Anda di halaman 1dari 22

METODE PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN

Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan
dengan dosen pengampu Ns. Kholid Rosyidi M. N., S.Kep., MNS

Disusun oleh :
Kelompok 10/18A
Latanza Delia Choirunnisa NIM 182310101023
Ismiatul Nurul Azmi NIM 182310101024
Lulu Dewanti NIM 182310101025

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sudah mulai dicetuskan
pada tahun 1986, ketika pada acara konfrensi International pertama yang
diselenggaran di Ottawa yang membahas tentang Health Promotion, dan di
Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu di tetapkan “The Ottawa Charter”
dan didalamnya terdapat definisi serta adanya prinsip-prinsip dasar Health
Promotion. Tetapi di Indonesia sendiri belum terlalu banyak digunakan
sampai sekarang. Pada waktu itu yang sering terjadi atau sering dikenal
dengan penyuluhan kesehatan.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran diri, oleh, untuk dan bersama masyarakat
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2004). Promosi
kesehatan merupakan upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan
perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman
atau paling tidak beresiko rendah (Kholid A, 2012).
Pada suatu sistem yang terdapat pada pendidikan kesehatan terdapat input,
poses, dan output. Di dalam input terdapat terdapat pihak yang terlibat yaitu
sasaran pendidikan (individu, kelompok, dan masyarakat) dan pendidik atau
sebagai seseorang yang membeikan pendidikan promosi kesehatan. Pada
proses terdapat upaya yang akan direncanakan untuk mempengaruhi sasaran
yaitu metode atau model dan media yang akan digunakan. Pada output atau
harapan yang akan didapat yaitu perubahan perilaku yang lebih baik dalam
kesehatan.
Kegiatan promosi kesehatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yaitu
perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah metode. Metode pembelajaran dalam promosi
kesehatan terdiri dari metode individual, metode kelompok serta metode
massa. Metode harus berbeda dengan sasaran massa serta sasaran individual.
Faktor pendukung seperti faktor materi, petugas yang menyampaikan serta
alat bantu atau media juga turut andil di dalamnya. Guna mencapai tujuan
hasil yang optimal, maka faktor tersebut haruslah bekerja sama secara
harmonis. Dapat diartikan bahwa untuk sebuah sasaran tertentu harus
menggunakan cara tertentu pula. Untuk sasaran kelompok maka metode yang
digunakan harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual, dan
untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan
kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran dalam promosi
kesehatan ?
2. Apakah tujuan dari penggunaan metode pembelajaran dalam promosi
kesehatan ?
3. Apa saja jenis-jenis metode pembelajaran dalam promosi kesehatan ?
4. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi metode pembelajaran
dalam promosi kesehatan ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui metode-metode pemelajaran yang digunakan dalam
pendidikan promosi kesehatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari metode pembelajaran dalam
promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari penggunaan metode pembelajaran
dalam promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis metode pembelajaran dalam promosi
kesehatan.
4. Untuk mengetaui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi metode
pembelajaran dalam promosi kesehatan.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian metode pembelajaran dalam promosi kesehatan


Metode atau yang biasa disebut dengan method, secara harfiah mempunyai
arti yaitu cara. Selain itu, metode atau metodik yang berasal dari bahasa
Greeka, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), jadi
metode bisa berarti “jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
tertentu”. Metode adalah cara teratur/sistematis yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai tujuan sesuai dengan yang
dikehendaki.
Metode pembelajaran merupakan suatu prosedur, urutan, langkah-langkah
dan cara yang digunakan pengajar dalam mencapai suatu tujuan dalam
pembelajaran, dapat dikatakan metode pembelajaran difokuskan hanya untuk
mencapai suatu tujua yang sudah direncanakan oleh pengajar
(Prawiradilaga,2007). Metode pendidikan kesehatan merupakan suatu
prosedur yang dapat diterapkan dalam mengatasi masalah yang ada pada
dunia kesehatan. Menurut Notoatmojo (1993) metode pendidikan kesehatan
di golongkan menjadi tiga bagian, yaitu metode pendidikan individu, metode
pendidikan kelompok, dan metode pendidikan massa.
Dalam topik mengajar, seorang guru/pendidik/pengajar tidak harus terpaku
dalam menggunakan berbagai metode (variasi metode) agar proses belajar
mengajar atau pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi bagaimana
memikat perhatian peserta didik atau yang menjadi target sasaran. Di sisi lain,
penggunaan berbagai metode akan sulit membawa keberuntungan atau
manfaat dalam topik mengajar, bila penggunaannya tidak sesuai dengan
situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta kondisi psikologi peserta didik.
Maka dari itu disini pengajar/pendidik dituntut untuk pandai-pandai dalam
memilih metode yang tepat (Syaiful Bahri, 2002).
2.2 Tujuan dari metode pembelajaran dalam promosi kesehatan
Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan
yang digunakan sesuai dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya:
1. Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan : ceramah, kerja
kelompok, media massa. Seminar, kampanye.
2. Menambah pengetahuan. Menyediakan informasi :one to one teaching
(mengajar perseorangan / private), seminar, media massa, kampanye,
group teaching.
3. Self empowering. Meningkatkan kemampuan diri, mengambil keputusan
kerja kelompok, latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah,
peer teaching method.
4. Mengubah kebiasaan: mengubah gaya hidup individu, latihan
keterampilan, training, metode debat.
5. Mengubah lingkungan, bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat
kebijakan berkaitan dengan kesehatan.

2.3 Jenis-jenis metode pembelajaran dalam promosi kesehatan


1. Metode Individual (Perorangan)
Dalam metode ini biasanya digunakan untuk mengatur perilaku baru
atau mengatur individu yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Misalnya, mengatur seorang ibu yang baru saja menjadi
akseptor atau ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi Tetanus
Toxoid(TT) karena baru saja mendengarkan penyuluhan kesehatan.
Pendekatan ini dilakukan secara pendekatan perorangan, yang berarti bukan
hanya ditujukan untuk ibu yang bersangkutan saja, tetapi bisa juga kepada
suami maupun keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap individu
mempunyai suatu masalah atau alasan yang berbeda-beda berkaitan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui
serta dapat membantunya maka diperlukan metode atau bentuk pendekatan,
seperti:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
Pada cara ini hubungan antara klien dan petugas kesehatan lebih intensif.
Setiap masalah yang dimiliki oleh klien dapat diobservasi dan dibantu
dalam hal penyelesaian masalahnya. Pada akhirnya klien tersebut dengan
sukarela yang berdasarkan kesadaran serta penuh dengan pengertian akan
menerima perilaku baru tersebut.

b. Wawancara (interview)
Pada cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan (guidance and counseling). Wawancara yang dilakukan antara
petugas kesehatan dengan klien yang bertujuan untuk mengetahui apakah
klien tersebut mempunyai kesadaran serta pengertian yang kuat tentang
informasi yang diberikan, juga untuk mencari informasi mengapa ia tidak
atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak terhadap
perubahan. Apabila belum muncul maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.

2. Metode Kelompok
Dalam memilih metode kelompok di promosi kesehatan harus diingat
besarnya kelompok sasaran dan juga tingkat pendidikan formal dari sasaran.
Pada kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektivitas suatu metode juga bergantung terhadap besarnya sasaran
pendidikan.

a. Kelompok Besar
Kelompok besar adalah kelompok yang apabila jumlah peserta
penyuluhan melebihi 15 orang. Metode yang paling tepat digunakan
dalam kelompok besar yaitu dengan menggunakan ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ceramah ini baik digunakan untuk sasaran pendidikan tinggi
maupun rendah (Notoatmodjo, 2007). Ceramah adalah suatu bentuk
penyampaian informasi yang sifatnya searah, yakni penceramah kepada
hadirin.Metode ini dilakukan dengan penyampaian informasi dan
pengetahuan secara lisan. Metode ini dapat dikatakan mudah
dilaksanakan akan tetapi penerima informasi menjadi pasif serta
menyebabkan suatu kegiatan menjadi membosankan apabila dalam
rentang waktu yang relatif lama. Pada metode ini penceramah lebih
banyak memegang peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi
penyuluhannya dengan sedikit memberikan kesempatan kepada sasaran
untuk menyampaika tanggapannya (Lunandi, 1993). Beberapa
keuntungan menggunakan metode ceramah adalah murah dari segi biaya,
mudah mengulang kembali jika ada materi yang kurang jelas ditangkap
peserta daripada proses membaca sendiri, lebih dapat dipastikan
tersampaikannya informasi yang telah disusun dan disiapkan. Apalagi
kalau waktu yang tersedia sangat minim, maka metode inilah yang dapat
menyampaikan banyak pesan dalam waktu singkat. Selain keuntungan
ada juga kelemahan menggunakan metode ceramah, salah satunya adalah
pesan yang terinci mudah dilupakan setelah beberapa lama
(Lunandi,1993). Menurut Notoatmodjo, dkk (1989) ceramah akan
berhasil apabila teknik ceramah dimodifikasi dengan melakukan tanya
jawab sesudah penyampaian materi. Hal ini bertujuan agar peserta dapat
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya tentang materi yang
sudah diberikan penceramah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan metode ceramah, antara lain:
a). Persiapan
Ceramah yang dilakukan akan berhasil jika penceramah atau orang
yang menyampaikan dapat menguasai materi yang akan disampaikan
kepada pendengar secara baik. Maka dari itu penceramah atau orangyang
menyampaikan harus mempunyai bekal atau harus membekalidiri
dengan:
1) Mempelajari materi yang akan disampaikan dengan sistematika yang
baik ataupun dengan susunan bentuk diagram atau skema.
2) Mempersiapkan alat bantu yang dibutuhkan oleh penceramah
seperti,slide, makalah, dan sound system.
b). Pelaksanaan
Keberhasilan dalam pelaksanaan ceramah, dikatakan berhasil
apabila penceramah menguasai materi yang akan disampaikan. Oleh
karena itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Sikap serta penampilan penceramah harus meyakinkan dan tidak
boleh bersikap ragu-ragu atau gelisah di depan audience.
2) Suara penceramah hendaknya berintonasi yang jelas serta mampu
dipahami oleh pendengar.
3) Pandangan penceramah sebaiknya tertuju kepada seluruh peserta.
4) Menggunakan alat bantu yang diperlukan serta menarik dan juga
semaksimal mungkin.
Kelebihan dari ceramah antara lain:
a) Menghabiskan waktu secara efektif dan efisien
b) Tidak terlalu membutuhkan banyak alat bantu
c) Dapat menambah maupun menekankan pengetahuan yang sudah
dipelajari
d) Dapat memotivasi setiap anggota untuk berubah
e) Dapat menggambarkan diri melalui kata-kata
Kekurangan dari ceramah antara lain:
a) Dengan waktu yang terbatas tidak semua informasi dapat disampaikan
secara jelas
b) Tidak semua anggota dapat mengerti apa yang disampaikan
c) Kesempatan mengemukakan pendapat tidak merata
d) Kelompok terlalu besar untuk diterapkan dalam metode lain
2) Seminar
Seminar merupakan metode yang sasarannya terdiri dari kelompok besar
dengan pendidikan yang mencukupi seperti menengah keatas. Seminar
merupakan suatu penyajian dari suatu ahli atau beberapa ahli mengenai
suatu topik yang penting dan hangat di masyarakat.

b. Kelompok Kecil
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sasarannya terdiri dari 15 orang
atau kurang dan sering disebut dengan kelompok kecil. Metode yang
dapat digunakan untuk kelompok kecil ini antara lain adalah:

1) Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok ini, agar semua anggota kelompok dapat
berpartisipasi maka diperlukan formasi duduk peserta yang sedemikian
rupa, sehingga para peserta dapat berhadapan dan saling memandang satu
sama lain. Dalam diskusi ini seharusnya pemimpin diskusi duduk
diantara anggotanya sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih
tinggi. Untuk memulai diskusi sebaiknya pemimpin diskusi harus
memberikan gambaran umum mengenai kasus yang akan dibahas
sehingga peserta diskusi dapat terpancing dengan isu yang akan dibahas,
dengan itu diharapkan peserta diskusi mampu mengikuti diskusi dengan
baik. Agar terjadi sebuah diskusi yang hidup, seharusnya pemimpin
diskusi harus mengarahkan serta mengatur jalannya diskusi, sehingga
semua anggota kelompok diskusi dapat berkesempatan untuk berbicara
dan menyampaikan pendapat terkait isu yang sedang dibahas dan tidak
menimbulkan dominasi dari suatu anggota.
Kelebihan dari diskusi kelompok antara lain:
a) Setiap anggota dapat saling mengemukaan pendapat
b) Adanya pendekatan secara demokratis
c) Terciptanya rasa kesatuan yang tinggi
d) Menghasilkan pandangan yang luas dalam suatu diskusi
e) Mengembangkan sikap kepemimpinan bersama
Kekurangan dari diskusi kelompok antara lain:
a) Tidak dapat dikembangkan pada kelompok besar
b) Informasi yang didapatkan terbatas
c) Diskusi dapat berlangsung secara berlarut-larut
d) Pemimpin diharuskan terampil untuk mengatur jalannya diskusi
e) Hanya didominasi oleh orang-orang yang aktif
2) Curah pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan metode diskusi kelompok yang prinsipnya hampir
sama dengan diskusi kelompok. Bedanya pada saat permulaan pemimpin
kelompok berbicara, pemimpin tersebut menyatakan sebuah isu lalu
anggota kelompok dapat menjawab atau menanggapi dari isu yang
disampaikan. Tanggapan atau jawaban dari anggota tersebut dapat ditulis
dalam flip chart atau papan tulis atau juga ditampung oleh ketua. Setelah
peserta melakukan usulan pendapat, dalam metode curah pendapat ini
tidak boleh diberikan tanggapan oleh siapapun. Pendapat dapat
disampaikan setelah semua anggota menulis dan menyampaikan
pendapatnya, dan akhirnya terjadilah sebuah diskusi.
Kelebihan dari curah pendapat antara lain:
a) Setiap anggota dapat mengemukaan pendapatnya
b) Menghasilkan hasil yang didapatkan dari tanggapan setiap anggota
c) Terdapat informasi baru yang didapatkan dari hasil diskusi
d) Menambah pengetahuan dan pengalaman setiap anggota
Kekurangan dari curah pendapat antara lain:
a) Tidak semua anggota tahu dengan isu yang disampaikan
b) Laporan diskusi tidak tersusun dengan baik
c) Perlu adanya pembelajaran sebelum diskusi agar hasil lebih baik
d) Memakan waktu persiapan yang lebih
3) Bola salju (snow balling)
Metode ini merupakan metode yang diperoleh dari sebuah kesepakatan
yang didapat dari pemecahan menjadi suatu kelompok yang lebih kecil,
kemudian kelompok tersebut akan bergabun menjadi kelompok yang
lebih besar. Di dalam kelompok akan dibagi menjadi berpasangan (1
pasang 2 orang) kemudian pasangan tersebut akan dilemparkan suatu
pertanyaan atau suatu masalah. Setelah kurang lebih 5 menit maka tiap 2
pasangan akan bergabung menjadi satu. Setelah itu, mereka akan
mendiskusikannya dan mencari kesimpulannya.
Kemudian setiap pasangan yang sudah mempunyai anggota 4 orang
akan bergabung kembali dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota
kelompok.

4) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)


Pada kelompok ini langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
(buzz group) dan kemudian akan diberi suatu permasalahan yang sama
atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok akan
mendiskusikan terkait masalah yang diberikan tersebut. Selanjutnya,
hasil tiap kelompok akan didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
Kelebihan dari metode ini antara lain:
a) Memungkinkan untuk terjadinya interaksi saling berpendapat
b) Menjunjung rasa solidaritas sesama anggota kelompok
c) Menambah pandangan ilmu pengetahuan menjadi lebih luas
d) Menciptakan rasa kepemimpinan
e) Adanya interaksi untuk saling berbagi pengetahuan antar anggota
kelompok maupun antar kelompok saat berdiskusi
f) Menciptakan perasaan saling mendukung satu sama lain
Kekurangannya antara lain:
a) Dapat menjadikan diskusi yang berlarut-larut akibat perbedaan pendapat
antar kelompok
b) Dapat menimbulkan perpecahan apabila permasalahan tidak dapat
ditangani
c) Pemimpin memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan diskusi
yang kondusif
d) Adanya kendala untuk memberikan informasi kepada kelompok dengan
berbagai pemikiran yang berbeda
5) Bermain peran (role play)
Metode bermain peran sangat cocok untuk kelompok kecil dengan
sasaran kurang dari 15 orang (Notoadmodjo, 2007). Bermain peran
dengan kelompok besar memiliki banyak hambatan dan kendala dalam
komunikasi yang akan mengganggu efektivitas komunikasi. Dalam suatu
metode ini ada beberapa anggota kelompok yang ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai
dokter, puskesmas, sebagai perawat, atau sebagai bidan. Sedangkan
anggota yang lain mempunyai peran sebagai pasien atau anggota
masyarakat. Mereka akan memperagakan di depan kelompok lain,
misalnya bagaimana interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
Kelebihan dari bermain peran antara lain:
a) Dapat mengetahui lebih banyak pandangan dari orang lain
b) Sebagai contoh yang diharapkan dapat dilakukan perubahan sikap
yang lebih baik
c) Dapat memecahkan masalah dengan mudah
d) Setiap anggota lebih mudah mengerti informasi yang ingin
disampaikan
Kekurangan bermain peran antara lain:
a) Mempengaruhi emosi dalam menyelesaikan masalahnya
b) Tidak semua anggota pernah berada di posisi yang sedang
diperankan
c) Tidak dapat diterapkan pada kelompok besar

6) Permainan simulasi (simulation game)


Pada metode ini adalah suatu metode gabungan antara role play dengan
diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan yang disajikan dalam beberapa
bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya
persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa individu
menjadi pemain dan sebagian lagi berperan lagi sebagai narasumber.

3. Metode Massa
Metode massa ini cocok digunakan untuk mengomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Dikarenakan metode ini
memiliki sasaran yang bersifat umum, dalam artian tidak ada yang
membedakan terkait golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, oleh sebab itu pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan haruslah dirancang dengan sedemikian
rupa sehingga diharapkan pesan tersebut dapat ditangkap oleh massa
tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran
masyarakat mengenai suatu inovasi awareness, dan belum diharapkan untuk
sampai pada tahapan perubahan perilaku. Jika kemudian berpengaruh
terhadap perubahan perilaku itu juga merupakan hal yang wajar. Pada
umumnya, pendekatan massa ini tidak langsung, melainkan melalui media
massa.
Contoh metode yang cocok untuk pendekatan massa:
a. Ceramah umum (public speaking)
Metode ini dilakukan dengan cara berpidato di hadapan massa rakyat
untukmenyampaikan pesan-pesan kesehatan. Misalnya, yang dilakukan pada
saat Hari Kesehatan Nasional, menteri kesehatan atau pejabat kesehatan
lainnya menyampaikan pidatonya mengenai kesehatan.
b. Berbincang-bincang (talk show)
Bincang-bincang tentang kesehatan yang dilakukan melalui media
elektronik, baik TV maupun radio, yang pada hakikatnya merupakan bentuk
pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi
Dengan cara berdialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan di suatu media massa
yang juga merupakan bagian dari pendekatan massa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau Koran
Baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab/konsultasi tentang kesehatan
dan penyakit juga merupakan bentuk dari pendekatan kesehatan massa.
e. Biilboard
Bentuk poster yang berukuran besar yang diletakkan di tempat tertentu dan
banyak dilalui oleh orang, sehingga diharapkan saat orang melewati tempat
tersebut dapat membaca dan mengingat isi pesan yang ingin disampaikan.
Misalnya, seperti billboard mengenai “Ayo ke Posyandu”.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran dalam


pendidikan kesehatan
Beberapa penelitian mengatakan promosi kesehatan yang disampaikan
kurang tersampaikan kepada masyarakat. Masyarakat cenderung bingung dan
tidak mengetahui mengenai promosi kesehatan yang dijelaskan. Oleh karena
itu media menjadi faktor penting dalam promosi kesehatan. Diharapkan
dengan adanya media dalam metode pendidikan kesehatan, masyarakat dapat
terhibur dan lebih mudah menerima informasi yang ingin disampaikan oleh
tenaga kesehatan. Media kesehatan yang dapat digunakan antara lain:
1. Media cetak
Media cetak atau teknologi cetak (printed technology) adalah suatu
bentuk media yang mempunyai bentuk prublikasi, dokumen, atau catatan
yang berupa surat kabar, majalah, pamflet, buku, foto, gambar, transkripsi
kaset rekaman magnetik, dan berbagai bentuk bahan cetak lainnya.
a. Selebaran brosur

Gambar 1. Selebaran brosur


Isi yang ada di dalam selebaran brosur adalah isi yang akan
disampaikan kepadaorang lain atau sasaran melalui media cetak yaitu
selebran brosur.
b. Suran kabar atau koran

Gambar 2. Surat kabar


Surat kabar atau koran biasanya berisi tentang berita-berita terkini
yang dicetak dan dapat dibaca oleh semua kalangan.
c. Majalah

Gambar 3. Majalah
Suatu media yang di publikasikan secara berkala dan di dalam nya
berisikan tentang artikel-artikel dari berbagai penulis.
d. Poster

Gambar 4. Poster
Suatu desain grafis yang di dalam nya terdapat gambar dan tulisan
yang mempunyai tujuan tersendiri dan dapat di cetak dengan ukuran
besar maupun kecil.
e. Foto

Gambar 5. Foto
Suatu gambar diam baik berwarna maupun hitam putih dan dapat
menggambarkan suatu keadaan pada saat tertentu.
2. Media elektronik
Merupakan media yang bertujuan untuk menyampaikan informasi dengan
berbasis elektronik dan media ini juga populer atau banyak digunakan oleh
kalangan masyarakat, karena itu media ini lebih efektik digunakan. Berikut
ini merupakan macam-macam media elektronik :
a. Televisi

Gambar 6. Televise
Merupakan media massa elektronik yang digemari oleh semua
kalangan masyarakat serta memiliki dampak besar terhadap sikap atau
perilaku bagi penikmatnya baik itu dampak negative maupun positif,
serta informasi yang disajikan oleh televisi dikemas secara menarik
sehingga menarik dan informasi yang diberikan cepat tersampaikan.
b. Radio

Gambar 7. Radio
Merupakan salah satu media komunikasi dimana pesan yang
disampaikan berupa suara yang dipancarkan dengan antenna
pemancar, tanpa perangkat kabel, melalui gelombang elektromagnetik,
dimana nantinya sinyal suara diubah menjadi suara kembali sehingga
informasi tersampaikan.
c. Video
Merupakan teknologi pemprosesan sinyal elektronik berupa gambar
bergerak.
d. Film pendek
Merupakan film dengan durasi pendek yang kompleks dan simple
sehingga tidak butuh waktu lama untuk dapat memahami apa maksud
yang disampaikan pada film.
e. Slide
Merupakan suatu tampilan layar berupa uraian maupun gambar serta
grafik yang biasanya digunakan untuk mempresentasikan sesuatu.
3. Media papan
Dengan media yang telah ada tenaga kesehatan dapat
menyampaikan informasi secara lebih mudah. Namun media-media
tersebut terkadang belum bisa mencapai masyarakat terutama di pedesaan.
Oleh karena itu, seorang tenaga kesehatan harus memahami keadaan
tersebut dan dapat memanfaatkan media yang tersedia, misalnya dapat
berupa penampilan wayang, dongeng, sandirwara, dan musik tradisional
yang dikemas sedemikian rupa sehingga informasi kesehatan dapat
tersampaikan. Selain itu, sifat masyarakat pedesaan yang sangat
menjunjung tinggi kepercayaan terhadap tokoh masyarakat, keagamaan,
dan sesepuh, maka perlu juga untuk merangkul tokoh-tokoh tersebut untuk
membantu menyampaikan informasi pendidikan kesehatan.
Di sisi lain, menurut Asim Saha menyimpulkan bahwa faktor
pendidikan responden juga berpengaruh terhadap metode pendidikan
kesehatan. Metode ceramah, diskusi, lebih disenangi oleh responden yang
memiliki latar pendidikan cukup. Sedangkan pada responden dengan latar
pendidikan yang rendah, lebih menyukai media hiburan untuk memahami
informasi kesehatan yang disampaikan.
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting
untuk diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Petugas kesehatan
memiliki tanggung jawab lebih untuk melakukan promosi kesehatan pada
masyarakat. Terdapat berbagai metode pembelajaran pendidikan kesehatan
yang dapat diterapkan oleh petugas kesehatan. Setiap metode
pembelajaran pendidikan kesehatan memiliki karakteristik serta kelebihan
dan kekurangan masing-masing.

3.2 Saran
Dalam melakukan promosi kesehatan dalam pendidikan kesehatan
diperlukan adanya metode yang sesuai dan tepat. Setiap metode memiliki
karakterisktik tersendiri, oleh karena itu sebelum melakukan pendidikan
kesehatan petugas kesehatan harus memahami dan mengerti situasinya.
Selain itu kelebihan dan kekurangan juga perlu diperhatikan agar
pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi., F. Efendi. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Cetakan Pertama.


Surabaya: Penerbit Salemba Medika
Herijulianti, E., T. S. Indriani., S. Artini. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi.
Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Susilowati Dwi. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Maulana, H. D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan
Pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rosdiana. 2018. Cegah Penggunaan Narkotika Melalui Promosi Kesehatan.
Sulawesi Selatan: CV. Kaafah Learning Center.
Effendi Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Keasehatan Komunitas Teoti
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Media
Huriah Titi. 2018. Metode Student Center Learning Aplikasi pada Pendidikan
Keperawatan Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group
Agustini Aat. 2014. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish
Kusnadi. 2018. Metode Pembelajaran Kolaboratif. Tasikmalaya: Edu Publisher

Anda mungkin juga menyukai