Anda di halaman 1dari 3

BIOETIK ISLAM

PRINSIP ETIKA DASAR ISLAM

NO PRINSIP ETIKA ANALISIS

1 Prinsip niat / Intention Dr. Steven memiliki keraguan dalam


(qa'idat al qasd) menangani Mr X. Niat yang ragu akan
mempengaruhi hasil.

2 Prinsip kepastian / Mr. X belum pasti mendapatkan penanganan


Certainty (qa'idat al yang optimal karena dr. Steven ragu untuk
yaqeen) menangani atau tidak.

Pendekatan konservatif

3 Prinsip kerugian / Harm Dokter seharusnya melakukan imtervensi


(qa'idat al dharar) medis untuk menghilangkan kerugian

Dr. Steven hrs mengutamakan kepentingan


umum

4 Prinsip kesukaran / Ilegal apabila mendelegasikan tugas kepada


Difficulty (qa'idat al orang lain untuk melakukan tindakan yang
mashaqqat) berbahaya (sulit)

5 Prinsip kebiasaan / Tamponade jantung harus dioperasi segera.


Custom (qa'idat al
'aadat)

Berdasarkan skenario, Mr . X membutuhkan perawatan segera karena mengalami penyakit


tamponade jantung dan juga sebagai tersangka pelaku pelecehan seksual terhadap Angelina,
anak dari dokter yang akan menolong Mr. X. Di tengah dilema yang dihadapi seorang dokter,
ada hak-hak yang tetap harus ditunaikan seorang dokter untuk pasiennya. Dan dilihat dari
perspektif Islam pun Mr. X tetap memiliki hak yaitu hak untuk hidup. Di dalam Al-Quran
banyak ayat yang mengemukakan tentang hak hidup.
Hidup adalah karunia yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Seseorang tidak
berkuasa untuk melenyapkan tanpa kehendak Allah, sebagaimana firman Allah dalam QS.
Al-Hijr (15) : 23.

َ‫ى َونُ ِميتُ َونَحْ نُ ْٱل َٰ َو ِرثُون‬


‫َو ِإنَّا لَنَحْ نُ نُحْ ِۦ‬

Terjemahannya: 23. Dan sungguh, Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami
(pulalah) yang mewarisi.

Jadi, dokter tetap harus membantu menyelamatkan pasien dan Allah yang menentukan
apakah Mr. X tertolong atau tidak.

Islam juga mengatur tentang keutamaan kita menolong orang lain. Sebagaimana hadist
shahih yang diriwayatkan oleh beberapa perawi hadist.

ُ‫س هللاُ َع ْنه‬ ِ ‫ـر َبةً ِم ْن ُك َر‬


َ َّ‫ نَـف‬، ‫ب الدُّ ْن َيا‬ َ َّ‫سلَّ َم قَا َل َم ْن نَـف‬
ْ ‫س َع ْن ُمؤْ ِم ٍن ُك‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫َّللاُ َع ْنه‬
َ ِ ‫ع ِن النَّ ِبي‬ َّ ‫ي‬ ِ ‫َع ْن أ َ ِب ْي ه َُري َْرة َ َر‬
َ ‫ض‬
ُ‫َـرهُ هللا‬ َ ‫ست‬َ ، ‫َـر ُم ْس ِل ًمـا‬ َ ‫ َو َم ْن‬، ِ‫َّـر هللاُ َعلَ ْي ِه فِـي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرة‬
َ ‫ست‬ َ ‫ يَس‬، ‫ َو َم ْن يَس ََّر َعلَـى ُمـ ْعس ٍِر‬،‫ب يَ ْو ِم ْال ِقيَا َم ِة‬ َ ‫ـربَةً ِم ْن ُك‬
ِ ‫ـر‬ ْ ‫ُك‬
‫ َوهللاُ فِـي َع ْو ِن ْالعَ ْب ِد َما َكانَ ْالعَ ْبد ُ فِي َع ْو ِن أ َ ِخي ِه‬، ِ‫فِـي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرة‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh
melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan)
orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan
baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim,
maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang
hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. [HR. Muslim (no. 2699), Ahmad
(II/252, 325), Abu Dâwud (no. 3643)., Tirmidzi (no. 1425, 2646, 2945), dan Ibnu Mâjah (no.
225)]

Dokter Steven juga hendaklah mengutamakan kepentingan pasiennya di atas kepentingan


dirinya sendiri. Dalam bahasa arab adalah ‘al-Itsar’, para ulama mendefinisikannya adalah
mengutamakan kepentingan orang lain atas kepentingan pribadi. Sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah subhanahu wata’ala tentang sifat atau perbuatan yang terpuji ini,
yang dimiliki oleh para shahabat Anshar.
َ ‫َوٱلَّذِينَ تَبَ َّو ُءو ٱلد‬
ِ ‫َّار َو إ‬
‫ٱْلي َٰ َمنَ ِمن قَ إب ِل ِه إم يُ ِحبُّونَ َم إن هَا َج َر ِإلَ إي ِه إم َو ََل يَ ِجدُونَ فِى‬
ۚ ٌ‫صة‬
َ ‫صا‬َ ‫علَ َٰ ٰٓى أَنفُ ِس ِه إم َولَ إو َكانَ ِب ِه إم َخ‬
َ َ‫وا َويُؤإ ِث ُرون‬ ۟ ُ ‫ُور ِه إم َحا َجةً ِم َّما ٰٓ أُوت‬
ِ ‫صد‬ ُ
ٰٓ َٰ
َ‫ش َّح نَ إف ِس ِهۦ فَأ ُ ۟ولَئِ َك ُه ُم إٱل ُم إف ِل ُحون‬
ُ َ‫َو َمن يُوق‬
“Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS. al-Hasyr: 9)

Hal ini telah dicontohkan oleh kaum Ansar bagaimana mereka mendahulukan kepentingan
kaum Muhajirin.

Anda mungkin juga menyukai