Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH MERS-COV PADA IBU HAMIL

Ahmad Fathoni, Alqurroti Ainun Chofiya, Muthiatul Maula,


Inga Miranda,Vigo Agustilano

PENGANTAR

Introduction
Middle east respiratory syndrom coronavirus (MERS-Cov) merupakan
salah satu jenis penyakit saluran pernafasan akut dengan resiko kematian yang
tinggi akibat dari adanya infeksi novelcoronavirus (Alserehi, et al, 2016). MERS-
Cov dinyatakan sebagai penyakit epidemilogi oleh WHO sejak kemunculannya di
tahun 2012 dan menyebar keberbagai negara, hingga tahun 2019 tercatat 27
negara terinfeksi oleh MERS-Cov termasuk ASIA dengan korban meninggal
mencapai 858 jiwa (WHO, 2019). Meski memiliki tingkat penyebaran yag tinggi
namun kasus MERS-Cov pada wanita hamil, melahirkan dan periode postnatal
sangatlah jarang. Dari 1308 kasus yang tercatat antara november 2012 hingga
february 2016 di saudi arabia 5 diantaranya dalam masa kehamilan dengan rata-
rata usia 27 hingga 34 tahun dan di kehamilan trimester ke 2-3 (Schwartz, et al,
2016). Wanita hamil dengan kondisi infeksi SRAS (sejenis coronavirus) memiliki
tingkat morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan
kasus wanita tiak hamil, dari persamaan virus ada kemungkinan bahwa wanita
hamil dengan MERS-Cov memiliki resiko yang sama (Schwartz, et al, 2016).
Bagaimanapun juga, tingkat kegawatdaruratan MERS-Cov pada wanita hamil
juga dipengaruhi oleh usia kehamilan, kondisi kehamilan dan kestabilan fetal.
Dalam penangananya diperlukan kerjasama dengan ahli obstetri, neonatal dan
penanganan intensiv pada sang ibu (WHO, 2019).
Metode
Metode yang digunakan oleh penulis dalam mendapatkan data-datanya
yakni dengan melakukan review pada sumber-sumber terpercaya seperti pada
laporan organisasi kesehatan dunia (WHO), dinas kesehatan indonesia, hasil
penelitian jurnal maupun clinical case dengan kasus yang hampir atau sejenis.
Data-data tersebut kami cari melalui laman websait WHO, kemenkes atau dinkes,
laman jurnal seperti google scholar, pub med, dan juga elsevier. Dengan
menggunakan kata kunci pregnancy, MERS-Cov, dan middle east respiratory
sindrom.

Hasil
Hasil pencarian dengan menggunakan kata kunci yang digunakan penulis
mendapatkan sekitar 2050 artikel terkait, kemudian penulis meminimalkan
pencarian dengan rentang waktu dari tahun 2015 dan mendapatkan 1690 artikel
sejenis terkait namun dari sekian ribu artikel hanya ada sekitar 14 artikel yang
sesuai dengan kriteria penulis terkait kasus MERS-Cov pada wanita hamil.

Diskusi
Dalam laporan ini penulis akan membahas terkait perkembangan kasus
MERS-Cov pada wanita hamil beserta tanda gejala, resiko, penatalaksanaan dan
pencegahan terkait penyebaran virus MERS-Cov berdasarkan data-data yang ada.
LATAR BELAKANG

Masalah
Middle east respiratory syndrom coronavirus (MERS-Cov) merupakan salah satu
jenis penyakit saluran pernafasan akut dengan resiko kematian yang tinggi akibat
dari adanya infeksi novelcoronavirus (alserehi, et al, 2016). Wanita hamil dengan
kondisi infeksi SRAS (sejenis coronavirus) memiliki tingkat morbiditas dan
mortalitas yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan kasus wanita tiak hamil,
dari persamaan virus ada kemungkinan bahwa wanita hamil dengan MERS-Cov
memiliki resiko yang sama (schwartz, at al, 2016). Bagaimanapun juga, tingkat
kegawatdaruratan MERS-Cov pada wanita hamil juga dipengaruhi oleh usia
kehamilan, kondisi kehamilan dan kestabilan fetal. Dalam penangananya
diperlukan kerjasama dengan ahli obstetri, neonatal dan penanganan intensiv pada
sang ibu (WHO, 2019). Karena tingginya resiko yang diakibatkan oleh MERS-
Cov dan rendahnya informasi terkait MERS-Cov pada ibu hamil inilah, penulis
menyajikan data terkait perkembangan kasus MERS-Cov pada wanita hamil,
tanda gejala, penanganan dan pencegahannya

Prevalensi
MERS-Cov dinyatakan sebagai penyakit epidemik oleh WHO sejak
kemunculannya di tahun 2012 dan menyebar keberbagai negara, hingga tahun
2019 tercatat 27 negara terinfeksi oleh MERS-Cov termasuk ASIA dengan korban
meninggal mencapai 858 jiwa (WHO, 2019). Meski memiliki tingkat penyebaran
yang tinggi namun kasus MERS-Cov pada wanita hamil, melahirkan dan periode
postnatal sangatlah jarang. Dari 1308 kasus yang tercatat antara november 2012
hingga february 2016 di saudi arabia 5 diantaranya dalam masa kehamilan dengan
rata-rata usia 27 hingga 34 tahun dan di kehamilan trimester ke 2-3 (schwartz, at
al, 2016).
Kronologi Penyebab dan Dampak
Mers CoV berasal dari unta yang hidup di Negara Timur Tengah yaitu
Arab Saudi dan sekitarnya. Namun ada juga di beberapa Negara selain Arab Saudi
yang terserang oleh penyakit ini salah satunya yaitu Eropa dan Amerika, negara-
negara tersebut terserang setalah bepergian ke Negara Timur Tengah. Oleh karena
itu penyakit ini sering disebut dengan penyakit sindrom pernapasan Timur. Mers
CoV merupakan penyakit yang menular namun cara penularannya tidak semudah
saat terserang flu seperti biasanya. Penyakit ini lebih mudah menular melalui
kontak langsung, seperti saat seorang perawat menangani pasien dengan penyakit
ini namun tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan baik, apabila
seseorang dengan imun yang lemah system kekebalan tubuh turun, kontak
langsung dengan unta yang terinfeksi dengan virus ini seperti meminum susunya
atau dagingnya yang tidak di masak dengan matang. Gejala yang timbul dari
penyakit ini akan muncul saat 1-2 minggu terinveksi virus seperti, batuk, pilek,
demam, sakit tenggorokan, menggigil, nyeri otot dan sesak nafas. Apabila tidak
segera ditangani akan semakin beresiko seperti timbul gejala batuk berdarah,
muntah, mual dan diare.
Solusi
Untuk penanganan penyakit ini belum ada pengobatan yang spesifik dan
belum terdapat vaksin untuk penyembuhannya. Akan tetapi pemerintah di Negara
Timur Tengah melakukan pengobatan dengan cara mengurangi penyebaran
dengan karantina agar penyebaran virusnya berkurang. Selain itu bisa melakukan
tindakan untuk pencegahan supaya terhindar dari infeksi seperti :
1. Cuci tangan dengan sabun saat selesai beraktivitas, setelah menggunakan
toilet, sebelum dan sesudah makan
2. Gunakan masker saat hendak keluar rumah untuk melindungi diri dari
penyebaran virus
3. Gunakan desinfektan untuk menjaga agar tetap bersih
4. Jangan menggunakan peralatan makan atau benda milik orang lain
ANALISIS DATA

Data Base : Sciencedirect, Pubmed, MDPI, SAGE, Google Scholar.


Kata Kunci : Pregnancy, MERS-Cov, dan Middle East Respiratory Sindrom, Maternal.

No Nama Tahu Judul Metode Sampel Random Or Not Hasil


Penerbit n
1 Oxford 2016 Middle East Penulis mereview 5 kasus Penuis 1. Pasien 1 (34thn) dengan G7P6
University Respiratory data kasus MERS-Cov mengambil dengan usia kehamilan 34 minggu
Press For Syndrome MERS-Cov yang pada pregnant sampel berdasar tanpa riwayat kesehatan, dirujuk
The Coronavirus dilaporkan oleh dari 449 pasien kriteria yakni kerumah sakit dengan kondisi nafas
Infectious Infection MoH (Ministry MERS-Cov sampel dalam pendek 2-3 hari, TD menurun,
Diseases During Of Health) ke female dari keadaan hamil proteinuria 3+, preeklamsia, dan
Society Of Pregnancy: A WHO (World 1308 kasus dan terinfeksi terdiagnosa pneumonia. Janin
America Report Of 5 Health MERS-Cov MERS-Cov mengalami intaruterin fetal demise.
Cases From Organization ) secara umum Pasien sembuh setelah 13 hari
Saudi Arabia perawatan.
2. Pasien 2 (32thn) G2P1 usia
kehamilan 38 minggu tanpa riwayat
kesehatan, dirujk kerumah sakit
dengan kondisi onset of respiratory,
demam, batuk, nafas pendek dan
semakin memburuk, X-Ray
menunjukkan bilateral infiltrates,
Apgar score 8-9 dalam 1-5 mnt. Px
terdiagnosa pneumonia, gagal
ginjal,dan akut respiratory distress
syndrome (ARDS), px meninggal
setelah 19 hari perawatan karena
kegagalan beberapa organ
3. Pasien 3 (31thn) G1P0 usia
kehamilan 24 minggu dan
merupakan seorang tenaga medis,
px memiliki riwayat kesehatan
astma, pulmonary fibrosis, recurrent
spontaneous pneumothorax. Px
dirujuk ke rumah sakit dengan
kondisi demam, batuk,myalgia,hasil
radiograpi menunjukkan lobe
opacityada paru kanan bawah, px
mendapat cesar dan janin meninggal
4 jam setelahnya, kemudian px
meninggal 24 hari postcesar karena
hypoxia dan cardiac arrest.
4. Pasien 4 (27thn) G1P0 usia
kehamilan 22 minggu tanpa riwayat
kesehatan, dirujuk ke rmah sakit
dengan kondisi demam, nafas
pendek, batuk yang memburuk,px
terdiagnosa bronchopneumonia
dengan lobar ifiltrate kiri. Px
sembuh setelah 15 hari perawatan
dan janin lahir normal dengan sehat.
5. Pasien 5 (30thn) G1P0 usia
kehamilan 23 minggu tanpa riwayat
kesehatan, px merupakan tenaga
medis, dirujuk keurmah sakit degan
kondisi batuk, demam, panas-
dingin, nyeri dada yang memburuk.
Px terdiagnosa pneumonia. Px
sembuh setelah kurang lebih 3 bulan
dan janin lahir normal denan sehat.
6. Dari laporan tersebuut penulis
beranggapan MERS-Cov sangat
berbahaya bagi ibu dan janin selama
masa kehamilan, penulis
beranggapan bahwa sebisa mungkin
mencegah interkasi anatar wanita
hamil demal MERS-Cov.
2 Elsevier 2018 Middle East Penulis Penulis Penulis 1. Pasien 1 (29thn) G2P1 usia
Taiwan Respiratory mendapatkan data mendapat 2 mendapatkan kheamilan 6 minggu tanpa riwayat
LLC Syndrom berdasarkan case sampel pasien sampel tidak kesehatan.px terinfeksi dari ibunya,
Coronavirus report dari 2 postif MERS- secara random selama pemeriksaan px memiliki
(MERS-Cov) pasien hamil yang Cov selama melainkan secara kondisi normal dari paru-paru dan
Infection terinfeksi MERS- kehamilan dan kebetulan abdomen, setelah diperiksa RT-PCR
During Cov di rumah 6 artikel mendapatkan px postif MERS-Cov namun
Pregnancy: sakit tempat terkait. pasien hamil pemeriksaan ke 4 menunjukkan
Report Of penulis bekerja terinfeksi MERS- hasil negativ, akhirnya px
Two Case & dan juga review Cov di rumah dipulangkan dan janin lahir sehat.
Review Of dari 6 artikel sakit tempatnya 2. Pasien 2 (39thn) G6P5 dengan
The Literatur terkait bekerja, riwayat kesehatan end stage renal
sedangkan artikel disease (ERSD), hipertensi,dan
terkait diperoleh riwayat hemidalisis. Saat usia
dengan kriteria kehamilan 24 minggu px berkontaj
kata kunci dengan px positive MERS-Cov, px
MERS-Cov, mendapat pemeriksaan RT-PCR
pregnancy, dan hasilnya positif.
saudi arabia. 3. Respiraoty sample (nasopharingeal
swabs atau tracheal aspirats)
merupakan sampel yang digunakan
untuk mendeteksi MERS-Cov
dengan menggunakan reaksi reverse
transcription polymerase chain
reaction (RT-PCR) dan dinyatakan
sebagai metode yang akurat.
4. Penulis melakukan perbandingan
terkait sumber infeksi pada
beberapa laporan terkait kasus
MERS-Cov pada wanita hamil dan
didapatkan 9 kasus. Rata-rata usia
px terinfeksi 33,7 +_ 4,3tahun dan
usia kehamilan 26,3 +_ 9minggu,
terdapat 4 px (36%) primi gravida.
5. Dari laporan kesebelas px, terdapat
3 kasus dengan sumber infeksi tidak
teridentifikasi, 2 kasus berkontak
dengan keluarga yang positif
MERS-Cov, 4 kasus terinfeksi
selama pelayanan kesehatan dan 2
dianatranya merupakan tenaga
medis.

3 MDPI, 2020 Potential Penulis Penulis Penulis 1. Penumonia merupkan infeksi nomer
Basel, Maternal And mendapatkan data mendapatkan mendapatkan 3 penyebab kematian terbesar pada
Switzerlan Infant dari literatur 80 artikel artikel dengan maternal
d Outcomes review dari terkait kriteria kata kunci 2. Efek dari adanya infeksi SARS-Cov
From beberapa artikel coronavirus; pada kehamilan di hongkong jauh
Coronavirus terkait Middle East lebih parah dibandingkan dengan px
2019-Ncov respiratory yang tidak hamil. Dalam sebuah
(SARS-Cov- syndrome; severe study yang membandingkan efek
2) Infecting acute respiratory dari SARS-Cov antara 10 pregnant
Pregnant syndrome; SARS- dan 40 non-pregnant didapatkan
Women: CoV; MERS- hasil 3 meninggal dari pregnant side
Lessons CoV; Wuhan sedangkan dari sisi non-pregnant
Fromsars,ME coronavirus; tidak ada yang meninggal. Dari sisi
RS, And 2019-nCoV; pregnant 60% dirujuk ke ICU, 40%
Other Human SARS-CoV-2; mendapat intubasi endotracheal
Coronavirus COVID-19; sedangkan dari sisi non=pregnant
Infections pregnancy; hanya 12,5% yang mendapat
maternal intubasi dan 17,5%yang dirujuk ke
mortality; ICU.
maternal death; 3. Tercatat ada 11 kasus MERS-Cov
pregnancy pada wanita hamil di Arab saudi 6
complications; pasien mendapatkan perawatan
maternal intensive, 3 meninggal 2 dianatar
morbidity; yang meninggal terinfeksi saat
pneumonia; trimester ke 3 dan 1nya terinfeksi
epidemic; saat trimester 2. 27% dari kasus
emerging fetal meninggal. Akibat
infection; China; kurangnyadatapenulis tidak dapat
Wuhan membuktikan hubungan antara
coronavirus kematian fetal dengan waktu/ uia
outbreak kehamilan saat terinfeksi.
Dibandingkan dengan infeksi ebola dan
zika virus, infeksi coronaviruse sangat
rendah.
4 Korean 2016 Emergency Penulis 1 sampel Penulis 1. Seoarng wanita (39) G2P1 postif
Journal Of Cesarean mendapatkan data mendapatkan MERS-Cov saat usia kehamilan
Anesthesio Section In An berdasarkan case sampel tidak 35+4 minggu, dengan kesehatan
logy Epidemic Of report dari pasien secara random diabetes. Px mengakami mialgia,
The Middle yang dirawat melainkan secara dipsnea, sputum, dan hasil X-ray
East kebetulan menjukkan adanya opacity pada
Respiratory – mendapatkan kedua lobus paru bawah,
A Case Repot pasien hamil setelahperawatn beberapa bulan
terinfeksi MERS- kondisi px membaik. Namun, px
Cov di rumah tiba-tiba mengakami perdarahan
sakit tempatnya dengan nyeri abdomen, hasil USG
bekerja tidak menunjukkan adanya masalah
pada perdarahan plasenta. Diagnosa
dari ahli obstetri adalah abrasi
plasenta, daripenulis menyatakan
ada kaitanya dengan infeksi MERS-
Cov yang dialami oleh px
mengingat gejala px selama
terinfeksi cukup parah. Akhirnya px
dilakukan operasi darurat selama
150 menit, px kembali keruang
obstetri setelah kondisinya stabil
dan sang bayi diisolasi dan
mendapatkan perawatan intensive
hasil pemeriksaan menunjukkan
hasil negatif MERS-Cov. Hari ke 7
setelah operasi px dan bayinya
keluar dri rumah sakit.

5 Emerging 2016 Middle East Penulis 1 sampel Penulis 1. Pasien (32thn) G3P2 dirujuk ke
Infectious Respiratory mendapatkan data mendapatkan rumah sakit dengan keluhan demam
Diseases Syndrome berdasarkan case sampel tidak dan nyeri punggung diagnosa awal
Coronavirus report dari pasien secara random urinary tract infection, pasien
During yang dirawat melainkan secara menetap di emergency departement
Pregnancy, kebetulan karena demam, batuk, dan nafas
Abu Dhabi, mendapatkan pendek yang memburuk. Kondisi px
United Arab pasien hamil semakin memburuk dan akhrnya
Emirates, terinfeksi MERS- dirawat di ICU, px mengalami
2013 Cov di rumah respiratory distress syndrom, px
sakit tempatnya mendapatkan tindakan operasi cesar
bekerja karena hipoxemia.
2. Hasil pemeriksaan PR-PCR px
postif MERS-Cov sedangkan sang
bayi negatif.
3. Selama masainfeksi px mengalami
beberapa komplikasi berupa diare,
gagal ginjal akut, dan sindrom
distress pernafasan akut dengan
shock.
4. MERS-Cov infeksi pada ibu hamil
memiliki dampak yang sangat fatal,
karena itu diperlukan penangan
khusu/ berbeda dari yang
nonprgnant.
5. Menurut penulis Kehamilan akan
mempengaruhi sistem imunitas
yang dapat meningkatkan
kerentanan dan keparahan penyakit
menular, efek infeksi pada janin
masih belum diketahui secara pasti,
pengobatan atau penatalaksanaan
yang umumnya dilakukan mungkin
tidak bisa diterapkan untuk pasien
hamil.
6 Journal 2017 MERS-CoV Penulis 1 sampel Penulis 1. Pasien (39thn) G2P1 pasien pernah
korean Infection in a mendapatkan data mendapatkan berkontak dengan pasien postif
medical Pregnant berdasarkan case sampel tidak MERS-Cov, dirujuk kerumah sakit
sciences Woman in report dari pasien secara random dengan kondisi myalgia berlanjut ke
Korea yang dirawat melainkan secara dipsnea dan sputum.
kebetulan 2. Leukosit (5,570/mm) normal,
mendapatkan neutrofil (71,4%), limfosit (20.5%),
pasien hamil monosit (7.9%), C-reactif protein
terinfeksi MERS- tidak normal (1.95mg/dl)
Cov di rumah 3. Pada umumnya px akan diberi
sakit tempatnya antiviral MERS-Cov namun pada
bekerja pasien penulis tidak diberi karena
ketidaksesuaian data symptomp dan
laboratory. Pasien mendapat O2
tambahan karena hipoxia, treatment
hidrasi dan pengendali nyeri.
4. Setelah ebberapa hari perawatan
kondisi pasien membaik dan
terdiagnosa negative MERS-Cov,
naun pasien mengalami perdarahan
vaginal abrasi dengan ruptur
membran dan nyeri perut,
pemeriksaan jantung normal,
namun terdiagnosa plasenta abrasi,
pasien akhirnya mendapat cesar
darurat.
5. Bayi pasien diisolasi dan mendapat
pemeriksaan PCR dan antibodi
yang menunjukkan hasil negatif.
7 BMC 2016 Impact of Penulis 1 sampel Penulis 1. Pasien (33thn) berprofesi
Infectious Middle East mendapatkan data mendapatkan
Disease Respiratory berdasarkan case sampel tidak
Syndrome report dari pasien secara random
coronavirus yang dirawat melainkan secara
(MERS- kebetulan
COV) on mendapatkan
Pregnancy pasien hamil
and Perinatal terinfeksi MERS-
Outcome Cov di rumah
sakit tempatnya
bekerja
8 The 2013 Epidemiologi penulis 47 kasus ( 46 Penulis memilih 1. Sebanyak 28 pasien meninggal,
Lancet cal, melakukan orang dewasa sendiri sifat 60% kasus fatalitas. Angka fatalitas
demographic, analisis univariat dan satu anak- kasus. Logis, kasus meningkat dengan
and clinical dari asosiasi data anak ) demografis, bertambahnya usia.
characteristic hasil dan klinis, 2. Sebanyak 2 pasien yang
of 47 cases of memasukkan laboratorium dan sebelumnya sehat atau tanpa
Middle East informasi ke mengelola. komplikasi. Sebagian besar pasien
Respiratory dalam usia yang (96%) memiliki kelainan medis
Syndrome meningkat dengan penyerta yang mendasarinya,
Coronavirus mortalitas, termasuk diabetes (32 (68%)),
Disease from menggunakan hipertensi (16 (34%)), penyakit
Saudi bentuk koleksi jantung kronis (13(28%)) dan
Arabia : a data standart penyakit ginjal kronis (23 (49%)).
descriptive logistic biner 3. Gejala umumnya adalah demam
study (disiapkan oleh (46 (87%)), demam dengan
penulis sendiri menggigil (41 (87%), batuk (39
dengan analisis (83%)), sesak nafas (34(72%)), dan
regresi. Mereka myalgia (15(32%)). Gejala
mengumpulkan gastrointestinal sering terjadi
data dengan seperti diare (12(26%)), muntah
wawancara . (10(21%)) dan sakit perut (8(17%)).
Semua pasien memiliki temuan
yang abnormal pada radiografi
dada. Analisis laboratorium
menunjukkan peningkatan
konsentrasi laktat dehydrogenase
(23(49%)) dan aspartate
aminotransferase (7(15%)) dan
trombositopenia (17(36%)) dan
limfopenia (16(34%)).
4. Dari 47 kasus, sebanyak 42 pasien
membutuhkan perawatan intensif
dan 34 pasien memiliki ventilasi
mekanis. Sebagian besar pasien
menerima antibiotic oseltamivir dan
spectrum luas, yang mencangkup
pneumonia. Lima individu secra
empiris pada fluconazole, dua
steroid yang diterima, lima individu
diberikan ribavirin, satu diberikan
interferon alfa dan lima individu
diberi resep imunogloblin
intravena. 45 dari 47 pasien
memiliki gangguan medis
komorbiditas yang mendasarinya.

9 Taylor & 2017 Update on Strategi dan 1. Studi in vitro menunjukkan aktifitas
Francis Theraputic klasifikasi artikel variable berbagai agen terhadap
Options for yang ditinju oleh MERS-COV. Agen-agen tersebut :
Middle East penulis interferon, ribavirin, inhibitor
Respiratory menggunakan protease HIV (nelfinavir, ritonavir
Syndrome ubMed, Embase, dan lopinavir). Studi in vitro
Coronavirus Cochrane, Scopus menunjukkan bahwa IFN-B
(MERS- dan Google memiliki IC50 1,37 U/ml dan IFN-
COV) Cendekia. Penulis B memiliki aktifitas anti-MERS-
mengkasifikasika COV 16-, 41-, 83- dan 117 kali lipat
n dalam beberapa lebih tinggi dari pada IFN-a2b, IFN-
kategori : in vivo y, IFN-universal tipe I dan IFN-a2a
dan in vitro, studi masing-masing 9.
pada hewan dan 2. Telah ditunjukkan bahwa dosis
laporan kasu ribavirin in vitro yang diperlukan
manusia atau seri untuk menghambat replikasi MERS-
kasus. Untuk CoV terlalu tinggi untuk dicapai
studi klinis, secara in vivo Nelfinavir dan
penulis menilai lopinavir menghambat MERS-CoV
tingkat bukti in vitro. Rerata konsentrasi efektif
berdasarkan 50% (EC50) lopin menggunakan sel
“Oxford Center Vero E6 dan Huh7 adalah 8,0 uM.
for Evidence- Camostat, menghambat masuknya
based Medicine” virus ke sel-sel Calu-3 submukosa
bronkus manusia tetapi tidak pada
jaringan paru yang belum matang.
Inhibitor fusi kedua, HR2P,
menghambat replikasi MERS-CoV
dan fusi sel-protein yang dimediasi
sel. Siklosporin mempengaruhi
fungsi banyak siklofilin yang
bertindak sebagai pendamping dan
memfasilitasi pelipatan protein.
Secara in vitro, siklosporin
menghambat replikasi MERS-CoV.
Nitazoxanide, agen antivirus
spektrum luas, dan teicoplanin,
penghambat Cathepsin L dalam Late
Endosome / Lysosome dan
penghambat masuknya MERS-CoV,
juga menunjukkan efek
penghambatan MERS-CoV in vitro.
3. Model Hewan dan penggunaan agen
anti-MERS-CoV: Dalam model
hewan yang menggunakan tikus
yang terinfeksi MERS-CoV,
penggunaan serum unta MERS
kekebalan tinggi efektif dalam
mengurangi cedera paru-paru dan
percepatan pembersihan virus.
Mycophenolate memiliki aktivitas
antivirus langsung dan tidak
langsung dengan modulasi respon
IFN. Penggunaan mikofenolat
dalam model hewan marmoset yang
umum menghasilkan kematian yang
lebih tinggi daripada hewan yang
tidak diobati. Antibodi monoklonal
yang ditunjuk sebagai m336 adalah
antibodi yang berasal dari
perpustakaan besar antibodi yang
ditampilkan fag dari sel B donor
sehat.

10 Sagepub 2019 Narrative Penulis Penulis Pada jurnal 1. Hasil jurnal literatur riview ini
Review of menggunakan mencari literatur riview ini menunjukkan bahwa unta
Middle East metode literatur literatur penulis dromedaris dan kelelawar berfungsi
Respiratory riview menggunakan menggunakan sebagai reservoir Mers COV dan
Syndrome Proquest, kata kunci Mers dapat menularkan dan menginfeksi
Coronavirus Midline, dan CoV, kepada manusia. Namun pada
(MERS-Cov) uptodate. Coronavirus, epidemiologis unta cenderung
Infection: Pencarian di Midle East menjadi sumber utama menginfeksi
Updates and batasi antara Respiratory pada manusia.
Implications tahun 2003 syndrome 2. Mers dapat ditularkan melalui udara
for Practice samapi 2019. coronavirus, dari pasien yang terinfeksi ke pasien
Yang respiratory lainya. Penularannya bisa melalui
menghasilkan illness, kontak dengan pasien terinfeksi atau
535, setelah transmission, terkena tetesan dari pernafasan
melakukan infection control, pasien terinfeksi.
inklusi and management 3. Manajemen utama dalam Mers Cov
menerapkan ini adalah Pemberian antipiretik dan
kriteria 268 analgesik, pemeliharaan hidrasi, dan
artikel, tetapi dukungan oksigen pernafasan pada
setelah pasien yang mengalami sesak nafas.
membaca Ada beberapa obat telah terbukti
artikel penuh cukup signifikan dalam mengobati
penulis pasien yang terkena Mers Cov yaitu
mengambil 22 sibavirin dan interveron alpha.
artikel sebagai
referensi jurnal
ini.
HASIL

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
DISKUSI

Tabel 1 dijelaskan bahwa terdapat dua kasus yang terlaporkan oleh salah
satu rumah sakit PMAH dengan satu pasien ibu hamil G2P1 yang positif Mers
CoV lalu terdapat pasien ibu hamil G6P5 yang diduga positif Mers CoV namun
tenyata negatif. Didapatkan data 11 pasien termasuk dua diatas bahwasanya tidak
berhubungan dengan fetus yang berada pada kandungan serta menjauhkan ibu
hamil dari pasien yang terkontaminasi merupakan pencegahan yang seharusnya
dilakukan.
Pada Tabel 2 dijelaskan bahwa didapatkan laporan pada suatu rumah sakit
di Arab Saudi dengan 5 pasien dalam pengawasan positif MERS - CoV ,dimana
pasien tersebut telah terselektif ibu hamil dengan keadaan dimana kondisi pasien 1
seperti yang telah dijelaskan dalam tabel tersebut pasien ini terpapar MERS
CoV, dan janin dalam kandungan meninggal,namun hal ini buka Pasien ke 2
berumur 32 tahun positif MERS CoV dan keadanannya meninggal dikarenakan
kerusakan organ yang banyak namun bayi selamat. Pasien 3 meninggal begitu
pula bayinya. Pasien 4 selamat begitu pula bayinya dan pasien 5 selamat juga.
Berdasarkan dari hasil diskusi yang didapatkan yaitu dimana ibu hamil perlu
mendapatkan pencegahan utama dari penderita MERS CoV dan kontak langsung
dengan unta.
Tabel 3 menjelaskan bahwa terdapat 9 kasus dimana cenderung warga
Negara yang dominan yaitu berasal dari Saudi Arabia yang menginfeksi ibu
hamil dan janin pada kandungan,menyebbkan hypoxemia pada kadungan dan
menyebabkan rendahnya oksigenasi pada janin,pada aspek plasenta tidak ada
yang berhubungan dengan plasenta. Plasenta abrupsi dapat menyebabkan infeksi.
KESIMPULAN

Dari seluruh data artikel yang penulis dapatkan baik berupa review
maupun case report kami menyimpulkan bahwa meskipun kasus MER-Cov sudah
menyebar ke 27 negara dan masih diwaspadai hingga saat ini, namun kasus
MERS-Cov pada ibu hamil sangat rendah jika dibandingkan dengan kejadian
ebola dan virus zika hal tersebut dibuktikan dengan data dari WHO yang
melaporkan hanya ada 11 kasus MERS-Cov pada ibu hamil. Namun, meskipun
angka kejadian tersebut sangat jarang namun resiko yang ditimbulkan oleh infeksi
MERS-Cov pada ibu hamil sangat tinggi karena dapat mengakibatkan adanya
komplikasi selama kehamilan seperti abrasi plasenta, ASDR, pneumonia, gagal
ginjal bahkan beresiko tinggi mengalami kematian baik oleh maternal maupun.
REKOMENDASI

Penanganan kasus MERS-Cov pada ibu hamil juga tidak sepenuhnya bisa
disamakan dengan penanganan pada pasien umumnya, karena harus
memperhitungkan resiko yang akan dialami oleh fetal, sehingga perlu penanganan
khusus. Karenaitu ada baiknya dalam mencegah terjadinya penularan virus pada
ibu hamil perlu adanya pembatasan kontak anatar ibu hamil denganpasien yang
terindikasi terinveksi virus MERS-Cov serta meningkatkan pola hidup sehat
selama masa kehamilannya.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A., et al. 2016. Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus


Infection During Pregnancy: A Report Of 5 Cases From Saudi Arabia.
Brief Report Oxford University Press. Vol 63.
Alserehi, H., Ghassen, W., Aber, A., Basem, A. 2016. Impact of Middle East
Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-COV) on Pregnancy and
Perinatal Outcome. BMC Infectious Diseases. Vol 16 (105).
Elsevier taiwan LLC. 2018. Middle East Respiratory Syndrom Coronavirus
(MERS-Cov) Infection During Pregnancy: Report Of Two Case & Review
Of The Literatur. Journal of Mcrobiology, Imunology, And Infection. Vol
(x) 1-3
Malik, A., Krim, M.E.M., Mini R., Falaf, S. 2016. Middle East Respiratory
Syndrome Coronavirus During Pregnancy, Abu Dhabi, United Arab
Emirates, 2013. Emerging Infectious Diseases. Vol. 22 (3).
Mi H, P., et al. 2016. Emergency Cesarean Section In An Epidemic Of The
Middle East Respiratory –A Case. The Korean Society Of
Anasthesiologysts. Vol 69 (3)
Schwartz, D,A., dan Ashley, I,G. 2020. Potential Maternal And Infant Outcomes
From Coronavirus 2019-Ncov (SARS-Cov-2) Infecting Pregnant Women:
Lessons Fromsars,MERS, And Other Human Coronavirus Infections.
MDPI viruses. Vol 12 (194)
Soo, Y, J., et al. 2017. MERS-CoV Infection in a Pregnant Woman in Korea.
Journal Korean Medical Science. Vol (32) 1717-1720.
WHO. 2019. Clinical Maangement Of Severe Acute Respiratory Infection When
Middle East Respiratory Syndrom Coroavirus (MERS-Cov) Infection Is
Suspected. Revisi 1.

Anda mungkin juga menyukai