Anda di halaman 1dari 9

PROSEDUR DAN SISTEM ATURAN KEPEGAWAIAN

BAB II

PERJANJIAN KERJA

PASAL 7
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
1. Perjanjian kerja waktu tertentu adalah perjanjian kerja antara perusahaan dan tenaga kerja
untuk suatu periode tertentu.
2. Perjanjian kerja waktu tertentu terdiri dari beberapa tahap kontrak kerja, yaitu :
a. Tahap 1 : selama 3 bulan
b. Tahap 2 : selama 9 bulan
c. Tahap 3 : selama 12 bulan
3. Setelah selesai kontrak tahap 3 dan bila dianggap baik maka karyawan akan menjalani tes
untuk menjadi tenaga kerja Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu. Namun hal ini tidak
menjamin seseorang bias lulus tes. Ada penilaian lain dalam menentukan seseorang bias
diangkat menjadi tenaga kerja Perjanjian Kerja Waktu tidak tertentu.
4. Perjanjian kerja waktu tertentu juga berlaku untuk seorang karyawan yang hari kerjanya dan
jumlah hari kerjanya tidak pasti seperti : pengganti karyawan sakit atau cuti, freelancer medical
check up atau pekerja yang mengajarkan sebuah proyek tertentu untuk perusahaan.
5. Isi perjanjian kerja waktu tertentu dibahas secara detail di dalam kerja masing-masing
karyawan.
6. Perjanjian kerja waktu tertentu paling lama dibuat 1 bulan setelah tenaga kerja diterima bekerja
di perusahaan.
7. Perpanjangan kerjasama ke tahap selanjutnya harus didasari oleh penilaian kinerja oleh atasan
dan departmen HRD.
8. Perjanjian kerja waktu tertentu dibuat rangkap 2, di tanda tangani oleh tenaga kerja dan
perusahaan yang dalam hal ini diwakili pleh Direktur atau Manager HRD, bermaterai.
9. Semua karyawan wajib memiliki status kepegawaian yang jelas.
PASAL 8
PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU
1. Perjanjian kerja waktu tidak tertentu diperuntukkan bagi karyawan yyang sebelumnya
menjalani Perjanjian kerja waktu tertentu dengan ketentuan sbb:
a. Yang bersangkutan direkomendasikan oleh atasan untuk menjalani ujian seleksi
untuk menjadi tenaga kerja Perjanjian Waktu Tidak Tertentu.
b. Yang bersangkutan lulus ujian seleksi untuk menjadi tenaga kerja Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu.
c. Yang bersangkutan dianggap cakap, berdedikasi tinggi, jujur, kompeten di bidangnya,
bertanggung jawab, memiliki leadership yang kuat dan dinilai sangan berharga oleh
perusahaan.
d. Mendapatkan penilaian yang sangat bagus (nilai A) dari atasan selama menjalani
Perjanjian kerja waktu tertentu.
e. Posisi yang bersangkutan sangat sulit didapat dipasaran lowongan kerja.
2. Hak-hak dan kewajiban tenaga kerja akan dituangkan di dalam surat keputusan direktur

PASAL 9
PAKTA INTEGRITAS
1. Pakta integritas adalah sumpah atau janji seorang karyawan untuk menepati hal-hal dasar dan
utama yang diminta pleh perusahaan kepada setiap karyawan. Pelanggaran terhadap
integritas mencermnkan bahwa seorang karyawan bukan seorang karyawan yang baik dan
berdedikasi.
2. Setiap karyawan wajib menanda tangani dokumen pakta integritas sebagai syarat diterima
bekerja. Ditanda tangani di atas materai.
3. Setiap karyawan diperbolehkan memegang copy pakta integritas.

BAB III
KEWAJIBAN KARYAWAN

PASAL 10
DESKRIPSI PEKERJAAN
1. Deskripsi pekerjaan adalah penjelasan tentang tugas, wewenang, tanggung jawab yang harus
dijalani oleh seorang karyawan diposisi pekerjaan tertentu.
2. Setiap karyawan wajib memegang dokumen dekripsi pekerjaan untuk posisi kerja yang
sedang ia jalani dilakukan paling banyak satu kali untuk kesalahan yang sama. Dan hal ini
hanya berlaku untuk kesalahan-kesalahan ringan saja. Pelanggaran peraturan perusahaan yang
masuk dalam kategori sedang sampai berat menyebabkan seseorang karyawan bias langsung
dikenakan surat peringatan tertulis. Teguran lisan berlaku selama 1 bulan kedepan, dan
seorang karyawan sebaiknya tidak melakukan kesalahan yang sama sampai periode 1 bulan
kedepan. Kesalahan yang sama, yang dilakukan setelah periodeteguran lisan oleh departemen
HRD selesai, maka departemen HRD akan melakukan teguran lisan ulang kepda yang
bersangkutan. Setiap pembinaan dalam bentuk teguran lisan oleh departemen HRD harus
dibuktikan dengan dokumen sebagai bukti pembinaan.
3. Surat peringatan tertulis oleh departemen HRD dikeluarkan bilamana teguran lisan oleh
departemen HRD selama dalam masa berlaku teguran lisan juga tidak membuat seorang
karyawan memperbaiki diri atau yang bersangkutan melakukan pelanggaran yang masuk
kategori sedang sampai berat. Surat peringatan tertulis dikeluarkan paling banyak tiga kali dan
bias menyebabkan pemutusan hubungan kerja bila seorang karyawan tetap tidak mau
memperbaiki diri pada surat peringatan ketiga. Surat peringatan tertulis 1, 2 dan 3 dikeluarkan
tidak hanya untuk kesalahan yang sama namun juga bias untuk pelanggaran-pelanggaran lain
yang masuk kedalam kategori sedang sampai berat. Seseorang yang masih dalam pembinaan
dalam bentuk surat peringatan tertentu, namun melakukan pelanggaran sedang sampai berat
lain pada mas pembinaan, maka baginya surat peringatan terbaru yang satu tingkat diatas surat
peringatan lama atau sedang dijalani. Masa berlaku masing-masing surat peringatan adalah
enam bulan.
4. Kategori pelanggaran yang dapat menyebabkan seorang karyawan menerima surat peringatan
tertulis secara langsung antara lain :
a. Kategori 1 / Pelanggaran Sedang 1 / Surat Peringatan 1
i. Tidak menghiraukan teguran lisan oleh departemen HRD untuk kesalahan yang
sama dalam periode masa berlaku teguran lisan.
ii. Seseorang yang habis menjalani periode pembinaan surat peringatan kedua.
iii. Tidak melakukan absensi sedikitnya sebanyak 2 kali dalam 1 bulan (tidak harus
berurutan)
iv. Melakukan keterlambatan setidaknya 2 kali dalam 1 bulan (tidak harus berurutan)
v. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas sebanyak 1 kali dalam 1 bulan.
vi. Menyebabkan pelayanan ke pasien /pelanggan terganggu karena kelalaian dalam
mengadakan kebutuhan alat dan material yang dibutauhkan dalam proses pelayanan
ke pasien/pelanggan.
vii. Menyebabkan pelayanan ke pasien/pelanggan dianggap tidak baik dan professional
karena tidak menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sampai tenggat waktu yang
ditentukan.
viii. Tidak mencapai target yang ditetapkan perusahaan dalam kurun waktu tuga bulan
berturut-turut.
ix. Bersikap tidak sopan, tidak ramah, ketidaknyamanan kepada pasien/pelanggan yang
menyebabkan complain kepada perusahaan melalui saluran complain yang
disediakan.
x. Didapati tidak menjani instruksi, tugas, perintah, kebijakan, system, prosedur yang
telah ditetapkan pada kegiatan inspeksi mendadak atau audit internal.
xi. Atasan salah dalam memberikan perintah/instruksi yang mengakibatkan kesalahan
dalam proses pelayanan dan kerugian bagi perusahaan.
xii. Salah memberikan informasi kepada perusahaan sehingga menyebabkan complain
klien kepada perusahaan, salah mengambil kebijakan dan pelayanan berjalan tidak
maksimal.

b. Kategori 2 / Pelanggaran Sedang 2 / Surat Peringatan 2


i. Seseorang yang tetap melakukan kesalahan yang sama dan masih dalam periode
pembinaan surat peringatan pertama.
ii. Seseorang yang masih dalam periode pembinaan surat peringatan pertama namun
melakukan kesalahan lain yang masuk ke dalam kategori kesalahan yang harus
dibina dengan surat peringatan pertama atau kedua.
iii. Seseorang yang habis menjalani periode pembinaan surat peringatan ketiga.
iv. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas selama 2 kali dalam 1 bulan (tidak harus
berurutan)
v. Menyebabkan kerugian perusahaan secara finansial yang termasuk dalam kategori
kelalaian dan kerugian perusahaan tidak dapat dikembalikan termasuk di dalamnya
malpraktik oleh profesi medis.
vi. Menyebabkan kehilangan atau kerusakan properti perusahaan yang masuk dalam
kategori kelalaian.
vii. Membuat / menyebarkan berita yang tidak benar sehingga menimbulkan keresahan.
viii. Bersikap tidak sopan, tidak ramah, ketidaknyamanan kepada pasien/pelanggan yang
menyebabkan complain kepada perusahaan melalui saluran complain kepada otoritas
yang berwenang memberikan peringatan kepada perusahaan.
ix. Tidur pada saat jam kerja dilokasi perusahaan.

c. Kategori 3 / Pelanggaran Berat / Surat Peringatan


i. Seseorang yang tetap melakukan kesalahan yang sama dan atau masih dalam periode
pembinaan surat peringatan kedua.
ii. Seseorang yang masih dalam periode pembinaan surat kedua namun melakukan
kesalahan lain yang termasuk ke dalam kategori kesalahan yang harus di bina
dengan surat peringatan kedua atau ketiga.
iii. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas sebanyak 3 kali dalam satu bulan (tidak
harus berurutan)
iv. Menolak perintah atasan dalam bekerja yang sesuai dengan jobnya.
v. Bekerja untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain pada waktu jam kerja.
vi. Dengan sengaja / lalai yang mengakibatkan bagi dirinya atau orang lain atau barang
milik perusahaan dalam keadaan bahaya.
vii. Menghina atau meremehkan peraturan yang berlaku di perusahaan.
viii. Menghina dan berkata kasar kepada atasan, bawahan, teman sekerja serta sekeluarga.
ix. Melakukan keributan dan kericuhan dengan rekan kerja. Termasuk di dalamnya
berkelahi baik didalam atau di lingkungan perusahaan.

d. Kategori 4 / Pelanggaran Sangat Berat / Pemutusan Hubungan Kerja


i. Tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas sebanyak 4 kali alam 1 bulan (tidak harus
berurutan).
ii. Dengan sengaja dan sadar membocorkan, membawa, memberikan rahasia
perusahaan kepada pihak lain untuk kepentingan tertentu.
iii. Dengan sengaja dan sadar menuri/menggelapkan uang atau property perusahaan.
iv. Dengan sengaja dan sadar melakukan pemalsuan data dan informasi sehingga
menyebabkan kerugian perusahaan.
v. Dengan sengaja dan sadar melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme.
vi. Dengan sengaja dan sadar menerima suap dari pihak luar.
vii. Berurusan dengan pihak yang berwajib karena telah melakukan tindakan kejahatan
yang masuk dalam kategori pidana.

BAB VI
HAK-HAK KARYAWAN

PASAL 26
UPAH KERJA
1. Upah kerja adalah penghasilan/pendapatan seorang karyawan karena telah bekerja dalam satu
periode waktu tertentu (umumnya 1 bulan)

PASAL 30
TUNJANGAN HARI RAYA
1. Tunjangan hari raya diberikan kepada semua karyawan yang berhak baik muslim ataupun non
muslim dan diberikan pada saat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
2. Tunjangan hari raya diberikan kepada semua karyawan yang sedikitnya sudah bekerja selama
3 bulan.
3. Tunjangan hari raya pada karyawan yang telah bekerja lebih dari 1 tahun akan mendapatkan
tunjangan hari raya sebanyak 1 kali gaji pokok, sedangkan untuk karyawan yang bekerja
kurang dari 1 tahun maka tunjangan hari raya yang didapat berlaku system proporsional, yaitu
mengikuti rumus :

THR = (a/12) x Gaji Pokok; dimana a = bulan lama bekerja.


PASAL 31
LEMBUR
1. Lembur adalah pendapatan tambahan untuk seorang karyawan karena telah bekerja di luar
waktu kerja normal yang seharusnya.
2. Lembur bias terjadi pada beberapa keadaaan sebagai berikut :
a. Hari libur nasional.
b. Menggantikan rekan cuti/sakit.
c. Permintaan perusahaan karena mengejar deadline suatu pekerjaan.
3. Perhitungan lembur per hari mengikuti rumus sebagai berikut : (1 / (4a+1)) x Gaji Pokok
dimana a = jumlah hari bekerja dalam satu minggu.
4. Lembur hanya diperuntukan untuk seseorang dengan posisi staf/pelaksana. Jabatan supervisor
ke atas tidak mendapatkan hak lembur.
5. Lembur akan dibayarkan bersama gaji bulanan.
6. Seorang karyawan yang menjalani kerja lembur harus mengisi form lembur yang di tanda
tangani oleh supervisor dan manager unit. Form lembur diserahkan kepada Departemen HRD
selambat-lambatnya tanggal 24 setiap bulannya. Keterlambatan penyerahan form lembur
kepada departemen HRD akan menyebabkan penundaan pembayaran lembur pada periode
penggajian bulan selanjutnya.

PASAL 34
HARI LIBUR
1. Hari libur adalah hari ketika karyawan diperbolehkan tidak bekerja dan merupakan hak
karyawan.
2. Hari libur yang berlaku di perusahaan adalah :
a. Hari sabtu dan minggu untuk karyawan bekerja dalam system non shift.
b. 1 hari dalam seminggu untuk karyawan yang bekerja dalam system shift.
c. Dan hari libur nasional (kalender bertanggal merah)
3. Karyawan yang bekerja dalam system shift tidak selalu mengikuti hari libur yang berlaku
seperti karyawan yang bekerja dalam system non shift. Selama pelayanan tetap dibuka dan
perusahaan menjadwalkannya untuk bekerja maka wajib baginya untuk tetap bekerja pada
hari tersebut.
PASAL 35
IZIN SAKIT
1. Bilamana seorang karyawan mengalami sakit, maka baginya diperbolehkan untuk tidak
bekerja dan sebaiknya istirahat dengan baik dirumah. Namun, hal tersebut harus diperkuat
dengan bukti adanya surat keterangan dari dokter yang menyatakan bahwa yang bersangkutan
benar adanya sedang sakit dan membutuhkan istirahat.
2. Ketentuan lamanya surat sakit yang berlaku di perusahaan adalah sbb :
a. Dokter Umum : paling lama 2 hari per surat keterangan, maksimal 2 surat keterangan.
b. Dokter Spesialis : maksimal 4 hari persurat keterangan, maksimal 2 surat keterangan.
c. Bila lamanya istirahat karena sakit melebihi dari ketentuan di atas, maka wajibnya meminta
surat keterangan rawat inap dari rumah sakit.
3. Izin sakit yang bias dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang sah tidak akan memotong
upah sesuai dengan ketentuan dan tidak memotong cuti tahunan. Sebaliknya, izin sakit yang
tidak bias di buktikan dengan surat keterangan dokter yang sah, maka akan memotong upah
dan mempunyai implikasi kepegawaian namun tidak memotong cuit tahunan.
4. Surat sakit harus berisi setidaknya informasi sbb :
a. Nama karyawan
b. Usia
c. Lamanya istirahat
d. Tanggal istirahat
e. Diagnosis penyakit
f. Salinan resep
5. Bila seorang karyawan sakit, maka wajib baginya memberikan keterangan secara lisan kepada
atasan.
6. Surat keterangan dokter diberikan kepada Departemen HRD pada saat seorang karyawan
masuk kerja hari pertama setelah istirahat di rumah. Penyerahan surat keterangan dokter pada
hari kedua atau setelahnya, dianggap tidak berlaku dan mempunyai implikasi kepegawaian.

PASAL 36
IZIN TIDAK MASUK KERJA
1. Seorang diperbolehkan tidak masuk kerja karena ada keperluan lain yang
mendadak/mendesak atau orang terdekatnya mengalami musibah.
2. Bila seorang karyawan tidak masuk kerja karena ada keperluan lain yang mendadak/mendesak
atau orang terdekatnya mengalami musibah maka wajib baginya memberikan keterangan
secara lisan kepada atasan.
3. Izin tidak masuk kerja karena ada keperluan lain yang mendesak atau orang terdekatnya
mengalami musibah tidak akan memotong upah namun akan memotong cuti tahunan bila ybs
sudah atau masih memiliki hak cuti.
4. Bagi yang belum mempunyai hak cuti atau jatah cuti sudah habis maka akan berimplikasi
kepada pemotongan upah. Namun hal ini harus dengan persetujuan atasan.
5. Surat kesediaan dipotong cuti wajib ditanda tangani paling lambat tiga hari sejak masuk
bekerja kembali dan diserahkan kepada departemen HRD.
6. Surat persetujuan dari atasan untuk tidak masuk karena ada keperluan lain yang wajib
mendadak/mendesak atau orang terdekatnya mengalami musibah wajib diserahkan kepada
departemen HRD paling lambat tiga hari sejak masuk bekerja kembali.

PASAL 45
KETENTUAN PEMOTONGAN UPAH
1. Potongan upah akan mengurangi upah kerja yang diterima oleh seorang pegawai pada suatu
periode waktu tertentu.
2. Potongan upah bisa terjadi karena beberapa hal sebagai berikut :
a. Awal kerja di tengah periode
b. Tidak masuk kerja tanpa alasan
c. Ketentuan yang menyebabkan seorang harus dipotong upahnya.
d. Hutang/cicilan (baik dalam bentuk uang ataupun barang)
e. Sumbangan sosial karyawan untuk program-program sosial yang dijalankan perusahaan
3. Potongan upah tidak hilang pada saat hubungan kerja seorang karyawan berakhir. Yang
bersangkutan tetap harus melunasi seluruh kewajibannya pada saat menerima upah kerja
terakhir.
4. Data potongan upah harus diserahkan kepada HRD selambat-lambatnya tanggal 24 setiap
bulannya.

BAB VIII
PENGAKHIRAN HUBUNGAN KERJA

PASAL 48
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1. Pemutusan hubungan kerja bisa terjadi karena hal-hal sebagai berikut :
a. Berakhirnya hubungan kerja perjanjian kerja waktu tertentu dan perusahaan tidak ingin
melakukan perpanjangan kerjasama lagi.
b. Seseorang menyatakan mengundurkan diri dari jabatan, posisi, dan pekerjaannya di
perusahaan.
c. Seseorang masih dalam pembinaan surat peringatan ketiga dan masih melakukan kesalahan
lagi yang masuk kategori pelanggaran yang harus dibina dengan surat peringatan tertulis.
d. Seseorang melakukan pelanggaran yang masuk kategori pelanggaran sangat berat menurut
perusahaan.
e. Kontrak kerja perusahaan dengan klien/pelanggan habis pada waktunya atau di
pertengahan masa kontrak.\
f. Perusahaan tutup karena mengalami kerugian yang sangat besar sehingga tidak bisa
menjalankan roda bisnisnya.
g. Perusahaan dialihkan kepada pihak yang ingin melanjutkan bisnis perusahaan.
2. Perusahaan tidak berkewajiban memberikan hak-hak karyawan akibat pemutusan hubungan
kerja bagi karyawan dengan perjanjian kerja waktu tertentu.
3. Perusahaan bersedia memberikan hak-hak karyawan akibat pemutusan hubungan kerja bagi
karyawan dengan perjanjian kerja waktu tidak tertentu menyebabkan ketentuan besaran hak-
hak karyawan yang akan dibayarkan perusahaan dihitung sesuai peraturan yang berlaku dan
bisa dimusyawarahkan antara perusahaan dan karyawan ybs.

PASAL 49
PENGUNDURAN DIRI
1. Seorang karyawan diperbolehkan mengundurkan diri dari jabatan, posisi, dan pekerjaannya
karena pertimbangan tertentu.
2. Kelanjutan pekerjaan akibat pengunduran diri dari jabatan dan posisi kerja karyawan,
mempertimbangkan jabatan dan posisi yang masih tersedia.
3. Pengunduran diri dari jabatan, posisi dan pekerjaan wajib diberitahukan kepada departemen
HRD selambat-lambatnya 30 hari kalender dengan memberikan surat pengunduran diri secara
resmi.
4. Perusahaan berhak tidak membayar upah tenaga kerja yang mengundurkan diri kurang dari 30
hari tanpa alas an yang bisa dipertanggung jawabkan.
5. Pengunduran diri tidak menggugurkan segala kewajiban yang harus diselesaikan oleh seorang
karyawan bila yang bersangkutan masih memilikinya.

BAB IX
LAIN-LAIN

PASAL 51
SOSIALISASI ATURAN KEPEGAWAIAN
1. Semua karyawan hendaknya sudah mengerti seluruh aturan kepegawaian yang berlaku di
perusahaan dan bersedia mematuhinya.
2. Tanggung jawab sosialisasi aturan kepegawaian diserahkan kepada departemen HRD.
3. Aturan kepegawaian akan ditinjau setiap tahun dan bikarirsa dilakukan perbaikan bilamana
diperlukan.
4. Khusus untuk karyawan baru, wajib menandatangani surat pernyataan telah disosialisasikan
aturan kepegawaian.

Anda mungkin juga menyukai