas merupakan ramuan tua yaitu dapat
dilakukan dengan kompres handuk panas atau botol air panas pada perut atau
punggung bawah. Mandi air hangat juga bisa membantu.
5. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya
mengurangi stress dan orgasme juga dapat membantu dengan mengurangi
tegangan pada otot-otot pelvis sehingga membawa kekenduran dan rasa
nyaman.
Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi.
Salah satunya adalah peregangan kucing, yang meliputi berada pada posisi
merangkak kemudian secara perlahan menaikkan punggung anda keatas
setinggi-tingginya.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 6


DAFTAR PUSTAKA

http://www.detikhealth.com/read/2012/01/02/173645/1804882/766/10-cara-alami-redakan-
nyeri-haid
http://www.detikhealth.com/read/2012/01/02/173645/1804882/766/10-cara-alami-redakan-
nyeri-haid

http://aribubun.blogspot.com/2013/05/asuhan-kebidanan-kesehatan-reproduksi.html

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 7


ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA Nn. “M” DENGAN DISMENORHEA
DI POLY OBSGYN RSUD SOSODORO DJATIKOESOEMO
BOJONEGORO

PENGKAJIAN
Tanggal : 17 Oktober 2015 Jam : 10.00 WIB

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. biodata
Nama : Nn. M
Umur : 15 Tahum
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Pelajar
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat : Sekar Rt 12/Rw 1, Bojonegoro

2. Keluhan utama
Nn. M datang dengan keluhan sakit perut saat haid yang dirasakan pada hari-hari
pertama. Sakit yang dirasakan pada perut bagian bawah selama 2 bulan terakhir.

3. Riwayat kesehatan yang lalu


Tidak pernah menderita penyakit kronis,penyakit bawaan,penyakit menular.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis, penyakit bawaan, dan
penyakit menular.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 8


5. Riwayat Haid
- Menarche : 12 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lamanya : ± 5 hari
- Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut
- Warna/ bau : Merah/ Normal
- Dismenorhea : Ya sejak 2 bulan terakhir
- HPHT : 15-10-2015

6. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : belum menikah lama : --
Menikah ke : -- Usia menikah ke-1: --

7. Riwayat kehamilan , persalinan, dan nifas yang lalu


Tidak dikaji

8. Riwayat kehamilan sekarang


Tidak dikaji

9. Riwayat KB
Tidak dikaji

10. Pola kegiatan sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi : 3 kali/hari 5_6 kali/hari
Jenis : nasi, lauk, sayur air putih, susu, jus
Porsi : 1 piring 2 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 9


b. Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 kali/ hari ± 4_5 kali/hari
Konsistensi : lunak cair
Bau : khas khas
Warna : kuning kecoklatan kuning jernih
Keluhan : tidak ada tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang Tidur malam
Lama : 1 jam /hari ±7 jam /hari
Keluhan : tidak ada tidak ada

d. Personal Hygie
Mandi : 2 kali/ hari Gosok gigi : 3 kali/hari
Keramas : 3 kali / mingg Ganti baju : 3 kali/hari

e. Kebiasaan
- Tidak merokok
- Tidak minum alcohol
- Tidak kecanduan obat terlarang

f. Pola Seksualitas
Coitus : tidak ada
Keluhan : tidak ada

g. Rekreasi
Nonton TV, jalan-jalan.

h. Data Psikologi
Hubungan dengan keluarga baik.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 10


B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum Tanda-Tanda Vital
Keadaan umum : Baik TD : 110/60 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 79 x/menit
BB : 48 Kg Pernapasan : 17 x/menit
TB : 158 cm Suhu : 36,7̊ C

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, rambut lurus dan tidak rontok
- Muka : Tidak pucat dan tidak ada oedem
- Mata : konjungtiva merah muda dan sklera putih
- Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip
- Mulut : Mukosa bibir merah muda, lidah bersih, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries dentis

- Telinga : Bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik


- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- Dada : Simetris, pernapasan normal
- Payudara : Payudara bersih dan tidak ada luka bekas operasi
- Perut : Tidak ada luka bekas operasi dan tidak ada pembesaran
uterus.
- Vulva : Tidak ada oedem dan varises
- Anus : Tidak ada hemoroid
- Ekstremitas : Tidak ada oedem dan varises
b. Palpasi
- Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid
- Dada : Tidak teraba benjolan pada kedua payudara
- Perut : Tidak teraba benjolan pada perut, tidak ada nyeri
tekan pada perut, tidak teraba pembesaran uterus

- Ekstremitas : Tidak teraba oedem dan varises


c. Auskultasi
Tidak dikaji

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 11


d. Perkusi
Reflek patella kanan + / kiri +

e. Pemeriksaan panggul luar


Tidak dikaji

f. Pemeriksaan panggul dalam


Tidak dikaji

g. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dikaji

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN


Diagnosa : Nn. M usia 15 tahun dengan Dismenorhea
Dasar :
- Belum menikah
- Pasien mengeluh sakit perut bagian bawah saat haid hari-hari
pertama.
Masalah : Nyeri
Dasar : Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah
Kebutuhan : Konseling tentang dismenorhea

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


-

IV. TINDAKAN SEGERA


-

V. INTERVENSI
1. Lakukan pendekatan kepada pasien dengan komunikasi terapeutik
R: agar terjalin hubungan yang kooperatif antara pasien dan petugas kesehatan
2. Jelaskan kepada pasien tentang hasil pemeriksaan
R: agar pasien mengetahui keadaan kesehatan dirinya
3. Jelaskan proses menstruasi pada pasien
R: agar pasien mengerti ketidaknyamanan yang timbul akibat perubahan kadar
hormonal dalam tubuh selama menstruasi.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 12


4. Menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam, tinggi kafein, coklat,
penyedap, pengawet, pewarna dan berlemak tinggi
R: Dengan menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam dsb maka fungsi
tubuh dapat berfungsi dengan baik sehingga keluhan-keluhan menjelang
menstruasi dan saat menstruasi dapat dihindari/ dikurangi.

5. Berikan obat tambah darah yang mengandung Fe, asam folat, B12 1x/hari terutama
saat menstruasi.
R :Dengan memberikan obat tambah darah maka kadar Hb bisa normal sehingga
pasokan nutrisi ke jaringan nterutama uterus dapat berlangsung baik terutama saat
menstruasi.
6. Berikan analgetik (Asam Mefenamat tablet diminum 3x sehari, atau jika sakit)
R :Dengan memberi analgetik dapat mengurangi rasa nyeri sehingga pasien merasa
tidak nyeri lagi atau berkurang rasa nyerinya.
7. Anjurkan untuk banyak minum air putih dan makan buah-buahan yang tinggi vitamin.
R: Dengan menganjurkan banyak minum air putih dan makan buah-buahan maka
kebutuhan oksidan cukup dalam mengatasi stress fisik, sehingga pasien tidak
merasa depresi.
8. Anjurkan untuk mengompres perut yang terasa nyeri dengan kompres air hangat.
R: Dengan kompres air hangat maka dapat membantu mengurangi rasa nyeri
sehingga pasien tidak merasa nyeri lagi.
9. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup
R: Untuk mengurangi stress

VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan pendekatan kepada klien dengan komunikasi terapeutik, agar terjalin
hubungan yang kooperatif antara ibu dan petugas kesehatan.
2. Menjelaskan kepada klien tentang hasil pemeriksaan, agar ibu mengetahui keadaan
kesehatan dirinya. Dari hasil pemeriksaan keadaan umum klien baik dan tanda-tanda
vital normal.
3. Menjelaskan proses menstruasi kepada klien, bahwa menstruasi merupakan suatu
proses yang normal yanga akan dialami setiap wanita subur. Hal ini biasanya diikuti
oleh ketidaknyamanan yang timbul akibat perubahan kadar hormonal dalam tubuh.

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 13


4. Menganjurkan mengurangi makanan tinggi kadar garam, tinggi kafein, coklat,
penyedap, pengawet, pewarna dan berlemak tinggi
5. Memberikan obat tambah darah yang mengandung Fe, asam folat, B12 1x/hari
terutama saat menstruasi.
6. Memberikan analgetik 3x1 /hari.
7. Menganjurkan untuk banyak minum air putih dan makan buah-buahan yang tinggi
vitamin.
8. Menganjurkan untuk mengompres perut yang terasa nyeri dengan kompres air hangat.
9. Menganjurkan untuk istirahat yang cukup.

VII. EVALUASI
1. Nn. M memahami penjelasan yang disampaikan oleh petugas kesehatan dan mempu
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh petugas kesehatan.
2. Nn. M memahami proses mentruasi dan akan melaksanakan anjuran-anjuran yang
telah diberikan
3. Nn. M bersedia mengkonsumsi obat Fe dan obat analgesic yang diberikan.
4. Nn. M bersedia mengompres perutnya yang sakit.
5. Nn. M bersedia istirahat yang cukup

Mengetahui bidan pembimbing Mahasiswa

(Lusy Kurniawati,.SSt) Amilia wulandari

KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 14


KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 15
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA | 16

Anda mungkin juga menyukai