Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG LUKA SECTIO

CAESAREA DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST SECTIO


CAESAREA DI RUANG MERPATI RSUD IDAMAN KOTA
BANJARBARU

Nama : Ayu Wulandari

Nim :16.20.2641

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2018-2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melahirkan merupakan fungsi yang bersifat fisiologis. Persalinan
dapat terjadi secara normal ataupun lewat operasi yang sering dikenal
dengan sectio caesarea (SC). Sectio caesarea merupakan prosedur bedah
untuk melahirkan janin dengan insisi melalui abdomen dan uterus (Liu,
2008). Saat ini sectio caesarea sudah menjadi sesuatu yang umum. Indikasi
dilakukannya sectio caesarea adalah indikasi yang berasal dari ibu yaitu:
disporposi kepala panggul, disfungsi uterus, plasenta previa (Jitowiyono,
2012) letak lintang, trauma jalan lahir, solusio plasenta,
preeklamsi/eklamsi dan infeksi intrapartum (Nugroho, 2012). Sedangkan
indikasi yang berasal dari janin yaitu: janin besar, gawat janin, letak
lintang (Jitowiyono dkk, 2012).
Persalinan melalui operasi sesar semakin meningkat tiap tahunnya.
Iming-iming anti-sakit membuat banyak orang tertarik untuk melakukan
operasi sesar saat persalinan. Penelitian terbaru menunjukkan tingkat
kelahiran lewat bedah sesar meningkat hampir dua kali lipat dari tahun
2000 hingga 2015. Pada tahun 2000, tercatat penggunaan metode sesar
sebanyak 12 persen dari total kelahiran menjadi 21 persen pada 2015.
Studi yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet ini dilakukan
dengan menganalisis data 169 negara yang dimiliki WHO dan UNICEF.
Penelitian menemukan 60 persen negara menggunakan metode sesar
secara berlebihan. Sedangkan, sebanyak 25 persen negara tak bisa
melakukannya sesuai kebutuhan. Penelitian ini menyimpulkan,
penggunaan operasi sesar dalam kasus medis sering kali diabaikan.
Setidaknya di 15 negara, lebih dari 40 persen bayi lahir menggunakan cara
operasi sesar. Tertinggi, sebanyak 58,1 persen terjadi di Republik
Dominika. Padahal, para ahli memperkirakan bahwa hanya 10-15 persen
kelahiran secara medis yang memerlukan penanganan operasi sesar karena
komplikasi seperti perdarahan, hipertensi, atau posisi bayi tidak normal.
Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan kelahiran dengan metode
operasi sesar sebesar 9,8 persen dari total 49.603 kelahiran
sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2013, dengan proporsi tertinggi
di DKI Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%).
Secara umum pola persalinan melalui operasi sesar menurut karakteristik
menunjukkan proporsi tertinggi pada kuintil indeks kepemilikan teratas
(18,9%), tinggal di perkotaan (13,8%), pekerjaan sebagai pegawai (20,9%)
dan pendidikan tinggi/lulus PT (25,1%).
Persalinan ibu secara Caesar menduduki urutan keempat di RSUD
Moch Ansari Saleh . pada tahun 2015, kasus operasi Caesar berjumlah 282
kasus, sementara pada 2016 kasusnya meningkat jauh menjadi 580 kasus
atau terpaut 298 kasus.
Sectio caesarea merupakan tindakan pembedahan dimana terdapat
luka akibat insisi. Luka insisi sectio caesarea dikategorikan sebagai luka
bersih. Sebelum sembuh secara sempurna luka insisi melewati tiga tahap
(Potter & Perry, 2005) yaitu fase inflamasi, fase proliferasi (regenerasi),
fase maturasi (remodeling), masing-masing fase mempunyai ciri khas
tersendiri.
Luka sectio caesarea dapat sembuh dan juga dapat terjadi infeksi.
Infeksi merupakan salah satu penyebab kematian ibu (Manuaba, 2008).
Data dari Depkes RI (2009) infeksi luka operasi mencapai 11%. Agar luka
sectio caesarea dapat sembuh secara sempurna terdapat berbagai faktor
yang mempengaruhi penyembuhan luka operasi seperti umur, nutrisi,
vaskularisasi, anemia, status imunologi, kadar gula darah tinggi, obesitas
(Potter & Perry, 2005).
Menurut hasil penelitian Widyasari bahwa terdapat pengaruh
kecukupan nutrisi dan cairan ibu post sectio caesarea terhadap
penyembuhan luka jahitan post sectio caesarea. Ibu post sectio caesarea
juga perlu melakukan mobilisasi secara bertahap dimana berdasarkan
penelitian Cristina dan Cristanti yaitu ada hubungan antara mobilisasi dini
dengan peningkatan kesembuhan luka pada pasien post sectio caesarea.
Ibu post operasi sectio caesarea juga perlu menjaga kebersihan area luka
insisi.Dimana bila kebersihan kurang maka akan menghambat proses
penyembuhan luka.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu, pengetahuan adalah
pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau orang lain. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoatmojo, 2005). Pengetahuan dipengaruhi oleh
berbagai faktor baik faktor internal (pendidikan, pekerjaan, umur) maupun
faktor eksternal (lingkungan, sosial budaya).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan yang telah peneliti
lakukan maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu “Adakah
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Luka Sectio Caesarea dengan
Penyembuhan Luka Post Sectio Caesare.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang luka post Sectio
caesarea dengan penyembuhan luka post section caesarea
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang luka sectio caesarea
b. Mengidentifikasi penyembuhan luka post sectio caesarea
c. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu tentang luka sectio
caesarea dengan penyembuhan luka post sectio caesarea.

D. Mamfaat penelitian
1. Bagi Rumah Sakit/Masyarakat
Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun materi pembelajaran
kepada mahasiswa dengan menggunakan hasil penelitian.
3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai sumber untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan
ilmu di bidang kesehatan khususnya ilmu keperawatan.
4. Bagi Peneliti
Agar peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
sebagai seorang perawat sehingga dapat dapat memberikan asuhan
keperawatan yang tepat pada pasien.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.2
Keaslian penelitian
No. Penulis/judul Metode Hasil
1. Hubungan antara Jenis penelitian yang Ada hubungan yang
tingkat pengetahuan digunakan adalah signifikan antara
dan sikap ibu post observasional analitik pengetahuan ibu post
partum dengan dengan tujuan untuk partum dengan
pelaksanaan menemukan ada atau pelaksanaan mobilisasi dini
mobilisasi dini di rsud tidak adanya hubungan di RSUD Syekh Yusuf
syekh yusuf gowa pengetahuan dan sikap Gowa tahun 2016 yaitu
tahun 2016 ibu post partum dengan nilai p (0,000) <α (0,05)
pelaksanaan mobilisasi maka Ha diterima dan Ho
dini dengan metode ditolak artinya dengan
pendekatan tingkat pengetahuan yang
cross sectional yaitu baik maupun rendah dapat
pengukuran variabel menjadi factor paling
independen dan penting dalam mewujudkan
dependen diteliti secara pelaksanaan mobilisasi dini
bersamaan dalam satu pasca persalinan.
waktu.

Anda mungkin juga menyukai