Anda di halaman 1dari 8

Idea Nursing Journal Vol. VIII No.

1 2017
ISSN : 2087-2879, e-ISSN : 2580 - 2445

FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PADA PELAKSANAAN EDUKASI


PENGURANGAN RISIKO BENCANA

Internal and External Factors related to the Implementation of Disaster Risk Reduction
(DRR) Education

1
Qurrata Aini, 2Cut Husna
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
*
E-mail: aini_kejora@yahoo.com

ABSTRAK
Keberhasilan pelaksanaan sekolah siaga bencana diprakarsai oleh pelaksanaan edukasi Pengurangan Risiko
Bencana (PRB) yang berkesinambungan. Pengurangan Risiko Bencana dipengaruhi dipengaruhi faktor internal
dan eksternal sekolah itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan edukasi pengurangan risiko bencana meliputi kemitraan sekolah dengan stakeholder, personil
berdedikasi dan anggaran, serta partisipasi murid. Jenis penelitian ini adalah analitik korelatif dengan desain
cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak
104 guru. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 42 pertanyaan dalam skala Likert
dan dichotomy choice. Analisa data menggunakan analisa univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (Spearman
rank pvalue=0,000). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kemitraan sekolah dan stakeholder
dengan pelaksanaan edukasi PRB, terdapat hubungan antara personil berdedikasi dan anggaran dengan
pelaksanaan edukasi PRB, terdapat hubungan partisipasi murid dengan pelaksanaan edukasi PRB. Kesimpulan
penelitian bahwa faktor kemitraan sekolah dengan stakeholder, personil berdedikasi dan anggaran, serta
partisipasi murid mempengaruhi pelaksanaan edukasi Pengurangan Risiko Bencana. Rekomendasi bagi
komponen sekolah untuk meningkatkan kesadaran, kapasitas, motivasi dan kreativitas guru untuk memberi
edukasi pengurangan risiko bencana. Sekolah juga disarankan meningkatkan partisipasi murid dalam simulasi
bencana.

Kata kunci: Edukasi, pengurangan resiko bencana, sekolah siaga bencana

ABSTRACT
The sustainable education implementation of Disaster Risk Reduction (DRR) influences the implementation of
disaster preparedness school. This research aimed to find out the factors influencing the implementation of DRR
education including school partnerships with stakeholders, dedicated personnel and the budget to and
participation of students. This research was analytical correlative with cross sectional study design. This
research used total sampling technique. A number of 104 teachers were the population members in this study.
The data were collected by using questionnaire consisting of 42 questions in the form of Likert scale and
dichotomy choice. The data were analyzed by using univariate and bivariate analysis. The results indicated that
there was a correlation between school partnerships with stakeholders and implementation of Disaster Risk
Reduction education, dedicated personnel and the budget to implementation of Disaster Risk Reduction
education, as well as participation of students and implementation of Disaster Risk Reduction education. From
this research, it can be concluded that the school partnerships with stakeholders, dedicated personnel and
budget, as well as participation of students influence the implementation of DRR education. It is advisable for
school components to increase awareness, capacity, motivation and creativity of teachers regarding DRR
education as well as increae participation of student in disaster simulation.

Keywords: Disaster risk reduction, disaster preparedness school, education

PENDAHULUAN masyarakat untuk mengatasi menggunakan


Bencana adalah gangguan serius sumber daya sendiri (Reyes, Diopenes, Co,
berfungsinya komunitas/masyarakat yang Berse, 2011, p. 2). Bencana alam seperti
melibatkan manusia secara luas, kerugian gempa, erupsi dari gunung berapi, banjir, dan
material dan berdampak pada ekonomi atau lainnya dapat berdampak pada kerugian
lingkungan, serta melebihi kemampuan material, lingkungan, pendidikan dan sosial
masyarakat yang terkena dampak atau
63
Idea Nursing Journal Aini, dkk

ekonomik dalam komunitas (Seyle, & PRB di sekolah penting mengingat


Widyatmoko, 2013, p. 387). Indonesia termasuk negara rawan bencana.
Komunitas sekolah, khususnya siswa, Pencapaian kesiapsiagaan sangat penting
sebagai agen sekaligus komunikator untuk terutamadaerah-daerah yang sering terjadi
menyebarluaskan pengetahuanbencana bencana.Provinsi Aceh teridentifikasi di zona
kepada orangtua dan lingkungan (Kementrian dengan potensial risiko bencana tinggi.
Pendidikan Nasional & BAPPENAS, 2010, Bencana tersebut meliputi gempa, tsunami,
p.14). Kerugian elemen sekolah seperti guru letusan gunung api, banjir dan gerakan tanah
dan murid, proses belajar mengajar, dan (Konsorsium Pendidikan Bencana, 2011, p.4;
propertiakibat bencana, mengakibatkan jutaan BAPPENAS, 2016).
masa depan generasi muda Kota Banda Aceh salah satu
terancam.Terhentinya pendidikan akibat dari kabupaten/kota disebut dalam BAPPENAS
konflik dan bencana merupakan sebabdari (2016) berisiko tinggi bencana gempa bumi,
keluarnya anak-anak dan generasi muda dari tsunami dan banjir. Pada 2009, pemerintah
jalur pendidikan (Pereznieto & Harding, mengembangkan proyek percontohan dari
2013, p.1). penggabungan pendidikan bencana ke dalam
Banyaknya sekolah hancur maupun kurikulum sekolah atau Sekolah Siaga
rusak saat gempa bumi dan Tsunami Aceh Bencana (SSB) atau Program Kesiapsiagaan
2004, gempa Yogyakarta 2006, erupsi gunung Bencana (PKSB). Sekolah Siaga Bencana
Merapi 2010, dan bencana alam lainnya difokuskan pada pembangunan struktur,
mengakibatkan kegiatan belajar mengajar infrastruktur dan sistem sekolah. Struktural
terhenti. Selama 2016 jumlah kejadian termasuk gedung sekolah dan non-struktural
bencana sebanyak 1.985 bencana, ini rekor mencakup pengetahuan, keahlian, modul,
tertinggi yang pernah terjadi 10 tahun peringatan dini, perencanaan darurat, dan
terakhir. Meskipun bencana yang terjadi tidak pengerahan kemampuan sumber daya sekolah
termasuk bencana besar, namun korban jiwa (LIPI & UNESCO, 2009, p. 38).
dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan Beberapa Non Governmental
cukup besar. Meningkatnya bencana tentu Organizations (NGO) mencoba memperluas
menuntut peningkatan upaya pengurangan program pengurangan risiko bencana di
risiko bencana. (BNPB, 2016). sekolah lainnya yang tidak tercakup oleh
Tsunami Desember 2004, dipicu oleh PKBS dikarenakan hanya beberapa sekolah
gempa 9,0 SR sebelah utara pulau Sumatera. saja berpeluang menjadi Sekolah Siaga
Tercatat Aceh adalah daerah paling parah Bencana. Pada 2011, Tsunami Disaster
dengan korban manusia menurut laporan Management Research Center (TDMRC)
Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) didukung DRR-A mengembangkan model
sebanyak 123.598 jiwa korbantewas, 113.937 Sekolah Siaga Bencana di sekolah-sekolah
orang hilang dan 406.156 orang mengungsi berbeda di Aceh. Sebagai pengganti dalam
(OCHA, 2005). Menurut Lembaga Ilmu menerapkan pendidikan bencana berbasis
Pengetahuan Indonesia &United Nations kurikulum, TDMRC memulai kegiatan
Educations, Scientifiec and Cultural tersebut dengan pelatihan bencana kepada
Organization (2010) tingginya jumlah korban para guru dan murid-murid sekolah secara
tewas disebabkan tidak adanya sistem terpisah dari mata pelajaran dan jam sekolah
peringatan dini dan kurannya kesiapsiagaan (Adiyoso & Kanegae, 2013, p. 58).
masyarakat. Masyarakat di Banda Aceh tidak Walau pendekatan berbeda dilakukan
memiliki pengalaman tsunami dibandingkan pada pendidikan bencana di sekolah, kedua
masyarakat di Pulau Simeleu dimana korban program tersebut memiliki tujuan sama, yaitu
tewas sebanyak 44 orang, karena masyarakat membangun pengetahuan, kesadaran, dan
Simeleu mendengar cerita tsunami turun- keahlian dalam mendukung sekolah agar
menurun dari leluhur. Hal ini memperjelas mampu mempersiapkan, tanggap terhadap
bencana tidak dapat dipungkiri tetapi bencana dan pulih dari bencana. Sejumlah 28
komunitas dapat mengurangi ataumenghindari sekolah rawan bencana di Kota Banda Aceh
bahaya bencana. Maka pengenalan dan telah mendapatkan binaan dari LIPI,
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) penting UNESCO, TDMRC untuk menjadi Sekolah
dilakukan sedini mungkin melalui pendidikan. Siaga Bencana. Sekolah-sekolah tersebut
diharapkan terus melaksanakan kegiatan dan
64
Idea Nursing Journal Aini, dkk

program PRB berkesinambungan (TDMRC, Data


No F %
2011). Namun, terdapat juga diantara Sekolah demografi
Siaga Bencana tidak berkesinambungan Usia :
melaksanakan program Pengurangan Risiko Dewasa awal
Bencana. Hal tersebut karena pendampingan (25-35 tahun) 32 30,8
Dewasa akhir
Sekolah Siaga Bencana dilakukanlembaga
1 (36 - 45 tahun) 31 29,8
non-pemerintah yang kurang memiliki akses Lansia awal
ke pemerintahan sehingga kegiatan Sekolah (46-55 tahun) 27 26
Siaga Bencana tidak terkoordinasi dengan Lansia akhir
instansi terkait (Khairuddin, Ngadimin, Sari, (56-60 tahun) 14 13,5
Melvina & Fauziah, 2011). Jenis Kelamin:
Berdasarkan Oktari, Shiwaku, Munadi, 2 Laki-laki 14 13,5
Syamsidik dan Shaw (2016, p.4) faktor yang Perempuan 90 86,5
mempengaruhi jaringan kolaborasi komunitas Pekerjaan:
sekolah adalah kepemimpinan, kepercayaan 3 Non-PNS 37 35,6
pribadi, fasilitas dan infrastruktur, sumber PNS 67 64,4
Pendidikan:
pendanaan dan pembangunan kapasitas. Oleh
SMA 2 2,0
karenanya, penting mengevaluasi faktor- D2 2 1,9
faktor internal dan eksternal pada pelaksanaan 4
D3 12 11,5
edukasi Pengurangan Risiko Bencana di S1 86 82,7
Sekolah Siaga Bencana Kota Banda Aceh. S2 2 1,9
Faktor internal meliputi personil berdedikasi,
anggaran dan partisipasi murid sedangkan Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan
faktor eksternal adalah kemitraan sekolah bahwa distribusi responden berdasarkan usia
dengan stakeholder. paling banyak rentang usia dewasa awal (25-
35 tahun) dengan frekuensi 32 orang (30,8%).
METODE Berdasarkan jenis kelamin didominasikan
Penelitian ini adalah deskriptif korelatif oleh perempuan dengan frekuensi 90 orang
dengan desain cross sectional study. (86,5%). Berdasarkan pekerjaan responden
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor- didominasi oleh PNS dengan frekuensi 67
faktor eksternal dan internal pada pelaksanaan orang (64,4%). Berdasarkan pendidikan
edukasi pengurangan risiko bencana di terakhir paling banyak S1 dengan frekuensi
sekolah siaga bencana kota Banda Aceh. 86 orang (82,7%).
Populasi dalam penelitian ini adalah guru
sekolah dasar negeri siaga bencana Banda Tabel 2. Faktor kemitraan sekolah dengan
Aceh sejumlah 134 orang. Teknik stakeholder di Sekolah Dasar
pengambilan sampel menggunakan total No Kategori F %
sampling, dengan jumlah sampel penelitian 1 Kurang 30 28,8
sebanyak 104 orang guru dari Sekolah Dasar 2 Baik 74 71,2
Negeri 7 Banda Aceh, SDN 8 Banda Aceh, Total 104 100
SDN 13 Banda Aceh, SDN 17 Banda Aceh,
SDN 23 Banda Aceh, SDN 31 Banda Aceh, Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
SDN 39 Banda Aceh, dan SDN 48 Banda kemitraan sekolah dengan stakeholder di
Aceh, SDN 49 Banda Aceh dan SDN 70 sepuluh Sekolah Dasar Negeri siaga bencana
Banda Aceh. Kota Banda Aceh berada pada kategori baik
(71,2%).
HASIL PENELITIAN
Pengumpulan data pada penelitian ini Tabel 3. Faktor personil berdedikasi dan
dilakukan dari tanggal 9 - 24 Mei 2017 di anggaran di Sekolah Dasar
sepuluh SDN Siaga Bencana Banda Aceh No Kategori F %
(n=104) Hasil penelitian adalah sebagai 1 Kurang 6 5,8
berikut: 2 Baik 98 94,2
Total 104 100
Tabel 1. Data demografi guru di Sekolah
Dasar
65
Idea Nursing Journal Aini, dkk

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa statistik didapatkan hubungan signifikan


personil dan anggaran di sepuluh Sekolah kemitraan sekolah dengan stakeholder pada
Dasar Negeri siaga bencana Kota Banda Aceh pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
berada pada kategori baik (94,2%). bencana (p=0,000).
Tabel 4. Faktor partisipasi murid di Sekolah Berdasarkan tabel 7 diketahui dari 78
Dasar guru bahwa personil berdedikasi dan
No Kategori F % anggaran berkategori baik dengan
1 Kurang 12 11,5
2 Baik 92 88,5
pelaksanaan edukasi PRB baik pula.
Total 104 100 Hubungan personil berdedikasi dan anggaran
pada pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa bencana di Sekolah Dasar Negeri siaga
partisipasi murid di sepuluh Sekolah Dasar bencana Kota Banda Aceh menunjukkan
Negeri siaga bencana Kota Banda Aceh kekuatan hubungan lemah (r=0,343) dan arah
berada pada kategori baik (88,5%).
hubungan positif artinya semakin baik
Tabel 5. Pelaksanaan edukasi pengurangan personil berdedikasi dan anggaran semakin
risiko bencana di Sekolah Dasar baik pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
No Kategori F % bencana. Hasil uji statistik didapatkan
1 Kurang 25 24 hubungan signifikan antara personil
2 Baik 79 76
berdedikasi dan anggaran dengan pelaksanaan
Total 104 100
edukasi pengurangan risiko bencana
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa (p=0,000).
pelaksanaan edukasi pengurangan risiko Pada tabel 8 diketahui dari sejumlah 75
bencana di sepuluh Sekolah Dasar Negeri guru bahwa partisipasi murid baik dengan
siaga bencana Kota Banda Aceh berada dalam pelaksanaan edukasi PRB baik pula.
kategori baik (76%). Hubungan partisipasi murid dengan
Berdasarkan tabel 6 diketahui dari 68 pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
orang guru bahwa kemitraan sekolah dengan bencana di Sekolah Dasar Negeri siaga
stakeholder berkategori baik pada bencana Kota Banda Aceh menunjukkan
pelaksanaan edukasi PRB baik pula. kekuatan hubungan lemah (r=0,360) dan arah
Hubungan kemitraan sekolah dengan hubungan positif artinya semakin baik
stakeholder pada pelaksanaan edukasi partisipasi murid semakin baik pelaksanaan
pengurangan risiko bencana di Sekolah Dasar edukasi pengurangan risiko bencana. Hasil uji
Negeri siaga bencana Banda Aceh statistik didapatkan ada hubungan yang
menunjukkan kekuatan hubungan sedang signifikan antara partisipasi murid dengan
(r=0,586) dan arah hubungan positif artinya pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
semakin baik kemitraan sekolah dengan bencana di Sekolah Dasar Negeri Siaga
stakeholder semakin baik pelaksanaan Bencana (p=0,000).
edukasi pengurangan risiko bencana. Hasil uji

Tabel 6. Hubungan faktor kemitraan sekolah dengan stakeholder pada pelaksanaan edukasi
pengurangan risiko bencana di Sekolah Dasar

Pelaksanaan edukasi PRB


Kemitraan Sekolah dengan Total α P-value
No Kurang Baik
Stakeholder
F % F % F %
1 Kurang 19 63,3 11 36,7 30 100
0,586 0,000
2 Baik 6 8,1 68 91,9 74 100
Total 25 24,0 79 76,0 104 100

66
Idea Nursing Journal Aini, dkk

Tabel 7. Faktor personil berdedikasi dan anggaran pada pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
bencana di Sekolah Dasar

Pelaksanaan edukasi PRB


Personil berdedikasi dan Total α P-value
No Kurang Baik
anggaran
F % F % F %
1 Kurang 5 83,3 1 16,7 6 36,4
0,343 0,00
2 Baik 20 20,4 78 79,6 98 63,6
Total 25 24,0 79 76,0 104 100
berbagai pihak untuk mendukung pelaksanaan
pengurangan risiko bencana di sekolah. Ada
PEMBAHASAN dukungan dari Dinas Pendidikan di
Hubungan Kemitraan Sekolah dan wilayahnya, serta keterlibatan dukungan
Stakeholder dengan Pelaksanaan Edukasi terus-menerus dari BPBD, Dinas PU, Kanwil
Pengurangan Risiko Bencana Kemenag dan organisasi terkait PRB,
Faktor kemitraan sekolah dengan termasuk dalam proses pemantauan dan
stakeholder yang ditunjukkan pada tabel 2 evaluasi sekolah (Kemendikbud-UNICEF,
diperoleh hasil bahwa 74 orang (71,2%) dari 2015, p.17).
104 responden menunjukkan kemitraan Manajemen Bencana di Sekolah
sekolah dengan stakeholder pada pelaksanaan ditentukan melalui pihak-pihak berwenang di
edukasi pengurangan risiko bencana di SDN sektor pendidikan tingkat nasional, provinsi,
siaga bencana Kota Banda Aceh dengan kabupaten/ kota dan di tingkat komunitas
kategori baik. Pada tabel 6 dihasilkan bahwa sekolah (termasuk peserta didik dan orang tua
hubungan kemitraan sekolah dengan peserta didik), bekerja sama dengan mitra di
stakeholder pada pelaksanaan edukasi bidang manajemen bencana, untuk menjaga
pengurangan risiko bencana di SDN siaga lingkungan belajar yang aman serta
bencana Kota Banda Aceh menunjukkan merencanakan kesinambungan pendidikan
kekuatan hubungan sedang (r=0,586) dan arah pendidikan baik di masa tidak ada bencana
korelasi positif. Hasil uji statistik didapatkan maupun di saat terjadi bencana, sesuai dengan
hubungan bermakna (p=0,000). standar internasional (Kemendikbud-
Sekolah sebagai suatu sistem pelayanan UNICEF, 2015).
pedagogis bagi peserta didik berperan untuk Hasil penelitian yang memperkuat
mengajak pemangku kepentingan penelitian ini adalah studi kasus pada SDN
(stakeholders) untuk bekerja sama Cirateun dan Sekolah Dasar Negeri Padasuka
meningkatkan mutu sekolah, khususnya 2 Kota Bandung yang dilakukan oleh Pribadi
berkenaan dengan implementasi strategi PRB & Yuliawati dalam Kemendikbud-UNICEF,
(Kemendikbud-UNICEF, 2015, p.17). (2015) menjelaskan bahwa komite sekolah,
Pelaksanaan PRB di sekolah dilakukan secara sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan
struktural maupun non-struktural yang berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
bertujuan untuk mewujudkan budaya dengan memberikan pertimbangan, arahan
kesiapsiagaan dan keselamatan apabila terjadi dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,
bencana di sekolah. Pelaksanaan PRB di serta pengawasan pelaksanaan PRB di
sekolah dapat dilakukan salah satunya melalui sekolah bersangkutan. Pengetahuan orang tua
pembangunan kemitraan dan jaringan siswa mengenai siaga bencana gempa bumi
Tabel 8. Faktor partisipasi murid pada pelaksanaan edukasi pengurangan risiko bencana di Sekolah
Dasar
Pelaksanaan edukasi PRB
Partisipasi Total α P-value
No Kurang Baik
murid
F % F % F %
1 Kurang 8 66,7 4 33,3 12 100
0,360 0,00
2 Baik 17 18,5 75 81,5 92 100
Total 25 24,0 79 76,0 104 100

67
Idea Nursing Journal Aini, dkk

dalam proses pembelajaran siswa di sekolah mengembangkan rencana manajemen bencana


tidak bisa terlepas dari pembelajaran siswa di sekolah. (Kemendikbud-UNICEF, 2015, p.22;
rumah. Agar siswa dapat memahami GADRRRES dan UNISDR, 2017).
pendidikan siaga bencana dengan baik Hasil penelitian yang memperkuat
tentunya tidak lepas dari dukungan orangtua penelitian ini adalah penelitian oleh Amri, et
siswa. al (2016) mengenai tantangan dan
Berdasarkan hasil penelitian rekomendasi meningkatkan edukasi
menjelaskan bahwa, kemitraan sekolah pengurangan risiko bencana di Indonesia
dengan stakeholder pada pelaksanaan edukasi menujukkan salah satu faktor pendukung
pengurangan risiko bencana di SDN siaga pelaksanaan PRB adalah memiliki personil
bencana Banda Aceh berada pada kategori berdedikasi dan anggaran untuk
baik. Hubungan motivasi dan kreativitas pada melaksanakan pendidikan PRB. Namun,
pelaksanaan edukasi Pengurangan Risiko karena PRB sudah terintegrasi dalam
Bencana di SDN siaga Bencana Banda Aceh kurikulum, seharusnya tidak ada alasan bagi
menunjukkan hubungan sedang dan bermakna guru untuk tidak menerapkan pendidikan
dengan arah korelasi positif dengan p value PRB, bahkan ketika ada kekurangan dana. Di
0,000. Hal ini berdasarkan hasil kuesioner, sisi lain, kurangnya dana mempengaruhi
sekolah memiliki kerjasama dengan pihak kegiatan PRB seperti sekedar mengajar PRB
terkait bencana setempat (desa dan kepada siswa.
kecamatan) serta koordinasi penanggulangan Berdasarkan hasil penelitian
bencana di Kota. Selain itu, sekolah juga menjelaskan bahwa, personil berdedikasi dan
memperoleh dukungan dari Dinas Pendidikan anggaran pada pelaksanaan edukasi
dan Kebudayaan, komite sekolah, orangtua pengurangan risiko bencana di Sekolah Dasar
murid dan TDMRC meskipun hanya sebagian Negeri siaga bencana Banda Aceh berada
besar (80%) sekolah yang memperoleh pada kategori baik. Hubungan personil
dukungan berkelanjutan hingga saat ini. berdedikasi dan anggaran dengan pelaksanaan
Hubungan Personil Berdedikasi dan edukasi Pengurangan Risiko Bencana di
Anggaran dengan Pelaksanaan Edukasi Sekolah Dasar Negeri siaga bencana kota
Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Banda Aceh menunjukkan korelasi lemah dan
Dasar Negeri Siaga Bencana Kota Banda bermakna dengan arah korelasi positif dengan
Aceh p value 0,000. Hal tersebut berdasarkan hasil
Faktor personil berdedikasi dan kuesioner, adanya komitmen dari kepala
anggaran yang ditunjukkan pada tabel 3 sekolah, staf/pegawai dan guru dalam
diperoleh hasil bahwa 98 orang (94,2%) dari melaksanakan edukasi pengurangan risiko
104 responden menunjukkan faktor personil bencana seperti guru memberikan materi
berdedikasi dan anggaran pada pelaksanaan terkait kebencanaan disela-sela pelajaran
edukasi pengurangan risiko bencana di SDN sekolah. Hasil uji kuesioner menunjukkan
siaga bencana Kota Banda Aceh kategori berdasarkan perspektif guru, sekolah penting
baik. Pada tabel 7 dihasilkan bahwa hubungan mengalokasikan dana untuk pelaksanaan
personil berdedikasi dan anggaran dengan edukasi pengurangan risiko bencana. Namun
pelaksanaan edukasi pengurangan risiko dana bukanlah hal utama yang diperlukan
bencana di SDN siaga bencana Kota Banda dalam melaksanakan edukasi pengurangan
Aceh menunjukkan kekuatan hubungan lemah risiko bencana.
(r=0,343) dan arah hubungan positif. Hasil uji Hubungan Partisipasi Murid dengan
statistik didapatkan hubungan bermakna Pelaksanaan Edukasi Pengurangan Risiko
(p=0,000). Bencana di Sekolah Dasar Negeri Siaga
Tantangan dalam mengintegrasikan Bencana Kota Banda Aceh
upaya PRB ke dalam sistem pendidikan salah Faktor partisipasi yang ditunjukkan
satunya adalah terbatasnya sumber daya pada tabel 4 diperoleh hasil bahwa 92 orang
(tenaga, biaya dan sarana). Sebuah paket (88,5%) dari 104 responden menunjukkan
komprehensif sekolah yang aman faktor partisipasi murid pada pelaksanaan
membutuhkan dana tambahan. Ini termasuk edukasi pengurangan risiko bencana di SDN
intervensi lain seperti perkuatan gedung siaga bencana Kota Banda Aceh kategori
sekolah, simulasi bencana, pelatihan guru, baik. pada tabel 8 dihasilkan bahwa hubungan
mengundang ahli untuk sekolah, dan partisipasi murid dengan pelaksanaan edukasi
68
Idea Nursing Journal Aini, dkk

pengurangan risiko bencana di SDN siaga berada pada kategori baik. Hal ini
bencana Kota Banda Aceh menunjukkan berdasarkan hasil kuesioner murid membaca
kekuatan hubungan lemah (r=0,360) dan arah materi bencana, mengikuti penjelasan guru
hubungan positif. Hasil uji statistik mengenai bencana, bertanya pada guru jika
didapatkan hubungan bermakna (p=0,000). kurang jelas terkait bencana, dan mengikuti
Menurut International Strategy Disaster pelatihan bencana yang diadakan sekolah
Reduction (2005) dalam program meskipun pelatihan/simulasi tersebut tidak
pengurangan risiko bencana berbasis sekolah terjadwal. Hubungan partisipasi murid dengan
bertujuan untuk menciptakan sekolah yang pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
siaga terhadap bencana. Agar hal tersebut bencana di Sekolah Dasar Negeri siaga
tercapai pendidikan PRB berusaha bencana Banda Aceh menunjukkan hubungan
membangun pemahaman komunitas sekolah lemah dan bermakna, arah korelasi positif
tentang sifat, penyebab, dan dampak dari dengan p value 0,000. Hal ini berdasarkan
bahaya. Pendidikan PRB juga mendorong hasil kuesioner, murid berpartisipasi sebagai
berbagai kompetensi dan keterampilan subjek yang menerima edukasi pengurangan
komunitas sekolah untuk dapat berkontribusi risiko bencana. Bukan sebagai subjek
secara proaktif dalam kesiapsiagaan dan pelaksana edukasi pengurangan risiko
mitigasi bencana sehingga dapat tercipta bencana.
komunitas sekolah yang siaga dan memiliki
keterampilan dalam hal penyelamatan. DAFTAR PUSTAKA
Kegiatan pembelajaran dilakukan Adiyoso, W., & Kanagae, H. (2013).
secara interaktif, inspiratif menyenangkan, Efektifitas dampak penerapan
menantang, memotivasi peserta didik untuk pendidikan kebencanaan di sekolah
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang terhadap kesiapsiagaan siswa
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan menghadapi bencana tsunami di Aceh,
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan Indonesia. Indd, 29, 58-66.
perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Kegiatan ini dilakukan secara Amri, A., Bird, D. K., Ronan, K., Haynes, K.,
sistematis dan sistemik melalui proses Towers, B. (2016). Disaster risk
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi reduction education in Indonesia:
(Kemendikbud-UNICEF, 2015, p.31). Challenges and recommendations for
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk Scaling up. Natural Hazard and Earth
memberikan pengalaman belajar yang System Sciences. Doi: 10.5194/ nhess-
melibatkan proses mental dan fisik melalui 2015-344,2016.
interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar BAPPENAS. (2016). Data statistik. Retrieved
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi from www.bappenas.go.id
dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan BNPB. (2016, November 30). 2.342 Kejadian
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan bencana selama 2016, rekor baru.
berpusat pada peserta didik. Pengalaman Retrieved from
belajar memuat kecakapan hidup yang perlu https://www.bnpb.go.id/home/detail/32
dikuasai peserta didik. (Kemendikbud- 33/2.342-Kejadian-Bencana-Selama-
UNICEF, 2015, p.28). 2016,-Rekor-Baru-
Menurut Daud, Sari, Milfayetty dan
Dirhamsyah (2014) bahwa pelatihan siaga Daud, R., Sari, S. A., Milfayetty, S.,
bencana perlu dikembangkan mulai dari Dihamsyah. M. (2014). Penerapan
tingkat pendidikan dasar untuk membangun pelatihan siaga bencana dalam
budaya keselamatan dan ketahanan, termasuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
didalamnya ketahanan dan keselamatan para tindakan komunitas SMA Negeri 5
murid dan guru. Banda Aceh. Jurnal Ilmu Kebencanaan
Berdasarkan hasil penelitian (JIKA). Banda Aceh: Universitas Syiah
menjelaskan bahwa, partisipasi murid pada Kuala.
pelaksanaan edukasi pengurangan risiko
bencana di SDN siaga bencana Banda Aceh
69
Idea Nursing Journal Aini, dkk

GADRRRES & UNISDR. (2017). resiliense to disaster. Prosiding 10th


Comprehensive school safety-a global AIWEST-OR Banda Aceh : TDMRC-
framework in support of the global Unsyiah
alliance for disaster risk reduction and
resilience in the education sector and Pereznito, Paola., Hardity, J. H. (2013).
the worldwide initiative for safe school, Investing in youth in international
in preparation for the 3rd U.N World development policy. London : Overseas
Conference on Disaster Risk Development Institute.
Reduction.
Reyes, L. M., Diopenes, V. E., Co, R., Beje,
Kementrian Pendidikan Nasional dan P. (2011). Disaster resilience starts
BAPPENAS. (2010). Strategi with young: Mainstreaming disaster
pengarusutamaan pengurangan risiko risk reduction in the school curriculum
bencana di sekolah. Jakarta: Direktorat 2011. Jakarta: ASEAN Secretariat.
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah. Seyle, D. C., Widyatmoko, C. S., Silver, R. C.
(2013). Coping with natural disaster in
Kemendikbud-UNICEF. (2015). Pendidikan Yogyakarta, Indonesia: A studi of
pencegahan dan pengurangan risiko elementary school teachers. School
bencana, modul 3 pilar 3. Jakarta: Psychology International, 34(4), 387-
Sekretariat Jendral Kemendikbud. 404. Doi: 10.1177/0143034312446889.

Khairuddin, Ngadimin, Sari, S.A, Melviana, Tsunami Disaster Mitigation Research Center.
dan Fauziah, T. 2011. Dampak (2012). Laporan tahunan. Banda Aceh:
pelatihan pengurangan risiko bencana TDMRC-Unsyiah.
terhadap kesiapsiagaan komunitas
sekolah (Studi kasus Calang, Aceh
Tengah, dan Pidie Jaya). TDMRC-
Unsyiah. ISSN 2088-4532, 58-65.

Konsorsium Pendidikan Bencana Indonesia.


(2011). Kerangka kerja sekolah siaga
bencana. Jakarta.

LIPI-UNESCO/ISDR. (2006). Kajian


kesiapsiagaan masyarakat dalam
mengantisipasi bencana gempa bumi
dan tsunami. Jakarta: Deputi
Pengetahuan Kebumian LIPI.

LIPI dan UNESCO. (2010). Cerita dari Aceh:


Membangun kapasitas dan sekolah
siaga bencana. Jakarta: LIPI &
UNESCO.

OCHA. (2005). Ocha situation report No. 29


earthquake and tsunami Indonesia,
Srilanka, Maldives, and Thailand.
Geneva.

Oktari, R. S., Shiwaku, K., Munadi, K.,


Syamsidik., Shaw, R. (2016).
Exploring the existing school
community network and enabling
environtment in enharcing community
70

Anda mungkin juga menyukai