Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN/LOG BOOK

1. Tindakan keperawatan yang dilakukan: melakukan pemasangan okigen simple mask


2. Nama klien :Ny.A
3. Diagnosa medis : Cedera kepala berat

4. Diagnosa keperawatan:
1. ketidak efektifan bersihan jalan nafas b/d adanya darah yang tertahan
2. ketidak efektifan pola nafas b/d disfungsi neuromuskular
3. resiko syok hipovolemik b/d mual, muntah
4. kerusakan integritas jeringan b/d trauma langsung
5. Justifikasi tindakan :
Cedera kepala yang terjadi langsung akibat trauma kepala di sebut cedera kepala
primer. Proses lanjutan yang sering terjadi adalah gangguan suplai untuk sel yaitu oksigen
dan nutrien, terutama glokosa Maka fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya
oksigen dan glokosa. Meskipun otak hanya seberat 2% dari curah jantung. Sebagian besar
yakni 80% dari glokosa dan oksigen tersebut dikonsumsi oleh subtansi. Kekurangan
oksigen dapat terjadi karena berkurangnya oksigenasi darah akibat kegagalan fungsi paru,
atau karena aliran darah otak menurun, misalnya akibat syok. Karena itu pada cedera
kepala harus dijamin bebasnya jalan nafas, gerakan nafas yang adekuat hemodinamik
tidak terganggu sehingga oksigenasi tubuh cukup. Gangguan metabolisme jaringan otak
akan menyebabkan edem yang mengakibatkan hernia melalui foramen tentorium,
foramen magnum, atau herniasi dibawah falks serebrum. Jika terjadi herniasi pada
jaringan otak maka akan mengalami iskemik sehingga dapat menimbulkan nekrosis atau
perdarahan yang menimbulkan kematian. Pada kasus Ny.A. Pemberian oksigen melalui
masker sederhana dan posisi kepala 30° merupakan tindakan yang tepat pada klasifikasi
cedera kepala untuk melancarkan perfusi oksigen ke serebral sehingga membantu
peningkatan status kesadaran, sehingga di lalukan pemasangan oksigen simple mask
untuk memesukkan oksigen tambahan dari luar ke peru peru melalui saluran
pernafasangan menggunakan alat sesuai kebutuhan. Untuk pemasukan terapi O2
merupakan salah satu terapi pernafasan untuk mempertahankan oksigen, terapi ini
merupakan suatu terminologi yang di berikan pada pasien tertentu seperti pasien cedera
kepala. Oksigen ini di berikan untuk meringankan gejala penyakit dasar. Pada terapi ini
oksigen yang di berikan konsentrasi nya harus lebih tinggi dari pada udara atmosfer atau
fraksi oksigen lebih dari 21% pemberian oksigen ini dapat di lakukan dengan memasang
nasal atau masker ke saluran pernafasan pasien lalu menghubungkan dengan tabung
oksigen. Pada pemberian oksigen melalui simple mask dapat di berikan 5-8 liter / menit.
Pemberian oksigen ini di berikan pada pasien keadaan gawat, misal pada pasien koma
tidak dapat mempertahankan sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami
penurunan oksigenasi, jika tidak di berikan oksegin seperti kasus cedera kepala maka
pasien akan mengalami gagal nafas sehingga akan memperburuk keadaan pasien.
6. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
1) Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
b. Menyiapkan lingkungan yang aman untuk klien
c. Menjaga privasi klien
d. Persiapan alat
e. Prosedur pelaksanaan
2) Tahap pra interaksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
3) Tahap orientasi
a. Memberi salam pada klien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaaan
c. Menanyakan kesiapan klien
4) Tahap kerja
a. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
b. Atur posisi klien yang nyaman (semifowler).
c. Atur peralatan oksigen dengan humidiflier dengan aliran oksigen yang rendah
d. Pasang simple Mask
e. Alirkan selang oksigen sesuai yang diinginkan.
5) Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Membereskan alat-alat
c. Berpamitan dengan pasien
d. Mencuci tangan
e. Dokumentasi
7. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibaat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya:
Indikasi : Diberikan pada pasien yang membutuhkan terapi oksigen jangka pendek
dengan konsentrasi rendah sampai sedang. Pemberian O2 adalah kerusakan jaringan
O2 yang di ikuti gangguan metabolisme dan sebagai bentuk hipoksemia, secara
umum pada :
a) Kadar oksigen arteri (Pa O2) menurun
b) Kerja pernafasan meningkat( laju nafas mmeningkat, bernafas dengan otot
berlebihan)

Kontra indikasi : Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi,
Pasien dengan keterbatasan, jalan nafas yang berat dengan keluhann utama dispnea.

8. Tujuan tindakan tersebut dilakukan:


a. Mengatasi keadaan hipoksemia
b. Menurunkan kerja pernafasan
c. Menurunkan beban kerja otot Jantung (miokard)
9. Hasil yang didapat dan maknanya :
Setelah dilakukan pemasangan oksigen simple mask dihararapkan frekuensi nafas 22
x/ menit, suara nafas vesikuler, tidak terdapat suara nafas tambahan. Sistem
humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup yang berlubang besar.
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih besar daripada kanul nasal ataupun kateter
nasal ,dapat diberikan juga pada pasien yang mendapatkan terapi aerosol.

10. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/ diagnosa tersebut. (mandiri dan kolaborasi):
Untuk mengatasi masalah pada kasus cedera kepala di lakukan tindakan keperawatan
dengan melakukan pemasangan oksigen melalui simple mask untuk untuk
meringankan gejala penyakit dasar, dan untuk meningkatkan kualitas hidup, jika tidak
di berikan oksegin seperti kasus cedera kepala maka pasien akan mengalami gagal
nafas sehingga akan memperburuk keadaan pasien

Anda mungkin juga menyukai