Anda di halaman 1dari 14

SISTEM UTILITAS

(Makalah sistem penyediaan dan distribusi air bersih)

Disusun Oleh :

Jufrianto
F 221 18 127
Kelas c

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai penghawaan alami.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu , saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu saya megundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstroktif dari pembaca sangat di harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR. ................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang. .................................................................................... 1


1.2 Tujuan. ................................................................................................. 3
1.3 Metode penelitian................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN. .............................................................................. 4

2.1 Persyaratan Utilitas Bangunan Untuk Lingkungan Perumahan........... 4


2.2 Sistem Penyediaan dan Pengolahan Air Bersih di Perkotaan .............. 5
2.3 Sistem Pengolahan Air Bersih Ramah Lingkungan............................ 8
BAB III. PENUTUP. ...................................................................................... 10

3.1 kesimpulan. ................................................................................................ 10

3.2 saran. .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem perpipaan
dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen).

1.1.1 Sistem Plumbing

plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling
berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan
perundangan, pedoman pelaksanaan, standar tentang peralatan dan instalasinya. Sistem plambing
yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat
hubungan yang erat juga antara masalah penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan
langsung dengan beberapa aspek berikut :

 Kesehatan.
 Penggunaan air.
 Pengolahan dan pembuangan limbah.

1.1.2 Sistem Air Bersih

Sistem air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila di minum harus di masak terlebih dahulu. Air
yang di olah untuk menjadi air bersih berasal dari air permukaan, mata air, dan air tanah. Sistem
penyediaan air bersih harus memnuhi beberapa persyaratan utama. Persyaratan tersebut meliputi
persyaratan kualitatif, pesyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas. Kebutuhan air bersih
adalah baanyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam dua
klasifikasi pemakaian air. Yaitu untuk keperluan domistik ( rumah tangga ) dan non domistik.

1
1.1.3 Sistem Air Kotor
Air kotor adalah air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung zat padat atau cair
hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air bekas mencuci, limbah rumah tangga, dll.
Air kotor ini tidak dapat digunakan secara langsung apalagi untuk dikonsumsi. Tetapi, bukan
berarti air kotor tidak dapat dimanfaatkan, air ini bisa digunakan setelah mengalami pengolahan
seperti di kota – kota besar dimana warga sulit mendapat air. Maka dengan pengolahn air sungai
akan diperoleh air yang layak digunakan dan juga dikonsumsi.

Sistem pembuangan air kotor pada bangunan gedung ada dua cara yaitu :

 Sistem individu ( on site )


 Sistem terpusat ( off site )

1.1.4 Sistem Tata Udara

Sistem tata udara adalah suatu sistem yang menondisikan lingkungan melalui pengendalian
suhu, kelembapan nisbi, arah pergerakan udara dan mutu udara termasuk pengendalian partikel
dan pembangunan kontaminan yang ada diudara ( seperti “vapors” dan “fumes” ).

1.1.5 Sistem Sirkulasi Vertikal

Transportasi vertikal, adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu


benda dari bawah keatas atau sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal
diantaranya lift, travator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut verttikal ini masing –
masing mempunyai fungsi angkut yang berbeda. Lift sering dijumpai digedung perkantoran,
travalator lebih banyak di bandar udara sedangkan eskalatol lebih banyak di pusat pertokoan besar
atau mall, sedangkan dumbwaiter lebih banyak digunakan di rumah sakit dan hotel.

2
1.2 Tujuan dan Manfaat
 Agar mahasiswa mengetahui tentang persyaratan utilitas bangunan untuk lingkungan
perumahan
 Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem pengolahan dan penyediaan air bersih di
perkotaan
 Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem pengolahan air bersih ramah lingkungan
1.3 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi literatur, yaitu dalam melakukan penelitian
ilmiah harus dilakukan teknik penyusunan yang sistematis untuk memudahkan langkah-langkah
yang akan diambil. Langkah pertama yaitu dengan melakukan pencarian referensi pada buku-buku
maupun jurnal yang membahas tentang judul penelitian. Data yang didapat dari studi literatur ini
akan digunakan sebagai acuan untuk membuat pembahasan pada penelitian.

Jenis pengambilan data pada metode penelitian ini yaitu data sekunder, yang digunakan
dengan cara mengambil data pendukung yang bersumber dari literatur maupun referensi-referensi
yang ada.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persyaratan Utilitas Bangunan Untuk Lingkungan Perumahan

2.1.1. Persyaratan fisik

a. Suhu: merupakan suhu kamar antara 10 - 25 derajat Celcius


b. Warna: tidak berwarna
c. Rasa: tidak berasa
d. Bau: tidak berbau
e. Kekeruhan: tidak boleh mengandung S102 25 mg/l
2.1.2 Kebutuhan air bersih

 Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan air minum
atau sumber lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
 Apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau sistem penyediaan air bersih
lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat sambungan rumah atau sambungan
halaman. “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk
penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 03-1733-2004 41 dari 52.

2.1.3 Jaringan air bersih

 Harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan sambungan rumah;
 Pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber glass; dan
 Pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP.

2.1.4 Kran umum

 Satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;


 Radius pelayanan maksimum 100 meter;
 Kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari; dan
 Ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-1991 tentang Tata Cara
Perencanaan Bangunan MCK Umum.

4
2.1.5 Hidran kebakaran

 Untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter;


 Untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter;
 Jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter;
 Apabila tidak dimungkinkan membuat kran diharuskan membuat sumur-sumur kebakaran;
dan
 Perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-1745-1989 tentang Tata Cara
Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
dan Gedung.

2.2 Sistem Penyediaan dan Pengolahan Air Bersih di Perkotaan

Keberadaan air bersih di daerah perkotaan menjadi sangat penting mengingat aktivitas
kehidupan masyarakat kota yang sangat dinamis. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut
penduduk daerah perkotaan tidak dapat menggandalkan air dari sumber air langsung seperti air
permukaan dan hujan karena kedua sumber air yang mudah dijangkau tersebut sebagian besar
telah tercemar baik langsung maupun tidak langsung dari aktivitas manusia itu sendiri. Air tanah
merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi mempunyai
keterbatasan baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain itu pengambilan air tanah secara
berlebih tanpa mempertimbangkan kesetimbangan air tanah akan memberikan dampak lain
seperti penurunan muka tanah, intrusi air asin dan lain-lain.

Menurut Chatib (1996), bila dilihat dari bentuk dan tekniknya, sistem penyediaan air bersih
dapat dibedakan menjadi sistem penyediaan air bersih individual dan sistem penyediaan air bersih
komunitas atau perkotaan Sistem penyediaan air bersih individual digunakan untuk penggunaan
individu dan pelayanan yang terbatas, sementara sistem penyediaan air bersih komunitas atau
perkotaan merupakan sistem penyediaan air bersih yang pelayanannya terbatas untuk suatu
lingkungan atau kompleks perumahan atau industri tertentu dan idealnya bersifat menyeluruh
berikut keperluan domestik, perkotaan, dan industri.

5
Sistem penyediaan air bersih komunitas ini bersifat kompleks yang terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu sumber air, sistem transmisi, dan sistem distribusi seperti juga yang dikemukakan
oleh Noerbambang dan Morimura (1985) mengenai sistem penyediaan air bersih yang terbagi
menjadi tiga sistem berikut.
 Sistem produksi atau pengolahan air bersih merupakan instalasi pengolahan dari air baku
menjadi air bersih yang siap untuk diberikan ke konsumen.

 Sistem transmisi adalah sistem yang dimulai dari sistem pengumpulan sampai bangunan
pengolahan air bersih atau dimulai dari sumber yang sudah memenuhi syarat kualitas atau
bangunan pengolahan air bersih sampai reservoir (tempat penampungan).

 Sistem distribusi merupakan sistem penyaluran air bersih dari reservoir sampai ke daerah-
daerah pelayanannya.

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Penyediaan dan Pengolahan Air Bersih

Di Indonesia, kebutuhan air bersih penduduk dapat dipenuhi dengan berbagai cara antara lain
adalah dengan ikut berlangganan PDAM, menggali sumur, dan mengambil air langsung ke sumber
air. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang menurut Pramono (2002) terdapat enam
faktor yang mempengaruhi pengelolaan air bersih yang diantaranya adalah sebagai berikut.
 Keadaan Topografi
 Kondisi Geografis
 Pencemaran Sumber Air
 Produktivitas
 Tarif dasar air bersih
 Kehilangan air

Sementara Triweko (1992) menjelaskan bahwa pengelolaan air bersih dipengaruhi oleh banyak
faktor seperti :
 lingkungan fisik;

 lingkungan sosia;l

6
 teknologi;

 kelembagaan;

 keuangan;

 pelayanan; dan

 efisiensi pengelolaan.

Selain itu, Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM)
Departemen Pekerjaan Umum menguraikan bahwa penyediaan air bersih dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut.
 Semakin terbatasnya sumber air baku, baik pada aspek kuantitas maupun kualitas.

 Rendahnya kualitas sistem penyediaan air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).

 Kebijakan otonomi daerah.

 Tarif yang rendah.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai faktor-faktor yang


mempengaruhi sistem pengolahan dan penyediaan air bersih, maka secara ringkas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyediaan air bersih dapat dilihat
dari dua sisi yaitu faktor fisik dan faktor non fisik.

1. Faktor Fisik

Faktor fisik seperti topografi akan berpengaruh terhadap pengoperasian sistem tersebut.
Dampaknya adalah biaya pemasangan instalasi pengolahan air pada daerah yang tinggi akan
menjadi lebih mahal dibanding apabila instalasi dipasang pada daerah relatif datar. Selain itu juga,
topografi akan mempengaruhi biaya produksi. Meningkatnya biaya produksi akan mempengaruhi
tarif dasar air dan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh instalasi pengolahan air.
Faktor geografi mempengaruhi lokasi dan jarak relatif sumber air serta distribusi penduduk. Faktor
ini akan sangat mempengaruhi dalam proses perencanaan dan perancangan sistem penyediaan air

7
bersih, biaya pelayanan/sambungan dan cara pengelolaan sistem tersebut. Hal ini ikut
mempengaruhi jumlah penduduk yang terlayani.

2. Faktor Non Fisik

Dari sisi non fisik, sistem penyediaan air bersih dapat dipengaruhi oleh tingkat kehilangan
air, pembiayaan, dan kelembagaan. Tingkat kehilangan air secara langsung akan mengganggu
pelayanan air bersih kepada masyarakat secara keseluruhan seperti rendahnya tekanan air
distribusi, terganggunya kontinuitas distribusi air dan pemborosan air mengakibatkan kerugian
besar bagi perusahaan. Faktor pembiayaan operasi dan pemeliharaan sistem ikut mempengaruhi
kualitas sistem secara keseluruhan. Alokasi anggaran pembiayaan sistem penyediaan air bersih
dimaksudkan untuk mencapai kondisi yang memungkinkan tercapainya kesiapan operasional dan
pemeliharaan. Sedangkan aspek kelembagaan akan mempengaruhi keberlangsungan sistem.

2.3 Sistem Pengolahan Air Bersih Ramah Lingkungan

2.3.1 Pengolahan air laut menjadi Air bersih

Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau kecil di tengah-tengah lautan merupakan salah
satu daerah yang miskin akan sumber air bersih, sehingga menimbulkan masalah mengenai
pemenuhan kebutuhan air bersih. Umumnya, daerah-daerah tersebut sumber airnya yang secara
kuantitas tidak terbatas adalah air laut, namun dalam kualitas sangat buruk karena banyak
mengandung kadar garam atau TDS (Total Dissolved Solid) oleh karena perlu dilakukan proses
untuk menjadi air bersih.(Mustakin Djiha) Salah satu teknologi saat ini yang dapat digunakan
yaitu teknologi Reverse Osmosis. Teknologi pengolahan ini telah dipakai di beberapa negara dan
berfungsi untuk memasok kebutuhan air tawar untuk kota-kota di daerah tepi pantai yang langka
akan sumber air tawar, sehingga diharapkan sistem reverse osmosis ini nantinya dapat menjadi
salah satu alternatif untuk mengatasi kurangnya sumber air tawar di daerah pesisir di Indonesia.
Tekhnologi ini belum bisa diterapkan secara merata karena kendala pembiayaan yang tinggi
untuk pengadaan alatnya, karena itu perlu peran pemerintah daerah. Teknologi lebih sederhana

8
yang lebih murah dari sisi pendanaan juga dapat di jadikan alternatif yaitu metode
penyaringan/filtrasi dengan menggunakan batu
zeolit, dan ada juga yang menggunakan arang dan sekam padi pada proses penyaringannya.
Mengingat sebagian besar penduduk yang bermukim disekitar pesisir memiliki tingkat ekonomi
dan tingkat pendidikan yang rendah maka diperlukan teknologi penyediaan air bersih yang
mudah pemeliharaannya sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pengoperasiannya.
Perencanaan yang baik dari segi teknis maupun ekonomis penyaluran air dari fasilitas
pengolahan air ke rumah-rumah penduduk sangat diperlukan agar penyediaan air bersih dapat
dilakukan dengan cara yang efektif, efisien dan produk yang dihasilkan dapat dijangkau oleh
penduduk.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam merancang sebuah bangunan, kita tidak hanya perlu memikirkan desain, struktural
serta sistem konstruksi saja, tetapi kita juga perlu memikirkan dan merancang sistem utilitas apa
saja yang akan diterapkan pada bangunan tersebut.

3.2 Saran

Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyarankan beberapa saran yaitu: Perlu
adanya Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang Sumber Daya Air,
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dan peraturan lain yang terkait
dengan perlindungan lingkungan, terutama soal pelestarian sumber daya air, sehingga nantinya
diharapkan tinggkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dapat meningka

10
DAFTAR PUSTAKA

https://leumburkuring.files.wordpress.com/2012/05/sni-03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-
lingkungan.pdf

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 21/No.2 Agustus 2010

https://salmanisaleh.files.wordpress.com/2016/03/sistem-penyediaan-air-bersih.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai