Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

R DI PUSKESMAS TARUB
KABUPATEN TEGAL
(Studi Kasus Faktor Risiko dengnan Riwayat Tuberculosis Paru)

Ade Runita Kurnianingsih1, Novia Ludha Arisanti2, Meyliya Qudriani3


Email : runitaade@gmail.com 1, 2
Diploma III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Tegal

Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tegal tahun 2016 terdapat 33 kasus kematian per 27.314
kelahiran hidup, sedangkan angka kematian ibu pada tahun 2017 mengalami penurunan yaitu 14 kasus kematian
per 24.225 kelahiran hidup dan menurut data angka kematian ibu di Puskesmas Tarub pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 2 kasus kematian yang disebabkan karena emboli air ketuban dan penyakit jantung. Menurut data yang
di peroleh dari Puskesmas Tarub tahun 2017 jumlah ibu hamil yang termasuk faktor resiko sebanyak 323 dan
resiko tinggi sebanyak 52 dari jumlah ibu hamil 1018, ibu hamil dengan faktor resiko umur >35 tahun sebanyak
123 kasus dan ibu hamil dengan penyakit paru-paru sebanyak 10 kasus dari total ibu hamil di Puskesmas Tarub.
Tujuan Umum meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mahasiswa untuk memperoleh gambaran dan
pengalaman secara nyata yang dapat digunakan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan faktor
resiko umur lebih 35 tahun, berdasarkan menejemen kebidanan yang didokumentasikan menggunakan 7 langkah
Varney dan metode SOAP.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode kasus yaitu bertujuan untuk mengetahui
penatalaksanaan pada kasus yang akan dikaji sesuai dengan Standar Manajemen Kebidanan. Dalam penyususnan
Karya Tulis Ilmiah ini berdasarkan teori yang dipadukan dengan praktik dan pengalaman penulis memerlukan
data yang obyektif dengan teori-teori yang dijadikan dasar analisa dalam pemecahan masalah dengan
menggunakan metode wawancara, pengamatan (Observasi)pemeriksaan fisik, dokumentasi,studi keputusan.
Memuat keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Jenis kasus yang diambil yaitu kasus
komprehensif resiko tinggi. Kasus dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Asuhan
kebidanan ditulis sesuai dengan urutan manajemen kebidanan 7 langkah Varney, yaitu mulai dari pengumpulan
data sampai evaluasi pada asuhan kebidanan kehamilan dan juga menggunakan sistem SOAP pada asuhan
kebidanan nifas, bayi baru lahir serta catatan persalinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus,
Subyek penelitian adalah ibu hamil Ny. R berusia 33 tahun dengan Riwayat tuberculosis paru. Data di abmbil
dari bulan Agustus sampai September 2018. Data di ambil dengan menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi, hasil selama kehamilan subyek sampai nifas, dan pada bayi baru lahir, tidak ada masalah apapun.
Saran : apabila ditemukan kasus yang sama perlu adanya kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan
dan dokter spesialis penyakit dalam selama kehamilan sampai nifas, selain itu perlu melibatkan keluarga untuk
memberi dukungan pada ibu.

Kata Kunci : tuberculosis paru, Hamil dengan Riwayat Tuberculosis Paru

Kasus: Seorang ibu hamil (Ny. R.) usia 33 tahun dengan umur kehamilan 40 minggu
GIII PII A0 dengan riwayat Tuberculosis paru namun sudah dinyatakan sembuh oleh
dokter, pada saat hamil, bersalin, sampai nifas 40 hari pasien tidak ada mengalami
kambuh lagi.

I. PENDAHULUAN

Menurut Prawirohardjo, 2014 “Kematian nifas, kecuali penyakitnya tidak terkontrol,


ibu atau kematian maternal adalah kematian berat dan luas yang di sertai sesak nafas dan
seorang ibu sewaktu hamil, melahirkan atau hipoksia. Walaupun kehamilan menyebabkan
dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya sedikit perubahan pada system pernafasan,
kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau karena uterus yang membesar dapat
usia kehamilan.[1] mendorong diafragma dan paru-paru ke atas
Pada umumnya penyakit paru-paru tidak serta sisa dalam udara kurang, namun
mempengaruhi kehamilan persalinan dan
penyakit tersebut tidak selalu menjadi lebih sebanyak 25%, infeksi 7,5%, eklampsia 5%,
parah.[2] abortus 5,5%, partus lama/macet 4%, emboli
Pengaruh Tuberkulosis Paru terhadap obstetric 2,5%, komplikasi masa purpereum
Kehamilan, Dulu pernah dianggap bahwa 2% tuberculosis 0,5%, hipertensi 0,5%.
wanita dengan tuberkulosis paru aktif Angka kematian ibu tersebut sudah
mempunyai insidensi yang lebih tinggi secara memenuhi target Indikator Indonesia Sehat
bermakna dibandingkan wanita hamil tanpa 2010 sebesar 150 per 100.000 kelahiran
infeksi tuberkulosis paru dalam hal abortus hidup. Jika dibandingkan dengan Resti
spontan dan kesulitan persalinan. Banyak (primigravida kurang dari 20 tahun/lebih dari
sumber yang mengatakan peranan 35 tahun 21%, anak lebih dari 4 29%, jarak
tuberkulosis terhadap kehamilan antara lain persalinan terakhir dan kehamilan sekarang
meningkatnya abortus, pre-eklampsi, serta kurang dari 2 tahun 9%, tinggi badan kurang
sulitnya persalinan. Penelitian terbaru dari 145 cm 13%, berat badan kurang dari 38
menunjukkan bahwa hal tersebut tergantung kg 8%, lingkar lengan atas kurang dari 23,5
dari letak tuberkulosis apakah paru atau cm 8%, riwayat hipertensi 8%). Dinas
nonparu serta apakah tuberkulosis Kesehatan Kabupaten Tegal 2016-2019,
terdiagnosis semasa kehamilan. Pada sedangkan jumlah ibu hamil di Kabupaten
penelitian terhadap wanita-wanita Indian yang Tegal ada 23.343 pada tahun 2017. Angka
mendapat pengobatan selama 6-9 bulan kematian ibu sudah melampaui target yang
semasa kehamilan maka kematian janin 6 kali diharapkan yaitu 120.3 kematian ibu per
lebih besar dan insidens dari prematuritas, 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2017.[5]
KMK ( kecil untuk masa kehamilan), BBLR Menurut data yang di peroleh dari
(berat badan lahir rendah) (<2500g) adalah 2 Puskesmas Tarub pada tahun 2017 Angka
kali lipat. Pengaruh tidak langsung Kematian Ibu sebanyak 2 kasus yang
tuberkulosis terhadap kehamilan ialah efek disebabkan oleh air ketuban dan penyakit
teratogenik terhadap janin karena obat anti jantung, sedangkan Angka Kematian Bayi
tuberkulosis yang diberikan kepada sang ibu. sebanyak 7 kasus yang disebabkan oleh
Efek samping pasien yang mendapat terapi BBLR dan Aspirasi ASI, BBLR dan asfiksia,
anti tuberkulosis yang adekuat adalah BBLR dan kelainan paru, Hipotermi dan
gangguan pada traktus genitalis dimana Asfiksia dan Angka Kematian Bayi pada
traktus genitalis terinfeksi dari fokus primer tahun 2018 meningkat menjadi 8 kasus yang
TB paru.[3] disebabkan oleh hipotermi, BBLR, infeksi,
Prevalensi tuberculosis di Indonesia prematur dan BBLR, penyakit kongenital,
semua bentuk sebesar 660 per 100.000 asfiksia, dan aspirasi pneumonia.[6]
penduduk (SPTB 2016-2017) insiden kasus
tuberculosis sebanyak 403 per 100.000 II. METODE PENELITIAN
penduduk. Sekitar 1.000.000 kasus Penelitian ini menggunakan pendekatan
tuberculosis baru pertahun.[4] studi kasus dengan subyek penelitian pada
Berdasarkan data Dinas Kesehatan studi kasus ini adalah ibu hamil Ny. R umur
Kabupaten Tegal, Angka Kematian Ibu di 33 tahun G3 P2 A0 dengan riwayat
Kabupaten Tegal pada tahun 2011 mengalami Tuberculosis paru.
perubahan yaitu 100,3 per 100.000 kelahiran Pengambilan data dilakukan sejak
hidup (27 kematian ibu maternal dari 26.919 tanggal 21 Agustus sampai 14 September.
kelahiran hidup), tahun 2015 mengalami Tempat pengambilan studi kasus ini di
penurunan yaitu sebesar 120,8 per 100.000 Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal.
kelahiran hidup (33 kematian ibu maternal Tujuan dilakukannya studi kasus ini yaitu
dari 26.919 kelahiran hidup), di tahun 2016 bahwa diharapkan penulis mampu mengkaji
yang mencapai 130,8 per 100.000 kelahiran dan memberikan asuhan kebidanan pada Ny.
hidup (33 kematian ibu maternal dari 27.314 R dengan Riwayat Tuberculosis paru secara
kelahiran hidup). Pada tahun 2017 lebih komprehensif dengan menerapkan
rendah dibandingkan angka kematian ibu, managemen asuhan kebidanan 7 langkah
Penyebab kematian ibu terbanyak disebabkan Varney dan SOAP.
oleh komplikasi obstetrik yaitu perdarahan
Pengumpulan data dilakukan mulai dari kesenjangan antara teori dan kasus,
wawancara (anamnesa), observasi perilaku kemungkinan resiko yang terjadi yaitu
klien selama kehamilan sampai dengan nifas, suplai ASI yang kurang saat menyusui,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, resiko anemia dan BBLR.[8]
studi dokumentasi, dan studi pustaka. b. Bersalin
Data yang telah didapatkan kemudian Pada tanggal 25 Agustus 2018 ibu
didokumentasikan dengan menggunakan datang ke Puskesmas ingin melahirkan
managemen asuhan kebidanan 7 langkah dengan keluhan kenceng_ kenceng semakin
Varney dan SOAP. sering sejak jam 23.00 WIB (24/08/2018),
kemudian bidan melakukan pemeriksaan
III. STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN dengan hasil kesadaran composmetis, TD
a. Kehamilan 110/70 mmhg, nadi 80 x/menit, pernafasan
Penelitian studi kasus ini dilakukan 20x/menit, suhu 36,5oc, TB 151 cm, BB 67
untuk mengkaji kasus kebidaanan patologis kg, LILA 27 cm, pemeriksaan dari ujung
dengan tujuan yaitu untuk memberikan rambut sampai ujung kaki tidak ada
asuhan kebidanan secara komprehensif masalah, pemeriksaan palpasi Leopold 1
sehingga dapat menurunkan angka kematian TFU 3 jari di bawah px, teraba bokong,
ibu dan angka kematian bayi dengan cara Leopold II bagian kanan ibu teraba
melakukan pendekatan dengan klien sedini punggung janin, bagian kiri perut ibu teraba
mungkin sejak kehamilan untuk membuat ekstremitas, Leopold III teraba kepala,
skrining awal sehingga jika terjadi Leopold IV sudah masuk panggul divergen
komplikasi langsung ditangani sesuai 3/5 bagian, TFU 33 cm, TBBJ 3.410 gram,
dengan kebutuhan klien.[7] HPL 23 Agustus 2018, umur kehamilan 39
Berdasarkan hasil penelitian minggu + 6 hari, DJJ 136 x/menit, kontraksi
didapatkan bahwa ibu mengalami penyakit 2 kali dalam 10 menit lamanya 25 detik,
keturunan yaitu penyakit tuberculosis paru pengeluaran pervagina lendir bercampur
dengan ciri-ciri batuk lebih dari 3 minggu, darah.
batuk bercampur darah, berkeringat pada Dilakukan pemeriksaan dalam atas
malam hari meski tidak melakukan aktivitas. indikasi adanya kontraksi Rahim dengan
Apabila klien pernah menderita penyakit tujuan untuk menilai apakah ibu sudah
keturunan, maka ada kemungkinan janin dalam proses persalinan, Hasil pemeriksaan
yang ada dalam kandungannya tersebut kondisi vagina normal, tidak ada benjolan,
berisiko menderita penyakit yang sama. keadaan portio tebal, effacement 20-30%,
Berdasarkan penelitian didapatkan pembukaan 2 cm, selaput ketuban utuh, titik
hasil pada kehamilan dilakukan kunjungan 2 tunjuk UUK, presentasi kepala, penurunan
kali pada kunjungan pertama terdapat kepala hodge II, dan tidak ada bagian yang
masalah mual dan muntah kemudian di tes terkemuka, pemeriksaan penunjang seperti
urine pasien positif hamil dengan umur pemeriksaan HB, protein urine dan
kehamilan 9 minggu,tekanan darah 100/60, pemeriksaann USG tidak di lakukan.
berat badan 60 kg, LILA 28,5 cm, tinggi Diagnosa potensial tidak ada, Antisipasi
badan 149 cm, HPHT 16-11-2017, HTP 23- penanganan segera konsultasi dengan dokter
8-2018, kemudian pasien di cek jaga.
laboratorium dengan hasil pp test +, HB (-), Implementasi bidan memberitahu ibu
Hbsag (-), HIV (-), sipilys (-), bidan hasil pemeriksaan yang telah di lakukan, ibu
memberikan metodopamine 3x1, fe 1x1, dan sudah dalam proses persalinan evaluasi ibu
bidan memberikan nasihat makan sedikit sudah mengerti hasil pemeriksaan yang telah
tapi sering dan perbanyak minum air putih. di lakukan. Bidan memberikan asuhan
Dan pada kujungan 2 dan 3 tidak ada sayang ibu. Menganjurkan ibu agar tetap
masalah. tenang karena rasa sakit saat proses
Dalam kasus Ny. R didapatkan hasil persalinan itu hal yang normal, evaluasi ibu
pemeriksaan yaitu berat badan 67 kg dan mengerti apa yang disarankan bidan.
penambahan berat badan selama hamil yaitu Memberitahu keluarga untuk menyiapkan
7 kg, Sehingga dalam kasus ini ada kebutuhan bersalin bagi ibu pakaian ganti,
kain kering dan bersih sebanyak 4 lembar, Pola Nutrisi Ibu mengatatakan makan
pembalut, dan untuk pakaian bayi, popok, sehari 3x porsi 1 piring sedang, menu aneka
kain bayi, topi, selimut, kain dan bedong, ragam dan bermacam-macam, tidak ada
evaluasi perlengkapan persalinan sudah makanan yang di pantang, sedangkan
disiapkan. Bidan melakukan pemantauan frekuensi minum 8-10 gelas/hari, macam air
kemajuan persalinan kala 1 dengan putih. Pola Eliminasi ibu mengatakan
pengawasan 10, evaluasi pemantauan sudah frekuensi BAB 1-2 x/hari, konsistensi
terlampir. Pada jam 17.00 WIB pembukaan lembek, warna kuning kecoklatan, tidak ada
lengkap dilakukan pertolongan persalinan gangguan, BAK frekuensi 7-8 x/hari, bau
bayi lahir secara spontan jenis kelamin khas, warna kuning jernih, tidak ada
perempuan, gerakan aktif, menangis kuat, gangguan. Pola istirahat ibu mengatakan
warna kulit kemerahan, lakukan istirahatnya siang 1-2 jam malam 6–7 jam.
pemotongan tali pusat, berat badan 3700 Pola Aktivitas ibu mengatakan sebagai ibu
gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala rumah tangga, biasa mengerjakan pekerjaan
33 cm, lingkar dada 34 cm, penilaian bayi rumah seperti menyapu, memasak, mencuci.
baru lahir dilakukan dengan apgar score Pola Personal Hygiene pola mandi 2x sehari,
dengan hasil 10/10/10. keramas 2 hari sekali, gosok gigi 2x, ganti
c. Nifas baju 2x sehari. Pola Seksual ibu
Pada kasus Ny. R KN 1 4 jam post mengatakan sampai saat ini belum
partum di dapatkan data subyektif ibu melakukan hubungan.[10]
mengeluh perutnya masih mulas, hal ini Pemeriksaan Obyektif keadaan ibu
menunjukan tidak ada kesenjangan antara baik, kesadaran composmentis. Tanda-tanda
teori dan kasus. pada pola nutrisi ibu terakhir vital tekanan darah 110/70 mmHg, Suhu
makan jam 19.00 WIB porsi makan sedang, 36ᵒC, Nadi 80 x/menit, Pernafasan 20x
jenisnya nasi, ayam, sayur, sop, tahu, minum /menit, muka tidak pucat dan oedem,
2 gelas air putih & 1 gelas air teh, pada pola konjungtiva merah muda, sclera putih,
eli,inasi ibu sudah BAK 2 kali terakhir jam bentuk payudara simetris, puting susu
20.30 WIB, ibu mengatakan belum istrahat menonjol, ASI sudah keluar banyak. Pada
dari setelah bersalin, AKtivitas ibu sekarang pemeriksaan palpasi tinggi fundus uteri
mobilisasi miring kanan dan kiri, duduk, sudah tidak teraba kontraksi keras,
turun dari tempat tidur, jalan-jalan di pengeluaran pervaginam lochea serosa,
sekeliling tempat tidur dan kamar mandi warna kecoklatan, luka jahitan kering, tidak
tanpa bantuan orang lain, ibu mengatakan ada tanda-tanda homan.
tidak mempercayai adat istiadat setempat Intervensi memberitahu ibu hasil
sepeti dalam masa nifas 40 hari tidak boleh pemerikasaan yang telah dilakukan yaitu
keluar rumah. keadaan ibu saat ini baik-baik saja TD
Dari hasil pemeriksaan fisik yang telah 110/70 mmHg, N 80 x/menit, S 36,0 c, R
dilakukan terdapat keadaan umum baik, 20 x/menit, Luka jahitan sudah kering dan
kesadaran composmentis TD 110/80 mmhg, baik, evaluasi ibu sudah mengerti hasil
suhu 36oc, nadi 78 x/menit, Pernafasan 20 x/ pemeriksaan yang telah dilakukan.
menit, tinggi fundus uterus 3 jari di bawah Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi
pusat, Kandung kemih kosong, Kontraksi makanan yang bergizi tinggi kalori tinggi
keras, perdarahan 30 cc lochea rubra dan protein seperti yang mengandung
luka bekas jahitan baik.[9] karbohidrat (padi, singkong, gandum, dan
Data obyektif yang di dapatkan antara lain-lain), protein nabati (tahu, tempe,
lain Ny. R umur 33 tahun P3 A0 4 jam post kacang-kacangan dan lain-lain), protein
partum dengan nifas normal, sehingga tidak hewani (susu, telor, ikan, daging ayam,
ada kesenjangan antara teori dan kasus. daging sapi dan lain-lain), mineral dan
Pada KN ke 2 (6 hari post partum) ibu vitamin (sayur dan buah-buahan), lemak
mengatakan sudah bisa mengurus bayinya, nabati (lemak jagung dan lain-lain), lemak
ASInya sudah keluar lancar dan tidak ada hewani (lemak ikan dan lain-lain). evaluasi
keluhan. ibu bersedia untuk mengonsumsi makanan
yang bergizi. Memberitahu ibu kebutuhan
air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan sudah tidak teraba, kontraksi keras,
pertama yaitu 14 gelas sehari, evaluasi ibu pengeluaran pervagina lochea Alba, warna
dalam sehari mengkonsumsi air minum putih cair, luka jahitan sudah kering dan
sebanyak 15 gelas .Memberitahu ibu untuk baik, tidak ada tanda-tanda human. Dan ibu
menjaga kebersihan diri, termasuk daerah dalam keadaan baik.
kemaluan dengan cara cebok yang benar d. Bayi baru lahir
yaitu di bersihkan mulai dari depan ke Kunjungan ke 1 Persalinan tanggal 25
belakang menggunakan sabun dan air, ganti agustus 2018 jam 17. 15 wib jenis
pembalut sesering mungkin. evaluasi ibu persalinan spontan, penolong persalinan
sehari mandi 2x, gosok gigi 2x, ganti baju bidan, selama proses persalinan hanya di
2x, ibu sudah mengerti cara cebok yang berikan oxytocin 10 ui pada kala III,
benar, dan ibu sehari ganti pembalut selama persalinan kala I 16 jam, kala II 15
sesering mungkin. Memberitahu ibu menit, ketuban pecah jam 17.10 WIB
istirahat cukup siang 1-2 jam maam 6-8 jam warna jernih bau kas.
atau saat bayi istirahat ibu juga Segera setelah lahir dilakukan
istirahat.evaluasi istirahat siang ibu kurang pernilaian segera setelah lahir tangisan
lebih 1 jam, malam 6-8 jam saat ibu istirahat kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif,
bayi di gendong suami/ ibu. Memberitahu mengeringkan bayi, perawatan tali pusat
ibu perawatan bayi yang benar yaitu dan IMD.
memandikan bayi 2x sehari, menjaga Pemeriksaan fisik keadaan umum
kehangatan bayi dengan cara di bedong dan baik, suhu tubuh 36,5oC, denyut jantung
menyelimuti bayi, mengganti popok bayi 124 x/menit, respirasi 44 kali permenit,
jika bayi BAK/BAB. evaluasi bayi mandi panjang badan 49 cm, berat badan 3700
sehari 2x, bayi selalu di bedong dan di gram, LIKA 34 cm, LIDA 33 cm, LILA
selimuti, jika bayi bak/bab ibu segera 11,5 cm, pemeriksaan dari ujung kepala
mengganti popok bayi dan sampai ujung kaki normal.tidak ada
membersihkannya. Memberitahu ibu jangan masalah, diagnosa potensial tidak ada,
membiarkan bayi menangis terlalu lama antisipasi penanganan segera tidak ada.
karena akan membuat bayi stress. evaluasi Intervensi lakukan pemeriksaan
bayi tidak pernah menangis terlalu lama. antropometri, evaluasi sudah di lakukan
Memberitahu untuk memberikan ASI pemeriksaan. Beritahu ibu hasil
esklusif yaitu bayi hanya diberikan asi saja pemeriksaan yang telah di lakukan,
dari umur 0-6 bulan tanpa tambahan evaluasi ibu sudah mengetahui hasil
minuman atau makanan apapun kecuali obat pemeriksaan. Berikan vitamin k pada
dan vitamin. evaluasi ibu sudah mengerti salep mata, evaluasi ibu sudah
penjelasan bidan dan ibu bersedia menyusui mengetahui bayinya sudah di berikan
bayinya dengan asi esklusif. Menganjurkan salep mata. Lakukan perawatan tali pusat,
ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 evaluasi ibu sudah mengerti cara
minggu lagi atau jika ada keluhan segera perawatan tai pusat. Pastikan bayi
datang ke tenaga kesehatan. evaluasi ibu mendapatkan ASI, evaluasi ibu sudah
bersedia untuk melakukan kunjungan ulang. memberikan bayinya ASI. Beritahu ibu
Kunjungan ke 2 (14 hari post partum) tanda bahaya bayi baru lahir, evaluasi ibu
jam 14.00 WIB di rumah Ny. R, ibu sudah mengerti tanda bahaya bayi baru
mengatakan tidak ada keluhan ASInya lahir, berikan imunisasi HB. 0, evaluasi
lancar. Dilakukan pemeriksaan dengan hasil bayi sudah di berikan imunisasi HB.0.
keadaan ibu baik, kesadaran composmetis. Kunjungan neonates ke 2 (6 hari )
Tanda-tanda vital tekanan darah 120/70 tanggal 31 agustus jam 19.00 di rumah
mmHg, suhu 36,7oC, nadi 82 x/menit, Ny. R ibu mengatakan bayinya tidak ada
pernafasan 20 x/menit, muka tidak oedem, keluhan, menyusu kuat, BAK lebih dari 6
konjungtiva merah muda, sclera putih, kali,BAB setiap hari 1-2 kali konsistensi
bentuk payudara simetris, putting susu lembek.
menonjol, ASI keluar lancer, pada Data Obyektif keadaan baik, BB 3900
pemeriksaan palpasi tinggi fundus uteri gram, PB 52 cm, suhu tubuh 37oC, denyut
jantung 120x/menit, pernapasan 40 Memberitahu ibu jika terjadi sesuatu
x/menit, tali pusat sudah lepas pada bayi seperti suhu badan naik/ panas,
pemeriksaan ujung rambut sampai kaki diare, menangis terus menerus .untuk
normal.[11] segera di bawa ke tenaga kesehatan /
Penatalaksanaan Memberikan kapada puskesmas terdekat untuk di berikan
ibu hasil pemeriksaan yang telah penanganan yang tepat. evaluasi ibu
dilakukan yaitu keadaan bayi saat ini mengerti penjelasan bidan.
baik-baik saja Suhu 36,7oC pernafasan 40 Pada penelitian kasus Ny. R dengan
x/menit Detak jantung 120 x/menit faktor risiko dengan riwayat tuberculosis
evaluasi ibu sudah mengetahui hasil paru tidak ditemukan adanya kesenjangan
pemeriksaan bayinya. Mengingatkan antara teori dan kasus karena penyakit
kembali tanda bahaya bayi baru lahir yaitu yang di derita ibu tidak mengalami
tidak mau menyusu, suhu tubuh naik, bayi kekambuahan pada saat hamil, bersalin
rewel. evaluasi ibu sudah mengerti tanda dan nifas, serta pada bayi lahir dalam
bahaya bayi lahir. Memberitahu ibu untuk keadaan sehat.
menjaga kebersihan diri bayi dengan cara
memandikan bayi 2 x sehari, ganti baju 2x IV. KESIMPULAN
sehari, mengganti popok setelah bayi
buang air kecil dan besar. Evaluasi ibu Berdasarkan data yang telah
selalu menjaga kebersihan bayinya. didapatkan oleh penulis pada saat melakukan
Mengingatkan kembali ibu untuk selalu asuhan kebidanan secara komprehensif,
memberikan asi esklusif tanpa tambahan penulis mendapatkan gambaran serta
makanan apapun kecuali obat dan pengalaman secara nyata tentang asuhan
vitamin. Evaluasi ibu selalu memberikan kebidanan yang meliputi asuhan kebidanan
asi dan tidak memberikan makanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
tambahan apapun. lahir normal pada kasus Ny. R dan Bayi An.
Kunjungan neonatus 3 (14 hari) R yang dilaksanakan pada tanggal 21
tanggal 8 september 2018, jam 14.00 Agustus – 14 September 2018.
WIB rumah Ny. R, ibu mengatakan Penulis mampu memberikan asuhan
bayinya tidak ada keluhan, menyusu kebidanan pada Ny. R dengan faktor risiko
kuat. dengan riwayat tuberculosis paru secara
Data Obyektif keadaan baik, BB 3900 komprehensif di Wilayah Puskesmas Tarub,
gram, PB 52 cm, suhu tubuh 36,5oC, Kabupaten Tegal dengan menerapkan
denyut jantung 120x/menit, pernapasan managemen asuhan kebidanan 7 langkah
42 x/menit, pemeriksaan ujung rambut Varney dan SOAP.
sampai kaki normal.
Penatalaksanaan memberitahu kapada V. DAFTAR PUSTAKA
ibu hasil pemeriksaan yang telah [1].Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu
dilakukan yaitu keadaan bayi saat ini kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
baik-baik saja Suhu 36,5oC pernafasan Sarwono Prawirohardjo.
42 x/menit Detak jantung 120 x/menit.
Mengingatkan kembali ibu untuk [2].Sofian, 2017. Penyakit Tuberculosis paru,
menjaga kebersihan diri bayi dengan cara kebidanan.
memandikan bayi 2 x sehari, ganti baju 2x
sehari, mengganti popok setelah bayi [3].Najoan Nan Warouw, 2011. Pengaruh
buang air kecil dan besar gunanya untuk Tuberculosis paru pada kehamilan.
mencegah terjadinya iritasi. evaluasi ibu [4].Depkes, 2016-2017. Prevalensi
selalu menjaga kebersihan bayinya. tuberculosis di Indonesia.
Mengingatkan ibu untuk rutin ke
posyandu untuk imunisasi bayi & [5].Dinas kesehatan Kabupaten Tegal, 2011.
melakukan tumbuh kembang bayinya. Angka Kematian Ibu.
evaluasi ibu bersedia membawa bayinya
ke posyandu.
[6].Puskesmas Tarub, 2017-2018. Profil
kesehatan Puskesmas Tarub 2017-
2018.Tarub.

[7].Maryunani, A & Retno Murti


Suryatiningsih & Ery Fatmawati. 2011.
Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta :
pustaka pelajar.

[8].Pantikawati, 2010. Asuhan Kebidanan 1


(kehamilan).

[9]..Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada


Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
[10].Sulistyawati, 2013. Kebutuhan Nifas.

[11].Lia, D & Retno Murti Suryaningsih& Ery


Fatmawati. 2011. Kriteria bayi baru lahir
normal

Anda mungkin juga menyukai